iklan

✔ Cara Budidaya Singkong Gajah

 mempunyai sistem perakaran yang berpengaruh sehingga memungkinkan sanggup menyerap  ✔ Cara Budidaya singkong gajah
Singkong Gajah mempunyai sistem perakaran yang berpengaruh sehingga memungkinkan sanggup menyerap (menahan) air dan sangat berkhasiat bagi keperluan irigasi dan pengendalian banjir. Sedangkan pertumbuhan batang, cabang dan daun mencapai tinggi 5 meter. Tumbuhan ini mempunyai potensi tinggi dalam peresapan CO2, dengan demikian keberadaan Singkong Gajah besar peranannya bagi pengendalian ekosistem.


Lewat Cara budidaya singkong gajah ini, gampang mudahan ke depan sanggup tercipta lapangan usaha, menyerupai mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah sanggup menjadi komoditi ekspor sesudah diolah menjadi bio-etanol.

Melalui budidaya singkong gajah ini, gampang mudahan kedepan sanggup tercipta lapangan usaha, menyerupai mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah sanggup menjadi komoditi ekspor sesudah diolah menjadi bio-etanol. "SINGKONG GAJAH" merupakan varietas "ASLI" Kalimantan Timur yang ditemukan oleh; PROF. DR. RISTONO, MS.

Dari banyak sekali sampel cabutan Singkong Gajah dengan umur antara 4 - 9 bulan mempunyai rasa yang lezat dan gurih dengan tekstur empuk bahkan ada nuansa rasa ketan. Berbagai jenis olahan Singkong berair menjadi masakan diperoleh kualitas yang anggun antara lain berupa Keripik, Gethuk, Tape dan Bahan sayur pengganti kentang, dan lainnya yang mempunyai potensi Ekonomi yang cukup tinggi.

Umbi umur 9 - 12 bulan mempunyai kadar pati yang tinggi sehingga berpotensial sebagai materi Chip Gaplek, Tepung Tapioka, Tepung Mocal (Pengganti Gandum) dan Bioethanol. Dengan demikian Singkong Gajah akan mempunyai potensi strategis secara Nasional sebagai Bahan Pangan dan Bahan Bakar Nabati (Energi).

A. SYARAT TUMBUH SINGKONG GAJAH
1. IKLIM
# Untuk sanggup berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150- 200 mmpada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan ketika panen (Wargiono, dkk., 2006).
# Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan sedikit terhambat, menjadi kerdil alasannya yaitu pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
# Kelembaban udara optimal untuk tumbuhan ketela pohon/singkong antara 60 â€" 65%.
# Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tumbuhan ketela pohon/singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

2. MEDIA TANAM
# Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon/singkong yaitu tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya materi organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih gampang tersedia dan gampang diolah.

#Jenis tanah yang sesuai untuk tumbuhan ketela pohon/singkong yaitu jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
#Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 - 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tumbuhan ketela pohon.

B. PEDOMAN BUDIDAYA
a) BIBIT
# Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk kawasan penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan mempunyai sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca.
# Ketela pohon berasal dari tumbuhan induk yang cukup renta (10-12 bulan).
# Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam
#Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus.
# Belum tumbuh tunas-tunas baru

 mempunyai sistem perakaran yang berpengaruh sehingga memungkinkan sanggup menyerap  ✔ Cara Budidaya singkong gajah
b) PENGOLAHAN MEDIA TANAM
a. Persiapan, acara yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan yaitu :
# Pengukuran pH tanah dilakukan dengan memakai kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
# Penganalisaan jenis tanah pada pola atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan materi organik.
# Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan ketika panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tumbuhan lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus sanggup memproduksi beberapa variasi tumbuhan sejenis.
# Luas areal penanaman diubahsuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan alasannya yaitu berkaitan erat dengan asumsi harga ketika panen dan pasar.

b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada pada dasarnya merupakan pencucian lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tumbuhan sebelumnya. Tujuan pencucian lahan untuk memudahkan perakaran tumbuhan berkembang dan menghilangkan flora inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.

c. Pembentukan Bedengan (Guludan)
Bedengan dibentuk pada ketika lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, menyerupai permbersihan tumbuhan liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

d. Pengapuran (Bila diperlukan)
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang dipakai yaitu kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa dipakai yaitu 1 â€" 2,5 ton/ hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada ketika pembentukan bedengan bergairah bersamaan dengan proteksi pupuk kandang.

C. TEKNIK PENANAMAN
Penentuan Pola Tanam Pola tumbuhan harus memperhatikan trend dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik yaitu awal trend hujan atau sesudah penanaman padi. Jarak tanam yang dipakai pada pola monokultur yaitu 80 x 120 cm. Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan biar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam.

Setelah itu gres dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat anggun untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga kepingan stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.

D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tumbuhan muda yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, ketika cuaca tidak terlalu panas.

Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu trend penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tumbuhan harus bebas gangguan gulma yaitu antara 5-10 ahad sesudah tanam.

Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas sanggup turun hingga 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Pembubunan Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tumbuhan dan sesudah dibentuk menyerupai gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini sanggup menghemat biaya.

Apabila tanah sekitar tumbuhan ketela pohon terkikis alasannya yaitu hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan/ditutup dengan tanah biar akan tidak kelihatan. Perempelan/Pemangkasan Pada tumbuhan ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas alasannya yaitu minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini biar batang pohon tersebut sanggup dipakai sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.

E. PEMUPUKAN
Pemupukan Secara Konvensional/Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan takaran Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan pada ketika tanam dengan takaran N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada ketika tumbuhan berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan takaran N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg. 

Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus Sistem pemupukan memakai teknologi MiG-6 Plus , sanggup mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik hingga dengan 50%, adapun cara pemupukannya yaitu sebagai berikut : Disarankan ketika pengolahan lahan diberikan pupuk sangkar pada setiap lubang yang akan ditanami bibit.

Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per hektar dengan adonan setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan dengan air sebanyak 2 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos biar fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal.

Setelah 3 hari bibit/stek siap ditanam. 5 hari sesudah tanam berikan adonan pupuk NPK dengan takaran Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan adonan sebanyak ± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tumbuhan dengan kedalaman 10cm.

Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada ketika tumbuhan singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6 bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk anorganik selanjutnya pada umur tumbuhan 60-90 hari berupa adonan pupuk N:P:K dengan takaran Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi jikalau 1 hektar lahan ditanam 7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tumbuhan dengan kedalaman 10cm.

F. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam hingga umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada ketika trend kering dengan cara menyiram eksklusif akan tetapi cara ini sanggup merusak tanah. System yang baik dipakai yaitu system genangan sehingga air sanggup hingga kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan sanggup dilakukan dua ahad sekali dan untuk seterusnya diberikan menurut kebutuhan.

G. WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA / INSEKTISIDA
Jenis dan takaran pestisida diubahsuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari sesudah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida diubahsuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan takaran pada label brand obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka takaran pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati alasannya yaitu serangga yang menguntungkan sanggup ikut mati. Semoga bermanfaat



Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Cara Budidaya Singkong Gajah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel