Teori Perkembangan Intelektual Piaget
Mengenai teori perkembangan intelektual. Jean Piaget beropini bahwa proses berpikir insan sebagai suatu perkembangan yang sedikit demi sedikit dari berpikir intelektual faktual ke ajaib berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu.
Piaget ialah orang pertama yang memakai filsafat konstruktivis dalam proses berguru mengajar. Piaget (dalam Bell, 1981), beropini bahwa proses berpikir insan merupakan suatu perkembangan yang sedikit demi sedikit dari berpikir intelektual kongkret ke ajaib berurutan melalui empat tahap perkembangan, sebagai berikut:
Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu ialah niscaya dan impulsif namun umur kronolois yang diberikan itu ialah fleksibel, terutama selama transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu sanggup saling tindih bergantung kepada individu. Piaget berpendapat, tidak gunanya jikalau kita memaksa anak untuk cepat berpindah ke periode berikutnya.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
Sumber http://www.defantri.com
Piaget ialah orang pertama yang memakai filsafat konstruktivis dalam proses berguru mengajar. Piaget (dalam Bell, 1981), beropini bahwa proses berpikir insan merupakan suatu perkembangan yang sedikit demi sedikit dari berpikir intelektual kongkret ke ajaib berurutan melalui empat tahap perkembangan, sebagai berikut:
- Periode Sensori Motor (0–2) tahun. Karateristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akhir reaksi pribadi dari rangsangan. Rangsangan itu timbul lantaran anak melihat dan merab-raba objek. Anak itu belum memiliki kesadaran adanya konsep objek yang tetap.
Bila objek itu disembunyikan, anak itu tidak akan mencarinya lagi. Namun lantaran pengalamannya terhadap lingkungannya, pada tamat periode ini, anak menyadari bahwa objek yang disembunyikan tadi masih ada dan ia akan mencarinya. - Periode Pra-operasional (2–7) tahun. Operasi yang dimaksud di sini ialah suatu proses berpikir atau logik, dan merupakan kegiatan mental, bukan kegiatan sensori motor. Pada periode ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang sanggup dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga periode santunan simbol, contohnya suatu benda diberi nama (simbol).
Pada periode ini anak terpaku kepada kontak pribadi dengan lingkungannya, tetapi anak itu mulai memanipulasi simbol dari benda-benda sekitarnya. Walaupun pada periode permulaan pra-operasional ini anak bisa memakai simbol-simbol, ia masih sulit melihat hubungan-hubungan dan mengambil kesimpulan secara taat asas. - Periode operasi kongkret (7–12) tahun. Dalam periode ini anak berpikirnya sudah dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut operasi kongkret lantaran berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Operasi kongkret hanyalah memperlihatkan kenyataan adanya korelasi dengan pengalaman empirik-kongkret yang lampau dan masih menerima kesulitan dalam mengambil kesimpulan yang logis dari pengalaman-pengamanan yang khusus.
Pengerjaan-pengerjaaan budi sanggup dilakukan dengan berorientasike objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang pribadi dialami anak. Anak itu belum memperhitungkan semua kemungkinan dan kemudian mencoba menemukan kemungkinan yang mana yang akan terjadi. Anak masih terikat kepada pegakaman pribadi. Pengalaam anak masih kongkret dan belum formal.
Dalam periode operasi kongkret, karateristik berpikir anak ialah sebagai berikut:
- Kombinasivitas atau klasifikasi ialah suatu operasi dua kelas atau lebih yang dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar. Anak sanggup membentuk variasi kekerabatan kelas dan mengerti bahwa beberapa kelas sanggup dimasukkan ke kelas lain.
Misalnya semua insan lelaki dan semua insan perempuan ialah semua manusia. Hubungan A>B dan B>C menjadi A>C.
- Reversibilitas ialah operasi kebalikan. Setiap operasi logik atau matematik sanggup dikerjakan dengan operasi kebalikan. Misalnya, $5+?=9$ sama dengan $9–5=?$
Reversibilitas ini merupakan karakteristik utama untuk berpikir operasional di dalam teori Piaget. - Asosiasivitas ialah suatu operasi terhadap beberapa kelas yang dikombinasikan berdasarkan sebarang urutan.
Misalnya himpunan bilangan bulat, operasi ”+”, berlaku aturan asosiatif terhadap penjumlahan. - Identitas ialah suatu operasi yang memperlihatkan adanya unsur nol yang jikalau dikombinasikan dengan unsur atau kelas akhirnya tidak berubah. Misalnyadalam himpunan bilangan bundar dengan operasi ”+”, unsur nol ialah 0 sehingga 8+0=8. Demikian juga suatu jumlah sanggup dinolkan dengan mengkombinasikan lawannya, contohnya $4 – 4 = 0$.
- Korespondensi satu–satu antara objek-objek dari dua kelas. Misalnya unsur dari suatu himpunan berkawan dengan satu unsur dari himpunan kedua dan sebaliknya.
- Kesadaran adanya prinsip-prinsip konservasi. Konservasi berkenaan dengan kesadaran bahwa satu aspek dari benda, tetap sama sementara itu aspek lainnya berubah. Namun prinsip konservasi yang dimilikianak pada periode ini masih belum penuh. Anak pada periode ini dilandasi oleh observasi dari pengalaman dengan objek nyata, tetapi ia sudah mulai menggeneralisasi objek-objek tadi.
- Kombinasivitas atau klasifikasi ialah suatu operasi dua kelas atau lebih yang dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar. Anak sanggup membentuk variasi kekerabatan kelas dan mengerti bahwa beberapa kelas sanggup dimasukkan ke kelas lain.
- Periode Operasi Formal (>12) tahun. Periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat periode perkembangan intelektual. Periode operasi formal ini disebut juga disebut periode operasi hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkmbangan intelektual.
Anak-anak pada periode ini sudah memperlihatkan alasan dengan memakai lebih banyak simbul atau gagasan dalam cara berpikir. Anak sudah sanggup mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia bisa memakai mekanisme seorang ilmuwan, yaitu memakai posedur hipotetik-deduktif.
Anak bisa menuntaskan duduk kasus dengan cara yang lebih baik dan kompleks dari pada anak yang masih dalam tahap periode operasi kongkret. Konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak sudah bisa memakai hubungan-hubungan di antara objek-objek apabila ternyata manipulasi objek-objek tidak memungkinkan.
Anak telah bisa melihat hubungan-hubungan ajaib dan memakai proposisi-proposisi logik-formal termasuk aksioma dan definisi-definisi verbal.
Anak juga sudah sanggup berpikir kombinatorik, artinya jikalau anak dihadapkan kepada suatu masalah, ia sanggup mengisolasi faktor-faktor tersendiri atau mengkombinasikan faktor-faktor itu sehingga menuju penyelesaian duduk kasus tadi.
Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu ialah niscaya dan impulsif namun umur kronolois yang diberikan itu ialah fleksibel, terutama selama transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu sanggup saling tindih bergantung kepada individu. Piaget berpendapat, tidak gunanya jikalau kita memaksa anak untuk cepat berpindah ke periode berikutnya.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
0 Response to "Teori Perkembangan Intelektual Piaget"
Posting Komentar