Struktur Interior Bumi
Bumi ini berbentuk bola tak sempurna. Nilai rata-rata dari jari-jari Bumi dari permukaan menuju sentra ialah 6.371 km. Namun, akhir dari dampak rotasi Bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal, maka nilai jari-jari Bumi akan lebih besar di kawasan ekuator, yaitu sekitar 6.378 km. Sebaliknya, jari-jari Bumi akan mencapai nilai minimum di kawasan kutub, yaitu 6.357 km.
1. Gelombang Seismik
Untuk mengetahui struktur interior Bumi, insan sanggup memakai Ilmu Geofisika, yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisika dari Bumi. Metode geofisika yang sanggup dipakai ialah metode seismik pasif. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur gelombang seismik yang dihasilkan oleh gaya endogen, yaitu gempa Bumi. Gelombang seismik dibagi menjadi dua belahan utama, yaitu gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Karena kita ingin meneliti interior Bumi, maka yang difokuskan ialah gelombang badan.
Gelombang tubuh dibagi menjadi dua, yaitu gelombang primer (P) dan sekunder (S).
- Gelombang P bersifat longitudinal dan mempunyai capat rambat paling tinggi, yaitu +6 km/s. Karena sifat gelombang P ialah longitudinal, maka gelombang P sanggup merambat melalui zat cair.
- Gelombang S bersifat transversal dan mempunyai cepat rambat +3,6 km/s. Gelombang transversal tidak sanggup merambat melalui zat cair. Nah, dikala mencapai inti luar, gelombang S tidak sanggup melewatinya. Sehingga sanggup disimpulkan bahwa lapisan inti luar Bumi bersifat cair.
2. Interior Bumi
Secara umum, interior Bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu lapisan kerak, mantel, dan inti.
- Kerak
Kerak Bumi bersifat kaku dan terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua bersifat asam/felsik dengan komposisi dominan silika (Si), aluminium (Al), natrium (Na), dan kalium (K). Ketebalan dari kerak benua ialah 20-70 km dengan rentang suhu sekitar 200-5000C. Densitas dari kerak benua ialah 2,7 g/cc. Sedangkan kerak samudera bersifat basa/mafik dengan komposisi dominan silika (Si), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan besi (Fe). Ketebalan dari kerak samudera ialah 8-15 km dengan rentang suhu 400-7000C. Rata-rata densitas dari kerak samudera sekitar 3,3 g/cc.
- Mantel
Mantel dibagi menjadi dua lapisan, yaitu mantel luar (astenosfer) dan mantel dalam (mesosfer). Sebagian mantel luar bersama dengan kerak akan membentuk lempeng Bumi. Lempeng Bumi inilah yang disebut sebagai litosfer dan akan selalu bergerak setiap waktu. Pada lapisan litosfer terdapat suatu bidang diskontinuitas yang memisahkan lapisan kerak dengan mantel, yaitu bidang diskontinuitas Mohorovicic. Litosfer bersifat kaku dan ultrabasa. Tebal dari lapisan ini sekitar 200 km dengan suhu maksimum 1.1000C. Ketika suhu melebihi 1.1000C, maka batuan akan sepenuhnya mencair dan membentuk magma, sehingga lapisan astenosfer akan bersifat plastis dan bergerak layaknya fluida. Astenosfer membentang dari kedalaman 200 km sampai 660 km di bawah permukaan Bumi. Suhu dari astenosfer berkisar 1.100-2.0000C dengan densitas rata-rata 3,3 g/cc. Di bawah astenosfer terdapat lapisan mesosfer. Mesosfer bersifat kaku dan mempunyai densitas sekitar 5,7 g/cc. Mesosfer membentang pada kedalaman 660-2.900 km dengan rentangan suhu 2.000-3.0000C. Akibat adanya perubahan sifat dari astenosfer yang bersifat plastis dengan mesosfer yang bersifat kaku, maka terdapat bidang diskontinuitas di antara dua lapisan ini, yaitu bidang diskontinuitas Repetti.
- Inti
Bidang yang memisahkan lapisan mantel dengan inti ialah bidang diskontinuitas Guttenberg. Inti Bumi dibagi menjadi dua lapisan, yaitu inti luar yang bersifat cair dan inti dalam yang bersifat padat. Perbedaan sifat inilah yang membentuk lapisan elektromagnetik dan kutub Bumi. Inti luar bersifat cair dan berada pada kedalaman 2.900-5.150 km dengan densitas 10-12 g/cc. Suhunya berkisar antara 3.000-3.8000C. Komposisi utama dari inti luar ialah besi (Fe), nikel (Ni), dan belerang (S). Di bawah lapisan inti luar, terdapat bidang yang membatasi lapisan inti luar dan inti dalam, yaitu bidang diskontinuitas Lehmann. Komposisi dari inti dalam berupa besi (Fe), nikel (Ni), dan uranium (U). Lapisan ini mempunyai suhu yang sangat tinggi akhir adanya reaksi nuklir, yaitu sekitar 3.800-6.0000C. Meskipun inti dalam suhunya sangat tinggi dan hampir setara dengan suhu permukaan Matahari, lapisan ini bersifat padat. Hal ini disebabkan lantaran masifnya energi gravitasi di kawasan inti dalam sehingga lapisan ini mempunyai densitas yang sangat tinggi (>12 g/cc) dan suhu tersebut tetap tidak sanggup mencairkan lapisan inti dalam.
3. Fakta-fakta Bumi
- Jari-jari rata-rata : 6.371 km
- Jari-jari khatulistiwa : 6.378 km
- Jari-jari kutub : 6.357 km
- Keliling ekuator : 40.075 km
- Keliling meridian : 40.008 km
- Luas permukaan total : 510.072.000 km2
- Luas permukaan daratan: 148.940.000 km2 (29,2%)
- Luas permukaan perairan : 361.132.000 km2 (70,8%)
- Massa : 5,973 x 1024 kg
- Volume : 1,0832 x 1012 km3
- Densitas rata-rata : 5,515 g/cc
- Gradien panas bumi rata-rata : 25-300C
- Kecepatan orbit : 107.200 km/h
- Kecepatan rotasi : 16,74 km/h
- Kecepatan lepas : 11,186 km/s
- Percepatan gravitasi : 9,78 m/s2
- Jarak Bumi-Bulan : 3,84 x 105 km
- Jarak Bumi-Matahari : 1,49 x 108 km = 1 AU
Tim Pembina OSN SSCI. 2012. Menyongsong OSN Geosains SMA. Bandung: Sony Sugema Collage.
Tjasyono HK, Bayong. 2003. Geosains. Bandung: Penerbit ITB.
Treman, I Wayan. 2014. Geologi Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://hmgi.or.id/interior-bumi/, diakses pada tanggal 31 Desember 2017.
0 Response to "Struktur Interior Bumi"
Posting Komentar