iklan

Materi Gerakan Literasi Nasional

Salam Pendidikan,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya sebagai admin blog ini. Akan mengulas artikel berkaitan ihwal Gerakan Literasi Nasional. Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bertujuan memberikan pengetahuan fundamental bagi anda rekan pendidik serta orangtua penerima didik yang bersinggungan pribadi dengan penerima didik.
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya sebagai admin blog ini Materi Gerakan Literasi Nasional
gerakan literasi nasional

Dengan adanya buku materi gerakan literasi ini akan membantu pihak-pihak yang berwenang dalam gerakan literasi nasional ini. Sebagi satuan pendidikan tentunya sekolah mempunyai kiprah penting. Tidak ketinggal sebagai orangtuan juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya. 

Secara umum terdapat 6 literasi dasar yang harus di kuasai oleh guru dan penerima didik antara lain sanggup diuraikan sebagai berikut:

1.  Literasi Baca Tulis
Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita kuasai ialah literasi baca-tulis. Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan mempunyai kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempunyai kemampuan baca-tulis, seseorang sanggup menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diharapkan biar sanggup bertahan hidup dengan baik.

Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Ketika mendapatkan resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter. Jika salah, tentu balasannya bisa fatal. Kemampuan membaca yang baik tidak sekadar bisa lancar membaca, tetapi juga bisa memahami isi teks yang dibaca. Teks yang dibaca pun tidak hanya katakata, tetapi juga bisa berupa simbol, angka, atau grafik. 

2. Literasi Numerasi
Literasi numerasi ialah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) memakai aneka macam macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan problem mudah dalam aneka macam macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam aneka macam bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) kemudian memakai interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Secara sederhana, numerasi sanggup diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat
di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap memakai keterampilan matematika secara mudah untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, contohnya grafik, bagan, dan tabel.

3. Literasi Sains
Literasi sains sanggup diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk bisa mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil final berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). National Research Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains ialah ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.

4. Literasi Finansial
Literasi finansial ialah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman ihwal konsep dan risiko, keterampilan biar sanggup membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan sanggup berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan pemfokusan mengenai pentingnya inklusi finansial sebagai pecahan yang tidak terpisahkan dari literasi finansial. Pengertian inklusi finansial sendiri ialah sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan sistem keuangan formal untuk semua individu. Materi Literasi Finansial

5. Literasi Digital
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan memakai informasi dalam aneka macam bentuk dari aneka macam sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.Bawden (2001) memberikan pemahaman gres mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. Literasi komputer berkembang pada dekade 1980-an, ketika komputer mikro semakin luas dipergunakan, tidak saja di lingkungan bisnis, tetapi juga di masyarakat. Namun, literasi informasi gres menyebar luas pada dekade 1990-an manakala informasi semakin gampang disusun, diakses, disebarluaskan melalui teknologi informasi berjejaring. Dengan demikian, mengacu pada pendapat Bawden, literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.

a. Internet untuk Guru

Peran Guru Terhadap TIK dalam Pendidikan
Dengan memakai teknologi maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam menjalankan tugasnya dalam mengajar, maka proses berguru mengajar akan lebih menarik sehingga siswa akan termotivasi dengan tampilan mengajar memakai gambar atau animasi materi pelajaran yang akan membuat siswa cepat memahami dam lebih mendalami materi.

Guru akan dengan gampang menggali informasi lebih ihwal materi yang akan disampaikan kepada para siswanya, jikalau sudah menguasai teknologi informasi dan komunikasi guru akan lebih menyebarkan materi ajarnya melalui internet. Didukung dengan teknologi, kelas akan lebih aman dan terkontrol. Membuat guru lebih hening dan nyaman dalam memberikan materinya. Materi Internet untuk Guru

Dengan begitu, guru akan lebih cerdik dalam menentukan media yang cocok untuk mata pelajaran yang lebih efektif, efisien, dan sanggup gampang dipahami. Dan guru sanggup memanfaatkan akomodasi yang ada ibarat wifi, komputer, internet, intranet.

b. Internet untuk Orang Tua

Anak “Zaman Now” yang lebih pandai dari orang tuanya.
Generasi zaman now makin lihai dalam berselancar di internet melebihi para orang tuanya. Mengakali filter (penyaringan) dan settingan history ialah agresi yang harus diwaspadai. Orang bau tanah dalam hal ini harus sering-sering menambah wawasan biar tidak dilangkahi bawah umur mereka sendiri.

Anak inginkan kebebasan
Anak yang menginjak usia remaja umumnya menginginkan privasi, mencari kepribadian yang berbeda dan berusaha untuk diterima. Hal ini ialah pecahan dari proses menuju kedewasaan. Kadangkala orang bau tanah ‘datang’ di dikala yang dirasa tidak sempurna dikala berurusan dengan kebebasan dan keamanan berinternet. Orang bau tanah sebaiknya bisa mencari celah yang sempurna dan waktu yang pas biar bawah umur tidak merasa terlalu dikontrol dan diperlakukan overprotective, akan tetapi tidak melepaskan pengawasannya, tidak dilangkahi bawah umur mereka sendiri.

Dunia user-generated content
Di jagad user-generated content, mereka yang terkoneksi dengan internet, termasuk anak-anak, bisa membuat bermacam-macam konten sendiri. Mereka bisa memposting dan mendapatkan foto, stream video, serta menulis dan membaca hal-hal yang bisa dilihat siapapun mempunyai susukan ke internet. Bahayanya, merekapun bisa mendapatkan informasi tanpa editan dan saringan. Membantu bawah umur berpikir kritis akan apa yang mereka posting, baca dan lihat di internet ialah langkah yang penting. 

6. Literasi Budaya dan Kewargaan
bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan ialah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai pecahan dari suatu budaya dan bangsa.

Literasi budaya dan kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di periode ke-21. Indonesia mempunyai bermacam-macam suku bangsa, bahasa, kebiasaaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial. Sebagai pecahan dari dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan dan perubahan global. Oleh sebab itu, kemampuan untuk mendapatkan dan beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang mutlak. Materi Literasi Budaya dan Kewargaan

Semoga artikel saya berkaitan dengan materi gerakan literasi nasional dan membantu mensukseskan gerakan literasi nasional.

Sumber : http://gln.kemdikbud.go.id/



Sumber http://rintokusmiran.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Materi Gerakan Literasi Nasional"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel