iklan

Proposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif

Proposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif Proposal Penelitian Pembelajaran KooperatifProposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif. Ini yaitu contoh usulan yang sanggup Anda jadikan sebagai dukungan dalam mengajukan usulan penelitian kepada dosen pembimbing di daerah Anda kuliah. Kenapa usulan ini ditampilkan?, lantaran sewaktu kuliah saya tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan oleh dosen-dosen saya sehingga kini saya miskin pengetahuan ihwal penelitian.

Melalui blog ini saya coba mendapatkan kritikan dan saran dari pembaca blog saya ihwal usulan ini biar menambah pengetahuan saya ihwal penelitian, lantaran ketika ini sangat diperlukan seorang guru harus bisa melaksanakan penelitian yang sering disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proposal ini akan diposting dalam tiga kali kesempatan jikalau ada yang menanggapi, paling tidak kasih komentar.

A. Latar Belakang

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai dan diajarkan di semua jenjang pendidikan sanggup menumbuhkan kemampuan daypikir siswa yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pemahaman konsep matematika bagi penerima didik senantiasa menjadi perhatian yang serius. Seperti yang dikemukakan Ida Karnasih (2001:4): “Matematika yaitu fondasi dari sains dan teknologi maka matematika merupakan kunci bagi peluang dan karir (opportunity dan career). Dalam hal ini siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan simpel dan memecahkan duduk kasus dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan untuk sanggup memahami dan juga bisa memakai matematika dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat dan diperkirakan akan terus berkembang di masa mendatang. Disebabkan lantaran matematika sangat berperan dalam kehidupan manusia. Dimana setiap orang dalam melaksanakan aktivitasnya sadar atau tidak sadar niscaya berafiliasi dengan matematika. Dalam dunia yang semakin maju, mereka yang memahami matematika dan bisa berpikir matematis, relatif lebih gampang untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari terutama yang berafiliasi dengan matematika. Ida Karnasih (2001:1) menyampaikan bahwa:”permasalahan yang muncul kini ini terutama di Sumatera Utara yaitu rendahnya kemampuan matematika siswa”. Hal ini diketahui dari kurangnya perhatian siswa dalam pengajaran matematika ihwal penerapan matematika itu sendiri dengan bidang ilmu yang lain juga dalam kehidupan sehari-hari.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa atau hasil berguru matematika siswa. Usman H.B (2001:306) mengemukakan bahwa:”Yang menjadi faktor penyebab rendah atau kurangnya pemahaman penerima didik terhadap matematika, salah satu diantaranya yaitu metode pembelajaran yang dipakai oleh pengajar, contohnya dalam pembelajaran yang terorientasi kepada pendekatan tradisional yang menempatkan penerima didik dalam proses berguru mengajar sebagai pendengar”. Padahal dalam proses berguru matematika, pengetahuan matematika tidak sanggup diberikan kepada anak begitu saja. Pemahaman konsep matematika penerima didik akan berkembang apabila mereka ikut serta dalam acara matematika.

Disadari atau tidak motivasi dan minat siswa mempelajari matematika sangat rendah. Siswa cenderung menganggap bahwa matematika itu sukar dipelajari dan telah menjadi momok bagi kebanyakan siswa kini ini. Banyak orang menyampaikan bahawa matematika yaitu sulit. Sujono (1988:338) menyatakan bahwa: …guru dan banyak orang cukup umur lain menyampaikan bahwa matematika itu sukar dan menakutkan, dan ditunjukkan bahwa kemampuan matematika hanya sanggup ditunjukkan oleh anak yang benar-benar cemerlang.

Untuk itu diusahakan suatu motivasi pada siswa untuk berguru matematika, dengan penggunaan motivasi yang sempurna akan menjadikan minat yang baik dan berguru yang efektif, jadi diperlukan dengan pendekatan pembelajaran yang dikuasai guru sanggup memotivasi siswa untuk belajar, menjadikan siswa percaya diri dan yakin akan kemampuan sendiri dalam mengerjakan soal matematika sehingga siswa di dalam kelas tidak pasif lagi mendapatkan setiap bahan yang diberikan guru. Karena selama ini siswa dalam berguru kurang bisa berkomunikasi secara matematis, dimana siswa takut bertanya, tidak berani mengemukakan ide, bahkan cenderung membisu dalam kelas. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas perlu diusahakan suatu pendekatan pembelajaran yang sanggup memperbaiki anggapan siswa bahwa matematika itu sulit dan hanya layak bagi siswa yang pintar. Maka diusahakan suatu pendekatan pembelajaran yang sanggup mengaktifkan siswa dalam proses berguru mengajar. Seperti yang dinyatakan oleh Alice F. Artzt dan Claire M. Newman (1990:4) bahwa: Research Indicates that cooperative learning experiences in the mathematics classroom foster improved attitudes toward the subject matter and toward the instructional experience. The individual builds confidence in his or her own ability to do mathematics, there by relieving the math anxiety that many student experience.

Kutipan di atas menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dalam pelajaran matematika banyak membantu perkembangan perilaku siswa terhadap duduk kasus pelajaran. Dengan adanya efek positif yang telah ditunjukkan dalam kutipan diatas, diperlukan pendekatan pembelajaran kooperatif ini sanggup meningkatkan hasil berguru matematika siswa yaitu dengan melaksanakan pendekatan pembelajaran. Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, peneliti berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga di kelas X Sekolah Menengan Atas Budi Murni-1 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul penelitian dan bertitik tolak dari latar belakang duduk kasus maka identifikasi duduk kasus adalah:
  1. Kebiasaan berguru siswa yang lebih banyak mendapatkan gosip dari guru.
  2. Pendekatan mengajar yang dipakai guru kurang sesuai dengan bahan pelajaran.
  3. Interaksi antar siswa dalam pembelajaran masih kurang.

C. Pembatasan masalah

Dari identifikasi duduk kasus diatas banyak permasalahan yang muncul dan membutuhkan penelitian tersendiri. Untuk memberi ruang lingkup yang terperinci pada pembahasan dan menghasilkan suatu penelitian yang efektif dan efisien maka penulis dalam penelitian ini membatasi duduk kasus hanya dalam hal mengenai hasil berguru matematika siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah pemecahan duduk kasus pada pokok bahasan Dimensi Tiga di kelas X SMU Budi Murni-1 Medan tahun pelajaran 2005/2006.

D. Perumusan Masalah

Dengan pembatasan duduk kasus diatas maka yang menjadi rumusan duduk kasus yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:”Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah pemecahan duduk kasus efektif dalam pembelajaran siswa pada pokok bahasan dimensi tiga di kelas X SMU Budi Murni-1 Medan tahun pelajaran 2005/2006.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil Pembelajaran pendekatan kooperatif dengan langkah-langkah pemecahan duduk kasus terhadap hasil berguru siswa pada pokok bahasan dimensi tiga di kelas X SMU Budi Murni-1 Medan tahun pelajaran 2005/2006.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diperlukan bermanfaat sebagai berikut:
  1. Dapat dipakai oleh peneliti sebagai pola untuk meningkatkan proses berguru mengajar nantinya sesudah menjadi guru.
  2. Memberikan masukan bagi guru matematika mengenai pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa.
  3. Memberi gosip kepada sekolah dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan pengajaran.

Mari kita coba berguru geogebra dasar, menggambar grafik fungsi kuadrat;
Proposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif Proposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif


Sumber http://www.defantri.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Proposal Penelitian Pembelajaran Kooperatif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel