iklan

✔ Cara Budidaya Pohon Pisang


 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
Pisang ialah tumbuhan tropis yang gampang dibudidayakan, tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi. Hampir semua potongan pohon pisang bermanfaat dari mulai pohon, daun maupun buahnya sanggup dijual dengan harga relative mahal. Buahnya sanggup diolah menjadi penganan yang yummy ibarat selai, keripik,
dodol dan lainnya. Pada kesempatan ini saya ingin memberikan kepada pemirsa sekalian ihwal cara budidaya pohon pisang barangkali mempunyai kegunaan buat pemirsa khususnya petani pisang

Cara budidaya pohon pisang
1. Syarat Tumbuh
1.1 Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di tempat subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak sanggup kurang maksimal.
2. Angin dengan kecepatan tinggi ibarat angin angin puting-beliung sanggup merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.  Curah hujan optimal ialah 1.520–3.800 mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.

1.2. Media Tanam
1.Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
2.  Air harus selalu tersedia tetapi dihentikan menggenang alasannya ialah tumbuhan pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di tempat berair ialah 50 – 200 cm, di tempat setengah berair 100 – 200 cm dan di tempat kering 50 – 150 cm. Tanah yg telah mengalami pengikisan tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.


1.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah hingga pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, pisang nangka dan pisang tanduk tumbuh baik hingga ketinggian 1.000 m dpl

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
2.Pedoman Budidaya
2.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetative,dikembang biakan dengan tunas-tunas/anaknya
1.  Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit ialah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan kuat terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Ada dua jenis bibit pisang: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan alasannya ialah sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk ibarat pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
2.  Penyiapan Bibit : Bibit sanggup dibeli dari tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Bibit Pisang ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk, biarkan mempunyai tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyak jumlah tunas, maka lakukan pemotongan tunas.
3.  Sanitasi bibit bebelum ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
1.   Setelah dipotong, bersihkan tanah yg melekat di akar.
2.   Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam biar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3.   Rendam umbi bibit sebatas leher batang didalam insektisida0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4.   Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
5.   Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam bibit di dalam air panas beberapa menit.
2.2. Pengolahan Media Tanam
1.Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan jarak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, terlebih dahulu lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan dan pembuatan susukan air.
2.   Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan bila tersedia. Dianjurkan untuk menanam tumbuhan legum ibarat lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasok unsur hara dan juga penahan angin.
3.   Pembuatan Saluran Pembuangan Air, Saluran ini harus dibentuk pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah datar. Di atas landasan dan sisi susukan ditanam rumput untuk menghindari pengikisan dari landasan susukan itu sendiri.

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
2.3. Tehnik Penanaman
1.   Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam tumbuhan pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan digunakan pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tumbuhan pisang. Tanaman tumpang sari/lorong sanggup berupa sayur-sayuran atau tumbuhan pangan semusim. Dikebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama dengan tumbuhan perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
2.   Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang ialah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3.   Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang isu terkini hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik ibarat pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat kuat terhadap kualitasrasa buah.

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
2.4. Pemeliharaan Tanaman
1.   Penjarangan : Untuk mendapat hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahan rumpun dibongkar untuk diganti dengan tumbuhan yang baru.
2. Penyiangan : Rumput atau gulma di sekitar pohon induk harus disiangi biar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah biar akar dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa akar pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan tidak perlu dilakukan terlalu dalam.
3.   Perempalan : Daun-daun yang mulai mengering dipangkas biar kebersihan tumbuhan dan sanitasi lingkungan terjaga. Pemangkasan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4.   Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg kerikil kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan sesudah tanam (dua kali dlm setahun).
5.   Pengairan dan Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi susukan air yang berada di antara barisan tumbuhan pisang.
6.   Pemberian Mulsa : Tanah disekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa mempunyai kegunaan untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus mengakibatkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tumbuhan merana. Karena itu mulsa dihentikan dipasang terus menerus.
7.   Pemeliharaan BUAH: Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong biar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik ialah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm dibawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga biar tumbuhan tidak roboh jawaban beratnya tandan, batang tumbuhan disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm kedalam tanah.

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
3. Hama dan Penyakit
3.1.Hama
1. Ulat daun (Erienota thrax.)
·     Bagian yg diserang ialah daun.
·     Gejala: daun menggulung ibarat selubung dan sobek hingga tulang daun.
·      Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, sanggup dicoba dengan insektisida Malathion.
2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
·      Bagian yang diserang ialah kelopak daun, batang.
·      Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
·      Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3.  Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
·      Bagian yang diserang ialah akar.
·      Gejala: tumbuhan kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
·      Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4.   Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
·      Bagian yang diserang ialah bunga & buah.
·      Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
·      Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.

3.2. Penyakit
1.   Penyakit darah
·       Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang ialah jaringan tumbuhan potongan dalam.
·       Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan ibarat berdarah.
·       Pengendalian: dengan membongkar dan mengkremasi tumbuhan yang sakit.
2.   Panama
·       Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang ialah daun.
·       Gejala: daun layu dan putus, pertama daun luar kemudian daun dibagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
·       Pengendalian: membongkar dan mengkremasi tumbuhan yang sakit.
3.   Bintik daun
·       Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang ialah daun dengan tanda-tanda bintik sawo matang yg makin meluas.
·       Pengendalian: dengan memakai fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4.   Layu
·       Penyebab: basil Bacillus . Bagian yang diserang ialah akar.
·       Gejala: tumbuhan layu dan mati.
·       Pengendalian: membongkar dan mengkremasi tumbuhan yang sakit.
5.   Daun pucuk
·       Penyebab: virus dengan mediator kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang ialah daun pucuk.
·       Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
·       Pengendalian: cara membongkar dan mengkremasi tumbuhan yang sakit.

3.3. Gulma
Tidak usang sesudah tanam dan sesudah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1.   Penggunaan herbisida ibarat Paraquat, Gesapax 80 Wp, Round up dan dalapon.
2.   Menanam tumbuhan epilog tanah yang sanggup menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3.   Menutup tanah dengan plastik polietilen.

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
4. Panen
4.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang sampaumur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih terang hingga hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg dibutuhkan untuk pengangkutan buah ke tempat penjualan sehingga buah tidak terlalu matang ketika hingga di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari sesudah diterima konsumen.
4.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil ialah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan higienis waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang sanggup diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang sanggup saja dipotong hingga setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
4.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen sanggup dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tumbuhan produktif.
4.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di pusat pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya irit untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang irit harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

 tumbuhan ini sanggup tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi ✔ Cara budidaya pohon pisang
5. Pasca Panen
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ketempat pemasaran dengan memakai kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah menurut ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan memakai wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan diujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan


ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di tempat Jawa Barat pada tahun 1999.

1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 hingga ke-4 adalah:
a) Tahun ke-1  Rp. 5.338.000,-
b) Tahun ke-2  Rp. 4.235.000,-
c) Tahun ke-3  Rp. 4.518.000,-
d) Tahun ke-4  Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I hingga IV 
a) Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan  Rp. 6.000.000,-
b) Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
c) Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
d) Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
a) Keuntungan selama 4 tahun penanaman  Rp. 23.363.700,-
b) Keuntungan/tahun  Rp. 5.840.925,-
4) Parameter Kelayakan Usaha  Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) asumsi harga 1 tandan Rp. 7.500,-
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan gampang sanggup ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. 


Hal tersebut memperlihatkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat mustahil diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang mencakup 80% dari undangan total dunia.

Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, ketika ini ekspor pure pisang juga memperlihatkan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibentuk dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil ialah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, alasannya ialah itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup

Standar ini meliputi: penjabaran dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.

11.2. Diskripsi

Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996.

11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70 & >80

b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan menurut penjabaran pisang ialah sebagai berikut:

a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0

b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5
c) Dimeter Pisang (cm): Kelas A 2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5
Untuk mencapai dan mengetahui syarat mutu harus dilakukan pengujian yang mencakup :

a) Penentuan Keseragaman Kultivar.

Cara kerja dari pengujian ialah ; Hitung jumlah dari seluruh pola buah pisang segar, amati satu persatu secara visual dan pisahkan buah yang tidak sesuai dengan untuk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari buah pisang yang tidak sesuai dengan kultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari buah pisang yang dinilai mempunyai bentuk dan warna yang tidak khas untuk kultivar yang bersangkutan terhadap jumlah jari keseluruhannya.
b) Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.

Ukur panjang dari setiap buah pola dan dihitung mulai dari ujung buah hingga pangkal tangkai dari seluruh pola uji dengan memakai alat pengukur yang sesuai. Ukur pula garis tengah buah dengan memakai mistar geser. Pisahkan sesuai dengan penggolongan yang dinyatakan pada label di kemasan.

c) Penentuan Tingkat Ketuaan.

Perhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang segar. Buah yang tidsak bersudut lagi (hampir bulat) berati sudah bau tanah 100%, sedangkan yang masih sangat positif sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.

d) Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis

Hitung jumlah jari dari seluruh pola buah pisang. Amati satu persatu jari buah secara visual dan pisahkan buah yang dinilai mengalami kerusakan mekanis/fisik berupa luka atau memar. Hitung jumlah yang rusak kemudian bagi dengan jumlah keseluruhannya dan dikalikan dengan 100%.

e) Penentuan Kadar Kotoran

Timbang seluruh pola buah yang diuji, amati secara visual kotorang yang ada, pisahkan kotoran yang ada pada buah dan kemasannya ibarat tanah, getah, batang, potongan daun atau benda lain yang termasuk dalam istilah kotoran yang melekat pada buah dan kemasan, kemudian timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh pola buah yang diuji kali dengan 100%.

11.4. Pengambilan Contoh

Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.

a) Jumlah kemasan dalam partai (lot) hingga dengan 100, pola yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 hingga dengan 300, pola yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, pola yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, pola yang diambil 10.
11.5 Pengemasan

Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus sanggup dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi potongan bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang

dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada potongan luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:

a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
6. Cara menciptakan bibit pisang
a. Pohon yang sudah dipanen dibongkar, kemudian bersihkan bonggol dari tanah dan akar.
b. Perhatikan mata tunas dibonggol dan pilih mata tunas yang sudah muncul dengan    ketinggian mata tunas minimal 2,5 cm.

c. Potong mata tunas ini dengan menyertakan potongan bonggol , sehingga berbentuk ibarat kubus atau tahu dengan ukuran 10x10x10 cm.

d. Untuk mengendalikan hama dan patogen, rendam potongan-potongan bentuk kubus atau tahu ini di dalam air hangat (50OC) atau direndam dalam adonan 2 g benlate (fungisida) + 1 cc (insektisida) per liter air selama lebih kurang 15 menit.

e. Setelah itu diangkat dan diangin-anginkan, biar air yang tersisa dalam potongan tersebut menjadi kering.

f. Siapkan polibag ukuran 25 x 30 cm (sesuai dengan ukuran potongan bonggol), isi dengan tanah subur atau dicampur dengan 10% kompos (perbandingan 1 potongan pupuk kandang/kompos dan 9 potongan tanah), sanggup juga memakai pasir, kompos dan tanah (perbandingan 1 : 1: 8). Tanah yang digunakan tidak berasal dari bekas tumbuhan sakit atau terjangkit hama (sesuai persyaratan tumbuhan induk)

g. Tanam potongan bonggol (bentuk kubus) ini dengan mata tunas menghadap keatas, kemudian timbun kembali dengan tanah + 3 cm diatasnya atau sanggup juga tanpa penimbunan dengan tanah. Penanaman dalam polibag sangat membantu ketika bibit yang dipersiapkan akan dibawa ketempat jauh.
h. Bila tidak memakai polibag, cara lain ialah dengan mempersiapkan bedengan selebar 50-100 cm dan panjang secukupnya, kemudian tanamkan kubus tadi dengan jarak 15 - 20 cm. Perbandingan antara tanah, pupuk sangkar dan pasir ialah 8 : 1 : 1, biar tanah menjadi agak remah.
i. Penyiraman harus dilakukan dengan hati-hati dan secukupnya. Tanah berair akan mempercepat pembusukan dan diserang hama.
j. Setelah sekali penyiraman, potongan atas polibag ditutup/dilipat kedalam, sedangkan untuk bedengan ditutup dengan mulsa jerami kering.
k. Antara tiga hingga empat bulan kemudian, mata tunas tumbuh menjadi 20 – 30 cm dan sanggup digunakan sebagai bibit. Semoga bermanfaat


Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Cara Budidaya Pohon Pisang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel