iklan

Menyelesaikan Hutang Kartu Kredit

Dalam hidup ini, kadangkala kita khilaf. Salah satunya, gaya hidup lebih besar pasak daripada tiang, yang berujung pada tunggakan hutang kartu kredit yang kian bulan kian membengkak lantaran bunga yang luar biasa mencekik. Belum lagi, serbuan debt collector yang tidak kenal lelah menagih. Namun, jangan khawatir. Ada solusinya, yang sebetulnya gampang untuk dieksekusi.

Meskipun belum pernah menunggak secara sengaja, saya pernah mengalami rasanya punya tunggakan hutang kartu kredit.

Karena lupa dan lalu kiprah luar negeri selama beberapa bulan, saya alpa membayar tagihan. Akibatnya, jumlah tagihan melesat dalam waktu singkat disebabkan beban bunga yang tinggi dan ditambah denda yang tidak murah.

Belum lagi, lantaran terlambat lebih dari sebulan, debt collector mulai rajin menyambangi. Jelas, bukan pengalaman yang menyenangkan.

Dari pengalaman singkat ini, yang gampang – mudahan hanya sekali seumur hidup, saya sanggup mencicipi betapa tidak enaknya punya hutang kartu kredit. Sejak itu, saya berpikir, ada tidak solusi yang elegan untuk menuntaskan duduk kasus ini.

Solusi itu nyatanya ada. Dan bukan hal yang sulit untuk direalisasikan.

Menyelesaikan Hutang KK

Ini langkah – langkahnya.

Pertama, harus dipahami bahwa bunga dan denda kartu kredit itu luar biasa tinggi dibandingkan santunan yang lain, lantaran itu all efforts harus dilakukan untuk segera melunasinya dalam waktu sesingkat mungkin.

Masalahnya, banyak yang kurang paham soal ini.

Ketika ada uang, hanya sebagian yang dipakai untuk membayar hutang kartu kredit, sebagian lagi ditempatkan sebagai investasi, atau lebih parah lagi buat konsumsi.

Alhasil, hutang kartu kredit terus ada dan kita harus terus membayar bunga tinggi.

Bunga kartu kredit itu luar biasa tinggi.

Saat ini bunganya sekitar 3 persen sebulan. Katakan return investasi paling tinggi tiba dari saham sekitar 25 persen setahun. Itu artinya, tunggakan kartu kredit hanya butuh 8 hingga 9 bulan untuk menggerus laba investasi.

Percuma, punya investasi jikalau ujungnya habis untuk bayar hutang. Makanya, lebih baik stop menabung dulu dan kendalikan konsumsi,  uangnya dialihkan untuk melunasi hutang kartu kredit hingga tuntas.

Kedua, hentikan penggunaan kartu kredit, jikalau tidak sanggup membayarnya dengan lunas.

Sia – sia berusaha melunasi hutang usang jikalau hutang gres tetap muncul.

Itu sama saja memakai bejana bocor. Jangan salah, saya bertemu banyak orang yang sibuk mencari solusi atas hutang yang menggunung, tetapi di sisi lain tetap saja memakai kartu kredit tanpa sanggup membayar lunas.

Kalau tidak sanggup berhenti berhutang, artinya ada duduk kasus dalam contoh konsumsi.

Ini duduk kasus yang harus dibenahi.

Dan biasanya, akar duduk kasus bukan di keuangan tetapi di life style, gengsi dan kedewasaan. Lebih butuh psikolog, dibandingkan jago keuangan, untuk mencari jalan keluar dari duduk kasus ini.

Ketiga, jikalau hutang tidak sanggup dilunasi sekaligus, langkah yang sanggup dilakukan yaitu mengurangi tingginya beban bunga kartu kredit.

Caranya yaitu dengan mengubah tunggakan kartu kredit menjadi cicilan tetap selama jangka waktu tertentu.

Bunga cicilan tetap jauh lebih murah dibandingkan bunga kartu kredit.

Saat ini ada bank yang mengatakan bunga cicilan tetap 0,99 persen per bulan, jauh dibawah bunga kartu kredit yang 3 persen per bulan.

Namun, mungkin ada yang bertanya, jikalau diubah jadi cicilan tetap, jangka waktu pelunasan jadi panjang, yang berbeda dengan hutang kartu kredit yang sanggup dilunasi setiap saat.

Jangan khawatir.

Saat ini, sebagian besar denah cicilan tetap sanggup dilunasi setiap saat, sebelum jangka waktu yang sudah disepakati.

Artinya, kalau tiba – tiba punya rejeki atau sanggup bonus, hutang cicilan tetapnya sanggup diselesaikan.

Pembayaran dipercepat dikenakan denda sekitar 200 ribu rupiah, yang masih lebih kecil dibandingkan biaya bunga kartu kredit.

Keempat, memindahkan tagihan ke bank lain yang memperlihatkan bunga lebih murah, atau biasa disebut denah balance transfer.

Saya pernah memindahkan tagihan ke kartu terbitan sebuah bank BUMN lantaran bank plat merah ini mengatakan bunga 0 persen selama tiga bulan.

Dengan bunga yang lebih murah, pembayaran menjadi lebih ringan dan sanggup diselesaikan lebih cepat.

Tujuan Balance transfer sebetulnya yaitu upaya cepat penerbit meng-karbit portfolio santunan kartu kreditnya biar kelihatan tumbuh dan berkinerja baik. Jadi, niscaya ada saja bank yang menawarkannya.

Tinggal bakir – bakir kita melihat peluang ketika bank sedang menawarkannya.

Kelima, sesudah semua perjuangan diatas tidak sanggup juga mengurangi hutang, ini solusi terakhir yang paling tidak saya sarankan, yaitu mengajukan restrukturisasi hutang.

Restrukturisasi umumnya dilakukan oleh bank dengan mengatakan potongan bunga atau potongan pokok hutang, namun dengan syarat tunggakan harus lunas.

Ini yaitu jalan tengah: bank mendapatkan pengembalian, daripada hilang sama sekali, sementara nasabah mendapatkan diskon tunggakan.

Hal yang perlu diingat sebelum mengambil restrukturisasi adalah:

(1) Restrukturisasi diberikan oleh bank sesudah mengevaluasi kondisi nasabah yang dianggap layak menerimanya.

(2) ketika ikut kegiatan ini maka nasabah akan tercatat selamanya di sistem debitur Bank Indonesia  (SID) sebagai nasabah yang direstrukturisasi. Nah, bank umumnya tidak akan mengatakan kredit ke nasabah yang pernah direstrukturisasi.

Jadi, sebelum mau di restrukturisasi, pikirkan baik – baik implikasi ke depannya. Jika masih mau ambil kredit ke bank, sebaiknya tidak menentukan restrukturisasi.

Langkah Mengatasi Hutang Kartu Kredit

 gaya hidup lebih besar pasak daripada tiang Menyelesaikan Hutang Kartu Kredit

Baca juga: Pinjaman Online di Tokopedia

Ini langkah – langkah yang anda sanggup coba ketika menyelesaikan hutang kartu kredit. Baca juga Bagaimana Cara Mengelola Keuangan Keluarga. Semoga berguna.

GRATIS Konsultasi Premi Asuransi


Sumber https://duwitmu.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Menyelesaikan Hutang Kartu Kredit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel