iklan

Penampungan Semen Dari Pejantan

 Koleksi semen atau penampungan semen yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh kolektor untu Penampungan Semen dari Pejantan

Penampungan Semen

Koleksi semen atau penampungan semen yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh kolektor untuk mendapat semen dari seekor pejantan secara sengaja.  Untuk mendapat semen secara sengaja, maka pejantan yang akan dikoleksi harus dirangsang oleh seekor betina (bisa juga memakai pejantan atau boneka yang meyerupai sapi) yang telah dipersiapkan sebagai betina penggoda (pemancing libido).   Untuk mengoleksi semen seorang kolektor harus hati-hati, lantaran ternak jantan yang akan dikoleksi umumnya bersifat temperamental, sehingga cukup berbahaya. Oleh lantaran itu kolektor yang berpengalaman dan terlatih sangat diutamakan untuk mendapat hasil yang optimal. 

Teknik koleksi semen dikenal ada 4 cara, yaitu :
  1. menggunakan tampon; 
  2. menggunakan teknik pengurutan (massage);  
  3. elektroejakulator (electro ejaculator); dan  
  4. menggunakan v@gin@ tiruan (artificial v@gin@). 
Koleksi semen memakai tampon sudah usang ditinggalkan, lantaran teknik tersebut akhirnya tidak memuaskan. Teknik koleksi dengan tampon merupakan cikal bakal (sejarah) ditemukannya teknik koleksi semen yang pertama, dan sebagai ide bagi para andal untuk menyebarkan teknik koleksi semen yang lebih modern. 

Koleksi semen memakai teknik pengurutan metodenya hampir sama dengan teknik elektronik ejakulator, hanya memakai tangan.  Semen yang diperoleh dari hasil koleksi kurang bersih, sering tercemar kotoran lantaran semen menetes melalui preputium. 

Koleksi semen memakai elektroejakulator biasanya dilakukan pada pejantan unggul yang tidak sanggup menungangi betina ketika akan dikoleksi semennya, juga untuk binatang langka.  Semen yang diperoleh dari hasil koleksi memakai elektroejakulator volumenya relatif banyak, namun selalu tercemar dengan banyak sekali reruntuhan sel bahkan darah.    Koleksi semen memakai v@gin@ tiruan merupakan teknik yang paling sempurna, lantaran semen yang dihasilkan ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas sangat memuaskan.  Mengacu pada hasil yang memuaskan tersebut, maka ketika ini koleksi semen untuk banyak sekali jenis ternak memakai v@gin@ buatan. 

Pemilihan Pejantan Produktif 

Pemilihan pejantan menurut eksterior 

Penampilan Luar (Eksterior) Calon pejantan harus dipilih yang mempunyai penampilan luar (eksterior) yang baik. Pejantan yang mempunyai penampilan luar baik akan menghipnotis produktivitas dan mutu anak yang dihasilkan. Untuk menilai penampilan luar pejantan sanggup ditinjau dari kondisi umum dan kondisi khusus. 

Kondisi Umum 

Penampilan luar yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sapi sebagai calon pejantan yaitu sebagai berikut : 
  1. dalam keadaan sehat dan tidak cacat. 
  2.  memiliki mata cerah dan kulitnya mengkilat (tidak kusam). 
  3. bergerak lincah dan nafsu makannya baik. 
  4. memiliki leher panjang dan besar . 
  5. memiliki tubuh panjang, berbentuk balok (sesuai bangsanya) dan dada dalam. 
  6. memiliki kaki besar, tegak dan kokoh. 
  7. memiliki pertumbuhan tubuh yang kompak/serasi. 
  8. memiliki warna kulit dan bulu khas sesuai bangsanya. 
Kondisi Khusus 

Berdasarkan ketetentuan kontes dan festival ternak nasional yang termasuk dalam “statistik vital” pada ternak sapi mencakup ukuran tinggi gumba, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, lebar panggul, lebar pinggul, panjang pinggul, panjang kepala, lebar kepala, berat badan, dan umur. 

Ukuran-ukuran tersebut sanggup memberi citra perihal bentuk umum ternak tersebut, sehingga tipe dan kapasitas ternak sanggup diramalkan. Cara pengukuran bagian-bagian tubuh tersebut sebagai berikut : 
  1. Panjang tubuh diukur mengikuti garis horizontal yang ditarik dari tepi depan sendi pundak ke tepi belakang bungkul tulang duduk. 
  2. Tinggi gumba, diukur dari cuilan tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus. 
  3. Lebar   dada, ditentukan oleh jarak tepi luar sendi pundak kanan kiri mengikuti garis horizontal. 
  4. Dalam dada, jarak antara puncak gumba dan tepi cuilan bawah dada mengikuti garis tegak lurus. 
  5. Lingkar  dada, diukur mengikuti lingkar dada persis di belakang bahu, mengenai puncak gumba atau pada sapi persis di belakang punuk dan melewati ujung belakang tulang dada. 
  6. Lebar pinggul, ditentukan oleh jarak sendi pinggul kanan kiri. 
  7. Tinggi  pinggul, diukur dari cuilan sendi pinggul tegak lurus hingga ke tanah. 
Ukuran minimum “statistik vital” sapi-sapi jantan bibit Indonesia disajikan pada Tabel 7, sedangkan  penilaian sapi calon pejantan pada Tabel 8 berikut. 

 Koleksi semen atau penampungan semen yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh kolektor untu Penampungan Semen dari Pejantan
Catatan : 
1. Tinggi gumba   ...... cm   
2. Panjang tubuh ...... cm   
3. Lingkar dada    ...... cm   
4. Berat badan     ...... cm   
5. Umur   ........  bulan/tahun

Pemilihan Pejantan Berdasarkan Aspek Reproduksi Fertilitas Ternak Jantan 

Penilaian tingkat fertilitas ternak pejantan dilakukan dengan menilai tingkat kesehatan secara umum dan keberhasilan untuk berkembang biak, yaitu dengan memakai kriteria :

  1. Kesehatan umum: bebas dari kelainan anatomis pada organ genitalia yang sanggup menghipnotis kesehatan umum dan acara reproduksi. 
  2. Status genetik: bebas  dari cacat yang menurun dari nenek moyangnya, dan keturunan-keturunan dari ternak tersebut. 
  3. Kesehatan secualis : bebas penyakit reproduksi terutama kelamin. 
  4. Kemampuan untuk mengawini.  
  5. Fertilitasnya : spermatozoanya bisa untuk membuahi ovum. 

Dalam pengamatan dan palpasi organ genitalis pejantan sanggup diketahui dengan niscaya bahwa organ tersebut berada dan berkembang secara normal bagi pejantan tersebut sesuai dengan bobot hidup dan umurnya, dan juga tidak ditemukan adanya kelainan-kelainan yang berkaitan dekat dengan spermatogenesis yaitu kualitas semen yang  rendah.   Di samping itu perlu juga dilihat   keagresifan  pejantan untuk mengawini betina.

Skrotum (kantong buah z4ka4r) 

Skrotum diamati dan dipalpasi dari cuilan belakang, di mana bentuk, kulit dan elastisitas otot skrotum harus tampak jelas.  Bentuk asimetris sering kali merupakan bentuk yang disebabkan oleh lipatan kulit pada satu sisi yang terlihat paling kecil.   Hal ini mungkin disebabkan lantaran perbedaan besar t3st1s, tetapi kadang kala lebih disebabkan oleh reaksi sementara dari salah satu t3st1s.

Testis (buah z4ka4r) 

Untuk menyidik t3st1s maka perlu memfiksasi t3st1s dalam membrannya sebelum pemeriksaan, dan ketika mempalpasi amati  perubahan bentuk, ukuran, simetri, posisi, konsistensi, dan  kemampuan berpindah daerah ketika (naik turun) untuk peningkatan suhu, dan keempukan t3st1s.

Cara memfiksasi t3st1s yaitu dengan kedua ibu jari kita letakkan secara horizontal pada dorsal pole t3st1s dan tekan ke arah bawah.  Cara ini dipakai untuk membandingkan ukuran besar t3st1s kiri dan kanan.

Cara mempalpasi t3st1s yaitu dengan salah satu tangan (misal tangan kiri) memfiksir t3st1s kiri dan ibu jari kiri menekan cuilan septum medialis t3st1s, asisten tetap memfiksir t3st1s kanan menyerupai kedudukan semula, demikian juga untuk palapasi t3st1s sebelah kanan. Setelah palpasi skrotum dan t3st1s selesai, kemudian diukur lingkar skrotum. Pengukuran lingkar skrotum dilakukan dengan memakai pita ukur dengan skala cm.   Mula-mula dilingkarkan pada cuilan atas skrotum secara longgar, kemudian dengan perlahanlahan diteruskan hingga menjadi ukuran yang maksimum. Pada Tabel 9. disajikan penilaian terhadap lingkar skrotum. 

Lingkar skrotum (lingkar kantong buah z4ka4r) sanggup menunjukkan indikasi kemampuan seekor pejantan menghasilkan semen.   Disamping itu lingkar skrotum mempunyai korelasi dengan umur kedewasaan dari sapi jantan.

Penis Dengan cara pengamatan yang teliti dan palpasi p3enis maka sanggup diraba glans p3enis yang diselaputi oleh membran mucosa dan glans p3enis ini menduduki sepertiga kaudal rongga preputium. Secara perlahan tarik dan lepaskan (maju mundur) kulit preputium, untuk mengetahui kebebasan gerakan p3enis ketika ereksi atau relaksasi.



Sumber http://gudangbukusekolah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penampungan Semen Dari Pejantan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel