Strategi Pembelajaran Matematika Sma By astagadragon Selasa, 20 November 2018 Add Comment Edit Matematika di Sekolah telah dibahas sebelumnya dan Pembelajaran Tematik melengkapinya. Dengan berpijak pada masih rendahnya hasil mencar ilmu siswa untuk mata pelajaran matematika, yang ditengarai hasil UN dan prestasi mereka ditingkat internasional IMO (International Mathematics Olympiad), secara jujur harus kita terima suatu kenyataan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas mencar ilmu matematika siswa haruslah dengan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Trend pendidikan matematika yang berkembang di dunia remaja ini (Fadjar Shadiq, 2001) yakni : Beralihnya pendidikan matematika dari bentuk formal ke penerapan, proses (activities), dan pemecahan problem nyata. Dengan kata lain dari deduktif ke induktif. Beralihnya assessment (penilaian) ke bentuk penilian autentik menyerupai portofolio, proyek, wawancara (interview), laporan siswa, jurnal evaluasi berdikari siswa, ataupun penampilan (performance) Pemaduan matematika dengan disiplin lain (dari single disciplines ke interdisciplinary) Peralihan dari mencar ilmu perorangan (yang bersifat kompetitif) ke mencar ilmu bersama (cooperative learning) Peralihan dari mencar ilmu menghafal (rote learning), ke mencar ilmu pemahaman (learning for understanding) dan mencar ilmu pemecahan problem (problem solving). Peralihan dari dasar positivis (behaviorist) ke konstruktivisme, atau dari subject centered ke clearer centered (terbentuk/ terkonstruksinya pengetahuan). Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge transmitted) ke bentuk interaktif, investigatif, eksploratif, kegiatan terbuka, keterampilan proses, modeling dan pemecahan masalah. Perlu pula kita menengok ke belakang, yaitu pada rekomendasi dari The Cockroft Report yang banyak dijadikan pola dari aneka macam negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematikanya. The Cockroft Report merupakan laporan dari Commette of Inquiry into the Training of Mathematics in Schools, suatu komisi yang dibuat oleh Departement of Education and Science, Great Britain, diketuai oleh Dr.W.H.Cockroft, dengan laporannya yang sangat populer itu, dan diberinya judul "Mathematics Counts". Oleh alasannya yakni itu dalam mendesain pembelajaran matematika, seharusnyalah kita mengacu pada The Cocroft Report ini. Menggaris bawahi lingkup kiprah para guru berkenaan dengan kiprahnya dalam pembelajaran matematika, pada penggalan ke 17 paragraf 243 dari The Cockroft Report ini direkomendasikannya bahwa: "Pengajaran matematika pada semua jenjang pendidikan hendaknya mencakup acara sebagai berikut : Eksposisi dari guru Diskusi antara guru dengan siswa dan diskusi antar siswa. Adanya kerja mudah (practical work). Pemantapan dan latihan (consolidation and practice of mendasar skill and routine). Problem solving yang berisi penerapan matematika pada kehidupan sehari‐hari. Kegiatan pemeriksaan (investigational work). Paradigma gres dalam pendidikan matematika di Indonesia, berdasarkan Zamroni (dalam Sutarto Hadi, 2000), seharusnya mempunyai ciri‐ciri sebagai berikut : Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dari pada pengajaran (teaching). Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel. Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai karakteristik khusus dan mandiri, dan Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan. Menjawab tantangan di atas dan mencermati musim pengajaran matematika di dunia, maka Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika membuatkan seni administrasi pembelajaran matematika terpadu yang bersahabat kita kenal dengan Strategi Pembelaran Matematika yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Untuk mengawali pembahasan mengenai seni administrasi pembelajaran, kita kenal beberapa istilah yang kadang‐kadang mempunyai pengertian yang hampir sama, dan dalam penggunaannya kadang‐kadang kita rancu, yaitu pengertian ihwal strategi, metode, pendekatan, model serta teknik dalam pembelajaran. Ruseffendi (1980) mencoba untuk memperlihatkan penjelasan ihwal keempat problem di atas, menurutnya yang dimaksud dengan: 1. Strategi mengajar yakni seperangkat budi yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang memilih warna atau seni administrasi tersebut, yaitu : a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid b. Penyaji materi pelajaran (perorangan kelompok, atau mencar ilmu mandiri) c. Cara materi pelajaran disajikan (induktif atau deduktif, analitis atau sintetis, formal atau non formal) d. Sasaran peserta materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau homogen). 2. Pendekatan yakni jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif, atau mempelajarai operasi perkalian dengan pendekatan ganda Cartesius, demikian juga bagaimana siswa memperoleh, mengorganisasi dan mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan ketrampilan proses (process skill). 3. Metode mengajar yakni cara mengajar secara umum yang sanggup ditetapkan pada semua mata pelajaran, contohnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, inovasi terbimbing dan sebagainya. 4. Teknik mengajar yakni penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah diubahsuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai contohnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang. 5. Model pembelajaran mempunyai pengertian yang amat dekat dengan seni administrasi pembelajaran. Menurut Ismail (dalam Rachmadi, 2006:5) yang membedakan model pembelajaran dengan seni administrasi maupun metode yakni dimilikinya empat ciri khusus, yaitu: a. Rasional teoritik yang logis yang disusun penciptanya b. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai c. Tingkah laris mengajar yang diharapkan supaya model tersebut berhasil d. Lingkungan mencar ilmu yang diharapkan supaya tujuan pembelajaran tercapai. Belajar mengajar yakni suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan murid. Sedang mengenai seni administrasi pembelajaran ini, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996:5) memberi rambu‐rambu konsep seni administrasi pembelajaran, bahwa secara umum seni administrasi mempunyai pengertian suatu garis‐garis besar untuk bertindak dalam perjuangan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dengan sedikit mengerucut pembahasan ihwal seni administrasi pembelajaran maka sanggup diartikan sebagai pola‐pola umum kegiatan guru‐anak didik dalam perwujudan kegiatan mencar ilmu mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dikenal empat seni administrasi dasar dalam mencar ilmu mengajar yang mencakup hal‐hal sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi serta memutuskan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laris dan kepribadian anak didik yang diharapkan 2. Memilih sistem pendekatan mencar ilmu mengajar yang serasi 3. Memilih dan memutuskan prosedur, metode, dan teknik mencar ilmu mengajar yang dianggap paling sempurna dan efektif 4. Menetapkan norma‐norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan. Mengacu pada empat seni administrasi dasar di atas dan mencermati musim pembelajaran matematika remaja ini, maka seni administrasi pembelajaran matematika sebaiknya menerapkan yakni Pembelaran Matematika yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). (Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Menengan Atas oleh:Drs. Setiawan, M.Pd) Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013; Sumber http://www.defantri.com Share this post Berlangganan update artikel terbaru via email:
0 Response to "Strategi Pembelajaran Matematika Sma"
Posting Komentar