✔ Memperkuat Daya Saing Ukm Menghadapi Pasar Global
Dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASIAN tahun 2015, terdapat peluang yang besar bagi UKM untuk meraih potensi pasar dan peluang investasi harus sanggup dimanfaatkan dengan baik. Guna memanfaatkan peluang tersebut, maka tantangan yang terbesar bagi UKM menghadapi MEA ialah bagaimana bisa memilih taktik yang jitu guna memenangkan persaingan. Pada ketika MEA tahun 2015 diterapkan,diperkirakan akan terjadi perubahan-perubahan sikap pasar dengan ciri-ciri:
1. karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, dan bentuk organisasi yang cenderung membentuk jejaring (network);
2. tingkat industri yang pengorganisasian produksinya fleksibel dengan pertumbuhan yang didorong oleh inovasi/pengetahuan; didukung teknologi digital; sumber kompetisi pada inovasi, kualitas, waktu, dan biaya; mengutamakan research and development; serta menyebarkan aliansi dan kerja sama dengan bisnis lainnya.
Oleh alasannya ialah itulah, mulai ketika ini UKM harus mulai berbenah guna menghadapi sikap pasar yang semakin terbuka di masa mendatang. Para pelaku UKM dihentikan lagi harus mengandalkan buruh murah dalam pengembangan bisnisnya. Kreativitas dan penemuan melalui derma penelitian dan pengembangan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Kerjasama dan pembentukan jejaring bisnis, baik di dalam dan di luar negeri sesama UKM maupun dengan pelaku perjuangan besar harus dikembangkan.
Peranan pemerintah tentu menjadi penting terutama untuk mengantarkan mereka semoga bisa bersaing dengan pelaku perjuangan lainnya dalam memanfaatkan MEA pada tahun 2015. Beberapa upaya yang perlu dilakukan pemerintah untuk memperkuat daya saing UKM menghadapi pasar global adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan standar produk; Guna sanggup memanfaatkan peluang dan potensi pasar di daerah ASEAN dan pasar global, maka produk yang dihasilkan UKM haruslah memenuhi kualitas dan standar yang sesuai dengan janji ASEAN dan negara tujuan. Dalam kerangka itu, maka UKM harus mulai difasilitasi dengan kebutuhan kualitas dan standar produk yang dipersyaratkan oleh pasar ASEAN maupun di luar ASEAN. Peranan derma teknologi untuk peningkatan kualitas dan produktivitas serta introduksi desain
kepada para pelaku UKM yang ingin memanfaatkan pasar ASEAN perlu segera dilakukan.
2. Meningkatkan susukan finansial; Isu finansial dalam pengembangan bisnis UKM sangatlah klasik. Selama ini, belum banyak UKM yang bisa memanfaatkan denah pembiayaan yang diberikan oleh perbankan. Hasil survey Regional Development Institute (REDI, 2002) menyebutkan bahwa ada 3 gap yang dihadapi berkaitan dengan susukan finansial bagi UKM,
1. aspek formalitas, alasannya ialah banyak UKM yang tidak mempunyai legal status;
2. aspek skala usaha, dimana sering sekali denah kredit yang disiapkan perbankan tidak sejalan dengan skala perjuangan UKM; dan
3. aspek informasi, dimana perbankan tidak tahu UKM mana yang harus dibiayai, sementara itu UKM juga tidak tahu denah pembiayaan apa yang tersedia di perbankan. Oleh alasannya ialah itu, maka ketiga gap ini harus diatasi, diantaranya dengan peningkatan kemampuan bagi SDM yang dimiliki UKM, perbankan, serta pendamping UKM. Pada sisi lain, harus juga diberikan info yang luas wacana skema-skema pembiayaan yang dimiliki perbankan.
3. Meningkatkan kualitas SDM dan jiwa kewirausahaan UKM; Secara umum kualitas SDM pelaku UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi spirit kewirausahaannya. Kalau mengacu pada data UKM pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%. Oleh alasannya ialah itu, untuk memperkuat kualitas dan kewirausahaan UKM di Indonesia, maka diharapkan adanya pendidikan dan latihan keterampilan, manajemen, dan diklat teknis lainnya yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan kewirausahaan juga perlu ditingkatkan. Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2011 kemudian harus ditindaklanjuti dengan langkah kongkrit, ibarat penyusunan grand strategy pengembangan kewirausahaan dan pelaksanaan dilapangan yang dilakukan dalam kaitannya dan bertanggung jawab. Hal penting yang juga perlu diperhatikan ialah perlunya derma modal awal terutama bagi wirausaha pemula.
4. Memperkuat dan meningkatkan susukan dan transfer teknologi bagi UKM untuk pengembangan UKM inovatif; Akses dan transfer teknologi untuk UKM masih merupakan tantangan yang dihadapi di Indonesia. Peranan inkubator, forum riset, dan kerjasama antara forum riset dan sekolah tinggi tinggi serta dunia perjuangan untuk alih teknologi perlu digalakkan. Kerjasama atau kemitraan antara perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri dengan UKM harus didorong untuk alih teknologi dari perusahaan besar kepada UKM. Praktek ibarat ini sudah banyak berjalan di beberapa Negara maju, ibarat USA, Jerman, Inggris, Korea, Jepang dan Taiwan. Model-model pengembangan klaster juga harus dikembangkan, alasannya ialah melalui model tersebut akan terjadi alih teknologi kepada dan antar UKM.
5. Memfasilitasi UKM berkaitan susukan info dan promosi di luar negeri; Bagian terpenting dari proses produksi ialah persoalan pasar. Sebaik apapun kualitas produk yang dihasilkan, jikalau masyarakat atau pasar tidak mengetahuinya, maka produk tersebut akan sulit dipasarkan. Oleh alasannya ialah itu, maka pemberian info dan promosi produk-produk UKM, khususnya untuk memperkenalkan di pasar ASEAN harus ditingkatkan. Promosi produk, bisa dilakukan melalui dunia maya atau mengikuti kegiatan-kegiatan pameran di luar negeri. Dalam promosi produk ke luar negeri ini perlu juga diperhatikan kesiapan UKM dalam penyediaan produk yang akan dipasarkan. Sebaiknya dihindari mengajak UKM ke luar negeri, padahal mereka belum siap untuk mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam kaitan ini, bukan saja kualitas dan desain produk yang harus diperhatikan, tetapi juga wacana kuantitas dan kontinuitas produknya.
Selain peluang pasar yang besar, alasannya ialah jumlah penduduk ASEAN telah mencapai lebih dari 590 juta jiwa, beberapa potensi yang kita miliki sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh UKM di Indonesia, mari jangan sia siakan peluang ini
0 Response to "✔ Memperkuat Daya Saing Ukm Menghadapi Pasar Global"
Posting Komentar