Kalor Jenis Dan Anomali Air
Kalor jenis dan anomali air- Berjumpa lagi dalam blog penuh edukasi ini. Setelah sebelumnya membahas Suhu dan kalor, hukum-hukum termodinamika serta perpindahan kalor, maka pembahasan kali ini akan membahas konsep kalor yang lain yakni kalor jenis dan peritiwa anomali air. Tahukah kalian kenapa ketika ekspresi dominan dingin, belahan atas air membeku sedangkan belahan bawah tidak? Apa laba anomali air bagi kehidupan mahluk terutama yang hidup di kawasan ektrim? Apa sih anomali air itu sendiri? Yuk simak pembahasan berikut ini!
Nah mengingat kembali, konsep seberapa panas suatu benda disebut dengan TEMPERATUR atau SUHU. Kaprikornus suhu merupakan suatu derajat panas/ kalor. Sedangkan kalor yaitu energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungan alasannya perbedaan suhu antara keduanya dan disimbolkan dengan Q.
Setiap zat memerlukan sejumlah energi per satuan massa yang berbeda untuk mengubah suhunya sebesar 1° C, nah kalor Jenis ( disimbolkan c) dari suatu zat yaitu ukuran dari jumlah ini.
c= Q/m.T
dengan c= kalor jenis zat
Q= energi kalor yang diperlukan (joule)
m= massa benda (kg)
T= perubahan suhu (kelvin)
Adapun konsekuensi dari perbedaan kalor jenis tiap zat yaitu terjaidnya angin darat & laut. Mekanisme terjaidnya yakni:
1. Air bahari mempunyai kalor jenis yang lebih tinggi dibandingkan daratan,
2. Pada hari yang panas, udara di atas daratan panas lebih cepat,
3. Udara panas mengalir ke atas dan udara yang hambar bergerak menuju pantai, sehingga terjadi angina darat pada siang hari.
Untuk mengukur Kalor Jenis memakai alat calorimeter. Kalorimeter yaitu sebuah wadah yang terbuat dari materi isolator yang baik yang memungkinkan kesetimbangan termal terjadi antara zat tanpa adanya energi yang hilang ke lingkungan.
Kemudian juga dikenal dengan pemuaian termal/ panas. Mengapa bisa terjadi, apa penyebabnya?
Pemuaian termal sebuah benda yaitu konsekuensi dari perubahan jarak rata-rata antara atom atau molekul. Pada suhu kamar, molekul bervibrasi dengan amplitude yang kecil. Dengan pertambahan suhu, amplitudopun bertambah. Hal ini menyebabkan seluruh belahan benda memuai.
Sebagian benda kalau dipanaskan (suhu naik), maka volume benda akan bertambah. Akan tetapi ada perbedaan pada zat cair atau air yang dikenal dengan anomali air. Mengapa berbeda? Pada saat suhu air meningkat dari 0ºC hingga 4 ºC, air menyusut dan kerapatannya bertambah. Di atas 4 ºC, air menerangkan pemuaian yang sesuai dengan peningkatan suhu. Kerapatan/ massa jenis maksimum dari air yaitu 1000 kg/m3 pada 4 ºC. pada kejadian anomaly air volume air berkurang akhir runtuhnya struktur Kristal ketika berubah dari fase padat (es) ke fasa cair. Pada suhu sekitar 10oC struktur Kristal runtuh seluruhnya. Volume bertambah akhir perenggangan molekul-molekul air pada ketika suhunya meningkat.
Pertanyaan muncul: Pada ekspresi dominan dingin, permukaan danau membeku, tetapi belahan bawah danau masih berwujud cair, mengapa ini bisa terjadi? Apakah makhluk hidup masih bisa bertahan pada kondisi ibarat ini?
Adapun mekanisme pembekuan permukaan danau sebagai berikut:
Arus konveksi akan terus terjadi hingga suhu air di dasar danau mencapai suhu 4oC. Ketika mencapai 4oC massa jenis air akan paling tinggi, sehingga meskipun suhu air diatasnya lebih rendah dari 4oC, arus konveksi tidak terjadi lagi. Permukaan air belahan atas akan turun hingga 0oC dan membeku, sedangkan suhu air dalam danau akan meningkat terhadap kedalaman dari 0 hingga 4oC. itulah mengapa masih ada mahluk hidup yang bisa bertahan selain mereka dilengkapi dengan organ tertentu untuk menyesuaikan diri.
Titik beku 0oC hanyalah berlaku pada air tawar (air yang tidak terkena adonan zat lain). Pada air bahari titik beku dipengaruhi oleh kandungan kadar garam. Kandungan kadar garam lautan tidaklah sama. Garam sanggup menurunkan titik beku air. Titik beku pada air bahari dengan kadar garam sebanyak 3,5% yaitu sekitar -1,9 C. Ikan (di kawasan kutub), tubuhnya dilengkapi dengan Protein yang sanggup mencegah terjadinya pembentukan kristal es di sel darahnya, yang dikenal dengan Antifreeze-Proteine (AFP). Tanpa adanya AFP darah ikan akan membeku pada temperatur -0,9 C.
Bagaimana? Praktis dipahami bukan? Itulah klarifikasi wacana Kalor jenis dan anomali air. Sekarang sudah paham bukan mengapa masih ada mahluk yang bisa hidup di air di kawasan kutub. Semoga bermanfaat dan terus berkunjung ke blog ini ya,,, karena akan ada pembahasan materi Fisika lainnya yang lebih menarik dan menantang. See you guys!
Sumber http://laportadoradesuenos.blogspot.com
0 Response to "Kalor Jenis Dan Anomali Air"
Posting Komentar