Tata Cara Melaksanakan Presentasi Terbaik Dan Disukai Penonton
Public Speaking yang kita ketahui secara harafiah ialah berbicara di depan umum. Kalau melihat awal lahirnya istilah public speaking yang pernah disinggung pada tulisan-tulisan awal, ialah berinduk dari retorika (lahir pada jaman sebelum masehi) yang diartikan seni berbicara. Istilah itu lahir dari ruang pengadilan, retorika lebih mengarah kepada selain seni berbicara ialah “seni bersilat lidah”. Siapa yang pandai beretorika maka ia keluar sebagai pemenang, sebab lawan bicaranya tidak sanggup menjawab, pertanyaan yang bertubi-tubi, bahkan lawan bicara akan “angkat tangan”.
Tata Cara Melakukan Presentasi Terbaik dan Disukai Penonton - Dewasa ini yang mahir bersilat pengecap di pengadilan ialah para penegak hukum, pengacara dan jaksa. Presentasi ialah kelompoknya public speaking, yang artinya juga menyajikan. Presentasi harus dipandang lebih daripada sekadar sarana komunikasi yang fungsional atau pengambil keputusan saja.
Walaupun presentasi sifatnya informal, tetap diperhitungkan audiens dan tujuan memperlihatkan presentasi.
Pemilihan topik dengan menggunakan alat bantu seorang “penyaji atau presenter” akan memberikan materi, dengan beberapa pembuktian apakah berupa data statistik, dan alat bantulainnya yang meyakinkan kebenaran dari presentasi itu. Biasanya presentasi semacam ini diakhiri dengan memberi kesempatan audiens atau pendengar untuk bertanya, wacana apa yang disajikanoleh penyaji tadi.
Unsur unsur dalam Sebuah Presentasi
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya. Yang pertama dan mestinya yang paling utama ialah Presenternya, yaitu orang yang memberikan presentasi secara pribadi di depan audience. Yang kedua materi yang disampaikan, yaitu materi yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya. Yang Ketiga ialah sarana yang dipergunakan untuk memberikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama ialah slide show yang disusun menurut materi yang ingin disampaikan. Oleh sebab fokus kita membicarakan teknik presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentukslide show. Faktor berikutnya ialah peralatan untuk memberikan slide show tersebut mencakup LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak). Yang keempat, tentu saja audience yang dijadikan sasaransebagai peserta informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian program presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.
1. Presenter, Penyaji Informasi
Tidak semua orang bisa menyusun suatu paparan sehingga gampang diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut bahwasanya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang alhasil dimuat di majalah-majalah yang menyatakan bahwa ketakutan nomor satu dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) ialah ketika ia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking). Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga bukan ketakutan lagi, melainkan pujian ketika seseorang tampil di muka publik maupun di muka client dengan materi presentasi yang bagus. Ketakutan kedua dan ketiga ialah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft Power Point)
2. Materi Presentasi
Materi yang akan dipresentasikan bahwasanya merupakan bobot yang paling menentukan, walaupun tidak semua orang pernah mengalami atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak mau harus ia hadapi menyerupai kedua pola berikut ini. Jika materi presentasi yang akan dipaparkan di depan audience ialah duduk kasus yang gawat. Seorang yang bertugas sebagai juru bicara harus menjelaskan shcema kecerdikan pembangunan jalan raya yang sangat vital, di mana harus dilakukan pembebasan tanah warga dengan pembayaran ganti rugi yang nilainya jauh di bawah harapan warga. Warga sangat geram mendengar planning ini. Presentasi ini diprediksi akan dihadiri oleh puluhan warga yang dalam keadaan emosi. Contoh yang kedua ialah materi presentasi training pembekalan yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kenaikan jabatannya. Wah, terang bedanya menyerupai api dan air. Mudah-mudahan pembaca hanya akan mendapatkan kiprah untuk memberikan materi jenis yang kedua saja, atau setidaknya yang berada di antara kedua pola di atas. Kalau Anda seorang pengajar atau dosen yang akan menyusun presentasi materi pelajaran, mestinya unsur materi dalam presentasi ini bukan menjadi duduk kasus yang perlu dibahas lebih jauh lagi. Namun, Anda masih harus mempelajari unsur lainnya.
Untuk memperoleh bahan-bahan materi sajian, Malcolm Peel (1993:22-27) menganjurkan dari pengalaman sendiri, keluarga dan teman-teman, buku, jurnal, majalah dan surat kabar atau penelitian sendiri.
Pengalaman sendiri
Sumber materi yang jauh lebih kaya untuk presentasi mana pun ialah pengalaman yang kita hayati sendiri dan kepribadian kita. Pendengar akan menyambut baik sumber materi dengan cara melebihi pengetahuan atau fakta menurut laporan. Rekan, keluarga, dan teman-teman. Rekan sekerja akan sering terbukti merupakan sumber materi yang manis sekali. Kebanyakan orang akan merasa tersanjung kalau diminta bantuannya. Bantuan menyerupai itu dalam presentasi supaya disinggung.
Buku
Buku sebagai sumber, diubahsuaikan apakah isinya benar-benar mutakhir. Bagian perpustakaan sangat membantu, dan akan memperlihatkan petunjuk yang tepat. Jurnal, majalah dan surat kabar. Artikel dalam jurnal kebanyakan lebih mutakhir daripada buku,
dan disamping memberi kita materi tambahan, juga akan memperlihatkan apa pemikiran terbaru dan siapa orang yang menarik pada ketika sekarang. Dalam jurnal, kita sanggup menemukan gagasan paling modern atau fakta yang belum banyak diketahui orang dibandingkan yang ada dalam buku.
Sumber data elektonik
Ada banyak sumber data yang disimpan secara elektronik di seluruh dunia. Akses ke sebagian data sanggup diperoleh melalui komputer pribadi.
Penelitian pribadi
Ini merupakan serpihan dari pekerjaan kita atau bilamana kita mempunyai akomodasi yang memungkinkan untuk melaksanakan penelitian sendiri sebagai materi presentasi. Biasanya orang yang meminta untuk presentasi, sudah menyiapkan hasil penelitian mereka. Sebagai presenter atau penyaji, kita tinggal menyeleksi yang akan dipakai dalam presentasi.
3. Slide Show Itu Sendiri
Bagaimana sebuah slide show bisa memegang peranan dalam sebuah presentasi, mungkin di sinilah topik yang ingin disampaikan dalam buku ini. Sementara unsur-unsur lain ialah pertimbangan-pertimbangan yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Yang perlu Anda ingat bahwa sebuah presentasi berupa slide show bisa berdiri sendiri dalam suatu stand pameran, atau sarana iklan maupun informasi di tempat-tempat umum tanda kehadiran seorang presenter. Di sini terang kekuatan daya tarik dari materi dan teknik penyajian slide show tersebut yang paling utama dan paling menentukan.
4. Audience yang Menjadi Sasaran
Informasi Audience, hadirin, atau penonton seringkali dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah program presentasi. Namun, sejujurnya reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi sanggup memperlihatkan berhasil atau tidaknya presentasi itu. Tidak sanggup dipungkiri bahwa audience di kalangan orang kita ini ialah tipe hadirin yang cool. Sekalipun presentasi yang dilakukan amat jelek kualitasnya, setidaknya mereka jarang yang protes. Reaksi dari audience yang bisa ditangkap ialah apakah pandangan mata mereka “terhanyut” dalam mengikuti slide dan uraian presenter, atau sebaliknya mereka hanya mendengar bunyi presenter tanpa memandang ke layar? Hal ini bisa terjadi bila tampilan slide amat jelek dan ”menyiksa” mata audience. Yang lebih jelek lagi apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu sama lain, maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi. Pernahkah Anda melaksanakan presentasi kemudian sehabis selesai audience mengerumuni Anda seperti masih kurang puas (maksudnya masih ingin nambah lagi informasi dari Anda) dan mereka minta izin untuk meng-copy file slide presentasi Anda ke flash disk mereka. Seharusnya Anda boleh merasa gembira sebab itu ialah sebagian dari indikasi bahwa presentasi yang Anda bawakan berhasil. Jadi, jangan sepelekan audience Anda sebab merekalah sasaran Anda. Audience Andalah tolok ukur keberhasilan Anda dalam memberikan presentasi dan mempersiapkan ketiga unsur lainnya. Bisa jadi, kondisi tadi menggambarkan presentasi Anda sulit dicerna oleh audience sehingga mereka merasa perlu membaca ulang slide presentasi Anda dan menjabarkan sendiri dengan cara mereka sendiri.
5. Mempersiapkan Presentasi di Depan Publik
Ini ialah serpihan penting yang harus dilakukan setiap presenter sebelum ia maju ke depan publik. Urut-urutan persiapan ini mungkin tidak sepenuhnya persis menyerupai ini, tetapi Anda sanggup berimprovisasi sesuai keadaannya. Mengenali Siapa Audience/Sasaran Kita? Kepada siapakah presentasi ini kita tujukan?
Dari sasaran peserta informasi terang akan membedakan ciri materi yang akan kita sampaikan, susunan informasi, dan pilihan cara memberikan informasi. Ingat pepatah yang mengatakan: “Jangan bicara wacana warna kepada orang buta”.
6. Tengoklah Medannya
Jika Anda seorang presenter pemula, atau jikalau Anda masih suka demam panggung sangat disarankan biar Anda menengok terlebih dulu kawasan atau medan di mana Anda akan tampil. Bahkan group musik gaek menyerupai The Rolling Stones selalu menuntut untuk menilik panggung yang akan mereka gunakan untuk tampil sebelum hari H pementasan konser. Namun, jikalau medan tersebut menyerupai dengan apa yang sudah Anda kenali, contohnya di sekolah, di gedung pertemuan, dan sebagainya, di mana Anda pernah melaksanakan presentasi sebelumnya, maka mungkin Anda sanggup berasumsi kondisinya tidak banyak berbeda dengan yang pernah Anda alami sebelumnya.
7. Kenali Peralatan yang Digunakan
Jika Anda menjadi pembicara di lokasi lain (bukan di tempat/ kantor Anda sendiri), peralatan presentasi menyerupai LCD Projector, layar, atau bidang di mana slide akan diproyeksikan, bahkan mungkin laptop atau komputer desktop yang dipakai disiapkan
pihak lain perlu Anda kenali. Jika tidak ada informasi yang niscaya mengenai sarana dan prasarana itu, Anda perlu menanyakan. Pada banyak kesempatan, persiapan ini sanggup diabaikan, dan antara panitia penyelenggara dengan presenter saling berasumsi semuanya beres, dan ternyata program tersebut berlangsung lancarlancar saja. Akan tetapi, jangan jadikan hal ini sebagai standar mekanisme kerja Anda. Oleh sebab jikalau perkiraan yang diambil ternyata tidak 100% benar, maka kegagalan yang terjadi, Anda pun akan ikut menanggung.
8. Persiapkan Rencana Alternatif
Sebuah program presentasi yang telah direncanakan tiba-tiba gagal diselenggarakan, di ketika audience-nya telah hadir dan siap mendengarkan presentasi Anda. Acara telah dibuka, pimpinan telah memperlihatkan sambutan, dan hadirin telah diminta untuk memperlihatkan applause sehabis nama, gelar, dan jabatan Anda disebutkan. Kegagalan tersebut hanya sebab laptop yang akan Anda gunakan mendadak tidak sanggup dipakai justru pada saat-saat terakhir menyerupai itu. Padahal satu-satunya file presentasi ada di situ. So What? Oleh karenanya diharapkan planning alternatif. Apakah Anda menyediakan laptop cadangan, materi slide manual, atau mungkin yang lain sesuai dengan situasi serta posisi Anda.
9. Komunikasikan Ide Anda
Pada ketika Anda tampil di muka audience, buatlah kesan bahwa melalui presentasi ini Anda sedang mengomunikasikan inspirasi Anda. Jangan biarkan orang mengambil kesan bahwa Anda sekadar “orang suruhan” untuk memberikan kabar ini, dan Anda tidak bertanggung jawab pada inspirasi yang Anda sampaikan. Kesan yang meyakinkan pada tampilan Anda akan sangat didukung oleh:
10. Body Language (Bahasa Tubuh)
Salah satu macam bahasa komunikasi ialah menggunakan bahasa tubuh. Gerakan tangan, badan, mimik muka, dan sebagainya merupakan sarana Anda berkomunikasi. Kuasai “panggung”, bergeraklah mengisi ruang. Jangan menjadi patung bicara di depan publik. Jika pembicara pada posisi duduk berjejer di depan/ di panggung lakukan gerakan body language yang tidak mengesankan Anda kaku dan tidak bebas. Jika pembicara pada posisi duduk dan mike terletak pada stand (tiang mikrofon) di depan Anda, posisi ini akan menciptakan posisi Anda menjadi kaku. Keluarlah dari situasi menyerupai ini. Cabutlah mikrofon dan peganglah jikalau perlu sehingga Anda lebih bebas bergerak dan berekspresi.
11. Persiapkan Cara Anda Bicara
Ada tiga bentuk persiapan narasi:
1. Verbatim
Pada narasi Verbatim, pembicara berbicara menurut teks catatan maupun slide di layar. Keuntungannya informasi yang disampaikan bisa detil. Jika ini memang perlu dilakukan, lakukanlah untuk hal-hal yang bersifat definitif, lakukanlah dengan memperlihatkan penitikberatan ketika membacanya. Akan tetapi, jikalau ini merupakan serpihan paling banyak dalam presentasi Anda, maka Anda terkesan tidak menguasai materi. Anda menempatkan diri sama dengan Audience (audience juga bisa membaca menyerupai yang Anda lakukan, kemudian posisi Anda tidak penting di mata mereka). Oleh sebab sibuk membaca teks, Anda akan kehilangan kontak mata dengan audience di mana ini merupakan sarana untuk membangun komunikasi positif dengan mereka. Dengan melaksanakan kontak mata dengan audience sesekali, seolah Anda berbicara kepada mereka orang per orang secara pribadi. Sayangnya, model verbatim ini biasa dilakukan oleh pembicara yang tidak berpengalaman atau kurang menguasai permasalahan. Jika tidak sanggup dihindari, batasilah.
2. Memorized
Metode lain ialah dengan Memorized (mengingat/ menghafal). Beberapa pembicara mempersiapkan apa-apa yang akan dibicarakan di depan publik, kemudian dibaca beberapa kali sehingga hafal (atau hampir hafal). Biasanya kalau berasal dari inspirasi sendiri cukup dibaca sekali dua kali akan gampang hafal. Menghafal teks dengan cara ini masih mempunyai risiko. Pertama metode ini akan memperlihatkan kurangnya emosi (kurang greget) di dalam presentasi sebab Anda dibebani mengingat teks yang disampaikan. Risiko lain jikalau Anda lupa pada suatu ungkapan kunci, maka bisa jadi urutan bicara Anda akan menjadi kacau atau bahkan macet.
3. Extemporaneuos
Yang paling ideal di antara metode ini ialah yang disebut extemporaneuosalias berbicara secara spontan. Pembicara terbaik senantiasa menggunakan cara ini. Ia cukup berpengalaman serta cukup berlatih untuk menguasai materi yang dipresentasikan. Oleh karenanya, slide yang Anda buat hendaknya berupa kerangka pembicaraan yang akan membantu Anda memberikan informasi. Bukan keseluruhan teks naskah yang ditayangkan di layar, kemudian Anda dan audience membacanya. Kelemahan metode bicara impulsif ini ialah sulitnya dalam mengontrol waktu.
12. Mengenal Model Presentasi
Ada tiga model presentasi yang perlu kita kenal:
1. Model Presentasi yang Persuasif
Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini ialah memperkenalkan produk gres dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter tidak secara pribadi memperoleh hasil atau balasan dari audience apakah presentasi yang disampaikan sanggup diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh sasaran peserta informasi atau tidak.
2. Model Presentasi Penyampaian Informasi
Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya,Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian usulan untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presenter akan mendapatkan pertanyaan atau memperlihatkan pertanggungjawaban secara pribadi terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya.
3. Model Presentasi Pelatihan/Training
Misalnya training yang diberikan kepada karyawan baru, training yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, training kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.
13. Pemeriksaan Apa yang Harus Dilakukan
Alat atau akomodasi apa yang akan dipergunakan untuk menyajikan presentasi. Akan berbeda jikalau Anda harus mempersiapkan presentasi dengan lembaran mika di atas proyektor dengan presentasi menggunakan derma laptop dan LCD projector. Apakah presentasi akan disajikan dengan klarifikasi narasi yang direkam atau presentasi yang terputar otomatis terus menerus (looping) sehingga setiap orang yang lewat dan melihat presentasi ini akan sanggup menikmati informsi yang disajikan. Seandainya presentasi dijalankan melalui sebuah laptop yang disediakan orang lain, bukan dari komputer yang Anda pakai menyusun presentasi, periksalah atau ujilah dahulu dengan mencoba menjalankan file presentasi tersebut. Apakah font-font pilihan Anda tersedia pada laptop ter-sebut. Jika tidak, konsekuensinya font Anda akan diganti secara otomatis dengan font default yang tersedia. Bisa jadi susunan format dalam slide tersebut menjadi berantakan. Jika Anda akan melaksanakan presentasi dengan derma operator, jangan lupa mengatur pemutusan informasi dari suatu slide ke slide lembar berikutnya secara jelas. Dengan pengaturan menyerupai itu, operator yang membantu Anda akan lebih gampang memahami apakah Anda masih membicarakan halaman slide yang ini atau sudah berpindah ke lembar slide berikutnya. Jika Anda bekerja sendiri, Anda harus berusaha mengatur fokus tayangan di layar atau di tembok sehingga terlihat tepat dari segala penjuru di mana audience duduk.
14. Menyiapkan Presentasi Sesuai dengan Tempat dan Waktunya
Seringkali seseorang mempunyai sebuah file slide show yang menjadi “senjata”nya untuk melaksanakan presentasi di segala medan. Misalnya Anda seorang dari devisi marketing atau instruktur yang menjelaskan materi training di banyak kawasan dan lokasi yang seadanya. Disamping itu, sering terjadi sebuah persiapan presentasi yang dilakukan dengan sasaran dan medan tertentu. Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menyiapkan presentasi:
1. KEJELASAN
Sebuah informasi merupakan data-data yang terstruktur. Tanpa adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah yang belum mempunyai makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai bentuk, barulah sanggup dikategorikan sebagai sebuah informasi. Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu bisa menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih memerlukan alat lain yang sanggup mempresentasikan informasi-informasi,khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang sanggup menunjang susunan kata biar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita sanggup mengakibatkan informasi lebih terang lagi, khususnya untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut.
Agar informasi sanggup diterima lebih terang oleh audience, Anda sanggup memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data, maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik data.
2. PENEKANAN
Informasi berbentuk paparan serta analisis, biasanya berisikan pesan-pesan yang beragam dan mungkin mempunyai sifat yang berbeda-beda apabila dilihat dari sudut cara menguraikannya. Walaupun demikian, perbedaan sudut pandang tersebut belum tentu mempunyai bobot yang sama. Setidaknya paparan serta analisis itu mempunyai pokok dan topik tertentu yang akan diberikan penitikberatan biar diketahui pembaca atau audience-nya. Dengan demikian, hal ini berarti dari sekian banyak uraian yang dianggap penting oleh presenternya belum tentu penting bagi pembacanya. Berdasarkan hal ini, presenter harus menyadari bahwa harus ada point-point tertentu yang harus dijadikan pokok bahasan yang diberikan penekanan, penonjolan yang didasarkan atas antisipasi presenter terhadap kebutuhan pembaca atau audience-nya.
3. MERINGKASKAN
Sebuah laporan maupun klarifikasi yang panjang tidaklah efektif untuk disajikan dalam sebuah presentasi, oleh karenanya dalam menyusun sebuah presentasi haruslah dipakai cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual untuk memudahkan audience memahaminya. Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan sanggup meringkas informasi berupa kata-kata.
4. KESAMAAN
Dengan derma diagram arus atau flowchart akan sanggup dicapai suatu kesamaan pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau klarifikasi wacana jalannya suatu proses. Sebaliknya jikalau informasi menyerupai ini diuraikan dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses.
5. PENGUATAN
Penguatan ialah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah usang dikenal dan diterapkan ketika seorang guru mengajar murid-murid tingkat Prasekolah maupun Sekolah Dasar. Dengan mengulang-ulang klarifikasi atau mengulang bacaan kepada anak SD akan bisa menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau diterangkan gurunya. Penguatan informasi pada sebuah presentasi sanggup dilakukan dengan cara mengulang inti informasi pada tubuh teks maupun pada illustrasinya. Contoh berikut ini pada bentuk artikel di sebuah majalah. Dari inspirasi ini Anda sanggup menyebarkan dalam bentuk slide buatan Anda.
6. BERPIHAKLAH PADA AUDIENCE
Dalam melaksanakan pendekatan kepada publik, audience, usahakan Anda menempatkan diri pada posisi mereka. Sekalipun Anda seorang pemilik perusahaan yang beraudiensi dengan publik karyawan yang Anda rekrut sendiri, berperanlah seolah Anda pada posisi karyawan. Informasi yangakan disampaikan bisa lebih menyentuh sasaran.
Sekian artikel tentang Tata Cara Melakukan Presentasi Terbaik dan Disukai Penonton. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Sumber http://blogpsikologi.blogspot.com/
Tata Cara Melakukan Presentasi Terbaik dan Disukai Penonton - Dewasa ini yang mahir bersilat pengecap di pengadilan ialah para penegak hukum, pengacara dan jaksa. Presentasi ialah kelompoknya public speaking, yang artinya juga menyajikan. Presentasi harus dipandang lebih daripada sekadar sarana komunikasi yang fungsional atau pengambil keputusan saja.
Walaupun presentasi sifatnya informal, tetap diperhitungkan audiens dan tujuan memperlihatkan presentasi.
Pemilihan topik dengan menggunakan alat bantu seorang “penyaji atau presenter” akan memberikan materi, dengan beberapa pembuktian apakah berupa data statistik, dan alat bantulainnya yang meyakinkan kebenaran dari presentasi itu. Biasanya presentasi semacam ini diakhiri dengan memberi kesempatan audiens atau pendengar untuk bertanya, wacana apa yang disajikanoleh penyaji tadi.
image source: u-note.me |
baca juga: Pengertian Presentasi, Jenis dan Persiapan Dalam Presentasi
Unsur unsur dalam Sebuah Presentasi
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya. Yang pertama dan mestinya yang paling utama ialah Presenternya, yaitu orang yang memberikan presentasi secara pribadi di depan audience. Yang kedua materi yang disampaikan, yaitu materi yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya. Yang Ketiga ialah sarana yang dipergunakan untuk memberikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama ialah slide show yang disusun menurut materi yang ingin disampaikan. Oleh sebab fokus kita membicarakan teknik presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentukslide show. Faktor berikutnya ialah peralatan untuk memberikan slide show tersebut mencakup LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak). Yang keempat, tentu saja audience yang dijadikan sasaransebagai peserta informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian program presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.
1. Presenter, Penyaji Informasi
Tidak semua orang bisa menyusun suatu paparan sehingga gampang diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut bahwasanya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang alhasil dimuat di majalah-majalah yang menyatakan bahwa ketakutan nomor satu dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) ialah ketika ia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking). Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga bukan ketakutan lagi, melainkan pujian ketika seseorang tampil di muka publik maupun di muka client dengan materi presentasi yang bagus. Ketakutan kedua dan ketiga ialah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft Power Point)
2. Materi Presentasi
Materi yang akan dipresentasikan bahwasanya merupakan bobot yang paling menentukan, walaupun tidak semua orang pernah mengalami atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak mau harus ia hadapi menyerupai kedua pola berikut ini. Jika materi presentasi yang akan dipaparkan di depan audience ialah duduk kasus yang gawat. Seorang yang bertugas sebagai juru bicara harus menjelaskan shcema kecerdikan pembangunan jalan raya yang sangat vital, di mana harus dilakukan pembebasan tanah warga dengan pembayaran ganti rugi yang nilainya jauh di bawah harapan warga. Warga sangat geram mendengar planning ini. Presentasi ini diprediksi akan dihadiri oleh puluhan warga yang dalam keadaan emosi. Contoh yang kedua ialah materi presentasi training pembekalan yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kenaikan jabatannya. Wah, terang bedanya menyerupai api dan air. Mudah-mudahan pembaca hanya akan mendapatkan kiprah untuk memberikan materi jenis yang kedua saja, atau setidaknya yang berada di antara kedua pola di atas. Kalau Anda seorang pengajar atau dosen yang akan menyusun presentasi materi pelajaran, mestinya unsur materi dalam presentasi ini bukan menjadi duduk kasus yang perlu dibahas lebih jauh lagi. Namun, Anda masih harus mempelajari unsur lainnya.
Untuk memperoleh bahan-bahan materi sajian, Malcolm Peel (1993:22-27) menganjurkan dari pengalaman sendiri, keluarga dan teman-teman, buku, jurnal, majalah dan surat kabar atau penelitian sendiri.
Pengalaman sendiri
Sumber materi yang jauh lebih kaya untuk presentasi mana pun ialah pengalaman yang kita hayati sendiri dan kepribadian kita. Pendengar akan menyambut baik sumber materi dengan cara melebihi pengetahuan atau fakta menurut laporan. Rekan, keluarga, dan teman-teman. Rekan sekerja akan sering terbukti merupakan sumber materi yang manis sekali. Kebanyakan orang akan merasa tersanjung kalau diminta bantuannya. Bantuan menyerupai itu dalam presentasi supaya disinggung.
Buku
Buku sebagai sumber, diubahsuaikan apakah isinya benar-benar mutakhir. Bagian perpustakaan sangat membantu, dan akan memperlihatkan petunjuk yang tepat. Jurnal, majalah dan surat kabar. Artikel dalam jurnal kebanyakan lebih mutakhir daripada buku,
dan disamping memberi kita materi tambahan, juga akan memperlihatkan apa pemikiran terbaru dan siapa orang yang menarik pada ketika sekarang. Dalam jurnal, kita sanggup menemukan gagasan paling modern atau fakta yang belum banyak diketahui orang dibandingkan yang ada dalam buku.
Sumber data elektonik
Ada banyak sumber data yang disimpan secara elektronik di seluruh dunia. Akses ke sebagian data sanggup diperoleh melalui komputer pribadi.
Penelitian pribadi
Ini merupakan serpihan dari pekerjaan kita atau bilamana kita mempunyai akomodasi yang memungkinkan untuk melaksanakan penelitian sendiri sebagai materi presentasi. Biasanya orang yang meminta untuk presentasi, sudah menyiapkan hasil penelitian mereka. Sebagai presenter atau penyaji, kita tinggal menyeleksi yang akan dipakai dalam presentasi.
3. Slide Show Itu Sendiri
Bagaimana sebuah slide show bisa memegang peranan dalam sebuah presentasi, mungkin di sinilah topik yang ingin disampaikan dalam buku ini. Sementara unsur-unsur lain ialah pertimbangan-pertimbangan yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Yang perlu Anda ingat bahwa sebuah presentasi berupa slide show bisa berdiri sendiri dalam suatu stand pameran, atau sarana iklan maupun informasi di tempat-tempat umum tanda kehadiran seorang presenter. Di sini terang kekuatan daya tarik dari materi dan teknik penyajian slide show tersebut yang paling utama dan paling menentukan.
4. Audience yang Menjadi Sasaran
Informasi Audience, hadirin, atau penonton seringkali dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah program presentasi. Namun, sejujurnya reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi sanggup memperlihatkan berhasil atau tidaknya presentasi itu. Tidak sanggup dipungkiri bahwa audience di kalangan orang kita ini ialah tipe hadirin yang cool. Sekalipun presentasi yang dilakukan amat jelek kualitasnya, setidaknya mereka jarang yang protes. Reaksi dari audience yang bisa ditangkap ialah apakah pandangan mata mereka “terhanyut” dalam mengikuti slide dan uraian presenter, atau sebaliknya mereka hanya mendengar bunyi presenter tanpa memandang ke layar? Hal ini bisa terjadi bila tampilan slide amat jelek dan ”menyiksa” mata audience. Yang lebih jelek lagi apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu sama lain, maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi. Pernahkah Anda melaksanakan presentasi kemudian sehabis selesai audience mengerumuni Anda seperti masih kurang puas (maksudnya masih ingin nambah lagi informasi dari Anda) dan mereka minta izin untuk meng-copy file slide presentasi Anda ke flash disk mereka. Seharusnya Anda boleh merasa gembira sebab itu ialah sebagian dari indikasi bahwa presentasi yang Anda bawakan berhasil. Jadi, jangan sepelekan audience Anda sebab merekalah sasaran Anda. Audience Andalah tolok ukur keberhasilan Anda dalam memberikan presentasi dan mempersiapkan ketiga unsur lainnya. Bisa jadi, kondisi tadi menggambarkan presentasi Anda sulit dicerna oleh audience sehingga mereka merasa perlu membaca ulang slide presentasi Anda dan menjabarkan sendiri dengan cara mereka sendiri.
5. Mempersiapkan Presentasi di Depan Publik
Ini ialah serpihan penting yang harus dilakukan setiap presenter sebelum ia maju ke depan publik. Urut-urutan persiapan ini mungkin tidak sepenuhnya persis menyerupai ini, tetapi Anda sanggup berimprovisasi sesuai keadaannya. Mengenali Siapa Audience/Sasaran Kita? Kepada siapakah presentasi ini kita tujukan?
- Kepada atasan kerja,
- Penjelasan yang kita berikan kepada subordinate (karyawan-bawahan) kita,
- Kepada calon klien atau klien yang proyeknya sedang kita kerjakan,
- Kepada murid/mahasiswa/peserta kursus/pelatihan
- Atau kepada audience masyarakat umum yang tidak kita kenal dengan tepat segmentasinya.
Dari sasaran peserta informasi terang akan membedakan ciri materi yang akan kita sampaikan, susunan informasi, dan pilihan cara memberikan informasi. Ingat pepatah yang mengatakan: “Jangan bicara wacana warna kepada orang buta”.
6. Tengoklah Medannya
Jika Anda seorang presenter pemula, atau jikalau Anda masih suka demam panggung sangat disarankan biar Anda menengok terlebih dulu kawasan atau medan di mana Anda akan tampil. Bahkan group musik gaek menyerupai The Rolling Stones selalu menuntut untuk menilik panggung yang akan mereka gunakan untuk tampil sebelum hari H pementasan konser. Namun, jikalau medan tersebut menyerupai dengan apa yang sudah Anda kenali, contohnya di sekolah, di gedung pertemuan, dan sebagainya, di mana Anda pernah melaksanakan presentasi sebelumnya, maka mungkin Anda sanggup berasumsi kondisinya tidak banyak berbeda dengan yang pernah Anda alami sebelumnya.
7. Kenali Peralatan yang Digunakan
Jika Anda menjadi pembicara di lokasi lain (bukan di tempat/ kantor Anda sendiri), peralatan presentasi menyerupai LCD Projector, layar, atau bidang di mana slide akan diproyeksikan, bahkan mungkin laptop atau komputer desktop yang dipakai disiapkan
pihak lain perlu Anda kenali. Jika tidak ada informasi yang niscaya mengenai sarana dan prasarana itu, Anda perlu menanyakan. Pada banyak kesempatan, persiapan ini sanggup diabaikan, dan antara panitia penyelenggara dengan presenter saling berasumsi semuanya beres, dan ternyata program tersebut berlangsung lancarlancar saja. Akan tetapi, jangan jadikan hal ini sebagai standar mekanisme kerja Anda. Oleh sebab jikalau perkiraan yang diambil ternyata tidak 100% benar, maka kegagalan yang terjadi, Anda pun akan ikut menanggung.
8. Persiapkan Rencana Alternatif
Sebuah program presentasi yang telah direncanakan tiba-tiba gagal diselenggarakan, di ketika audience-nya telah hadir dan siap mendengarkan presentasi Anda. Acara telah dibuka, pimpinan telah memperlihatkan sambutan, dan hadirin telah diminta untuk memperlihatkan applause sehabis nama, gelar, dan jabatan Anda disebutkan. Kegagalan tersebut hanya sebab laptop yang akan Anda gunakan mendadak tidak sanggup dipakai justru pada saat-saat terakhir menyerupai itu. Padahal satu-satunya file presentasi ada di situ. So What? Oleh karenanya diharapkan planning alternatif. Apakah Anda menyediakan laptop cadangan, materi slide manual, atau mungkin yang lain sesuai dengan situasi serta posisi Anda.
9. Komunikasikan Ide Anda
Pada ketika Anda tampil di muka audience, buatlah kesan bahwa melalui presentasi ini Anda sedang mengomunikasikan inspirasi Anda. Jangan biarkan orang mengambil kesan bahwa Anda sekadar “orang suruhan” untuk memberikan kabar ini, dan Anda tidak bertanggung jawab pada inspirasi yang Anda sampaikan. Kesan yang meyakinkan pada tampilan Anda akan sangat didukung oleh:
10. Body Language (Bahasa Tubuh)
Salah satu macam bahasa komunikasi ialah menggunakan bahasa tubuh. Gerakan tangan, badan, mimik muka, dan sebagainya merupakan sarana Anda berkomunikasi. Kuasai “panggung”, bergeraklah mengisi ruang. Jangan menjadi patung bicara di depan publik. Jika pembicara pada posisi duduk berjejer di depan/ di panggung lakukan gerakan body language yang tidak mengesankan Anda kaku dan tidak bebas. Jika pembicara pada posisi duduk dan mike terletak pada stand (tiang mikrofon) di depan Anda, posisi ini akan menciptakan posisi Anda menjadi kaku. Keluarlah dari situasi menyerupai ini. Cabutlah mikrofon dan peganglah jikalau perlu sehingga Anda lebih bebas bergerak dan berekspresi.
11. Persiapkan Cara Anda Bicara
Ada tiga bentuk persiapan narasi:
- Verbatim
- Memorized
- Extemporaneouse (berbicara impulsif tanpa persiapan)
1. Verbatim
Pada narasi Verbatim, pembicara berbicara menurut teks catatan maupun slide di layar. Keuntungannya informasi yang disampaikan bisa detil. Jika ini memang perlu dilakukan, lakukanlah untuk hal-hal yang bersifat definitif, lakukanlah dengan memperlihatkan penitikberatan ketika membacanya. Akan tetapi, jikalau ini merupakan serpihan paling banyak dalam presentasi Anda, maka Anda terkesan tidak menguasai materi. Anda menempatkan diri sama dengan Audience (audience juga bisa membaca menyerupai yang Anda lakukan, kemudian posisi Anda tidak penting di mata mereka). Oleh sebab sibuk membaca teks, Anda akan kehilangan kontak mata dengan audience di mana ini merupakan sarana untuk membangun komunikasi positif dengan mereka. Dengan melaksanakan kontak mata dengan audience sesekali, seolah Anda berbicara kepada mereka orang per orang secara pribadi. Sayangnya, model verbatim ini biasa dilakukan oleh pembicara yang tidak berpengalaman atau kurang menguasai permasalahan. Jika tidak sanggup dihindari, batasilah.
2. Memorized
Metode lain ialah dengan Memorized (mengingat/ menghafal). Beberapa pembicara mempersiapkan apa-apa yang akan dibicarakan di depan publik, kemudian dibaca beberapa kali sehingga hafal (atau hampir hafal). Biasanya kalau berasal dari inspirasi sendiri cukup dibaca sekali dua kali akan gampang hafal. Menghafal teks dengan cara ini masih mempunyai risiko. Pertama metode ini akan memperlihatkan kurangnya emosi (kurang greget) di dalam presentasi sebab Anda dibebani mengingat teks yang disampaikan. Risiko lain jikalau Anda lupa pada suatu ungkapan kunci, maka bisa jadi urutan bicara Anda akan menjadi kacau atau bahkan macet.
3. Extemporaneuos
Yang paling ideal di antara metode ini ialah yang disebut extemporaneuosalias berbicara secara spontan. Pembicara terbaik senantiasa menggunakan cara ini. Ia cukup berpengalaman serta cukup berlatih untuk menguasai materi yang dipresentasikan. Oleh karenanya, slide yang Anda buat hendaknya berupa kerangka pembicaraan yang akan membantu Anda memberikan informasi. Bukan keseluruhan teks naskah yang ditayangkan di layar, kemudian Anda dan audience membacanya. Kelemahan metode bicara impulsif ini ialah sulitnya dalam mengontrol waktu.
12. Mengenal Model Presentasi
Ada tiga model presentasi yang perlu kita kenal:
1. Model Presentasi yang Persuasif
Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini ialah memperkenalkan produk gres dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter tidak secara pribadi memperoleh hasil atau balasan dari audience apakah presentasi yang disampaikan sanggup diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh sasaran peserta informasi atau tidak.
2. Model Presentasi Penyampaian Informasi
Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya,Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian usulan untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presenter akan mendapatkan pertanyaan atau memperlihatkan pertanggungjawaban secara pribadi terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya.
3. Model Presentasi Pelatihan/Training
Misalnya training yang diberikan kepada karyawan baru, training yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, training kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.
13. Pemeriksaan Apa yang Harus Dilakukan
Alat atau akomodasi apa yang akan dipergunakan untuk menyajikan presentasi. Akan berbeda jikalau Anda harus mempersiapkan presentasi dengan lembaran mika di atas proyektor dengan presentasi menggunakan derma laptop dan LCD projector. Apakah presentasi akan disajikan dengan klarifikasi narasi yang direkam atau presentasi yang terputar otomatis terus menerus (looping) sehingga setiap orang yang lewat dan melihat presentasi ini akan sanggup menikmati informsi yang disajikan. Seandainya presentasi dijalankan melalui sebuah laptop yang disediakan orang lain, bukan dari komputer yang Anda pakai menyusun presentasi, periksalah atau ujilah dahulu dengan mencoba menjalankan file presentasi tersebut. Apakah font-font pilihan Anda tersedia pada laptop ter-sebut. Jika tidak, konsekuensinya font Anda akan diganti secara otomatis dengan font default yang tersedia. Bisa jadi susunan format dalam slide tersebut menjadi berantakan. Jika Anda akan melaksanakan presentasi dengan derma operator, jangan lupa mengatur pemutusan informasi dari suatu slide ke slide lembar berikutnya secara jelas. Dengan pengaturan menyerupai itu, operator yang membantu Anda akan lebih gampang memahami apakah Anda masih membicarakan halaman slide yang ini atau sudah berpindah ke lembar slide berikutnya. Jika Anda bekerja sendiri, Anda harus berusaha mengatur fokus tayangan di layar atau di tembok sehingga terlihat tepat dari segala penjuru di mana audience duduk.
14. Menyiapkan Presentasi Sesuai dengan Tempat dan Waktunya
Seringkali seseorang mempunyai sebuah file slide show yang menjadi “senjata”nya untuk melaksanakan presentasi di segala medan. Misalnya Anda seorang dari devisi marketing atau instruktur yang menjelaskan materi training di banyak kawasan dan lokasi yang seadanya. Disamping itu, sering terjadi sebuah persiapan presentasi yang dilakukan dengan sasaran dan medan tertentu. Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menyiapkan presentasi:
1. KEJELASAN
Sebuah informasi merupakan data-data yang terstruktur. Tanpa adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah yang belum mempunyai makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai bentuk, barulah sanggup dikategorikan sebagai sebuah informasi. Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu bisa menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih memerlukan alat lain yang sanggup mempresentasikan informasi-informasi,khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang sanggup menunjang susunan kata biar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita sanggup mengakibatkan informasi lebih terang lagi, khususnya untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut.
- Penjelasan mengenai suatu perubahan atau animo tertentu.
- Penjelasan data secara berurutan dengan sudut pandang yang berbeda.
- Memperlihatkan urutan bencana dari sudut yang berbeda.
- Menyebutkan urutan bencana secara kronologis.
- Menampilkan informasi yang mempunyai kekerabatan dari sudut yang berbeda.
Agar informasi sanggup diterima lebih terang oleh audience, Anda sanggup memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data, maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik data.
2. PENEKANAN
Informasi berbentuk paparan serta analisis, biasanya berisikan pesan-pesan yang beragam dan mungkin mempunyai sifat yang berbeda-beda apabila dilihat dari sudut cara menguraikannya. Walaupun demikian, perbedaan sudut pandang tersebut belum tentu mempunyai bobot yang sama. Setidaknya paparan serta analisis itu mempunyai pokok dan topik tertentu yang akan diberikan penitikberatan biar diketahui pembaca atau audience-nya. Dengan demikian, hal ini berarti dari sekian banyak uraian yang dianggap penting oleh presenternya belum tentu penting bagi pembacanya. Berdasarkan hal ini, presenter harus menyadari bahwa harus ada point-point tertentu yang harus dijadikan pokok bahasan yang diberikan penekanan, penonjolan yang didasarkan atas antisipasi presenter terhadap kebutuhan pembaca atau audience-nya.
3. MERINGKASKAN
Sebuah laporan maupun klarifikasi yang panjang tidaklah efektif untuk disajikan dalam sebuah presentasi, oleh karenanya dalam menyusun sebuah presentasi haruslah dipakai cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual untuk memudahkan audience memahaminya. Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan sanggup meringkas informasi berupa kata-kata.
4. KESAMAAN
Dengan derma diagram arus atau flowchart akan sanggup dicapai suatu kesamaan pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau klarifikasi wacana jalannya suatu proses. Sebaliknya jikalau informasi menyerupai ini diuraikan dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses.
5. PENGUATAN
Penguatan ialah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah usang dikenal dan diterapkan ketika seorang guru mengajar murid-murid tingkat Prasekolah maupun Sekolah Dasar. Dengan mengulang-ulang klarifikasi atau mengulang bacaan kepada anak SD akan bisa menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau diterangkan gurunya. Penguatan informasi pada sebuah presentasi sanggup dilakukan dengan cara mengulang inti informasi pada tubuh teks maupun pada illustrasinya. Contoh berikut ini pada bentuk artikel di sebuah majalah. Dari inspirasi ini Anda sanggup menyebarkan dalam bentuk slide buatan Anda.
6. BERPIHAKLAH PADA AUDIENCE
Dalam melaksanakan pendekatan kepada publik, audience, usahakan Anda menempatkan diri pada posisi mereka. Sekalipun Anda seorang pemilik perusahaan yang beraudiensi dengan publik karyawan yang Anda rekrut sendiri, berperanlah seolah Anda pada posisi karyawan. Informasi yangakan disampaikan bisa lebih menyentuh sasaran.
Sekian artikel tentang Tata Cara Melakukan Presentasi Terbaik dan Disukai Penonton. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
- De Vito, Joseph A. (1994), The Public Speaking Guide. New York: Harper College.
- Hadinegoro, Luqman. 2003. Teknik Seni Berpidato Mutakhir. Yogyakarta: Absolut.
0 Response to "Tata Cara Melaksanakan Presentasi Terbaik Dan Disukai Penonton"
Posting Komentar