iklan

✔ Tangkuban Parahu Ciri Riwayat Urang Sunda


Tangkuban Parahu Ciri riwayat urang Sunda ✔ Tangkuban Parahu Ciri riwayat urang Sunda

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter diatas permukaan laut. Bentuk gunung ini yaitu Stratovulcano dengan sentra erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan dikala gunung tidak aktif yaitu uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya yaitu 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. 

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya yaitu bahtera yang terbalik. Mengap diberi nama mirip itu alasannya yaitu bentuknya memang mirip bahtera yang terbalik. Konon berdasarkan dongeng rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan bahtera yang terbalik. 

Baca Juga


Kembali ke dongeng urang sunda.....
Konon katanya dulu..., duluuu ...! tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu berjulukan Dayang Sumbi. Dia sangat elok dan cerdas, sayangnya ia sangat manja. Pada suatu hari dikala sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi murka kemudian bersumpah, ia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat sehabis kata-kata sumpah itu diucapkan, tiba seekor anjing sakti yang berjulukan Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.

Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia sampai mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak insan tapi mempunyai kekuatan sakti mirip ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se kemudian ditemani bermain oleh seekor anjing yang berjulukan Tumang yang ia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang cowok yang tampan dan gagah perkasa.

Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa usang mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi ia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa ia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah ia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang menerka daging itu yaitu daging rusa, merasa bangga atas keberhasilan anaknya.

Segera sehabis pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akibatnya ia menyampaikan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya ia memukul Sangkuriang sampai pingsan sempurna di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang perempuan yang sangat cantik. Segera saja ia jatuh cinta pada perempuan tersebut. Wanita itu yaitu ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun mendapatkan dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, dikala sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akibatnya ia menyadari bahwa ia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras ia akibatnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus menciptakan sebuah bendungan yang sanggup menutupi seluruh bukit kemudian menciptakan sebuah bahtera untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa ia juga memakai kekuatan yang ia sanggup dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa dikala sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk menciptakan sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menuntaskan pekerjaannya, ia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa ia telah ditipu. Dengan sangat murka ia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang bahtera buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, kini kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibentuk Sangkuriang mengakibatkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya sampai kini.
Semoga berkesan

Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Tangkuban Parahu Ciri Riwayat Urang Sunda"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel