iklan

Pemeriksaan Kualitas Air Dan Makanan Dengan Metode Tpc (Total Plate Count)

Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan dengan Metode TPC  Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan dengan Metode TPC (Total Plate Count)

Pemeriksaan kualitas air dan kuliner dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya kuliner atau minuman tersebut kita konsumsi. Hal tersebut bergantung pada jumlah dan jenis mikroorganisme yang ada dalam kuliner atau minuman tersebut.Pemeriksaan ini dapatdilakukan dengan metode TPC (Total Plate Count), yaitu dengan menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu sampel atau sediaan. Metode TPC juga sering disebut dengan metode ALT (Angka Lempeng Total).

Kualitas Air dan Makanan 

Mikroorganisme atau mikroba ialah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan hanya sanggup diamati dengan memakai mikroskop. Mikroorganisme sanggup berinteraksi dengan organisme lain dengan cara yang menguntungkan atau merugikan. Interaksi mikroorganisme dengan materi pangan sanggup mengakibatkan perubahan pada materi pangan tersebut.Perubahan pada materi pangan tersebut sanggup berupa perubahan menguntungkan atau merugikan. Perubahan yang menguntungkan sanggup kita lihat pada proses pembuatan tempe oleh jamur, pembuatan yoghurt oleh Lactobacillus bulgaricus. Sedangkan perubahan yang merugikan sanggup berupa kerusakan atau pembusukan makanan. 

Kerusakan materi pangan sanggup berlangsung cepat atau lambat tergantung dari jenis materi pangan atau kuliner yang bersangkutan dan kondisi lingkungan dimana materi pangan tersebut diletakkan (Wijayanti, 2011).Salah satu indikator kerusakan produk pangan atau kuliner ialah bila jumlah mikroorganisme tumbuh melebihi batas yang telah ditetapkan.Untuk mengetahui sejauh mana kerusakan materi pangan tersebut dan untuk mengetahui kondusif atau tidaknya kuliner tersebut dikonsumsi, maka harus terlebih dahulu dilakukan investigasi mikrobiologi.Pengujian mikrobiologi diantaranya mencakup uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif basil patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji basil indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi kuliner tersebut (Fardiaz, 1993). 

Pengujian  mikrobiologi  pada  sampel  makanan  akan  selalu  mengacu  kepada persyaratan  makanan  yang  sudah  ditetapkan.  Parameter  uji  mikrobiologi  pada air dan kuliner yang  dipersyaratkan  sesuai  Standar Nasional  Indonesia diantaranya uji TPC (Total Plate Count) atau ALT (Angka Lempeng Total),  uji MPN  Coliform dan lain-lain.Uji Total Plate Count (TPC) merupakan metode kuantitatif yang umumnya dipakai untuk menghitung adanya basil secara langsung. 

Metode Total Plate Count (TPC) 

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) ialah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang sanggup dilihat eksklusif dan dihitung dengan mata tanpa memakai mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita sanggup menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta sanggup mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut. 

Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel memakai larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya sanggup diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). Menurut Waluyo (2005), tahapan pengenceran dimulai dari menciptakan larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2.  Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya hingga mencapai pengenceran yang kita harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini. 

Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan dengan Metode TPC  Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan dengan Metode TPC (Total Plate Count)
Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar.Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang mempunyai kesamaan sifat menyerupai bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium ialah sebagai berikut: 
  • Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada pula yang melebar hingga menutup permukaan medium. 
  • Bentuk. Ada koloni yang bundar dan memanjang. Ada yang tepinya rata dan tidak rata. 
  • Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium, ada pula yang timbul diatas permukaan medium. 
  • Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya bernafsu dan tidak rata. 
  • Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat da nada yang permukaannya suram. 
  • Warna. Kebanyakan koloni basil berwarna keputihan atau kekuningan. 
  • Kepekatan. Ada koloni yang lunak menyerupai lender, ada yang keras dan kering. 

Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni basil antara 30-300.Perhitungan Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni basil hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer. 

Keuntungan dari metode TPC ialah sanggup mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya sanggup diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.Adapun kelemahan dari metode ini adalah: 
  • Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, menyerupai pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. 
  • Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak sanggup tumbuh alasannya ialah penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi. 
  • Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan menjadikan mikroba lain tersebut tidak terhitung. 
  • Penghitungan dilakukan pada media supaya yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama alasannya ialah terjadi persaingan diantara koloni. 
  • Penghitungan populasi mikroba sanggup dilakukan sesudah masa inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih. 

Uji Total Plate Countmenggunakan media padat dengan hasil final berupa koloni yang sanggup diamati secara visual dan dihitung.  Sebelum diuji di media padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada media lempeng agar. Jumlah koloni basil yang tumbuh pada lempeng supaya dihitung sesudah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni basil antara 30-300.Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni basil hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer. 

Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawantuang (pour plate). Pada metode tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan petri digoyang supaya media dan sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan membuatkan sel-sel basil tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada pula yang tumbuh didalam media  yang tidak begitu banyak mengandung oksigen. Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour plate) ini dijelaskan pada gambar berikut. 

Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman basil hanya dilakukan di permukaan basil saja.Teknik ini menguntungkan jikalau ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang tepat akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini ialah bakteri-bakteri anaerob tidak sanggup tumbuh, alasannya ialah ukiran hanya dilakukan di permukaan media saja.

Pada gambar diatas sanggup anda lihat bahwa pada metode ukiran atau spread plate, basil hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, basil tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh pecahan media.   
 
Dalam melaksanakan teknik ukiran harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain: 
  1. Gunakan jarum ose yang telah masbodoh untuk menggores permukaan lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas goresan. 
  2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan lempengan. Media supaya yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah. 
  3. Jarum ose harus dipijarkan kembali sesudah menggores suatu daerah, hal ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang menempel pada mata jarum ose dan mencegah kontaminasi pada penggoresan berikutnya. 
  4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya terhindar dari kontaminasi. 
  5. Membalikkan lempengan media supaya untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas pemukaan media. 
Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu 

1. Goresan T 
  • Lempengan dibagi menjadi 3 pecahan dengan huruf  T pada pecahan luar cawan petri. 
  • Inokulasikan tempat I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung. 
  • Panaskan mata jarum ose dan biarkan masbodoh kembali. 
  • Gores ulang tempat I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada tempat II 
  • Ulangi mekanisme diatas untuk melaksanakan penggoresan untuk tempat III 
2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan ukiran T, hanya lempengan supaya dibagi menjadi 4 

3. Goresan Radian 
  • Goresan dimulai dari pecahan pinggir lempengan. 
  • Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali 
  • Putar lempengan agar  900 dan buat ukiran terputus diatas ukiran sebelumnya 
4. Goresan Sinambung 
  • Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar 
  • Jangan pijarkan ose, putar lempengan 1800,  gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar. 
Perhitungan Koloni Bakteri  

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi dipakai suatu standar yang disebut “Standard Plate Count” yang menjelaskam cara menghitung koloni pada cawan serta cara menentukan data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu contoh. Cara menghitung koloni pada cawan harus memperhatikan hal-hal berikut ini : 
  • Cawan yang dipilih dan dihitung ialah yang mengandung jumlah koloni antara 25 hingga 250. 
  • Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, sanggup dihitung sebagai satu koloni. 
  • Suatu gugusan atau rantai koloni yang terlihat menyerupai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. 
Sedangkan data yang dilaporkan sebagai Standard Plate Count (SPC) harus mengikuti peraturan sebagai berikut (SNI 01-2897-1992): 

1) Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menawarkan jumlah koloni antara 25-250 koloni. 
Contoh: 

2) Bila salah satu dari cawan petri menawarkan jumlah koloni ≤25 atau ≥250 maka hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya . 

3) Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menawarkan jumlah koloni antara 25-250, hitunglah jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, dikalikan dengan faktor pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. 

4) Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran yang lebih rendah.

5) Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total Plate Countdinyatakan sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah. 

6) Jika seluruh cawan menawarkan jumlah koloni ≥250, dipilih cawan dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa pecahan atau sector (2,4, atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor 

Selanjutnya ,Total Plate Countdidapatkan dari hasil jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran. 


Cara Menghitung dan Membulatkan Angka 

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni asumsi hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua. Pembulatan angka keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih tinggi jikalau angka dikala ialah 6,7,8,atau 9. Gunakanlah angka 0 pada masing-masing angka pada digit berikutnya. Pembulatan angka kebawah bila angka ketiga ialah 1,2,3, atau 4. Bila angka ketiga ialah angka 5, maka bulatkanlah keatas jikalau angka kedua merupakan bilangan ganjil atau bulatkan kebawah bila angka kedua merupakan bilangan genap. 

Sumber http://gudangbukusekolah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pemeriksaan Kualitas Air Dan Makanan Dengan Metode Tpc (Total Plate Count)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel