iklan

✔ Cara Beternak Sapi



kebanyakan masih dilakukan dengan cara tradisional dalam skala perjuangan sambilan ✔ Cara beternak SAPI
Cara beternak sapi kebanyakan masih dilakukan dengan cara tradisional dalam skala perjuangan sambilan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pelatihan dari pihak terkait, untuk beternak sapi yang dikelola secara professional memang tidak gampang lantaran diperlukan sarana dan prasarana yang cukup menunjang seperti:
lahan yang luas, modal yang besar dan menguasai ilmunya. Dibawah ini akan coba saya ulas secara garis besarnya mengenai cara beternak sapi:
I. Penggemukan
Penggemukan sapi yaitu pemeliharaan sapi cendekia balig cukup akal dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).

Baca Juga


Beberapa hal yang berkaitan dengan perjuangan penggemukan sapi potong yaitu :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang dipakai untuk bakalan dalam perjuangan penggemukan sapi potong di Indonesia yaitu :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini sanggup menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa cuilan tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada cuilan kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat tubuh rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, lantaran sangat memilih hasil selesai perjuangan penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik yaitu :
  • Berumur di atas 2,5 tahun.
  • Jenis kelamin jantan.
  • Bentuk tubuh panjang, lingkaran dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi bahu minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
  • Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus lantaran kurang pakan, bukan lantaran sakit).
  • Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
  • Kotoran normal



II. Tatala cara Pemeliharaan.
3.1. Kandang.
Secara umum, sangkar mempunyai dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada sangkar individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini sanggup memacu pertumbuhan lebih pesat, lantaran tidak terjadi kompetisi dalam mendapat pakan dan mempunyai ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan dipakai untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang lantaran banyak bergerak. 


Pada sangkar kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada sangkar individu. Kelemahan tipe sangkar ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapat pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, lantaran lebih banyak mendapat pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan binatang ruminansia, lantaran pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam ekspresi dengan pinjaman air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan pinjaman mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.


Penelitian memperlihatkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memperlihatkan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan yaitu dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. 

Konsentrat yang dipakai yaitu ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.

Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor yaitu 2,5% berat badannya. Hijauan yang dipakai yaitu jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut menurut tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat bernafsu tinggi yang sifatnya sukar dicerna lantaran terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.


3.3. Pengendalian Penyakit.

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan yaitu pencegahan penyakit daripada pengobatan, lantaran penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang sanggup dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi yaitu :

a. Pemanfaatan sangkar karantina. Sapi bakalan yang gres hendaknya dikarantina pada suatu sangkar terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya tanda-tanda penyakit tertentu yang tidak diketahui pada dikala proses pembelian. Disamping itu juga untuk pembiasaan sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing lantaran menurut penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. 

Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat tubuh ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi yaitu satu ahad untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit gres dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi gres juga dipakai untuk memisahkan sapi usang yang menderita sakit biar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak lantaran mendapat pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap dikala jikalau sangkar mulai kotor untuk mencegah berkembangnya basil dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada dikala sapi berada di sangkar karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan yaitu vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang sanggup meyerang sapi potong yaitu cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.


kebanyakan masih dilakukan dengan cara tradisional dalam skala perjuangan sambilan ✔ Cara beternak SAPI

III. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
  1. Pakan.Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan kuat baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memperlihatkan banyak sekali nutrisi yang diperlukan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
  2. Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
  3. Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
  4. Manajemen.Pemeliharaan dengan administrasi yang baik menciptakan sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat. 
  5. Tips. Peluang usaha: Saya sarankan untuk perjuangan ternak SAPI kelas rumahan saja ya, biar para peternak yang bersekala peorangan/ rumahan punya penghasilan pemanis yang cukup untuk menopang biaya hidup sehari hari.

    Kalau anda beternak sapi untuk perjuangan penggemukan/sapi potong, maka dalam waktu enam bulan saja, anda sudah bisa memeroleh laba sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta perekor sapi potong. Padahal, dalam satu rumah tangga, bisa beternak sapi potong mencapai 3 hingga 4 ekor.

    Kalau harga bibit satu ekor antara Rp 6 juta – Rp 7 juta, sementara setelah dipelihara selama 6 bulan, harga sapi di pasaran meningkat antara Rp 10 – Rp 11 juta, laba peternak bisa mencapai Rp 4 juta – Rp 5 juta per ekor kali 4 ekor (kalau yang seorang peternak memelihara 4 ekor).........,coba berapa laba yang anda dapat?.

    Laba ini pun bisa berlipat ganda dikala hari raya keagamaan tiba, menyerupai Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha,Natal dan tahun baru. Wussss mantaaap!

    Nah, itu gres laba yang didapat jikalau dilihat dari sisi profit peternak. Bila dipandang dari sisi jumlah produksi ternak, katakanlah ada 1.000 peternak skala rumah tangga dalam satu daerah dengan total ternak sapi potong sebanyak 4 ekor.

    Dalam waktu enam bulan setelah melewati masa pemeliharaan akan tersedia 4.000 ekor sapi potong lokal yang siap untuk dikonsumsi, jadi kita tidak usah import sapi lagi dan peternak kita jadi makmur, iya toh???.

    Coba bayangkan kang?, saya jamin dalam wakru 5 tahun saja, anda sudah bisa naik haji, amin.   Semoga bermanfaat


Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Cara Beternak Sapi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel