Ceritanya Pelanggaran Sederhana Tetapi Menggambarkan Huruf Sebenarnya
Hari ini upacara bendera berlangsung hikmat ibarat biasa yang di lakukan di sekolah-sekolah pada umumnya, tetapi selesai mengheningkan cipta suasana hikmat sedikit terganggu.
Suasana hikmat terganggu sedikit lantaran ada beberapa siswa membentuk barisan gres lantaran mereka tadinya berada di dalam kelas dan tidak melaksanakan upacara bendera padahal mereka dalam keadaan sehat.
Pelaksanaan upacara bendera merupakan hal sederhana yang secara rutin dilaksanakan setiap hari senin di sekolah-sekolah pada umumnya. Meskipun upacara bendera merupakan sebuah rutinitas sederhana bukan berarti semata-mata kita atau para siswa dengan aneka macam alasan menjadi kita hindari.
Pelanggaran "masalah sederhana" ibarat Upacara Bendera mengingatkan kita terhadap sebuah artikel yang sudah banyak di share di aneka macam media umum ihwal Etika "sepele".
Banyaknya yang share artikel ini tanpa mencantumkan sumber mengaburkan sumber orisinil artikel yang sebetulnya dan begitu juga dengan saya. Jika Anda mengetahui sumber artikel ini mohon di konfrirmasi di kotak komentar :). Seperti apa ceritanya mari kita simak;
Setelah beliau temukan kelemahan sistem ini, dengan kelicikannya beliau perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas lantaran tidak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, beliau selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa gembira atas kepintarannya.
Dia juga menghibur dirinya lantaran beliau anggap dirinya yakni murid miskin, dan kalo bisa ekonomis ya irit.
Namun, beliau tidak sadar beliau sedang melaksanakan kesalahan fatal yang akan mempengaruh karirnya...
Setelah 4 tahun berlalu,
beliau tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus. Ini menciptakan dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yang ternama di Paris dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut beliau dengan hangat.
Namun berapa hari kemudian,
semuanya menolak beliau untuk berkerja.
Kegagalan yang terjadi berulang kali menciptakan beliau sangat marah.
Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, beliau memaksa masuk ke departemen tenaga kerja utk bertemu dengan managernya.
Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.
Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia...
Berikutnya yakni obrolan mereka...
Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkanmu. Pada ketika anda mohon bekerja di perusahan, kami terkesan dengan pendidikan dan pencapaian anda. Sesungguhnya, menurut kemampuan, anda sebetulnya pekerja yang kami cari-cari.
Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima saya bekerja?
Manager: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata anda pernah tiga kali kena hukuman tidak membayar tiket ketika naik kendaraan umum.
Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa lantaran kasus kecil ini perusahan menolak pekerja yang jago dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?
Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini kasus kecil.
Kami perhatikan pertama kali anda melanggar aturan terjadi di ahad pertama anda masuk di negara ini. Petugas percaya dengan klarifikasi bhw anda masih belum mengerti sistem pembayaran. Diampuni, tapi anda tertangkap 2x lagi sehabis itu.
Wanita: Oh lantaran tidak ada uang kecil ketika itu.
Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima klarifikasi anda.
Jangan anggap kami bodoh.
Kami yakin anda telah melaksanakan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.
Wanita: Itu bukan kesalahan mematikan kan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa.
Manager: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan anda menerangkan dua hal:
Pada ketika itu, perempuan ini ibarat bangkit dari mimpinya dan sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir menciptakan hatinya gentar.
Moral dan budpekerti bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran.
Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong budpekerti yang buruk..!!!
Apa yang kita lakukan hari ini yakni Membangun Masa Depan;
Sumber http://www.defantri.com
Suasana hikmat terganggu sedikit lantaran ada beberapa siswa membentuk barisan gres lantaran mereka tadinya berada di dalam kelas dan tidak melaksanakan upacara bendera padahal mereka dalam keadaan sehat.
Pelaksanaan upacara bendera merupakan hal sederhana yang secara rutin dilaksanakan setiap hari senin di sekolah-sekolah pada umumnya. Meskipun upacara bendera merupakan sebuah rutinitas sederhana bukan berarti semata-mata kita atau para siswa dengan aneka macam alasan menjadi kita hindari.
Pelanggaran "masalah sederhana" ibarat Upacara Bendera mengingatkan kita terhadap sebuah artikel yang sudah banyak di share di aneka macam media umum ihwal Etika "sepele".
Banyaknya yang share artikel ini tanpa mencantumkan sumber mengaburkan sumber orisinil artikel yang sebetulnya dan begitu juga dengan saya. Jika Anda mengetahui sumber artikel ini mohon di konfrirmasi di kotak komentar :). Seperti apa ceritanya mari kita simak;
Etika "Sepele"?
Dua belas tahun lalu, seorang perempuan pergi kuliah di Prancis. Dia harus sambil kerja dan sambil kuliah. Dia perhatikan bhw sistem transportasi di kawasan menggunakan sistem "otomatis", artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.Setelah beliau temukan kelemahan sistem ini, dengan kelicikannya beliau perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas lantaran tidak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, beliau selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa gembira atas kepintarannya.
Dia juga menghibur dirinya lantaran beliau anggap dirinya yakni murid miskin, dan kalo bisa ekonomis ya irit.
Namun, beliau tidak sadar beliau sedang melaksanakan kesalahan fatal yang akan mempengaruh karirnya...
Setelah 4 tahun berlalu,
beliau tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus. Ini menciptakan dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yang ternama di Paris dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut beliau dengan hangat.
Namun berapa hari kemudian,
semuanya menolak beliau untuk berkerja.
Kegagalan yang terjadi berulang kali menciptakan beliau sangat marah.
Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, beliau memaksa masuk ke departemen tenaga kerja utk bertemu dengan managernya.
Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.
Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia...
Berikutnya yakni obrolan mereka...
Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkanmu. Pada ketika anda mohon bekerja di perusahan, kami terkesan dengan pendidikan dan pencapaian anda. Sesungguhnya, menurut kemampuan, anda sebetulnya pekerja yang kami cari-cari.
Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima saya bekerja?
Manager: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata anda pernah tiga kali kena hukuman tidak membayar tiket ketika naik kendaraan umum.
Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa lantaran kasus kecil ini perusahan menolak pekerja yang jago dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?
Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini kasus kecil.
Kami perhatikan pertama kali anda melanggar aturan terjadi di ahad pertama anda masuk di negara ini. Petugas percaya dengan klarifikasi bhw anda masih belum mengerti sistem pembayaran. Diampuni, tapi anda tertangkap 2x lagi sehabis itu.
Wanita: Oh lantaran tidak ada uang kecil ketika itu.
Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima klarifikasi anda.
Jangan anggap kami bodoh.
Kami yakin anda telah melaksanakan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.
Wanita: Itu bukan kesalahan mematikan kan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa.
Manager: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan anda menerangkan dua hal:
- Anda tidak mengikuti peraturan yang ada Anda berilmu mencari kelemahan dlm peraturan dan memanfaatkan utk diri sendiri.
- Anda tidak bisa dipercaya Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada kepercayaan. Jika anda diberikan tanggung jawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yang besar. Demi ongkos, kami tidak sanggup menggunakan sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu. Perusahan kami ibarat dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh lantaran itu, kami tidak bisa pakai anda. Saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan yang mau pakai anda.
Pada ketika itu, perempuan ini ibarat bangkit dari mimpinya dan sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir menciptakan hatinya gentar.
Moral dan budpekerti bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran.
Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong budpekerti yang buruk..!!!
Apa yang kita lakukan hari ini yakni Membangun Masa Depan;
0 Response to "Ceritanya Pelanggaran Sederhana Tetapi Menggambarkan Huruf Sebenarnya"
Posting Komentar