Aplikasi Model Perencanaan Keuangan Perusahaan [+Contoh Analisis]
Daftar isi
Fungsi perencanaan keuangan perusahaan yaitu salah satu materi manajemen keuangan BISNIS .
Bagi manajer keuangan fungsi perencanaan ini berarti bahwa ia harus melaksanakan perencanaan keuangan.
Kondisi perencanaan keuangan juga harus dipahami oleh manajer produksi.
Dalam kegiatan perencanaan keuangan bisnis plan biasanya didahului dengan kegiatan melaksanakan prakiraan (forecasting) tentang apa yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
Untuk pengambilan keputusan, prakiraan untuk masa yang akan datanglah yang relevan, bukan apa yang telah terjadi.
Meskipun demikian, kita sering memakai kejadian historis sebagai titik tolaknya, meskipun sanggup juga kita memakai dasar pertimbangan lain.
Selengkapnya mari ikuti pembahasannya berikut ini….
01. Arus Kas Perusahaan
Perencanaan keuangan yaitu memperkirakan bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan tiba (bisa bulan depan, triwulan depan, tahun depan), termasuk di dalamnya asumsi perihal berapa banyak pendanaan ekstern yang harus dicari.
Analisis terhadap apa yang telah terjadi memang penting, tapi perencanaan untuk masa yang akan tiba lebih penting lagi.
Sebelum menyusun planning keuangan, manajer keuangan perlu memahami bagaimana perencanaan keuangan arus kas dalam perusahaan.
Bagi manajer keuangan kas yang menjadi perhatian dan jangan melupakan, keuntungan rugi berdasarkan akuntansi.
Van Home menggambarkan arus kas dalam perusahaan sebagai berikut:
Arus kas yang ditunjukkan oleh anak panah di atas reservoir KAS merupakan arus kas yang terjadi lantaran kegiatan operasi perusahaan.
Sedangkan yang di bawah KAS yaitu arus kas yang terjadi lantaran keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan.
Secara perencanaan keuangan akuntansi, pengeluaran dan pemasukan kas tidaklah identik dengan penghasilan dan biaya. Beberapa arus kas ada yang menghipnotis keuntungan rugi, dan lainnya menghipnotis neraca.
02. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Perusahaan
Dalam suatu periode, contohnya satu tahun laporan keuangan yang disajikan perusahaan mengatakan adanya penambahan atau pengurangan dana kas.
Dari mana saja sumber dan penggunaan dana tersebut?
Sumber dana berasal dari:
- Penurunan higienis aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas
- Penurunan bruto aktiva tetap
- Kenaikan higienis kewajiban dan utang
- Penambahan modal sendiri
- Dana yang diperoleh dari operasi
Penggunaan dana berasal dari:
- Kenaikan higienis aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas
- Penambahan bruto aktiva tetap
- Penurunan kewajiban dan hutang
- Pengurangan modal sendiri
- Pembayaran dividen
Analisis sumber dan penggunaan dana lebih diarahkan kepada penerapan matching principle dalam pendanaan.
Prinsip ini menyatakan bahwa penggunaan jangka panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang, sedangkan dana jangka pendek hanya untuk keperluan jangka pendek.
Dengan demikian, prinsip ini lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas.
Jika kita terapkan analisis sumber dan penggunaan dana untuk PT ‘TSR’, maka hasilnya akan nampak menyerupai yang tercantum pada tabel berikut:
Dari analisis tersebut sanggup dilihat bahwa sebagian besar sumber dana yaitu dana dari operasi perusahaan, yaitu laba sesudah pajak dan penyusutan.
Penggunaan dana sebagian besar yaitu untuk membayar dividen dan pengurangan utang jangka panjang.
Karena sumbernya bersifat jangka panjang, maka penggunaan tersebut untuk mengurangi hutang jangka panjang dan pembayaran dividen tidaklah menyalahi matching principle.
Beberapa analis menyukai untuk melaksanakan analisis sumber dan penggunaan modal kerja (dalam artian selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Perhatikan tabel berikut ini:
Pada tabel tersebut mengatakan bahwa sumber modal kerja yaitu dari operasi perusahaan, dan dipakai untuk mengurangi hutang jangka panjang dan membayar dividen.
Penggunaan dana tersebut tidak menyimpang dari matching principle, dan diharapkan tidak akan menimbulkan problem likuiditas.
Analisis yang kita lakukan ini yaitu untuk data historis. Kita juga sanggup melaksanakan analisis dengan memakai data keuangan di masa tiba (laporan keuangan yang diproyeksikan atau proforma financial statements).
03. Perencanaan Keuangan Perusahaan
Apa pengertian perencanaan keuangan?
Perencanaan keuangan yaitu kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk menyusun neraca keuangan tersebut dipakai serangkaian asumsi (skenario), baik yang menyangkut kekerabatan antar variabel-variabel keuangan, maupun keputusan-keputusan keuangan.
A. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Pengertian perencanaan keuangan jangka panjang yaitu perencanaan keuangan perusahaan untuk mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, kalau melaksanakan planning tindakan keuangan dan keputusan strategis tertentu.
Misalnya perusahaan ingin mengetahui kekerabatan perencanaan keuangan dengan keputusan investasi, untuk melaksanakan investasi modal dalam jumlah yang cukup besar, disertai keputusan pendanaan tertentu.
Karena itu kemudian disusun laporan keuangan yang diproyeksikan atau laporan keuangan proforma, konsisten dengan keputusan-keputusan keuangan yang diambil.
Model-model perencanaan keuangan jangka panjang antara lain:
#1: Model persentase penjualan (sales persentage method)
Pengertian model persentase penjualan yaitu sebuah model perencanaan keuangan jangka panjang yang memakai ajaran bahwa perusahaan tentunya memerlukan dana yang makin besar kalau aktivitasnya meningkat.
Ukuran acara ini yaitu PENJUALAN.
Salah satu asumsi penting dari model ini yaitu bahwa rekening-rekening yang berubah sesuai dengan penjualan, diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah.
Karena itulah diberi nama model persentase penjualan.
Untuk memakai model ini diharapkan 2 hal berikut ini:, yaitu
- Identifikasi rekening-rekening yang berubah bila penjualan berubah
- Kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan
Dengan model tersebut selanjutnya sanggup ditaksir:
- apakah perusahaan perusahaan perlu menambah dana dari luar perusahaan atau tidak.
- Bagaimana posisi keuangan di masa yang akan datang.
Perhatikan pola aplikasi perencanaan keuangan model persentase penjualan berikut ini:
PT Kursus Akuntansi Surabaya Network pada tahun 2019 memperkirakan penjualan akan meningkat sebesar 25% pada tahun 2020. Untuk menyusun Laporan Keuangan yang diproyeksikan dipakai skenario sebagai berikut:
- Semua aktiva lancar meningkat secara proporsional dengan penjualan
- Aktiva tetap akan meningkat sebesar Rp 200 juta
- Penyusutan aktiva tetap usang sebesar Rp 50 juta dan aktiva tetap gres Rp 20 juta.
- Rekening-rekening kewajiban lancar tidak termasuk hutang bank meningkat secara proporsional dengan peningkatan penjualan.
- Bila perusahaan memakai hutang tambahan, bunga yang ditanggung yaitu 17,5% per tahun. Sama menyerupai rata-rata bunga untuk hutang bank yang usang dan hutang jangka panjang.
- Perusahaan akan membagikan dividen sebesar 50% dari keuntungan sebelum pajak.
- Perusahaan tidak akan menambah setoran modal sendiri.
- Profit margin 2020 diperkirakan sama dengan tahun 2019.
- Dana ekstern akan ditarik dalam bentuk hutang.
- Tarif pajak penghasilan sebesar 32%.
Dari data-data ini, apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan?
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu menyusun neraca yang disajikan dalam bentuk persentase dari penjualan.
Neraca tersebut nampak sebagai berikut:
Bila kita jumlahkan atas aktiva tersebut, maka kita akan mendapat angka 14,3. Sedangkan sisi pasiva menghasilkan angka 6,4.
Ini berarti bahwa kalau terjadi peningkatan penjualan sebesar Rp 100, maka diharapkan suplemen dana sebesar Rp 14,9 dikurangi dengan Rp 6,4 (berarti sebesar Rp 8,5)
Di samping itu juga akan ada suplemen kebutuhan dana untuk suplemen aktiva tetap.
Kekurangan dana ini diambilkan dari hasil operasi, tapi kalau masih kurang terpaksa dicarikan dana ekstern.
Tahun 2020 diperkirakan penjualan mencapai:
= 1,25 x Rp 2,2 M
= Rp 2,750 M
Sedangkan profit margin:
= 300 : Rp 2,2 M
= 13,64%
Untuk menaksir berapa dana dan hasil operasi kita perlu menempuh cara menciptakan perencanaan keuangan perusahaan berikut ini:
Dalam hal ini D yaitu suplemen hutang yang dipakai pada tahun 2020.
Karena dividen yang dibagi sebesar 50% maka:
Laba yang ditahan
= 0,34 [375 – [0,175 (220 + D]]
Total penyusutan = Penyusutan usang + penyusutan baru
= Rp 50 + Rp 20 = Rp 70 juta
Kebutuhan dana berasal dari suplemen aktiva sesudah dikurangi dengan suplemen aktiva lancar yang meningkat secara impulsif lantaran suplemen penjualan.
Dana untuk membeli suplemen aktiva tetap sebesar Rp 200 juta, suplemen penjualan sebesar Rp 550 juta (yaitu meningkat 25%), dan selisih persentase aktiva lancar dengan kewajiban lancar, yang berubah sesuai dengan penjualan yaitu 8,5%.
Dan diperoleh dari perhitungan dengan memakai rumus persamaan sebagai berikut:
Kebutuhan dana:
= (0,085) 550 + 200
= 246,75
Sumber dana berasal dari:
- Laba ditahan
- Penyusutan
- Penambahan hutang (kalau ada)
Dan bila dituliskan dalam bentuk rumus persamaan yaitu sebagai berikut:
Sumber dana:
= 0,34 [375 – [0,175 (220 + D)] +70 +D
Dengan demikian maka:
0,9405 = 62,34
D = 66,28
Ini berarti bahwa pada tahun 2020 perusahaan akan memerlukan suplemen hutang gres sebesar Rp 66,28 juta.
Karena itu bila dibentuk laporan keuangan proforma untuk tahun 2020 akan nampak menyerupai berikut ini:
Sedangkan neraca proforma pada simpulan tahun 2020 akan nampak sebagai berikut:
Nilai aktiva tetap (net) diperoleh dari:
Nilai buku aktiva tetap usang = 550
Penyusutan aktiva tetap usang = 50
Nilai buku aktiva tetap gres = 200
penyusutan aktiva tetap gres = 20
Nilai buku aktiva tetap (net) = 500 + 180 = 680
Dalam proyeksi laporan keuangan tersebut terlihat bahwa debt to equity bermetamorfosis 73,7%, sedkit meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 68,8%.
Setelah itu, bila diinginkan kita sanggup melaksanakan analisis keuangan terhadap laporan keuangan yang diproyeksikan tersebut.
Misalnya kita menghitung berapa return on equity yang diproyeksikan, rentabilitas ekonominya dan sebagainya.
#2: Model lain
Kritik yang diberikan kepada metode persentase penjualan yaitu bahwa rekening-rekening diasumsikan berubah secara proporsional dengan penjualan.
Umumnya diakui bahwa kalau penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya meningkat.
Masalahnya yaitu bahwa peningkatan tersebut sanggup saja tidak proporsional.
Sebagai contoh, sanggup saja dirumuskan bahwa kekerabatan antara suatu aktiva, contohnya persediaan dengan penjualan dinyatakan sebagai berikut:
Y = 20 + 0,04X
Dalam hal ini Y yaitu nilai persediaan dan X yaitu penjualan.
Bilai penjualan diperkirakan sebesar Rp 100 juta, maka persediaa:
= 20 + 0,04(100)
= Rp 24 juta
Dinyatakan dalam persentase, maka persediaan 24% dari penjualan.
Bila penjualan mencapai Rp 200 juta, maka persediaan:
= 20 + 0,04(200)
= Rp 28 juta
Dinyatakan dalam persentase, maka persediaan yaitu 14% dari penjualan. Kita lihat di sini bahwa nilai persediaan diperkirakan meningkat, tapi secara persentase menurun.
Cara lain untuk menyusun laporan keuangan proforma yaitu dengan memakai sistem anggaran.
Dengan memahami interaksi masing-masing anggaran, sanggup disusun neraca dan keuntungan rugi proforma.
B. Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
Pengertian perencanaan keuangan jangka pendek yaitu perencanaan keuangan yang dimensi waktunya biasanya kurang dari satu tahun.
Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek yaitu untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Alat yang dipergunakan yaitu dengan menyusun anggaran kas.
Apa yang dimaksud dengan anggaran kas?
Anggaran kas yaitu taksiran perihal kas masuk dan kas keluar pada periode waktu tertentu.
Perhatikan pola perencanaan keuangan jangka pendek perusahaan dagang:
PT KAS Network yaitu perusahaan perdagangan. Pada simpulan September 2019 perusahaan akan menyusun anggaran kas untuk bulan Oktober dan Desember 2019.
Data yang tersedia yaitu sebagai berikut:
- Taksiran dan realisasi penjualan yaitu sebagai berikut:
- Penjualan tersebut 30% dibayar tunai, dan 70% dibayar satu bulan kemudian. Untuk memudahkan, semua penjualan dianggap terjadi pada simpulan tahun.
- Pembelian barang dagangan dengan harga pokok 80%, dilakukan satu bulan sebelum taksiran penjualan.
- Pembelian barang dagangan dilakukan secara kredit, dan pembayarannya dilakukan satu bulan kemudian.
- Gaji dibayar setiap bulan sebesar Rp 15 juta
- Penyusutan per bulan dibebankan Rp 10 juta
- Pada simpulan Desember dibayar bunga santunan sebesar Rp Rp 10 juta. Bunga ini yaitu untuk periode Oktober hingga Desember.
- Saldo kas bulan September atau Oktober sebesar Rp 20 juta. Jumlah ini merupakan jumlah yang minimal harus dipertahankan.
- Kalau saldo kas melebihi jumlah kas minimal , kelebihannya akan dipergunakan untuk mengangsur hutang, dan bila kurang akan menambah hutang.
Berdasarkan informasi tersebut sanggup disusun anggaran kas sebagai berikut:
Untuk menyusun laporan keuntungan rugi proforma, kita sanggup sebagai berikut:
Kita lihat bahwa selama tiga bulan tersebut, diperkirakan perusahaan akan memperoleh laba, meskipun dipandang dari arus kas perusahaan tidak pernah mengalami surplus.
Untuk menyusun neraca proforma, kita perlu mengetahui terlebih dulu neraca pada awal Oktober atau simpulan September 2019.
Misalkan neraca tersebut yaitu sebagai berikut:
Saldo kas simpulan Desember 2019 diketahui dari anggaran kas sebesar Rp 20 juta.
Piutang sanggup dihitung sebagai berikut:
Piutang awal = Rp 84
Tambahan piutang = Rp 385
Total piutang = Rp 84 + Rp 385 = Rp 469
Pelunasan piutang = Rp 315
Piutang simpulan = Rp 469 – Rp 315 = Rp 154
Persediaan sanggup dihitung sebagai berikut:
Persediaan awal = Rp 50
Pembeliaan = Rp 448
Harga pokok = Rp 440
Persediaan simpulan = Rp 56
Aktiva tetap dihitung sebagai berikut:
Aktiva tetap awal = Rp 600
Penyusutan = Rp 30
Aktiva tetap simpulan = Rp 570
Hutang dagang dihitung sebagai berikut:
Hutang dagang awal = Rp 150
Pembelian kredit = Rp 448
Pelunasan hutang dagang = Rp 440
Hutang dagang simpulan = Rp 158
Hutang bank meningkat sebesar Rp 15 juta, sehingga saldo akhirnya menjadi Rp 216 juta.
Sedangkan modal sendiri bertambah sebesar Rp 25 juta (diasumsikan ditahan semua semua, dan tidak membayar pajak), sehingga modal sendiri naik menjadi Rp 429 juta.
Berdasarkan normal itu maka sanggup disusun neraca proforma sebagai berikut:
Sama menyerupai sewaktu kita menyusun planning keuangan jangka panjang, kita sanggup melaksanakan analisis keuangan untuk laporan proforma tersebut.
Kita sanggup menghitung rasio-rasio keuangan yang kita pandang penting terhadap laporan-laporan keuangan proforma tersebut.
04. Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Strategis
A. Perencanaan Keuangan Perusahaan
Seringkali dalam melaksanakan asumsi dan penyusunan planning keuangan, analisis terpengaruhi untuk memakai model keuangan (financial modeling) yang rumit.
Tidak sesederhana model persentase penjualan, ataupun model persentase penjualan, ataupun penyusunan anggaran kas.
Sebenarnya apapun model keuangan yang dipergunakan, satu hal yang sering terlupakan yaitu tidak diperhatikannya aspek keuangan dalam model tersebut.
Dalam penggunaan model persentase penjualan di atas.
Pada pola yang kita pergunakan, kita hanya memperkirakan akan adanya peningkatan penjualan yang menghasilkan profit margin tertentu, contohnya sama dengan tahun lalu.
Sebagai kesannya perusahaan akan memerlukan suplemen dana dari luar perusahaan untuk mendukung suplemen aktiva lancar dan aktiva tetap.
Satu hal yang tidak terjawab dalam model tersebut adalah:
“apakah penambahan dana tersebut sanggup dibenarkan secara ekonomis?”
Kita tidak meng-evaluasi apakah penambahan aktiva-aktiva tersebut memang dibenarkan secara ekonomis.
Dengan kata lain, apakah penambahan dana tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan?
Model yang kita gunakan ternyata tidak menjawab pertanyaan tersebut,
Hal itu tidak mengherankan lantaran proyeksi keuangan yang dilakukan bahwasanya hanya mendasarkan diri atas prosedur akuntansi, yakni “bagaimana dampaknya bagi neraca dan keuntungan rugi di masa yang akan datang?”
Kita tidak memakai model untuk memperkirakan NILAI perusahaan di masa yang akan datang.
Jika kita memproyeksikan keuntungan sesudah pajak sebesar Rp XX, maka proyeksi nilai perusahaan akan dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan memakai Price Earning Ratio.
Bila diperkirakan PER konstan, maka nilai pasar modal sendiri akan sebesar PER X (laba sesudah pajak).
B. Perencanaan Strategis
Karena itulah perencanaan keuangan (terutama yang berjangka waktu panjang) dilakukan bantu-membantu dengan penyusunan planning strategis perusahaan.
Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Strategis?
Pengertian perencanaan strategis adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk menghipnotis posisi perusahaan dalam persaingan, baik untuk masa sekarang dan terutama untuk masa yang akan datang.
Perhatikan pola perecanaan taktik berikut ini:
#1: Perencanaan Strategi Pertumbuhan Agresif
Strategi pertumbuhan bernafsu yaitu taktik yang dipakai perusahaan untuk merebut pangasa pasar para pesaing.
Sebagai akibatnya, perusahaan akan memerlukan dana dari luar perusahaan dalam jumlah yang cukup besar.
#2: Perencanaan Strategi Moderat
Perencanaan Strategi Moderat yaitu taktik perusahaan yang menganggap bahwa pertumbuhan penjualan disebabkan lantaran pertumbuhan undangan dalam industri yang bersangkutan.
Tidak ada upaya untuk merebut pangsa pasar pesaing. Pertumbuhan diharapkan sanggup didanai dari hasil operasi perusahaan (dana intern).
#3: Memperkecil Bisnis yang dilakukan.
Bila produk yang dihasilkan diperkirakan sudah berada dalam tahap simpulan kedewasaan, maka perusahaan akan tetapkan untuk berkemas-kemas menambah dan/atau beralih ke bisnis yang lain.
Dana dari bisnis dikala ini akan diinvestasikan ke bisnis lain.
Perusahaan sanggup mempunyai salah satu dari 3 jenis perencanaan taktik tersebut sesuai dengan jenis, karakterisitik, dan tujuan bisnisnya.
Dengan demikian pemilihan taktik perusahaan akan membawa dampak pada pembiayaan yang harus disediakan oleh perusahaan.
Masalah pendanaan ekstern sanggup dipenuhi bukan hanya dari hutang, tapi juga menambah modal sendiri.
Karena itu alternatif penghimpunan dana dari pasar modal akan menjadi salah satu alternatif yang dipertimbangan.
05. Kesimpulan
Tujuan perencanaan keuangan adalah untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan di masa yang akan datang.
Dengan demikian sanggup diperkirakan apakah perusahaan perlu menambah dana dari luar dan bagaimana profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang.
Perencanaan keuangan jangka panjang umumnya memakai model keuangan tertentu.
Salah satu model yang sering dipakai yaitu model PERSENTASE PENJUALAN.
Sedangkan untuk perencanaan keuangan jangka pendek, penyusunan anggaran kas menjadi basis untuk memperkirakan neraca dan keuntungan rugi perusahaan di masa yang akan datang.
Model-model penyusunan planning perusahaan mendasarkan diri atas siklus akuntansi.
Karena itulah seharusnya proyeksi keuangan tersebut hanya dilakukan sesudah perusahaan melaksanakan perencanaan strategis.
Perencanaan strategis ini akan menghipnotis posisi persaingan perusahaan di masa yang akan datang, yang pada akhirnya akan memilih nilai perusahaan.
Dan bila Anda ingin membenahi sistem keuangan dan manajemen bisnis Anda, eksklusif saja ke SOP + Accounting Tools Sederhana dan POWERFUL.
Demikian yang sanggup saya sampaikan perihal materi perencanaan keuangan perusahaan.
Tidak termasuk makalah perencanaan keuangan pribadi atau tips perencanaan keuangan keluarga, menyerupai cara menciptakan pembukuan keuangan rumah tangga, manajemen keuangan keluarga Islami.
Materi perencanaan keuangan menyerupai itu nanti dibahas tersendiri.
Terima kasih.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "Aplikasi Model Perencanaan Keuangan Perusahaan [+Contoh Analisis]"
Posting Komentar