iklan

Sistem Reproduksi Unggas Betina

 Organ reproduksi pada unggas ialah ovarium Sistem Reproduksi Unggas Betina

Organ reproduksi pada unggas ialah ovarium  dan oviduct untuk unggas betina dan  untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi bab kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik, tetapi untuk bab kanan mengalami rudimeter. 

Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur  dan v@gin@. Secara lengkap reproduksi pada unggas betina seperti  pada Gambar 12. 

 Organ reproduksi pada unggas ialah ovarium Sistem Reproduksi Unggas Betina
Ovarium  

Ovarium terletak pada kawasan kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel. Ovarium biasanya terdiri dari 5 hingga 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum  masak yang berwarna putih. 

 Organ reproduksi pada unggas ialah ovarium Sistem Reproduksi Unggas Betina
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya pada permukaan  dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang mempunyai kegunaan untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui fatwa darah menuju discus germinalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bab stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan verbal dari infundibulum. 

Perkembangan kuning telur dimulai sesudah oocyt (discus germinalis) berkembang secara perlahan-lahan pada hari ke-10 hingga 8  sebelum ovulasi, dengan adanya penimbunan zat-zat makanan. Pada hari ke- 7 hingga 4 sebelum ovulasi pembentukan yolk terjadi sangat cepat. Pada hari ke-7 hingga 6 sebelum ovulasi yolk, sebesar 1/10 kali yolk masak. Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi lapisan konsentris yolk dan diameter  yolk berkembang dari 6 hingga 35 mm. Lapisan konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang dipengaruhi oleh perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang malam. Pada hari ke-4 sebelum ovulasi  yolk sudah berebentuk tepat menyerupai pada yolk masak.  Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan berhenti sama sekali pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan diameter sekitar 40 mm. Proses perkembangan folikel yolk ini dipengaruhi oleh hormon pituitari sesudah terjadinya kematangan secual pada ayam betina.   

Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada ketika perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang alasannya adanya FSH (FollicleStimulating Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bab anterior. Anak ayam belum remaja mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan tepat pada ketika ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut. 

Setelah ayam remaja ovarium juga memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen memacu pertumbuhan terusan reproduksi dan merangsang terjadinya kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk pembentukan telur. Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon releasing factor di hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga terusan telur berfungsi normal. 

Oviduk 

Oviduk terdapat sepasang dan merupakan terusan penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bab dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai. Oviduk terdiri dari lima bab yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan v@gin@.

 Organ reproduksi pada unggas ialah ovarium Sistem Reproduksi Unggas Betina
Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan materi sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada ketika mendekati remaja kelamin serta menerima stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak acara sekresinya, sel-sel menawarkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks hingga kolumner transisional yang mempunyai silia. Oviduk unggas tidak sanggup membedakan antara ovum dengan bendabenda asing, sehingga akan tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda abnormal tersebut. 

Infundibulum 

Infundibulum ialah bab teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk menyerupai corong atau fimbria dan mendapatkan telur yang telah diovulasikan. Pada bab kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali menyerupai ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur hingga ke kutub-kutub telur. Pada bab leher infundibulum yang merupakan bab kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bab pertemuan antara uterus dan v@gin@. Penyimpanan ini terjadi pada ketika kopulasi hingga ketika fertilisasi. 

Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan sesudah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bab magnum. 

Magnum 

Magnum merupakan terusan kelanjutan  dari oviduk dan merupakan bab terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak sanggup terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm  dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam.  

Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 hingga 50% total albumen telur. 

Ithmus 

Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum  terdapat garis pemisah yang nampak terang yang disebut garis penghubung  ithmus-magnum.  

Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam.  

Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bab yang memisah/melebar membentuk bab yang disebut rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara sanggup dipakai untuk mengetahui umur telur dan besar telur. 

Uterus 

Uterus merupakan bab oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus  telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 hingga 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling usang di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 hingga 20 jam. 

Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 hingga 25%. 

Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bab inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium.  

Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat  didalam cairan uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk alasannya adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang jadinya menjadi ion karbonat sesudah ion hidrogen terlepas. Beberapa korelasi antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus dalam tragedi pembentukan kerabang telur sanggup dilihat pada gambar 10. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, alasannya bila kekurangan kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang. 

Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna lebih banyak didominasi kerabang telur ialah putih dan coklat, yang  pewarnaannya  tergantung pada genetik setiap individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%)  dan disekresikan ketika 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk ke v@gin@. Pada kutikula terdapat lapisan porus yang mempunyai kegunaan untuk sirkulasi air dan udara. 

Vagina  

Bagian selesai dari oviduk ialah v@gin@ dengan panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bab v@gin@ sesudah pembentukan oleh kelenjar kerabang tepat (di dalam uterus). Pada v@gin@ telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang mempunyai kegunaan untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi kuman sanggup dicegah.  Kemudian telur dari v@gin@ keluar melalui kloaka. 



Sumber http://gudangbukusekolah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sistem Reproduksi Unggas Betina"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel