7 Jenis Sumber Pendanaan Jangka Panjang, Favorit Anda Mana?
Daftar isi
- #01: Pendanaan Jangka Panjang – Kredit Investasi
- #02: Sumber Dana Jangka Panjang Bentuk Hipotik (Mortgage)
- #03: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi
- #04: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi Konversi (Convertible Bond)
- #05: Pendanaan Jangka Panjang – Saham Preferen
- #06: Saham Biasa dan Rights Issue
- #07: Penerbitan Sekuritas di Pasar Modal
- Kesimpulan
Pendanaan jangka panjang yaitu pendanaan yang berdimensi waktu lebih dari satu tahun.
guarantor perihal pendanaan jangka panjang yang seringkali muncul yaitu dari mana sumber pendanaan terebut?
Ada dua buah pendanaan jangka panjang, yaitu:
- Modal sendiri dan
- Modal pinjaman.
Dari 2 jenis pendanaan jangka panjang tersebut dirinci menjadi 7 instrumen pendanaan perusahaan yang terkenal dan lazim digunakan.
Apa saja 7 instrumen pendanaan jangka panjang itu?
Ikuti pembahasannya secara rinci satu-per-satu berikut ini…
#01: Pendanaan Jangka Panjang – Kredit Investasi
Apa yang dimaksud dengan kredit investasi?
Kredit investasi yaitu kredit investasi yang diberikan oleh bank, dan masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha.
Perhatikan referensi analisis pendanaan jangka panjang kredit investasi berikut ini:
Pada awal tahun 2019 suatu perusahaan menandatangani perjanjian kredit investasi jangka panjang berjangka waktu lima tahun dari Bank A.
Jumlah kredit investasi sebesar Rp 1 M, dan telah diambil semua.
Suku bunga kredit investasi sebesar 15% per tahun dari saldo kreditnya, dan perusahaan selalu membayar bunga sempurna pada waktunya.
Meskipun pokok pinjamannya belum diangsur satu rupiah pun.
Pada awal tahun 2022, perusahaan mendapatkan ajuan kredit dari bank gila dengan bunga hanya 13,5% per tahun.
Sewaktu perusahaan memberikan niatnya untuk melunasi kredit investasi tersebut, bank A menyatakan bahwa pelunasan sebelum jangka waktu lima tahun akan dikenakan denda dalam bentuk bunga sebesar 2% per tahun.
Karena masih terdapat dua tahun sebelum maturity, perusahaan harus membayar bunga yang dihitung dengan rumus kredit investasi sebesar:
=2 X 2% X Rp 1 M = Rp 40 juta
Bila kredit investasi tersebut masih akan diharapkan selama dua tahun lagi, apakah sebaiknya perusahaan beralih ke bank gila dengan membayar denda kepada Bank A, ataukah tetap memakai bank A?
Begini analisisnya….
Bila beralih ke bank gila dan membayar denda, maka denda risiko kredit investasi dan bunga yang dibayar selama 2 tahun yang akan tiba adalah:
= Denda + Bunga
= Rp 40 juta + ( 2 X 13,5% X Rp 1 M)
= Rp 310 juta
Bila bertahan memakai bank A, bunga yang dibayar adalah:
= 2 X 16% X Rp 1 M = Rp 320 juta
Dari analisis simulasi perhitungan kredit investasi di atas, kita bisa melihat bahwa biaya kalau beralih ke bank gila lebih murah dibanding dengan tetap di bank A.
Keputusan simpulan keputusan pendanaan jangka panjang jenis ini ada di tangan administrasi perusahaan.
Adanya penalty dari bank A menciptakan biaya bunga bank A lebih besar dari pada yang dicantumkan.
Bagi bank A, pencantuman penalty dilakukan alasannya yaitu dengan pelunasan kredit, bank A harus berupaya untuk menjual kembali dana tersebut semoga sanggup menghasilkan pendapatan bagi bank.
#02: Sumber Dana Jangka Panjang Bentuk Hipotik (Mortgage)
Hipotek atau mortgage yaitu bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan).
Dalam perjanjian kreditnya di mortgage document disebutkan secara terperinci aktiva apa yang digunakan sebagai agunan.
Dalam insiden likuidasi kreditur akan dibayar terlebih dulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang dipergunakan sebagai agunan.
Bila hasil penjualan aktiva yang diagunkan tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur umum, sama ibarat pemilik obligasi.
#03: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi
Tipe obligasi konvensional sudah dijelaskan di pengertian obligasi., dan karenanya tidak akan diulang lagi.
Bagi penerbit dan pembeli obligasi, risiko yang sering dihadapi yaitu risiko alasannya yaitu perubahan suku bunga.
Kita tahu, bahwa bila suku bunga naik, harga obligasi akan turun (pembeli obligasi rugi), dan bila suku bunga turun harga obligasi akan naik (penerbit obligasi yang rugi).
Karena itu kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga MENGAMBANG (floating rate).
Misalnya, ditentukan bahwa suku bunga obligasi sama dengan suku bunga rata-rata deposito jangka waktu enam bulan pada bank-bank tertentu ditambah dengan 1%.
Cara lain untuk mengurangi risiko bagi penerbit obligasi perusahaan yaitu mencantumkan call price.
Call price memperlihatkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada ketika hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit obligasi.
Inilah salah satu manfaat pendanaan jangka panjang dengan obligasi.
Misalnya disebutkan call price sebesar 110.
Ini berarti bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi sanggup meminta obligasi yang telah dibeli oleh para pemodal dengan membayar Rp 1.100.000 (bila nilai nominalnya yaitu Rp 1.000.000).
Dan pemiik obligasi harus menyerahkan obligasi tersebut.
Hak bagi perusahaan untuk memanggil obligasi tersebut akan dilaksanakan bila harga obligasi di pasar modal telah mencapai di atas Rp 1.100.000
Pada ketika suatu obligasi dipanggil untuk dilunasi sesuai dengan call price-nya, biasanya perusahaan akan menggantinya dengan obligasi gres dengan coupon rate yang lebih rendah.
Kalau tidak perusahaan akan memerlukan dana yang sangat besar untuk melunasi obligasi usang tersebut, padahal dana tersebut bisa jadi masih diperlukan.
Dalam insiden penggantian obligasi usang dengan obligasi baru, umumnya terdapat jangka waktu yang overlap.
Misalnya, obligasi gres diterbitkan bulan Januari 2019 dan obligasi usang gres sanggup ditarik bulan Maret 2019. Dengan demikian terdapat dua bulan periode overlap-nya.
Untuk melunasi obligasi, perusahan sering menyisihkan dana khusus untuk keperluan tersebut.
Dana yang disisikan tersebut disebagai sebagai sinking funds. Dana ini disisihkan dan ditempatkan pada bank sesudah obligasi mencapai usia tertentu.
Misalnya, untuk obligasi jangka waktu lima tahun, sinking funds dimulai pada tahun ke-3.
Dalam penerbitan obligasi, biasanya disertai dengan warrant.
Apa itu warrant?
Warrant yaitu hak untuk membeli saham dengan harga tertentu.
Warrant sering digunakan sebagai ‘pemanis’ semoga obliagasi yang diterbitkan oleh perusahaan diminati oleh para pemodal.
#04: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi yaitu obligasi konversi yaitu obligasi yang bisa diubah bentuk menjadi saham biasa.
Pemilik obligasi konversi (convertible bonds-CB) bergotong-royong mempunyai obligasi dan opsi call price atas saham perusahaan.
Berikut ini referensi contoh obligasi konversi (convertible bond):
PT KAS Network menerbitkan obligasi konversi yang sanggup dikonversikan menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang.
Setiap lembar obligasi konversi sanggup dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa.
Obligasi konversi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar memberikan coupon rate 14% per tahun.
Bagaimana dampak pengeluaran obligasi konversi terhadap keuntungan per lembar saham?
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa bila pada simpulan tahun kelima harga per lembar saham biasa mencapai lebih dari Rp 10.000 maka para pemegang obligasi akan mengkonversikannya menjadi saham biasa.
Bila harga saham di bawah Rp 10.000 mereka akan menentukan untuk meng-uangkan obligasi tersebut.
Pada referensi tersebut juga memperlihatkan rasio konversi obligasi ke saham yaitu sebanyak 100, dan harga konversi yaitu Rp 10.000.
Bila ketika ini harga saham sebesar Rp 8.000 per lembar, maka nilai konversi obligasi menjadi saham adalah:
= 100 X Rp 8.000 = Rp 800.000
Bila jangka waktu pelunasan obligasi tersebut yaitu 5 tahun, sedangkan obligasi yang ekuivalen dengan obligasi tersebut memberikan coupon rate sebesar 15%, maka nilai obligasi tersebut yaitu Rp 966.480
Sedangkan premi konversi yaitu selisih harga pasar obligasi dengan nilai konversi atau nilai obligasi (mana yang lebih tinggi)
Pada referensi di atas nilai obligasi lebih besar daripada nilai konversi. Dengan demikian bila harga pasar obligasi sebesar Rp 980.000 maka premi konversi adalah:
= Rp 980.000 – Rp 966.480
= Rp 13.520
#05: Pendanaan Jangka Panjang – Saham Preferen
Saham preferen yaitu saham yang memberikan dividen yang tetap nilainya.
Perhatikan referensi saham preferen berikut ini:
Bila dikatakan dividen rate-nya sebesar 16% dan nominal saham tersebut yaitu Rp 1.000, maka setiap lembar saham preferen akan memperoleh dividen sebesar Rp 150 per tahun.
Apa keunggulan dan kelemahan saham preferen bagi investor?
Keunggulan saham preferen antara lain:
- Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh perusahaan.
Sedangkan kelemahan saham preferen antara lain adalah:
- pembayaran dividen saham preferen tidak sanggup digunakan sebagai pengurang pajak.
Dengan kata lain, pembayaran dividen saham preferen dilakukan terhadap keuntungan sesudah pajak.
Saham Preferen Kumulatif dan Partisipatif
Ada saham preferen kumulatif yang memberikan dividen kumulatif.
Artinya bila pada tahun kemudian perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan ditunda untuk dibayarkan keseluruhannya pada tahun ini.
Terkadang ada juga saham preferen partisipasi penuh yang mempunyai participating feature.
Artinya, sesudah para pemegang saham preferen mendapatkan dividen sebesar Rp 160, dan ternyata pemegang saham biasa memperoleh dividen sebesar Rp 250.
Maka para pemegang saham preferen akan menerima tambahan dividen sebesar Rp 90.
Berapa usang periode saham preferen kumulatif dan partisipasi akan ditentukan dalam rapat pemegang saham.
Umumnya pemegang saham preferen tidak berhak memberikan bunyi dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Meskipun demikian, variasi mungkin dijumpai sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.
Sama ibarat obligasi, dalam penerbitan saham preferen bisa dijumpai call price dan sinking funds.
#06: Saham Biasa dan Rights Issue
Bagaimana cara menerbitkan rights (rights issue)?
Penerbitan rights akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Misalkan suatu perusahaan, PT KA Surabaya Network, mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar ketika ini Rp 15.000 per lembar.
Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 50 M untuk ekspansi.
Perusahaan sanggup saja menerbitkan saham gres dan memberikan kepada publik umum.
Bila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus memakai jasa forum penjamin, yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laris terjual semua.
Atau memberikan saham gres dengan harga yang lebih rendah dari harga saham ketika ini.
Kedua cara ini akan menjadikan perusahaan menanggung biaya, yaitu:
- Pilihan pertama akan menjadikan perusahaan harus membayar fee kepada pihak penjamin.
- Distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.
Untuk itu alternatif lain yaitu memberikan kepada para pemegang saham usang untuk membeli saham baru.
Agar pemegang saham usang berminat untuk membeli saham gres tersebut, perusahaan bisa memberikan saham gres tersebut dengan harga yang jauh lebih murah dari harga saham ketika ini.
Perhatikan referensi soal pendanaan jangka panjang berikut ini:
Perusahaan akan menerbitkan saham gres sebanyak 10 juta lembar lagi, dan ditawarkan dengan harga Rp 5.000 per lembar, dengan demikian akan terkumpul Rp 50 M.
Dengan demikian maka setiap pemilik satu lembar saham usang diberi hak membeli satu lembar saham baru.
Kepada mereka kemudian dibagikan bukti rights sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki.
Bagi mereka yang tidak ingin membeli saham gres sanggup menjual bukti right tersebut.
Karena penawaran tersebut hanya dibatasi kepada pemegang saham lama, maka penawaran tersebut disebut sebagai penawaran terbatas.
Setelah penerbitan rights, jumlah lembar saham akan meningkat, sedangkan jumlah dana yang disetor tidaklah sama dengan nilai saham yang lama.
Sebagai kesudahannya harga saham akan turun.
Perhatikan rumus menghitung harga saham berikut ini:
Dalam referensi di atas harga saham sesudah penerbitan rights, apabila diasumsikan dana yang terkumpul sewaktu diinvestasikan hanya akan menghasilkan NPV sama dengan NOL, akan sebesar:
- Saham usang 10 juta X Rp 15.000 = Rp 150 M
- Saham gres 10 juta X Rp 5.000 = Rp 50 M
- Total saham 20 juta = Rp 150 M + Rp 50 M = Rp 200 M
- Harga saham per lembar = Rp 200 M : 20 juta = Rp 10.000
Bagi pemegang saham, kemakmuran mereka sebelum dan sesudah penerbitan rights sama saja, bila investasi tersebut memberikan NPV = 0.
Hal tersebut sanggup dilihat dari perhitungan berikut ini:
Sebelum penerbitan rights harga saham Rp 15.000. Untuk seorang pemodal yang mempunyai satu lembar saham, maka:
- Nilai saham sebelum penerbitan rights = Rp 15.000
- Dana yang diserahkan ke perusahaan untuk melaksanakan right-nya = Rp 5.000
- Jumlah = Rp 15.000 + Rp 5.000 = Rp 20.000
Setelah penerbitan rights jumlah lembar saham menjadi 2 lembar @Rp 10.000. Dengan demikian kekayaannya adalah:
= 2 X Rp 10.000 = Rp 20.000
Nilai kekayaan itu sama dengan kekayaan sebelum penerbitan right ditambah dengan dana yang disetor.
Karena itu kunci dalam penerbitan right adalah, apakah dana yang dihimpun dari penerbitan rights tersebut diharapkan memberikan NPV yang positif atau tidak.
Bila diharapkan dana tersebut sanggup diinvestasikan dengan memberikan NPV = +Rp 10 M.
Maka harga saham sesudah penerbitan rights akan menjadi:
- Saham usang 10 juta X Rp 15.000 = Rp 150 M
- Dana dari penerbitan rights (10 juta saham) = Rp 50 M
- NPV yang diharapkan = Rp 10 M
- Jumlah = Rp 150 M + Rp 50 M + Rp 10 M = Rp 210 M
- Total saham 20 juta = Rp 210 M
- Harga saham per lembar saham = Rp 210 M : 20 juta = Rp 10.500
Dengan demikian, bagi pemilik satu lembar saham lama, sesudah menyetor dana untuk membeli saham gres dengan memakai haknya, akan memperoleh dua lembar saham gres senilai @ Rp 10.500.
Karena itu kekayaannya menjadi Rp 21.000.
Kekayaannya bertambah sebesar Rp 1.000 alasannya yaitu dana yang disetorkan diharapkan memberikan NPV positif sebesar Rp 10 M.
Mengapa perusahaan menerbitkan rights (rights issue)?
Perusahaan menerbitkan rights seringkali yaitu untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan.
Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut (istilahnya yaitu meningkatkan likuiditas saham).
#07: Penerbitan Sekuritas di Pasar Modal
Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal intinya menghindari proses intermediasi keuangan.
Dengan kata lain, penerbitan sekuritas yaitu bagi pihak yang kelebihan dana (para investor) menyerahkan pribadi dananya ke pihak yang memerlukan dana (perusahaan).
Banyak pihak yang terkait tersebut antara lain dimaksudkan semoga tidak terjadi penipuan isu kepada para pemodal.
Bila perusahaan ingin menerbitkan sekuritas di pasar modal, beberapa persyaratan harus dipenuhi.
Untuk menerbitkan saham, Perseroan Terbatas (PT) yang menerbitkan haruslah merupakan perusahaan yang baik (ditunjukkan dari isu bahwa perusahaan telah usang beroperasi, dan selama dua tahun terakhir telah menghasilkan laba).
Dan besar, jumlah saham yang diterbitkan minimal satu juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000.
A. Prosedur dan Proses Penawaran Saham di Pasar Modal
Sebelum perusahaan yang berbentuk PT sanggup memberikan sahamnya ke pasar modal (ditawarkan di pasar perdana), perusahaan harus menerima persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Berbagai persyaratan akan ditanyakan oleh Bapepam dan harus dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:
- Perusahaan harus memberikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntans publik dan dinyatak masuk akal tanpa syarat.
- Konsultan aturan harus menyatakan bahwa perusahaan sedang tidak berada dalam sengketa hukum.
- Notaris harus melaporkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memang telah tetapkan perusahaan untuk go public.
- Perusahaan penilai (appraisal) menjelaskan nilai yang masuk akal dari aneka macam aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
- Untuk penerbitan obligasi juga diharapkan wali amanat yang akan mewakili para calon pemodal.
- Kadang juga disertai dengan pihak guarantor (penanggung) yang akan menanggung kalau obligasi hingga tidak dibayar (default).
- Saat akan go public perusahaan perlu forum yang akan menjamin bahwa saham yang ditawarkan nantinya akan laris terjual.
- Penjamin ini disebut sebagai Saat perusahaan menghadap Bapepam problem underwriter ini juga akan ditanyakan.
Underwriter bisa memberikan jaminan penuh (full commintment) atau sebaik yang bisa (best effort).
Apa yang dimaksud dengan jaminan penuh?
Jaminan penuh berarti bila ada saham yang tidak laris terjual di pasar perdana, underwriter akan membelinya.
Dengan demikian perusahaan dijamin akan memperoleh sejumlah dana yang diperlukan.
Lalu apa yang dimaksud dengan best effort?
Untuk best effort penjamain hanya memberikan upaya yang terbaik, tidak perlu membeli saham yang tidak laris terjual.
Setelah Bapepam menyetujui, maka perusahaan sanggup memberikan saham tersebut ke pasar perdana.
Pihak underwriter yang akan mengurusi dan mengatur masalah-masalah seperti, proses registrasi calon pembeli, penjatahan, pendistribusian saham, dan pengembalian uang pesanan yang berlebih.
Setelah itu perusahaan juga harus melaksanakan listing (pendaftaran) di bursa semoga saham tersebut sanggup diperdagangkan di bursa.
B. Penjualan Saham di Pasar
Setelah saham diperdagangkan di pasar perdana, bila jumlah pemesan lebih banyak dari jumlah lembar saham yang ditawarkan (disebut oversubscribed), underwriter harus melaksanakan pembagian yang telah disepakati bersama.
Perhatikan referensi insiden oversubscribed:
Misalkan kita memesan sebanyak 10.000 lembar dan menyetor ke underwriter uang sejumlah Rp 50 juta, alasannya yaitu harga per lembar di pasar perdana yaitu Rp 5.000.
Ternyata terjadi jumlah pemesanan sebanyak dua kali lipat dari saham yang ditawarkan.
Dalam keadaan tersebut kita mungkin hanya akan memperoleh bukan 10.000 lembar saham, tapi hanya 5.000 lembar, setengah dari pesanan kita alasannya yaitu terjadi oversubscribed hingga dua kali lipat.
Kelebihan uang yang telah kita setor akan dikembalikan oleh underwriter ke kita.
Setelah kita memperoleh saham tersebut, maka dalam beberapa hari, saham tersebut akan mulai sanggup diperdagangkan di bursa.
Pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di bursa, harganya bisa naik cukup besar bilsa terjadi oversubscribed yang cukup banyak (berarti banyak usul yang tidak terpenuhi di pasar sekunder).
Setelah itu harga saham bisa naik atau turun tergantung pada pasar. Kenaikan atau penurunan harga saham tidak lagi mensugesti kemakmuran para pemodal.
Kesimpulan
Sumber pendanaan jangka panjang dalam manajemen keuangan perusahaan sanggup dikelompokkan menjadi modal sendiri dan modal pinjaman.
Meskipun demikian adakala suatu instrumen pendanaan agak sulit dikelompokkan ke dalam salah satu tipe tersebut, misalkan obligasi konversi.
Yang termasuk pendanaan jangka panjang yang berbentuk hutang sanggup berwujud kredit investasi, hipotek, dan obligasi beserta aneka macam variasinya.
Obligasi bisa memberikan bunga yang megambang (floating rate). Dapat pula obligasi mempunyai call price.
Call price yaitu harga yang ditentukan oleh perusahaan bila suatu obligasi aan dilunasi sebelum jatuh tempo.
Di samping itu, obligasi mungkin hanya membayarkan bunga pada ketika perusahaan memperoleh laba.
Obligasi ini disebut sebagai income bonds. Bila suatu obligasi gres dilunasi dalam insiden likuidasi bila obligasi yang lebih senior telah dilunasi, maka obligasi ini disebut sebagai subordinated debenture.
Kadang-kadang penerbitan obligasi juga disertai dengan warrant. Warrant yaitu hak untuk membeli saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu.
Di samping saham biasa, perusahaan juga bisa menerbitkan saham preferen.
Saham preferen akan memberikan penghasilan yang tetap (dalam bentuk dividen). Kepada pemiliknya, meskipun keuntungan banyak atau pun bahkan rugi.
Untuk menghemat biaya penerbitan sekuritas dan/atau menghindari distribusi kekayaan kepada pihak luar, perusahaan menerbitkan rights.
Setelah penerbitan rights harga saham biasanya mengalami penurunan, meskipun kekayaan pemegang saham sanggup meningkat.
Peningkatan kekayaan ini terjadi bila dana yang diperoleh dari right issue sanggup dipergunakan dan memberikan NPV yang positif.
Bila perusahaan akan melaksanakan penerbitan sekuritas di pasar modal, aneka macam pihak perlu dihubungi, sebelum memperoleh ijin dari Bapepam.
Pihak-pihak tersebut adalah:
- Akuntans publik
- Notaris
- Konsultan hukum
- Appraisal
- Underwriter
- Untuk penerbitan obligasi masih perlu ditambah wali amanat dan guarantor.
Setelah Bapepam memberikan ijin untuk go public (penerbitan sekuritas publik), maka saham mulai sanggup dijual di pasar perdana. Setelah waktu 2 bulan, saham tersebut mulai sanggup diperdagangkan di bursa.
Dan bila Anda ingin meng-implementasikan sistem akuntansi yang baik dan benar sehingga bisa mendukung bisnis Anda, pribadi saja ke: SOP + Accounting Tool Sederhana dan POWERFUL.
Sampai di sini, terperinci ya?
Okay, demikian yang sanggup saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dan sanggup membantu mengelola penggunaan dana jangka panjang dengan lebih efektif dan efisien.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "7 Jenis Sumber Pendanaan Jangka Panjang, Favorit Anda Mana?"
Posting Komentar