Cara Kerja Sistem Tranmisi Otomatis (Cvt)
Salam Dunia Pendidikan.....
1. Uraian
Sistem CVT (Continously Variable Transmission), yaitu sistem otomatik yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor ketika ini. Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan santai. Contoh sistem transmisi otomatis / cvt (Mio, Spin, Vario,dll)
Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan sistim pendingin untuk mengurangi panas yang timbul lantaran tabrakan sehingga bisa tahan lebih lama. Sistim pedoman pendingin V-belt ini dibentuk sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran / abu dan air. Lubang pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk menghindari masuknya air ketika sepeda motor berjalan di tempat banjir.
sistem transmisi otomatik sistem transmisi konventional
2. Kelebihan Utama Dari sistim CVT
Sistim CVT sanggup menawarkan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat sempurna tanpa harus memindah gigi, menyerupai pada motor transmisi konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt
Rangkaian Rute Tenaga
1. Poros engkol eksklusif mengkopel pulley primary dan dengan V-belt memutar pulley secondary.
2. Untuk menggerakan roda belakang memakai kopling centrifugal yang akan memutar rumah kopling
3. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda, direduksi melalui roda gigi mediator (gearbox) sehingga menghasilkan dua tahap reduksi.
3. Konstruksi dan Fungsi
Sistim transmisi otomatik terdiri dari 2 bagian, yaitu :
A . Bagian Pulley Primary ( Pulley Pertama )
Pada belahan poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan fixed sheave (kita sebut F sheave), yaitu belahan pulley yang membisu dan cam. Adapun sliding sheave (kita sebut S sheave) piringan pulley yang sanggup bergeser terdapat pada belahan collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section. Piringan pulley yang sanggup bergeser ( S sheave ) akan menekan V-belt keluar melalui pemberat (roller weight) lantaran gaya centrifugal dan menekan ” S ” sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.
B . Bagian Pulley Secondary ( Pulley Kedua )
Terdiri dari piringan yang membisu ( fixed sheave ) berlokasi pada as primary drive gear melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch carrier) terkopel pada bos di belahan fixed sheave. Piringan pulley yang sanggup bergeser / sliding sheave menekan V-belt ke piringan yang membisu (F sheave ) melalui tekanan per.
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada ketika putaran langsam kopling centrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga putaran mesin tidak diteruskan ke roda belakang.
4. Sistem Pendinginan Pada Rumah V-Belt dan Bagian Sliding
A. Pendinginan V-Belt
Suhu dalam rumah V-belt sangat panas adapun panas yang ditimbulkan disebabkan oleh :
• Panas V-belt itu sendiri (adanya koefisien gesek / sliding pada belahan pulley)
• Koefisien gesek dari kopling centrifugal
• Panas lantaran mesin
• Lain-lain
Untuk itu pendinginan mutlak harus diberikan, sehingga diharapkan kipas pendingin dan sirkulasi udara yang baik untuk mengurangi panas yang timbul.
Panas yang timbul secara berlebihan akan merusakkan V-belt dan mempengaruhi umur dari V-belt. Begitu juga kebersihan udara pendinginan tidak kalah pentingnya oleh lantaran itu dilengkapi dengan saringan udara untuk menyaring abu dan kotoran lain. Kemampuan pakai V-Belt 25.000 km.
B. Pelumasan Tipe Basah dan Tipe Kering Untuk Bagian Sliding
Penggerak sistim V-belt, terdiri dari banyak belahan yang bergeser untuk itu sangat penting dilindungi dari keausan dan juga supaya sanggup menawarkan perbandingan ratio yang sesuai, sehingga system pelumasan sangat penting. Untuk pelumasan lembap pada bagian-bagian secondary, as, bearing dan untuk pelumasan kering pada belahan pemberat dan sliding bos.
5. Cara Kerja Sistem Penggerak CVT
A. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling Centrifugal.
Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum mengembang.
Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih besar lengan berkuasa dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.
B. Saat Mulai Berjalan
Pada ketika putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal bertambah besar lengan berkuasa dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt di belahan pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil) dan di belahan pulley secondary pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi yang besar nenyebabkan roda belakang gampang berputar. Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling. Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm
C. Putaran Menengah
Pada ketika putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar lantaran gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan pulley yang sanggup bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.
Ini dimungkinkan lantaran panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada kesannya putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
D. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar sentra dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke belahan sisi luar dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.
E. Cara Kerja Kopling Centrifugal Kering
Kopling terkopel : Sepatu kopling bergerak keluar dan memindahkan tenaga melalui gaya centrifugal.
F. Torsi Cam / Cam Penambah Torsi
Cam penambah torsi / torsi cam sanggup disebut dengan nama “Sensor torque “ perangkat ini sanggup menciptakan sliding sheave / piringan yang sanggup bergeser secara otomatis bekerja kalau torsi gaya putar yang besar diperlukan, contohnya pada kondisi mendaki atau penambahan kecepatan.
Gambar dibawah ini ( gbr A ) menjelaskan pada pengoperasian kondisi normal. Apabila jalan mendaki atau penambahan percepatan beban roda belakang akan bertambah berat maka sliding sheave / piringan yang sanggup bergeser pada pulley secondary akan tergeser ke depan disebabkan adanya alur torsi cam yang mengarahkan kedalam sehingga diameter pulley secondary akan membesar dan torsi roda belakang akan bertambah besar ( menyerupai pada gbr B ).
G. Gear Reduksi
Untuk menghasilkan total perbandingan putaran yang ideal antara poros engkol dan roda belakang diharapkan gear reduksi dengan dua kali reduksi. Tipe pertama roda gigi miring / helical gear untuk mengurangi noise, adapun untuk gear main axle dan gear drive axle dengan tipe roda gigi lurus / spur gear.
Untuk gear reduksi ini memakai pelumasan yang ada didalam gearbox yang terpisah dengan rumah V-belt dan rumah rem.
Perawatan sistim perapat / sealing
(A) Bagian seal oli
Kehalusan permukaan as ( crankcase, collar as drive. Bos secondary fixed sheave )
Pada ketika pemasangan periksa dari kondisi seal oli
Komponen yang dihentikan tersentuh oli :
a. V-belt, permukaan piringan primary dan secondary . Sebab : Timbul bunyi noise slip
b. Kopling centrifugal dan rumah kopling . Sebab : Clutch judder / kopling bergetar
(B) Bagian dalam ruang V- Belt
Proses pemasangan : Pemasangan yang kurang tepat
(C) Lain – lain
Proses pemasangan : Gasket tidak terpasang, o-ring motor starter putus / sobek.
Aus Pada Bagian Yang Bergeser / Sliding
Perubahan ratio berubah tergantung dari tenaga tekan pada belahan piringan yang sanggup bergeser / sliding sheave. Sehingga kelancaran geser yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi variasi perubahan, untuk itu bagian-bagian yang bergeser perlu perhatian khusus pada ketika perawatan juga harus dihindarkan dari kebocoran belahan seal.
Bagian penting pada belahan yang bergeser :
1. Bagian Primary
Sliding section : Surface roughness/looseness of s.sheave fitted section
Roller weight section : Surface roughness of cam surface (s.sheave and cam)
Fitted section : Outside diameter accuracy and roughness of collar
: Inside diameter accuracy and roughness of s.sheave bush
Sheave surface and V-belt : Roughness of sheave surface
2. Bagian Secondary
Torque cam section : Roughness of groove and pin
Fitted section : Outside diameter accuracy and roughness of collar
: Inside diameter accuracy and roughness of s. Sheave bush sheave and s.sheave
Heave surface and V-belt : Roughness of sheave surface
0 Response to "Cara Kerja Sistem Tranmisi Otomatis (Cvt)"
Posting Komentar