Kucing Raas – Kucing Endemik Berdarah ‘Murni’ Dari Bumi Nusantara
Kucing Raas – Selain komodo yang merupakan salah satu binatang endemik di Indonesia, negara kita ternyata juga mempunyai binatang lain yang tidak kalah menarik dari reptil tersebut, yaitu kucing Raas. Kucing berdarah orisinil ini berada di Pulau Raas, Madura.
Mayoritas masyarakat tanah air kemungkinan tidak mengetahui wacana keberadaan kucing berdarah ‘murni’ ini hidup di salah satu pulau di Indonesia. Sebab, tidak banyak media yang mengeksposnya serta beberapa faktor budaya yang juga sedikit menghalangi tersebarnya info mengenai kucing tersebut.
Daftar Isi
Mengenal Kucing Raas
Kucing Raas atau dikenal juga dengan nama Busok dan Kucing Madura merupakan ras kucing domestik asal Indonesia dan endemik yang berasal dari Pulau Raas.
Kucing jenis ini merupakan ras kucing yang murni tanpa tercampur sedikitpun dengan gen kucing jenis lainnya di dunia. Termasuk salah satu jenis kucing yang sangat langka serta mempunyai variasi genetik tinggi.
Di tempat asalnya kucing ini sangat dilindungi oleh penduduk setempat. Mereka melarang orang-orang untuk membawa kucing keluar dari tempat tersebut. Jikalau dibolehkan, kucing Raas tersebut biasanya akan disterilkan/dikebiri terlebih dahulu semoga kemurnian keturunannya selalu terjaga.
Baca juga: 15 Jenis Hewan Peliharaan yang Sering Dijadikan Sahabat Sejati Manusia
Mitos Kucing Raas
Kucing orisinil Indonesia ini dipercaya hanya bisa dimiliki dan dipelihara oleh orang-orang tertentu saja, menyerupai tokoh masyarakat, kyai, atau pejabat. Kucing Raas juga diyakini mempunyai indera keenam.
Mitos lain yang populer yakni, apabila kucing Raas dibawa keluar pulau oleh seseorang yang belum menikah dengan menaiki perahu, maka kelak bahtera yang dinaikinya tersebut akan tenggelam.
Selain itu, orang-orang juga percaya bahwa kalau kucing Raas dibawa keluar pulau maka orang yang membawanya akan mengalami kesialan-kesialan. Namun, itu semua hanyalah mitos yang beredar di masyarakat.
Ciri-ciri Fisik Kucing Raas
- Memiliki ciri fisik yang hampir menyerupai dengan macan tutul dan kucing hutan.
- Berpenampilan manis dengan badan yang proporsional.
- Berukuran lebih besar dari jenis kucing ras yang lain.
- Wajah kucing Raas berbentuk agak persegi.
- Berdagu agak lancip.
- Berdaun indera pendengaran panjang dan lancip.
- Bentuk ekor panjang dengan ujung yang bengkok.
- Warna mata hijau tua, berbentuk oval dan tidak terlalu melebar.
- Berbulu halus,lembut, dan pendek.
- Memiliki warna solid (polos) atau dua warna, yakni biru (abu-abu) dan cokelat. Kucing Raas dengan warna cokelat sangat jarang ditemui. Raas biru mempunyai warna abu-abu yang ada di sebagian besar tubuhnya, sedangkan pada dada dan perutnya terdapat warna putih berbatas tak jelas.
- Kucing Raas termasuk jenis kucing yang sulit beradaptasi, sehingga kadang kita melihat mereka terlihat takut akan hadirnya manusia.
Kucing Raas, Sekarang dan Akan Datang
Diperkirakan populasi kucing orisinil ini jumlahnya tak lebih dari 100 ekor. Kondisi ini sudah dianggap sangat kritis bahkan terancam hampir punah. Jumlah kucing Busok populasi yang sedikit ini diakibatkan tingkat janjkematian yang tinggi, baik di Pulau Raas ataupun di tempat Madura dan sekitarnya. Selain itu, kucing jantan yang dibawa keluar biasanya sudah dikebiri sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan Raas yang baru.
Banyak orang yang masih ‘memburu’ kucing jenis ini alasannya yaitu daya tarinya yang menawan. Walaupun kegiatan tersebut sudah dilarang, namun di lapangan praktek jual beli kucing ini masih tetap ada. Kita bisa menemukan kucing eksotis ini dijadikan sebagai komoditas bisnis di banyak sekali lembaga jual beli online dengan harga yang sangat fantastis.
Meski begitu, penduduk lokal mempunyai dogma bahwa kucing Busok ‘murni’ tidak akan bisa dibawa keluar dari pulau Raas. Jikapun bisa, maka kucing tersebut tidak akan berumur panjang atau bahkan membawa kesialan bagi pemiliknya.
Kucing Busok murni yaitu hasil perkawinan kucing ‘Pitua’ yang misterius dan dipercaya hidup di sekitar kuburan. Kucing tersebut hanya bisa dilihat wujudnya oleh anak kecil atau orang yang tidak mempunyai ambisi serakah. Pitua diyakini hanya mau mengawini kucing betina yang mempunyai cuping indera pendengaran ganda (kucing ‘tanduk’).
Hingga sekarang, perkembangbiakan kucing Busok hanya terjadi secara alami di pulau Raas. Tidak ada pengawasan ataupun perlakuan yang khusus dalam hal tersebut. Sedangkan untuk kucing Busok yang berkembang biak di luar pulau Raas sudah menjadi kucing campuran, bukan lagi kucing Busok yang legendaris dan mistis.
Ada baiknya pemerintah setempat atau otoritas terkait bisa berkaca dari pemerintah Turki. Mereka melindungi serta melestarikan populasi kucing Turkish Angora Kedisi dan Van Kedisi dalam programnya ‘Ankara Zoo’-nya.
Contoh konkret dalam pelestarian kucing lokal sudah ada buktinya di negara lain, tinggal kita sebagai masyarakat Indoneisa dan pemerintahnya dibutuhkan bisa saling berkolaborasi untuk sama-sama ikut ambil pecahan dalam pelestarian kucing Raas ini.
Sekarang keputusan ada di tangan kita sebagai sesama penyayang binatang terutama kucing, ada baiknya kita ikut melestarikan kucing ini bersama. Selain itu, kita juga bisa mengenalkan kucing ini ke masyarakat Indonesia atau bahkan secara luas sampai ke mancanegara dengan menyediakan informasi-informasi menarik lainnya wacana kucing ‘murni’ asal bumi Nusantara ini.
Yuk, berkontribusi dengan ikut membagikan artikel wacana kucing Raas ini ke teman-teman kau yang lain. Terima kasih.
Sumber https://tekooneko.com/
0 Response to "Kucing Raas – Kucing Endemik Berdarah ‘Murni’ Dari Bumi Nusantara"
Posting Komentar