Intensitas Kemunculan Bahasa Kias Dalam Penulisan Catatan Pada Jejaring Sosial Facebook
Intensitas Kemunculan Bahasa Kias
dalam Penulisan Catatan pada Jejaring Sosial Facebook
Dewasa ini perkembangan teknologi di dunia sangat luar biasa maju, apalagi di bidang tenik telekomunikasi, dalam terkininya kemajuan teknologi ini mempunyai sistem yang sangat canggih. Misalnya dalam hal yang berkaitan dengan pencarian gosip atau pinjaman informasi. Penggunaan kecanggihan dan fasilitas-fasilitas yang diberikandunia maya bahasa kerennya Internet. Internet yang bisa kita kenal yaitu sebuah sitem tang komplek dan hampir tidak ada kekurangan dan bisa menyediakan segala ilmu pengetahuan yang diperlukan manusia, alasannya yaitu di dalam internet tersedia situs-situs yang menyediakan segala gosip menyerupai Google, Yahoo, Bing, dan lain-lain. Kita ambil saja satu, Google, hampir dari semua penghuni bumi mengenal situs ini, dan kebanyakan orang di Indonesia mengidolakannya. Sebut saja “mbah google”, hehe,,.
Berbicara mengenai internet selain terdapat situs besar menyerupai yang telah disebutkan di atas, ada juga jejaring sosial yang menunjukkan sentuhan gres dan lebih gampang di cerna pengaturannya. Jejaring sosial yang sudah berkembang di Indonesia di masa kini ini sangat banyak sekali. Seperti jejaring Facebook, Twitter, Hasser, dan lain-lain.
Facebook, nama ini kolam jamur yang sudah mengakar dan beranak-pinak di lingkungan remaja di Indonesia, namun di waktu kini ini facebook tak lagi menjadi konsumsi anak muda melainkan sudah menjamur ke semua umur. Bahkan belum dewasa setingkat sekolah dasarpun sudah sangat mengenal facebook. Dan tak jarang anak remaja atau pun orang berilmu balig cukup akal kalah akan pengetahuan mereka mengenai facebook ketimbang anak yang setingkat sekolah dasar tersebut.
Pengetahuan-pengetahuan tersebut bisa di bilang penggunaan fasilitas-fasilitas yang di berikan facebook, menyerupai catatan, koment, penulisan status, dan isian profil, dan dan lain-lain.
Internet sebagai pangungkapan kemampuan berbahasa, benarkah statement tersebut, statement tersebut akan dibukti bila kita mengungkap sebuah salah satu kemudahan yang sudah disediakan oleh situs facebook. Misalnya status atau penulisan catatan. Dalam penulisan status terdapat pembatasan jumlah kata jadi kemampuan berbahasa siswa kurang optimal. Namun itu sudah bisa dikatakan bahwa kemampuan bahasa sanggup diungkapkan melalui internet.
Kemampuan menulis, berbicara mengenai kemampuan berbahasa yang satu ini bila dikaitkan dengan jejaring FB (facebook). Maka akan sangat terlihat di kemudahan pembuatan catatan. Dalam sebuah catatan di FB, sebut saja catatan Dimesees van Houten “Sejawat Semasa” (04-09-2011) karya A RadiaCe Afarahah
(teman sesama pengguna facebook), terdapat banyak kata-kata yang mempunyai makana yang sangat dalam dan mempunyai makna kias. Dalam catatan tersebut terdapat beberapa kata atau kalimat yang merupakan sebuah kiasan yang harus diungkap semoga isisnya singkron terhadap hidupnya ataupun yang sedang dialaminya dalam kehidupan di sekelilingnya.
(teman sesama pengguna facebook), terdapat banyak kata-kata yang mempunyai makana yang sangat dalam dan mempunyai makna kias. Dalam catatan tersebut terdapat beberapa kata atau kalimat yang merupakan sebuah kiasan yang harus diungkap semoga isisnya singkron terhadap hidupnya ataupun yang sedang dialaminya dalam kehidupan di sekelilingnya.
Dengan adanya catatan sejawat semasa ini secara tidak pribadi membuktikan bahwa seorang dimesees van houten mempunyai kemampuan berbahasa menulis, dan dalam kaitannya yaitu menulis kata-kata kiasan atau perumpamaan. Dan biasanya setiap perumpamaan kata tersebut terdapat konjungsi pembanding atau penyetara. Namun adanya juga yang tidak memakai konjungsi penyetara dan isyarat pembanding tersebut. Seperti dan, atau, jika, dan lain-lain.
Bahasa kias dalam bahasa-bahasa indonesia, seperti bahasa-bahasa majas, perumpamaan-perumpamaan memang memang sangat luar biasa indah. Namun dalam evaluasi akan ketinggian makna atau kedalam makna yang di kiaskan dalam kata tersebut sangat hubungannya dengan ilmu semantik dan pragmatik. Menurut keraf (2007:136) bahasa kiasan pertama-tama di buat alasannya yaitu adanya persamaan dan perbedaan, contohnya benda satu dengan benda yang lain atau sifat yang satu dengan sifat yang lain ataupun sifat dilambangkan dengan benda atau sebaliknya.
Intensitas kemunculan bahasa kias yang terdapat dalam catatan sejawat semasa karya dimesees ini mempunyai intensitas yang cukup sering alasannya yaitu hampir dari semua kata yang terdapat dalam catatan tersebut merupakan bahasa kias.
Misalnya, dari judulnya pun kita sudah bisa di katakan sebuah kiasan yakni:
Sejawat semasa
Dalam makna kiasnya kata sejawat semasa. Kata sejawat jikalau dikembalikan ke makna bahasa kias berarti sahabat yang seumuran dan sudah mempunyai arti yang bagus. Namun, dibandingkan lagi dengan adanya kata semasa yang mempunyai arti dalam satu masa, dalam kaitan dengan kehidupan, kata sejawat semasa dikiaskan sebagai sahabat yang seumuran dan sahabat yang hidup dalam satu masa. Kaprikornus kata sejawat merupakan kiasan atau perumpamaan dari kata semasa. Meski dengan catatan kedua kata tersebut tidak di pisah dengan konjungsi pembanding, atau penyetara.
Bila hati tlah terluka
Selama itu pula
Kita berduka
Takkan ada lagi
Rasa tersisa meski
Mulut hingga berbusa
Dalam makna kiasnya yang merupakan sebuah perumpamaan dan perbandingan kalimat “bila hati teluka” di samakan artinya dengan kalimat “selama itu pula kita berduka” makan akan terang sekali makna perumpamaannya, yakni bila hati terluka diumpamakan sebagai selama itu pula kita berduka. Artinya, selama hati kita telah terluka selama itu pula hati kita berduka. Kaprikornus kalimat bila hati tlah terluka diumpakan atau merupakan kiasan dari selama itu pula kita terluka.
Frase kedua terdapat makna kias namun mempunyai konjungsi persyaratan yaitu meski. Dalam frase takkan ada lagi rasa tersisa mempunyai perwakilan makna tak ada lagi maaf lagi untukmu dan di bandingkan dengan frase hingga lisan berbusa dan di konjungsikan dengan kata meski maka keduanya frase tersebut yaitu sebuah kata perumpamaan persyaratan. Karena kedua frase tersebut mempunyai arti yang pertanda sebuah persyaratan, yaitu meski kau meminta maaf kepadaku hingga mulutmu berbusa saya tetap tidak akan memaafkanmu.
Kata meski hingga lisan berbusa merupakan sebuah kata kiasan alasannya yaitu sudah mengkiaskan makna lain yakni meskipun kau meminta maaf hingga mulutmu mengeluarkan busa atau sangat banyak mengucapkan maaf.
Kata “mulut berbusa” dalam catatan ini merupakan perumpamaan menyampaikan kata maaf sebanyak-banyaknya terhadapku. Kaprikornus pada bait pertama dalam catatan sejawat semasa karya dimesees ini yaitu bahasa kias.
Aku masih tak bisa menyangka
Sejawat semasa bisa
Jadi tersangka
Tak hanya ular yg punya bisa
Namun hanya bertahan dengan satu masa
Bait kedua merupakan kiasan dari bait ketiga, dalam bait kedua terdapat kata sejawat semasa yang di samakan dengan tersangka dan ular pada bait ketiga yang hanya bertahan dengan satu masa.
Dan saat kita melihat dan membaca bait selanjutnya hingga pada bait terakhir maka akan sangat terang penggunaan bahasa kiasan yang sangat tinggi, alasannya yaitu mempunyai makna perumpamaan yang sangat mendalam dan menyimpan bnyak makna serta semakin banyak pembaca mempunyai pengetahuan akan arti makna-makna perumpamaan maka akan semakin kaya juga mkna p[erumpamaan yang terkandung di dalam catatan yang berbentuk puisi ini.
Ku terluka
Dalam luka
Yang terluka
Lukaku terbuka
Lagi dalam luka
Yang terluka
Karena luka
Yang terluka
Akibat luka-luka
Sejawat semasa
Menurut peneliti puisi tersebut memilki makna kiasan yang luar biasa tinggi. Hal tersebut tergambar pada bait ke empat dan bait kelima yang mempunyai makna perumpamaan layaknya hati yang sudah mempunyai luka namun di dalam luka tersebut terdapat luka usang yang terluka lagi gara-gara ulah sahabat sejawat semasanya. Dan dalam kaitannya dengan bahasa kiasan pada bait ke tiga dan ke empat sangat mendalam dan sangat tinggi.
Sejawat semasa
Yang tak tahu
Arti lukakah
Kaki kau
Jika kakiku terluka
Sebenarnya kata-kata kiasan yang yang bisa melambangkan keseluruhan isi puisi tersebut terwakili oleh bait terakhir. Karena pada bait terakhir ini merupakan klarifikasi singkat dari bait-bait sebelumnya. Seperti lukakah kaki kau jikalau kakiku luka, dalam kalimat ini membandingkan dan mengumpamakan apakah hatimu juga luka jikalau hatiku luka.
Selain catatan yang di analisis di atas masih banyak catatan-catatan lainnya, menyerupai puisi “aku kini” karya Novia Ayu Irma (26-11-2010) juga mengandung banyak bahasa kias menyerupai kata “hatiku beku”. Kata beku didalam puisi tersebut pengumpamakan keadaaan hati si penulis yang sedang sedih, terdiam, tak sanggup dibenahi, dan lain-lain. Dan kata-kata seterusnya pun mempunyai makna kiasan yang luar biasa.
Dari analisis data di atas bisa di simpulkan bahwa intensitas kemunculan bahasa kias di catatan facebook sangat mendominasi, bahkan bisa dibilang 80% kata yang terdapat di setiap catatan merupakan kata kiasan atau perumpamaan. Dengan atau tanpa sadar, disini terbukti bahwa kemudahan catatan di jejaring sosial facebook sanggup dijadikan sebuah sarana yang bermanfaat bagi perkembangan dan untuk membuatkan kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya kemampuan menulis, baik dari segi pemakaian bahasa baku, bahasa kiasan, penggunaan tanda baca, penyusunan alur cerita, penokhan setting, dan lain sebagainya.
Rujukan:
Keraf, Gorys, 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama;
Sumber http://pascaunesa2011.blogspot.com
0 Response to "Intensitas Kemunculan Bahasa Kias Dalam Penulisan Catatan Pada Jejaring Sosial Facebook"
Posting Komentar