Pengertian Keyakinan Beserta Rukun-Rukunnya Dalam Fatwa Islam
PENGERTIAN IMAN – Perihal kepercayaan merupakan hak asasi manusia. Iman merupakan hal pokok yang menjadi penyebab utama seseorang sanggup berakhir senang baik di dunia serta di akhirat. Dalam Islam, kepercayaan merupakan inti utama dan mempunyai rukun-rukun.
Iman beserta rukunnya telah dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim. Dari Abdullah bin Umar, dikala diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari simpulan serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang buruk.”
Berikut ialah penejelan mengenai pengertian kepercayaan secara umum serta pengertian kepercayaan kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, serta qada dan qadar. Selamat membaca.
Daftar Isi
Pengertian Iman
Secara bahasa, kepercayaan berarti tashdiq atau membenarkan. Secara istilah, kepercayaan ialah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, serta diamalkan dengan perbuatan (tindakan).
Para ulama salaf mengakibatkan amal sebagai salah satu dari unsur keimanan. Sebab, kepercayaan bisa bertambah dengan melaksanakan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Sama halnya dengan amal juga sanggup bertambah dan berkurang.
Definisi di atas merupakan pendapat dari Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Al Auza’i, madzhab Zhahiriyah dan beberapa ulama lainnya. (Sumber: Kitab Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9.)
Beriman kepada Allah swt
Rukun kepercayaan yang pertama ialah beriman kepada Allah swt. Pengertian kepercayaan kepada Allah swt berarti membenarkan dengan hati bahwa Allah swt benar-benar wujud beserta dengan sifat dan kesempurnaan-Nya. Lalu, akreditasi tersebut diikrarkan dengan lisan, kemudian dibuktikan dengan amal secara nyata.
Jadi, seseorang sanggup disebut sebagai mukmin (orang yang beriman) secara tepat jikalau ia telah memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Jika ternyata seseorang mengakui di dalam hatinya perihal wujudnya Allah swt, namun tak diikrarkan secara ekspresi apalagi tak dibuktikan dengan amal, maka orang tersebut bukanlah seorang mukmin.
Mengapa? Sebab ketiga unsur keimanan di atas merupakan satu kesatuan utuh dan tak sanggup dipisahkan antara satu dan lainnya.
Beriman kepada Allah swt merupakan kebutuhan fundamental bagi seseorang. Allah swt sendiri telah memerintahkan umat insan untuk beriman kepada-Nya, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Terjemahan ayat tersebut di atas memperlihatkan klarifikasi pada kita bahwa bila seseorang ingkar kepada-Nya, maka ia akan berada dalam kesesatan yang nyata.
Seseorang yang sesat tentu tak akan mendapat kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh alasannya ialah itu, beriman kepada Allah swt gotong royong merupakan kebaikan untuk umat manusia.
Beriman kepada Malaikat
Rukun kepercayaan yang ke-2 ialah beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt. Malaikat merupakan salah satu makhluk Allah swt yang diciptakan sebelum manusia. Mereka bersifat mistik bagi manusia, alasannya ialah tak sanggup dilihat ataupun disentuh oleh panca indera manusia.
Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk beriman kepada malaikat. Iman kepada malaikat sendiri merupakan kepercayaan yang kedua.
Lalu, apa pengertian kepercayaan kepada malaikat? Iman kepada malaikat berarti meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah swt telah membuat malaikat dan diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari-Nya.
Dasar dari penciptaan dan keberadaan malaikat tersebut tercantum dalam terjemahan ayat berikut ini:
“Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang mengakibatkan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus aneka macam macam urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (Q.S. Fatir: 1)
Dari terjemahan ayat di atas, maka beriman kepada malaikat juga merupakan salah satu syarat keimanan seseorang. Sama halnya dengan beriman kepada Allah swt sebagai rukun kepercayaan yang pertama.
Nama-nama Malaikat
Malaikat diciptakan dari nur atau cahaya serta mempunyai jumlah yang tak diketahui secara pasti. Namun, seorang muslim wajib mengimani 10 malaikat yang mempunyai nama tersendiri, yakni sebagai berikut:
- Malaikat Jibril
- Malaikat Mikail
- Malaikat Rakib
- Malaikat Atid
- Malaikat Mungkar
- Malaikat Nakir
- Malaikat Izrail
- Malaikat Israfil
- Malaikat Malik
- Malaikat Ridwan
Beriman kepada Kitab-kitabNya
Rukun kepercayaan ke-3 ialah beriman kepada kitab-kitab Allah swt. Bagi seorang muslim, wajib hukumnya beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan Allah swt kepada Rasul-rasul pilihan-Nya.
Hal ini menurut firman-Nya dalam Al-Qur’an dengan terjemahan sebagai berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya….” (QS. An-Nisa : 136)
Ada empat kitab yang wajib kita ketahui yang telah diturunkan kepada Rasul-rasul pilihannya, kitab-kitab itu ialah:
- Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as. sekitar kurun 12 SM di wilayah Mesir dan Israel.
- Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as. sekitar kurun 10 SM di kawasan Israel, Palestina sekarang.
- Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as. permulaan kurun Masehi.
- Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. kurun ke-6 Masehi di Mekah, Madinah dan sekitarnya.
Beriman kepada Rasul-rasulNya
Rukun kepercayaan yang ke-4 ialah beriman kepada rasul-rasul Allah swt. Pengertian beriman kepada Rasul-rasulNya ialah meyakini dan membenarkan bahwa misi para rasul ialah benar dari Allah swt. Tak boleh membeda-bedakan antara satu rasul dengan yang lainnya.
Selain itu meyakini kebenaran semua apa yang disampaikan oleh para Rasul, serta meyakini bahwa Nabi Muhammad saw merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah swt.
Ayat yang memuat perihal keimanan kepada para rasul salah satunya ialah berikut ini:
“dan gotong royong telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak sanggup bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah tiba perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan dikala itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” ( QS. Al-Mukmin : 78 )
Nama 25 Nabi dan Rasul
Para nabi dan rasul yang diabadikan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an berjumlah 25 orang. Delapan belas nama diantaranya disebutkan dalam Surah Al-An’am: 83-86 dan sisanya disebutkan dalam surah-surah lainnnya. Nama 25 rasul tersebut ialah sebagai berikut:
1.Adam as 11.Yusuf as 21.Sulaiman as
2.Idris as 12.Ayub as 22.zhadsfiya as
3.Nuh as 13.Zulkifli as 23.Yahya as
4.Hud as 14.Syu’aib as 24.Isa as
5.Saleh as 15.Yunus as 25.Muhammad saw
6.Ibrahim as 16.Musa as
7.Luth as 17.Harun as
8.Ismail as 18.Ilyas as
9.Ishak as 19.Ilyasa as
10.Ya’kub as 20. Daud as
Sifat Para Rasul
Para rasul telah dikodratkan oleh Allah swt untuk mempunyai empat sifat yakni:
- Shiddiq, artinya benar atau jujur
- Amanah, artinya sanggup dipercaya
- Tabligh, artinya menyampaikan
- Fathanah, artinya cerdas.
Beriman kepada Hari Kiamat
Rukun kepercayaan ke-5 ialah beriman kepada hari akhir/kiamat. Pengertian beriman kepada hari simpulan atau simpulan zaman secara umum ialah meyakini dan mempercayai bahwa seluruh alam dan seisinya pada suatu hari akan mengalami kehancuran. Serta mengakui bahwa sehabis kehidupan ini ada kehidupan lain yang kekal yakni akhirat.
Hari simpulan atau simpulan zaman terbagi menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut:
Kiamat Sughra/Kiamat Kecil
Pengertian simpulan zaman sughra ialah kejadian hancurnya seluruh jagat raya dalam skala kecil. Contohnya ialah kematian, musibah menyerupai gempa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus, dan lain-lain.
Bagi seseorang yang telah mati, rohnya akan berada di alam kubur atau alam barzah, alam antara dunia dan akhirat. Kiamat sugra juga terjadi di sekitar kita menyerupai contohnya berupa teguran dari Allah swt.
Kiamat Kubra/Kiamat Besar
Pengertian simpulan zaman kubra ialah kejadian hancurnya seluruh alam semesta beserta isinya atau hancurnya alam semesta seluruhnya termasuk semua penghuni-penghuni di dalamnya, menyerupai manusia, hewan, tumbuhan. Kiamat kubra juga menjadi tanda dimulainya kehidupan di akhirat.
Tanda-tanda simpulan zaman kubra salah satunya ialah munculnyaDajjal, terbitnya matahari dari barat, serta keluarnya kaum Ya’juj dan Ma’juj.
Beriman kepada Qada dan Qadar
Rukun kepercayaan yang ke-6 ialah beriman kepada qada dan qadar. Pengertian kepercayaan kepada qada dan qadar ialah meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa terdapat ketentuan Allah swt yang berlaku untuk seluruh makhluk hidup di bumi.
Salah satu ayat perihal beriman kepada qada dan qadar dari Allah swt ini ialah sebagai berikut:
“Bagi insan ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang sanggup menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d: 11)
Demikian pembahasan mengenai pengertian kepercayaan beserta rukun-rukunnya dalam aliran Islam. Jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan mohon sanggup dikoreksi. Buat kau yang belum hafal doa qunut, sanggup menghafalnya dari kini biar sanggup mendapat pahala melaksanakannya.
Semoga dengan artikel sederhana ini sanggup menambah wawasan keagamaan kita. Selain itu, semoga sanggup menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Aamiin.
Sumber https://tekooneko.com/
0 Response to "Pengertian Keyakinan Beserta Rukun-Rukunnya Dalam Fatwa Islam"
Posting Komentar