iklan

Perbedaan Investasi Reksadana Dan Unit Link Yang Wajib Dipahami

Banyak yang salah menyamakan investasi Reksadana dengan Unit Link. Mereka berbeda dan perbedaan itu punya implikasi serius terhadap cara investasi diantara keduanya. Apa saja perbedaan itu? Dengan tahu perbedaannya, Anda sanggup menentukan instrumen investasi terbaik.

Unit link adalah produk asuransi paling terkenal ketika ini dan menjadi backbone banyak perusahaan asuransi jiwa. Menurut data AAJI, asosiasi asuransi jiwa Indonesia, premi unit link berkontribusi 50% lebih dari total premi, mengalahkan asuransi tradisional.

Kepopuleran tersebut salah satunya lantaran di unit link, premi tidak hangus, tapi “dikembalikan” kepada peserta.  Harus diakui, pemahaman asuransi sebagai pemborosan masih menempel di benak dominan masyarakat. Sehingga ketika ada yang memperlihatkan pengembalian premi, produk itu menjadi menarik dan laris dijual.

Unit link dipasarkan lebih bergairah dibandingkan instrumen investasi lain. Pemasarnya ialah para biro asuransi yang diganjar komisi tinggi. Sementara, penjualan Reksadana atau instrumen lain relatif lebih pasif.

Yang terjadi kemudian, ketika berhadapan Reksadana, banyak yang membandingkan head to head dengan unit link. Banyak yang memberikan kepada saya, baik lewat comment atau email, pertanyaan yang menganggap Reksadana sama dengan Unit Link.

Oleh lantaran itu, saya ingin memberikan lewat artikel ini bahwa Reksadana itu berbeda dengan Unit Link. Meskipun, keduanya ialah instrumen yang sama-sama dikelola oleh Manajer Investasi.

Tapi, sebelum membahas perbedaannya, kita lihat dulu apa kesamaannya.

Persamaan Reksadana dan Unit Link

Keduanya ialah instrumen investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi sebagai pihak yang mempunyai keahlian dan legalitas untuk mengelola dana masyarakat. Dana ditempatkan Manajer Investasi ke banyak sekali instrumen, contohnya saham, pendapatan tetap (obligasi), adonan dan pasar uang.

Itu sebabnya, jenis investasi yang ditawarkan Reksadana dan Unit Link itu tidak jauh berbeda. Karena instrumen yang dipakai sama, tingkat risiko investasi di Reksadana dan Unit Link menjadi sama.

Perbedaan Reksadana dan Unit Link

Investor menjalani proses yang berbeda ketika berinvestasi di Reksadana dan Unit Link.

  • Unit Link. Peserta membayar uang (premi) ke perusahaan asuransi yang kemudian menempatkan sebagian dari premi kepada manajer investasi untuk dikelola ke banyak sekali instrumen investasi.
  • Reksadana. Peserta eksklusif menanamkan uangnya ke Manajer Investasi untuk dikelola. Tidak ada mediator perusahaan asuransi.

Karena perbedaan proses tersebut, muncul banyak sekali perbedaan lainnya sebagai berikut:

#1 Bebas Berinvestasi:  Jumlah dan Waktu

Di Reksadana, investor bebas menentukan berapa jumlah investasi, dan kapan dilakukan. Tidak ada kewajiban untuk berinvestasi secara rutin, contohnya setiap bulan dalam jumlah tertentu.

Hari ini investasi kemudian enam bulan lagi gres beli lagi, itu sanggup dilakukan.  Tidak ada batasan jumlah. Mau 100 ribu bisa, mau 100 juta bisa. Jumlah investasinya sangat fleksibel.

Ini berbeda dengan unit link. Karena terkait asuransi, penerima wajib membayar secara rutin setiap bulan dalam jumlah yang sudah ditentukan. Telat bayar atau kurang bayar punya konsekuensinya.

#2 Bebas Memilih dan Berganti Manajer Investasi

Ingin ganti manajer investasi ? investor bebas melakukannya di Reksadana.  Bisa berganti setiap waktu kalau dianggap perlu. Tidak ada batasan.

Contohnya, sebuah reksadana online memiliki 22 manajer investasi dengan 98 pilihan reksadana. Semuanya sanggup bebas dipilih oleh investor.

Ada batasan waktu? Tidak ada. Hari ini pilih manajer investasi A, kemudian besok ganti ke B, itu bebas dilakukan.

Di Unit Link, kebebasan menentukan dan berganti manajer investasi relatif terbatas. Di kebanyakkan unit link hanya tersedia satu manajer investasi sehingga penerima tidak sanggup berganti-ganti.

Jika ingin berganti manajer investasi, penerima harus berhenti dulu kemudian ganti yang lain atau membeli di asuransi unit link lain.

#3 Gratis Biaya Beli dan Jual

Apakah ada fee melaksanakan beli dan jual unit investasi ?

Unit link membebankan fee sebesar  5% untuk setiap pelengkap investasi (top up). Misalnya, investor menempatkan 1 juta rupiah, maka 950 ribu diinvestasikan dan 50 ribu dibayar ke perusahaan asuransi.

Fee 5% itu kecil atau besar? bandingkan dengan  bunga tabungan yang  besarnya sekitar 3 sd 4% setahun.

Selain itu, beberapa unit link menetapkan harga jual dan harga beli yang berbeda. Spread jual dan beli ini merupakan biaya buat investor lantaran harga jual lebih murah dari harga beli.

Katakan pada ketika beli (investasi) harga unit ialah Rp 1,000; sementara ketika jual (cairkan) harga unit ialah Rp 950. Misalkan investasi Rp 1juta, maka unit yang diperoleh ialah 1juta/1,000 yaitu 1,000 unit; kemudian di ketika yang sama dijual kembali maka nilai yang diterima ialah 1,000 unit kali Rp 950 yaitu Rp 950,000. Ada kekurangan Rp 50 ribu yang merupakan fee ke perusahaan asuransi.

Di Reksadana online, gratis biaya beli dan jual investasi. Tidak ada potongan. Uang Anda utuh masuk ke Reksadana. Di beberapa Reksadana yang dijual tidak online masih memberikan fee sekitar 1 sd 2% ketika beli, tapi fee 0% ketika jual.

Tidak ada juga spread antara harga jual dan beli. Hanya ada satu harga yang sama untuk jual dan beli di Reksadana.

#4 Bebas Mencairkan

Setiap ketika investor ingin mencairkan dananya  (seluruh atau sebagian) sanggup dilakukan dengan gampang di Reksadana. Bisa tiba ke customer service biro penjual (biasanya bank) tempat investor membeli. Kalau beli secara online, invstor tinggal isi form penjualan di situs. Dalam waktu maksimum 3 hari (H+3), dana sudah masuk ke rekening investor.

Di unit link pencairan seluruh atau sebagian secara teoritis sanggup dilakukan. Prosesnya tidak jauh berbeda dengan Reksadana. Tapi, lantaran unit link mengaitkan investasi dengan asuransi, masalahnya menjadi sedikit lebih kompleks.

Di unit link, investasi menghidupi atau membayar biaya asuransi. Jika investasi diambil semua maka otomatis asuransi berhenti (lapse) lantaran tidak ada dana untuk membayar biaya asuransi. Ini yang perlu dipertimbangkan penerima baik – baik. Apalagi, kalau asuransi yang diambil ialah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, yang proteksinya sangat penting.

Itu pula sebabnya biro biasanya minta penerima menyisakan dana (tidak diambil semua) ketika penutupan polis unit link. Tujuannya, biar asuransi sanggup tetap jalan dan biro tidak kena pinalti lantaran polis lapse.

#5 Mulai Investasi dari Rp 100 ribu

Berapa minimum premi unit link? Yang saya tahu rata-rata sekitar Rp 500 ribu per bulan, atau paling kecil yang pernah saya baca ialah Rp 350 ribu per bulan. Itu jumlah dana yang paling tidak harus disiapkan investor yang ingin berinvestasi via unit link.

Di Reksadana yang dibeli online, minimum investasi ialah mulai dari 100 ribu per bulan.

#6 Hasil Investasi Dinikmati semenjak Hari Pertama

Unit Link ialah investasi yang akibatnya gres sanggup dinikmati di tahun ke dua.

Adanya sejumlah potongan biaya membuat premi yang penerima bayarkan gres menghasilkan return di tahun ke dua. Coba lihat tawaran unit link akan  tampak bagaimana nilai investasi tahun pertama nihil.

Memang, kalau dilakukan top-up di unit link, maka hasil investasi akan muncul di tahun pertama. Tapi, pembayaran premi dasar di unit link gres akan menghasilkan di tahun ke dua. Pembayaran unit link terdiri atas premi dasar (wajib) dan top up.

Reksadana memberikan return semenjak hari pertama uang diinvestasikan. Tidak ada jeda waktu. Bisa dilihat pada laporan bulan pertama berapa hasil return dari instrumen investasi.

#7 Tidak Ada Proteksi

Unit link memberikan unsur proteksi. Jika penerima mengalami tragedi alam meninggal dunia, cacat, sakit, unit link menyediakan jaminan dukungan dalam bentuk uang.

Di Reksadana, dukungan ini tidak ada lantaran memang tujuannya ialah untuk investasi.  Jika ingin proteksi, investor harus membeli produk asuransi yang terpisah. Misalnya mengambil asuransi jiwa term life atau asuransi kesehatan murni.

 Mereka berbeda dan perbedaan itu punya implikasi serius terhadap cara investasi Perbedaan Investasi Reksadana dan Unit Link yang Wajib Dipahami

Mana yang lebih baik, beli dalam satu unit link atau reksadana plus asuransi ? Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Pembahasan selengkapnya sanggup baca disini.

Rangkuman

Perbedaan-perbedaan tersebut diatas dirangkum secara singkat dalam tabel dibawah ini.

 Mereka berbeda dan perbedaan itu punya implikasi serius terhadap cara investasi Perbedaan Investasi Reksadana dan Unit Link yang Wajib Dipahami
Reksadana vs Unit Link

Kesimpulan

Meskipun terlihat serupa, tapi perbedaan cara berinvestasi di Reksadana dengan Unit Link cukup banyak dan signifikan. Ini pencerahan bagi yang selama ini masih menganggap keduanya sama.

Penting buat investor untuk tahu dengan niscaya dan terang dengan apa yang dibeli atau diinvestasikan sebelum memulainya. Sekarang, Anda sanggup pilih mau Reksadana atau Unit Link.

GRATIS Konsultasi Premi Asuransi


Sumber https://duwitmu.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perbedaan Investasi Reksadana Dan Unit Link Yang Wajib Dipahami"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel