Pemeriksaan Semen Secara Makroskopik
Penanganan Semen Hewan
Saat ini sangat penting untuk diketahui, bahwa salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan untuk mengevaluasi semen yaitu waktu. Percepatan penilaian tersebut sangat erat kaitannya dengan kualitas semen, semoga sesudah prosesing baik untuk semen cair maupun semen beku spermatozoanya masih memiliki daya fertilitas yang tinggi.
Evaluasi semen yang terbaik untuk mendapat hasil optimal melalui dua cara, yaitu (1) penilaian secara makroskopik, dan (2) penilaian secara mikroskopik. Evaluasi makroskopik yaitu investigasi awal semen yang gres saja dikoleksi dilakukan dengan kasat mata, sedangkan penilaian secara mikroskopik yaitu penilaian lanjut dengan mengambil pola semen memakai alat mikroskop.
Untuk mendapat hasil yang optimal dalam mengevaluasi semen, maka begitu semen diperoleh harus pribadi dievaluasi secara makroskopik. Setelah itu secepat mungkin pribadi diambil pola semen untuk dievaluasi secara mikroskopik.
Evaluasi semen yang dilakukan harus sanggup memperlihatkan citra secara total ihwal kualitas semen, mulai dari volume semen sampai motilitas spermatozoa. Evaluasi tersebut sangat penting untuk menaksir kinerja reproduksi pejantan secara kasar, dan yang lebih penting lagi yaitu hasil penilaian sanggup dipakai sebagai aliran dalam memilih kadar pengenceran semen.
Untuk penilaian semen diharapkan tenaga yang terampil dan terlatih, alasannya yaitu sebagian besar sifat evaluasinya yaitu pendugaan. Pengetahuan ihwal teknik penilaian harus dipelajari secara secama dan teliti, sehingga sesudah mengerjakannya berkali-kali maka kemampuan pemeriksa (evaluator) meningkat dan beliau sanggup menjadi tenaga terampil.
Setelah semen sapi dikoleksi dan dievaluasi, segera semen sapi tersebut diproses lebih lanjut, ditambah pengencer yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Pengencer yang dipakai sangat bervariasi. Tujuan pemrosesan ini antara lain semoga jumlah sapi betina yang sanggup diinseminasi bertambah banyak, dan kualitas semen sanggup dipertahankan agak lebih usang bila dibandingkan dengan semen tidak diproses. Di lapangan semen cair ini umumnya segera diinseminasikan tidak lebih dari 3 jam sesudah koleksi semen. Penggunaan semen cair ini sangat cocok apabila jumlah ternak betina yang mau diinseminasi jumlahnya sedikit.
Pemrosesan semen cair sanggup dibedakan :
- Penyimpanan semen cair pada temperatur ruang/sekitarnya;
- Penyimpanan semen cair pada suhu sekitar 5 0C (Refrigerator).
Di negara-negara berkembang metoda penggunaan semen cair cocok dan cukup menguntungkan. Sampai ketika ini penyimpanan semen pada suhu ruang hanya bisa dipakai segera atau beberapa jam kemudian saja.
Metoda penyimpanan semen cair lainnya yaitu semen disimpan dalam refrigerator, suhu sekitar 5 0C. Daya hidup sperma ini lebih usang daripada semen cair yang disimpan pada temperatur ruang. Dalam materi asuh ini, mekanisme pemrosesan ataupun penyimpanan semen pada suhu ruang (25-30 0C) dan penyimpanan pada suhu refrigerator (sekitar 5 0C) akan diuraikan lebih rinci.
Semen beku sapi sudah semenjak usang dikenal oleh masyarakat di pedesaan dan umumnya para peternak dipedesaan sudah banyak memakai semen beku melalui para inseminator di sekitar desanya. Prosesing semen beku melibatkan beberapa tahapan. Tidak hanya mencakup koleksi semen dan penilaian semen, tetapi juga harus bertanggung jawab untuk menyediakan/mempersiapan pengencer yang baik yang akan mempertahankan viabilitas sperma dan menjamin bebas dari penyakit. Perhatian dicurahkan pada : semen dilution, dilution rate, metoda dan kecepatan pendinginan, pemakaian cryoprotectant yang tepat, pengontrolan terhadap mikroba, pengepakan, metoda dan derajat pembekuan.
Penanganan Semen Hewan
Evaluasi semen merupakan suatu acara yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas semen, baik dilakukan secara makroskopik (evaluasi awal) yaitu sesaat sesudah semen dikoleksi, maupun penilaian secara mikroskopik (evaluasi lanjut).
Evaluasi semen secara makroskopik yang dilakukan yaitu :
- volume semen;
- warna semen;
- ph (derajat keasaman) semen;
- bau semen; dan
- kekentalan semen (viskositas).
Untuk mengevaluasi semen sapi secara makroskopik tidak diharapkan peralatan khusus atau tambahan, alasannya yaitu penilaian ini hanya memakai kemampuan mata dan penggunaan indra lainnya.
1) Volume Semen
Alat yang digunakan: tabung berskala (Gambar 34) Tenik pelaksanaan penilaian secara makroskopik untuk volume semen yaitu sebagai berikut :
- ambil tabung berskala yang berisi semen;
- letakkan tabung pada kawasan khusus dengan posisi tegak lurus;
- arahkan angka (skala) tabung pada arah sinar dengan jarak sekitar 30 cm;
- amati permukaan semen dan lihat angka yang sesuai dengan permukaan tersebut; dan
- banyaknya volume semen terbaca.
Banyaknya volume semen berbeda berdasarkan umur, bangsa, ukuran badan, kualitas pakan yang dikonsumsi, dan frekuensi koleksi semen.
2) Warna Semen
Alat yang dipakai untuk mengamati warna semen sama dengan untuk evaluasi volume semen. Teknik pelaksanaan penilaian warna semen yaitu sebagai berikut :
- tekniknya sama dengan untuk penilaian volume semen, hanya fokus pengamatannya yaitu pada warna semen;
- warna semen sapi normal umumnya krem keputih-putihan (Gambar 34);
- jika warna semen hijau kekuning-kuningan berarti mengandung pseudomonas auroginosa, yaitu kuman yang mengakibatkan radang kronis pada susukan reproduksi;
- jika semen berwarna kemerah-merahan berarti tercemar dengan darah; dan
- jika semen berwarna kecoklat-coklatan berarti mengandung darah yang telah membusuk.
3) Derajat Keasaman Semen (pH semen)
Akibat metabolisme spermatozoa dalam keadaan anaerobik, maka timbunan asam laktat sebanding dengan kenaikan pH, dan pH besar lengan berkuasa terhadap daya tahan hidup spermatozoa. pH normal semen sapi yaitu sekitar 6,8. Alat yang dipakai yaitu pola semen, pH meter elektrik (Gambar 35); dan atau kertas lakmus.
Teknik pelaksanaan penilaian pH semen yaitu sebagai berikut :
- ambil pH meter elektrik;
- celupkan ujung pH meter tersebut ke dalam semen;
- baca angka digital yang tertera pada layar monitor, angka tersebut akan muncul secara otomatis;
- jika memakai pH meter kertas, maka sesudah ujung kertas dicelupkan ke dalam semen akan terjadi perubahan warna;
- warna yang berubah tersebut diadaptasi dengan indikator warna yang sudah memperlihatkan angka pH dari zat yang diukur;
- jika semennya normal, maka angka yang diperoleh sama atau mendekati 6,8;
- jika pH semen terlalu rendah atau terlalu tinggi berarti semennya tidak normal.
4) Kekentalan semen (viskositas)
Evaluasi kekentalan semen sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu :
- menggoyang-goyangkan semen dalam tabung; dan
- pengukuran memakai benang.
- jika penilaian tanpa memakai alat, maka tabung semen digoyang-goyangkan perlahan-lahan, dan semen yang ada di dinding tabung akan turun ke dasar tabung;
- semakin usang proses penurunan semen ke arah dasar tabung memperlihatkan semennya kental, dan sebaliknya
- semakin kental semen yang dievaluasi berarti semakin baik kualitas semen tersebut.
Jika penilaian memakai alat, maka caranya yaitu :
- ambil seutas benang steril kemudian dimasukkan ke dalam semen;
- angkat benang ke atas perlahan-lahan sembari diletakkan penggaris di samping tabung;
- amati angka pada garisan sempurna kawasan semen terputus dari benang ketika diangkat;
- semakin besar angka yang diperoleh, maka semakin kental semen tersebut, dan berarti kualitas semennya semakin baik (Gambar 36)
0 Response to "Pemeriksaan Semen Secara Makroskopik"
Posting Komentar