iklan

Keluhan Guru Dan Siswa Wacana Kurikulum 2013

Penghentian dan penggantian kurikulum 2013 kembali pada kurikulum 2006 KTSP telah resmi diputuskan oleh Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Banyaknya keluhan guru dan para siswa atas kurikulum 2013 (k13) juga banyak didengar oleh mendikbud terkait dengan penggantian kurikulum 2013 ini juga.

Penggantian Kurikulum 2013 Ke Kurikulum 2006 KSTP berlaku dan dijalankan secara terbatas.

Mendikbud mengemukakan, Kurikulum 2013 secara sedikit demi sedikit dan terbatas telah diterapkan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 di 6.221 sekolah di 295 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Baca Juga


Karena itu pemerintah memutuskan hanya sekolah- sekolah inilah yang diwajibkan menjalankan kurikulum tersebut sebagai tempat untuk memperbaiki dan menyebarkan Kurikulum 2013 ini.

 telah resmi diputuskan oleh Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Keluhan Guru Dan Siswa Tentang Kurikulum 2013

Selain sekolah tersebut berdasarkan Mendikbud Anies Baswedan bahwa sekolah yang gres menerapkan satu semester Kurikulum 2013 akan tetap memakai Kurikulum 2006 hingga mereka benar-benar siap menerapkan Kurikulum 2013.

Ia minta semoga sekolah-sekolah ini kembali memakai Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Mendikbud menjelaskan, keputusan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 diambil berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakannya alasannya yaitu beberapa hal.

Berikut alasan penyebab mendikbud menghentikan mengganti Kurikulum 2013 ke KTSP antara lain oleh alasannya yaitu :
  1. Masalah kesiapan buku.
  2. Sistem penilaian.
  3. Penataran guru.
  4. Pendampingan guru.
  5. Pelatihan Kepala Sekolah.

Keluhan-Keluhan Guru Atas Implementasi Kurikulum 2013 (K13)


Kurikulum 2013 dinilai memberi kesan tak baik bagi para guru di Indonesia. Tak sedikit guru yang mendukung putusan penghentian kurikulum yang disingkat K13 itu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

Guru-guru di beberapa tempat banyak mengeluhkan dan mengkritik training kurikulum 2013 yang mereka peroleh dari para pelatih yang disediakan oleh kementerian.

Menurut penuturan Usman seorang guru dari Mataram menyerupai pemberitaan yang dimuat di tribunnews bahwa diketahui ketika pelatihan, dirinya merasa pelatih yang mengajar tidak berkualitas.

"Instrukturnya tidak berkualitas. Bahkan agak kebingungan ketika kami tanya menyangkut aplikasi langsung. Mereka hanya modal flashdisk saja," ungkap Usman, dalam diskusi "Sikap FSGI atas keputusan Mendikbud menghentikan Kurikulum 2013"

Lebih lanjut Gunawan selaku dari Ketua Serikat Guru Indonesia dari Purbalingga juga memberikan para guru banyak yang masih resah meskipun telah dilatih.

"Proses training menyerupai seminar. Si pelatih hanya modal flashdisk yang berisi powerpoint. Lalu para guru disuruh buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sendiri," kata Gunawan dalam diskusi "Hentikan Kurikulum 2013 dan UN sebagai Penentu Kelulusan" di kantor LBH Jakarta, Minggu (tribunnews).

 telah resmi diputuskan oleh Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Keluhan Guru Dan Siswa Tentang Kurikulum 2013

Masalah buku juga diungkapkan menjadi kasus teknis lain atas keberhasilan pembelajaran suatu kurikulum pengajaran di Indonesia. Pasalnya, masih banyak sekolah yang mendapatkan buku pelajaran siswa tak sesuai dengan jadwalnya.

"Di Jambi, buku Sekolah Menengah kejuruan gres diterima pada 1 Desember 2014, sedangkan ujian simpulan semester (UAS) selesai 4 Desember 2014, padahal buku K13 disusun per semester," ungkap Ketua SGI kota Jambi, Aswin.

Keluhan Siswa Murid Sekolah Atas Kurikulum 2013


Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan melaksanakan evaluasi kurikulum 2013 dengan meninjau pribadi ke sekolah sekolah dan diantaranya yaitu sekolah di Jakarta.

Langkah pertama yang dilakukan Menteri dari Kabinet Kerja itu yaitu dengan mendengarkan pribadi keluhan siswa-siswi sekolah terkait dengan implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan dan di sekolah-sekolah.

"Kami bahagia sekali keluhan dan curhatan kami bisa didengar oleh Pak Anies dan kami memimpikan sekolah yang bisa menyenangkan," ujar Dinda Putri, salah satu siswi murid dari sekolah Sekolah Menengan Atas 87 jakarta yang melaksanakan presentasi di hadapan Anies.

Bukan itu saja, Dinda dan teman-temannya mengeluhkan beberapa hal mengenai pendidikan yang memberatkan, ketika ini yang berlaku.

"Di Singapura mata pelajaran lebih sedikit, kita lebih banyak pelajarannya tapi kenapa mereka lebih pintar," tambah Dinda di hadapan Anies.

Bagi Dinda dan teman-temannya sangat bahagia sekali alasannya yaitu keluhannya pribadi didengar oleh Menteri mereka dan itu merupakan sebuah pengalaman penting.

Dalam tinjauan untuk mengevaluasi kurikulum 2013 tersebut Anies juga mendengarkan masukan dan keluhan para guru.

 telah resmi diputuskan oleh Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Keluhan Guru Dan Siswa Tentang Kurikulum 2013

"Saya menginginkan pendidikan yang humanis. Untuk itu jika bisa guru-guru diberikan kesempatan sekolah," ujar Nurhayati, Guru Fisika di Sekolah Menengan Atas tersebut.

Senada dengan Nurhayati, Agus Heri Guru Ekonomi Sekolah Menengan Atas 87 di sekolah itu juga memberi masukan. "Beban pengajaran guru dan murid terlalu berat. Saya berharap kurikulum 2013 ditinjau kembali," ujar Agus.

Selanjutnya, mendengar keluhan pribadi dari siswa itu sangat penting berdasarkan Anies alasannya yaitu untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia nantinya.

Anies meyakini penerapan kurikulum 2006 yang lebih matang akan memantapkan kembali kemampuan siswa dan guru. Penarikan kurikulum ini juga sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki Kurikulum 2013.
Sumber http://hamizann.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Keluhan Guru Dan Siswa Wacana Kurikulum 2013"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel