√ 6 Cara Menciptakan Puisi Yang Elok Dan Indah Bagi Pemula
‘Pecahkan saja gelasnya biar ramai’ yaitu sepotong baris puisi karangan Rako Prijanto yang juga populer di film layar lebar Ada Apa dengan Cinta. Mungkin sudah tidak absurd lagi indera pendengaran kita mendengarnya. Puisi ini, dalam filmnya, menciptakan Rangga memenangkan lomba puisi di sekolahnya, sekaligus menarik perhatian Cinta. Hihihi. Bagus, kalau begitu, ya, puisinya?
Nah, tenang, kita juga bisa kok menulis puisi anggun ibarat Rangga, atau Rako Prijanto di dunia nyatanya. Di sini, Bacaterus akan memberi tips-tips yang mungkin bisa membantu kalian untuk menciptakan puisi dan mengembangkan kemampuan menulis puisi kalian. Baca terus, yuk!
1. Judul Puisi
Judul merupakan salah satu daya tarik yang berperan penting untuk menarik minat pembaca. Jadi, ada baiknya jikalau kita menentukan judul menarik dan catchy sehingga pembaca berminat dan akibatnya tetapkan untuk membaca puisi kita.
Biasanya, pembaca akan lebih tertarik dengan judul-judul yang unik dan tidak biasa. Kita bisa berkreasi untuk menciptakan judul sekreatif mungkin. Namun, tetap ingat relevansinya dengan isi puisi kita, ya!
2. Diksi
Diksi atau pemilihan kata menjadi keunikan sebuah puisi. Banyak puisi anggun yang terdiri dari pemilihan kata-kata sederhana, digunakan di keseharian dan tidak absurd di telinga. Banyak juga puisi anggun dengan pemilihan kata-kata yang jarang digunakan atau didengar orang.
Sebenarnya, hal ini bergantung pada selera masing-masing. Tidak ada yang menuntut kita harus memakai diksi ibarat apa. Tetap ikuti saja impian jari dan hati kita, ekspresikan diri sendiri; tergantung gaya menulis kita masing-masing.
Jika gaya menulis kita memang sederhana, tuliskanlah puisi dengan bahasa yang sederhana. Jika kita lebih suka menulis puisi dengan kata-kata yang rumit dan ‘bersayap’, tidak usah ragu untuk menuliskannya juga.
3. Rima
Ingat pelajaran Bahasa Indonesia, yang menunjukan rima a-b-a-b? Yup, rima juga sangat berkhasiat untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Tidak jarang, memang, para penulis puisi mengabaikan keberadaan rima, terutama pada puisi baru, tapi rima menjadi esensial untuk menambah lantunan membaca.
Pembuatan rima juga merangsang sisi kreativitas kita untuk mencari kata-kata lain supaya sanggup memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Tidak ada salahnya juga, kan, kita sebagai penulis puisi mengeksplor kata-kata baru?
Untuk pembaca, ternyata membaca kata-kata berima cukup signifikan. Pembaca disuguhkan permainan kata-kata, menciptakan mereka mempunyai jalan dan cara lain untuk membaca suatu karya, terutama puisi. Rima juga menciptakan baik pembaca, maupun penulis sebagai pembaca, mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan bunyi bahasa dan mempunyai kesadaran fonologis.
4. Bait
Eits, jangan samakan bait puisi dengan baris/larik puisi, ya! Perbedaannya, baris/larik puisi yaitu satu kalimat atau satu baris di dalam bait. Yup, baris/larik yaitu bab dari bait. Bait sendiri yaitu kumpulan baris/larik yang tersusun rapi.
Puisi usang biasanya membatasi satu bait terdiri dari empat larik. Namun, dalam kasus puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi. Contohnya bisa dilihat dari puisi dalam ilustrasi gambar di atas.
Bait biasanya digunakan sebagai cara penulis untuk berpindah topik atau fokus puisi. Misalnya, dalam bait pertama, penulis memberikan kasih sayangnya pada seorang tokoh berjulukan Leila. Di bait kedua, penulis ganti memberikan rindu dendamnya pada Leila.
Kita bisa menciptakan bait sesuai kemauan atau mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di tiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), sectet (enam baris per bait), septima (tujuh baris per bait), oktaf atau stanza (dobel kutrain; terdiri dari delapan baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga baris di masing-masing dua bait terakhir).
5. Penutup Puisi
Puisi biasanya akan lebih mengena jikalau ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ pembacanya, memungkinkan puisi supaya bisa dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan simpulan puisi ini menjadi seni administrasi yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau ‘siapkan yang terbaik di bab akhir’.
Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan menentukan simpulan puisi yang justru tidak sanggup dibayangkan oleh pembaca kita, atau menciptakan sebuah twist di akhir.
Jikapun tidak mempunyai akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang menciptakan puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi diusahakan supaya mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.
6. Keterbacaan
Setelah mengikuti tips-tips di atas, kita juga harus ingat bahwa kita harus memberikan maksud dan tujuan puisi kita dengan cara yang sanggup dimengerti oleh orang lain.
Lantaran karakteristik utama puisi yang penuh dengan bahasa kiasan, kita sebagai pembaca memang seringkali nyaris tidak sanggup menghindari kebingungan tersendiri dikala selesai membaca puisi. Akan tetapi, puisi tidak hanya berkisar pada majas dan ungkapan yang terlalu banyak tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang konsisten dan koheren.
Nah, sekarang, coba terapkan tips-tips di atas sebelum mulai menuliskan puisi. Namun, perlu diingat bahwa salah satu tujuan puisi yaitu sebagai ekspresi hati kita yang dituangkan ke dalam kata-kata. Maka, jangan terlalu terpaku pada ‘rumus-rumus’ yang ada, jadikanlah sebagai isyarat untuk mempermudah proses penulisan.
Kalian ada saran atau tips lain untuk menciptakan puisi yang berdasarkan kalian bagus? Jangan sungkan untuk membuatkan dan berdiskusi di kolom komentar, ya!
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ 6 Cara Menciptakan Puisi Yang Elok Dan Indah Bagi Pemula"
Posting Komentar