Teknologi Pertanian Ini Bisa Atasi Hama Secara Alami
Kondisi pertanian ketika ini berbeda dengan kondisi pertanian pada masa sebelumnya. Untuk mendapat hasil yang baik, kita memerlukan sebuah penemuan yang membantu dan mempermudah para petani yang ada di Indonesia. Di kurun globalisasi ini tugas teknologi pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi-produksi pertanian.
Saat ini hambatan yang paling sering dihadapi para petani Indonesia yakni serangan hama dan penyakit. Penyakit yang sering kali mengganggu para petani yakni hawar daun basil dan blast. Kendala lainnya yang juga menjadi penghambat para petani yakni kondisi tanah yang sudah tidak subur lagi yang diakibatkan lantaran penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, petani-petani di Indonesia lebih sering mengalami gagal panen. Jika para petani berhasil panen pun jadinya sering kali kurang baik.
TEKNOLOGI PERTANIAN PGPR ATASI HAMA SECARA ALAMI
Mungkin sebagian dari Anda bertanya, apa itu PGPR? PGPR merupakan kepanjangan dari Plant Growth Promoting Rhizhobacteria. Promoting Rhizobacteria merupakan sejenis basil yang hidup di antara akar tanaman, basil ini hidup secara berkoloni sehingga tampak basil ini menyelimuti perakaran tanaman. Teknologi Pertanian PGPR merupakan sebuah penemuan yang sanggup dipakai dan dikembangkan oleh petani. Menarikanya, selain gampang dalam proses pembuatanya bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan PGPR sangatlah gampang ditemukan disekitaran lahan pertanian.
Kelebihan Teknologi Pertanian PGPR
- Mampu memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
- Mampu memperbaiki kondisi tanah.
- Meningkatkan fiksasi N.
- Dapat mengurangi penyakit dan kerusakan yang disebabkan oleh OPT.
- Dapat mengendalikan hama dan penyakit, dan lain-lain
Kekurangan dari teknologi pertanian PGPR :
- Terdapat perbedaan kekonsistensian dari PGPR ini, perbedaan tersebut dikarenakan disetiap tempat mempunyai karakteristiknya masing-masing sehingga terdapat perbedaan hasil dari penggunaan teknologi ini.
- Bakteri ini harus bisa di produksi dan di perbanyak dalam bentuk yang optimal. Hal tersebut dikarenakan basil ini perlu di re-inokulasi pada ketika di lapangan.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, tumbuhan padi yang telah diberikan PGPR daya tahannya terhadap penyakit semakin meningkat. Selain itu, keadaan tanahnya juga semakin subur. Sebagai pola petani yang berada di tempat Kabupaten Pinrang, Kecamatan Cempa, Desa Tanra Tuo telah mencoba mengaplikasikan teknologi pertanian PGPR pada tumbuhan padi dan pisang. Hasilnya produksi tumbuhan padi dan pisang sanggup meningkat sampai 10% tanpa mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Artikel Terkait: Cara pembuatan pupuk organik
Dalam pola perkara ini, terdapat beberapa penyakit yang sering menyerang tumbuhan padi, menyerupai hawar daun bakteri, blast, dan beberapa penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini bersumber dari udara dan dalam tanah. Dengan pengaplikasian teknologi pertanian PGPR ini, penyakit-penyakit yang menyerang tumbuhan padi sanggup dikendalikan. Pengaplikasian teknologi pertanian PGPR pada tumbuhan pisang juga bisa mengendalikan penyakit fusarium.
Artikel Terkait: Hasil Uji Quick Assement Budidaya Mina Padi Berpontensi Besar Raih Keuntungan
Melalui produksi hormon tumbuhan, PGPR ini bisa meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kemampuan fiksasi Nitrogen untuk menyediakan unsur N tanah meningkatkan hasil dari osmolit yang berfungsi untuk osmoprotektan dalam kondisi tanah yang kering. Teknologi pertanian PGPR mempunyai kandungan senyawa tertentu yang bisa membunuh patogen-patogen tanaman.
Selain untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan tumbuhan, PGPR ini juga bisa untuk memperbaiki kualitas tanah dengan cara menekan pertumbuhan patogen yang ada di dalam tanah dan mempercepat penguraian materi organik yang ada dalam tanah. Fungsi lain dari PGPR ini yakni sebagai pelarut unsur phospat. Unsur ini terdapat banyak di dalam tanah, namun unsur ini tidak sanggup diserap oleh akar tumbuhan lantaran unsur ini mengikat unsur Al dan Fe.
Pengaplikasian teknologi pertanian PGPR ini sanggup dilakukan pada aneka macam jenis tanaman, menyerupai tumbuhan sayur-sayuran, buah-buahan, dan jenis tanaman-tanaman lainnya. Dengan penggunaan teknologi ini secara berkala, akan berdampak pada pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida-pestisida lainnya. Dengan begitu, kondisi tanah yang ada di Indonesia akan berangsur-angsur membaik.
CARA MEMBUAT PGPR
- Merendam 100 gram akar bambu dengan tanah yang ada disekitarnya dengan air masbodoh selama 2 hari.
- Merebus 400 gram gula pasir, 500 gram bekatul, dan 200 gram terasi dengan 10 liter air sampai mendidih.
- Setelah semua materi dingin, kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam wadah tertutup. Untuk mendapat hasil yang baik sebaiknya memakai fermentor yang terbuat dari jerigen.
- Setelah didiamkan selama 14 hari, PGPR sanggup digunakan.
- Cara penggunaannya dengan cara mencampurkan 1 liter PGPR ke dalam 16 liter air. Kemudian disemprotkan pada lahan kosong yang akan ditanami.
- Penyemprotan dilakukan setiap 20 hari sekali.
Demikian isu terkait teknologi pertanian PGPR yang sanggup kami berikan untuk Anda. Semoga sanggup memperlihatkan manfaat konkret bagi Anda semua. Ada yang mau ditanyakan? jikalau ada, jangan sungkan-sungkan untuk mengisi foom isian dibawah artikel ini.
sumber gambar teknologi pertanian PGPR : labklinik.wordpres[.]com
Sumber https://www.infoagribisnis.com
0 Response to "Teknologi Pertanian Ini Bisa Atasi Hama Secara Alami"
Posting Komentar