Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap By astagadragon Kamis, 02 Agustus 2018 Add Comment Edit pembelajaran tematik ini, terlebih dahulu ikutilah pembicaraan beberapa guru SD/MI di suatu sekolah mirip berikut. Bu Atik:” Bapak, ibu, saya kok belum paham benar ya, wacana pembelajaran tematik. Kalau bapak dan ibu gimana?. Tolong saya dibantu ya.” Bu Teri :” Sama bu. Saya juga tidak mengerti. Malah masih bingung. Ada yang menyampaikan pembelajaran tematik itu ibaratnya mirip es jus. Tapi juga ada yang menyampaikan mirip es campur. Apa ya artinya?” Bu Mery:” Kalau saya dapatnya pembelajaran tematik mirip makanan ringan bagus lapis. Meskipun satu tema dalam beberapa mapel, namun setiap mapel tetap saja diajarkan sendiri-sendiri. Yang benar gimana ya?” Pak Dandy:” Iya ya. Kita harus mencari gosip yang lengkap wacana pembelajaran tematik, supaya kita lebih mantap dalam melaksanakan.” Setelah mempelajari materi ini dibutuhkan Anda sanggup menjelaskan wacana pembelajaran tematik yang berkaitan dengan: pengertian, karakteristik, manfaat, dan rambu-rambu pembelajaran tematik. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh para guru tersebut di atas sering sekali muncul dalam pertemuan-pertemuan di sekolah atau forum-forum guru. Untuk menjawab pertanyaan di atas, seyogyanya para guru mengingat kembali pengetahuan yang telah didapat ketika mempelajari pembelajaran terpadu. Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran terpadu yang telah dikenal oleh sebagian besar guru SD/MI melalui jenjang peningkatan kualifikasi D-II PGSD. Secara teori ada 2 pakar pengembang pembelajaran terpadu yaitu: Jacobs dan Fogarty. Menurut Jacobs (1989) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan ada 5 model pembelajaran terpadu yaitu: indicipliner based model (model berbasis pembelajaran terpisah), parallel model (model paralel), multidisciplinary model (model keterkaitan antar mata pelajaran), interdisciplinary model (model interdisipliner), dan integrated model (model terpadu). Sedangkan Fogarty (1991) berbagi 10 model pembelajaran terpadu yang ditinjau dari sifat materi, dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematiknya. Adapun kesepuluh model tersebut adalah: Connected model (model hubungan/model terkait), Webbed model (model jaring laba-laba), Integrated model (model terpadu), Fragmented model (model terpisah), Nested model (model gugusan), Sequenced model (model urutan), Shared model (model gabung bagian), Threaded model (model rajutan), Innersed model (model celup), Networked model (model jaringan). Dari kesepuluh model yang dikembangkan Forgarty ini, hanya 3 model yang dikembangkan atau dikenalkan di PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model. Pembelajaran tematik yang dibutuhkan berkembang di SD/MI ketika ini mengarah pada penggabungan dari webbed model (model jaring laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Hal ini terlihat dari materi sosialisasi tematik yang dilaksanakan oleh Depdiknas yang menghendaki pembelajaran menjadi utuh sehingga penerima didik menerima pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah atau terkotak-kotak. Penggabungan model jaring laba-laba dan model terpadu yang dimaksud ialah penggunaan tema untuk menggabungkan beberapa mapel dengan menetapkan prioritas dari kurikulum untuk menemukan keterkaitan antar mapel. Sehingga penerima didik akan memperoleh pandangan kekerabatan yang utuh wacana kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda. Dengan demikian penerima didik akan gampang menghubungkan dan mengaitkan materi-materi dari beberapa mapel. A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka penerima didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi penerima didik. Bermakna di sini menunjukkan arti bahwa pada pembelajaran tematik penerima didik akan sanggup memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia penerima didik. Menurut Tim Pusat Kurikulum (2006) tanda dari kebermaknaan mencar ilmu bagi penerima didik ialah terjadi kekerabatan antara aspek-aspek, konsep-konsep, gosip atau situasi gres dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif penerima didik. Proses mencar ilmu tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak gampang dilupakan. Jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang konvensional, pembelajaran tematik dibutuhkan lebih menekankan pada pengalaman dan kebermaknaan penerima didik dalam belajar, sehingga penerima didik memperoleh pemahaman yang utuh dalam proses pembelajaran yang mengaitkan antar mapel. Hal ini sejalan dengan panduan dari Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman mencar ilmu penerima didik menempati posisi penting dalam perjuangan meningkatan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut harus bisa merancang dan melaksanakan aktivitas pengalaman mencar ilmu dengan tepat. Setiap penerima didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan semoga sanggup hidup di masyarakat dan bekal ini dibutuhkan diperoleh melalui pengalaman mencar ilmu di sekolah. Oleh alasannya ialah itu pengalaman mencar ilmu di sekolah sedapat mungkin menunjukkan bekal kepada penerima didik untuk mencapai kecakapan dalam berkarya. B. Karakteristik Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006), pendekatan pembelajaran tematik mempunyai karakteristik sebagai berikut. Pembelajaran berpusat pada penerima didik. Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, lantaran intinya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menunjukkan keleluasaan pada penerima didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik dibutuhkan sanggup aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Memberikan pengalaman eksklusif kepada anak. Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan penerima didik secara eksklusif dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga penerima didik akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan bencana yang dialami, bukan sekedar gosip dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan penerima didik sebagai pemain film pencari fakta dan gosip untuk berbagi pengetahuannya. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu. Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu tanda-tanda atau bencana dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan penerima didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh. Menyajikan konsep dari aneka macam mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna. Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari aneka macam macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki penerima didik, sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari penerima didik. Hasil aktual akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini dibutuhkan akan berdampak pada kemampuan penerima didik untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual dalam kehidupannya. Hasil pembelajaran sanggup berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan penerima didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan penerima didik sehingga memungkinkan penerima didik termotivasi untuk mencar ilmu terus menerus. C. Manfaat Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006) ada beberapa manfaat yang sanggup dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik. Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh. Peserta didik gampang memusatkan perhatian lantaran beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama. Peserta didik sanggup mempelajari pengetahuan dan berbagi aneka macam kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama. Pembelajaran tematik melatih penerima didik untuk semakin banyak menciptakan kekerabatan beberapa mapel, sehingga penerima didik bisa memproses gosip dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep. Menghemat waktu lantaran beberapa mapel dikemas dalam tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain sanggup dipakai untuk pemantapan, pengayaan, training keterampilan dan remidial. D. Rambu-rambu Pembelajaran TematikMenurut Tim Puskur (2006) ada beberapa rambu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut. Tidak semua mapel sanggup dipadukan atau dikaitkan. KD yang tidak sanggup dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan. Akan lebih baik bila dibelajarkan secara sendiri-sendiri. KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri. Untuk penerima didik kelas I hingga II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Tema-tema yang dipilih diubahsuaikan dengan karakteristik penerima didik, minat, lingkungan, kawasan setempat, dan cukup problematik atau populer. E. Implikasi Pembelajaran TematikImplikasi bagi guru dan penerima didik Bagi guru Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman mencar ilmu yang bermanfaat bagi penerima didik, juga dalam menentukan KD dari aneka macam mapel, serta mangaturnya semoga pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, dan menyenangkan. Bagi penerima didik Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, kelompok, atau klasikal. Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya: melaksanakan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber, dan media pembelajaran Pembelajaran tematik dalam pelaksanaannya memerlukan aneka macam sarana prasarana belajar. Perlu memanfaatkan sumber mencar ilmu baik yang sifatnya didesain khusus untuk keperluan pembelajaran, maupun sumber mencar ilmu yang tersedia di lingkungan sekitar. Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga sanggup membantu penerima didik memahami konsep-konsep yang abstrak. Dapat memakai buku didik yang sudah ada ketika ini untuk masing-masing mapel dan dimungkinkan memakai buku embel-embel khusus yang memuat materi didik yang terintergrasi. Implikasi terhadap pengaturan ruang Dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu pengaturan ruang semoga suasana mencar ilmu menyenangkan. Ruang sanggup ditata, diubahsuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. Susunan dingklik penerima didik sanggup diubah-ubah diubahsuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi sanggup duduk di tikar/karpet. Kegiatan hendaknya bervariasi dan sanggup dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas. Dinding kelas sanggup dimanfaatkan untuk memajang hasil karya penerima didik dan dimanfatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana, dan sumber mencar ilmu hendaknya dikelola sehingga memudahkan penerima didik-peserta didik untuk memakai dan menyiapkan kembali. Semoga sesudah Anda membaca uraian wacana konsep pembelajaran tematik di atas, maka pertanyaan-pertanyaan wacana pengertian, karakteristik, manfaat, rambu-rambu pembelajaran tematik sanggup Anda jelaskan. Begitu juga kalau pertanyaan yang tiba dari guru lain mirip yang disampaikan di awal, mari belajar. [Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap - Dra. Sukajati, M.Pd. Widyaiswara PPPPTK Matematika] Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu; Sumber http://www.defantri.com Share this post Berlangganan update artikel terbaru via email:
0 Response to "Konsep Pembelajaran Tematik Secara Lengkap"
Posting Komentar