50Th Icho 2018 Day 3: Banská Štiavnica
Pada hari ketiga IChO 2018, kami mengikuti tur seharian ke suatu kawasan bernama Banská Štiavnica. Paginya… Kami mengalami sesuatu yang sangat berat dan menciptakan kami (baca: AKU) terpukul. Yaitu…
HP DAN LAPTOP KAMI DISITA!!
Wehehehe, tapi ada alasan berpengaruh dibalik disitanya alat komunikasi kami, yaitu biar kami sama sekali tidak sanggup berkomunikasi dengan mentor kami yang akan men-translate soal praktikkum dan teori kami ke Bahasa Indonesia. Awalnya saya merasa terisolasi dengan dunia luar, tapi sebetulnya inilah cara terbaik menikmati Eropa!
Banská Štiavnica
Okay, trip hari ketiga yaitu salah satu yang paling melelahkan. Kami pergi mengunjungi sebuah kota kecil di tengah Slovakia yang populer dengan pertambangan mineral masa pertengahan. Sebelum menuju lokasi utama, kami terlebih dahulu pergi ke suatu tebing, di mana di sana kami sanggup menambang mineral! Mineral yang ditambang sebetulnya yaitu Quartz biasa dan dalam jumlah yang tidak banyak, namun kami sanggup mencicipi sensasi panas-panas mencari harta karun 😀
Kami sanggup banyak kristal untuk dibawa pulang! Saking banyaknya, kami harus membagi-bagi sebagian ke penerima dari negara lain 🙂 Ini beliau pola kristal yang kami dapat:
Mineral menyerupai ini sebetulnya murah kok, saya tahu alasannya dulu saya pernah jual kerikil permata ketika lagi booming 
tapi kenangannya, sangat besar buatku. Dulu sih kami buat rencana untuk melarutkan mineral ini dalam asam, tapi rasanya sayang banget.
Setelah ini, kami dipecah-pecah tiap grup yang diurutkan sesuai abjad. Kami dari Indonesia satu bis dengan tim dari negara-negara yang abjadnya dengan kami, contohnya India dan Hungaria. Kami makan siang (pesta kebun, mantap!) kemudian kami mengunjungi lokasi utama di mana the real fun began.
Turun ke Bawah Tanah…
Kami mengunjungi lokasi utama… Pertama, kami mendengar klarifikasi (anda tahu, ceramah :v) singkat dan briefing sebelum kami turun ke bawah tanah untuk melihat museum pertambangan! Kami memakai pakaian “jas hujan dan topi kuli” sebelum memasuki terowongan menuju bawah tanah…
Perhaps this was the most memorable moment of the day! Pertama kalinya kami mencicipi cuek dan seremnya pertambangan masa pertengahan di Eropa Tengah. Kami memasuki terowongan Štôlňa Bartolomej untuk memulai petualangan yang sangaaattt jauh di bawah tanah. Rasanya agak ngeri dengan hawa dingin, anyir logam, pijakan basah, lorong gelap, dan… takut kena longsor *maklum orang Indonesia* :v
Kami mengikuti tur yang dipandu seorang guide yang menjelaskan apa-apa saja yang ada di bawah tanah itu, alat-alat, cara kerja, bagaimana kehidupan sosio-ekonomi pekerja tambang di masa pertengahan, sejarah tambang, perang-perang perebutan tambang, hasil tambang, dan lain sebagainya (yang tentunya semua ilmu ini akan menguap dengan gampang alasannya udah akrab tes eksperimen!).
Waktu yang paling kunanti-nanti adalah: waktu keluar dari tambang! Why? Pertama: aroma sekaligus dinginnya tambang membuatku meler. Hidungku termasuk yang sensitif dengan alergen 🙁 Kedua, ada 1 guide yang berbicara dengan puluhan peserta, bicaranya asing alasannya aksennya asing, sehingga banyak yang gak denger atau gak mudeng klarifikasi guidenya. Ketiga, rasanya sudah masuk tambang usang dan jauh banget, rasanya ngeri, dalem banget kita turun ke kerak bumi, gimana kalo tahu-tahu longsor woy!1!1! It feels like, saya ga mau masuk tambang itu lagi 😀
Museum Geologi!
Setelah terlalu puas turun ke dalam kerak bumi, kami “jajan” dulu nih dan beli “oleh-oleh” untuk dibawa pulang dari salah satu toko kecil di akrab lokasi museum tambang tadi. Aku beli bongkahan Amethyst Quartz (kalo di Indonesia, sebutannya kecubung), alasannya saya familiar dan tahu harga jadi saya merasa bongkahan yang saya beli cukup murah hehehe 😆
Aku juga beli es Magnum di sini, meskipun harganya sekitar 2 – 3 kali lipat dari Indonesia, rasanya pun sekitar 2 – 3 kali lipat lebih yummy (in my opinion!) lebih elok dan coklatnya tebal tapi tidak bikin mblenger. Kata Jozef, perusahaan pembuat Magnum (Wall’s jikalau di Indonesia, beda di Eropa) memang menciptakan rasa Magnum berbeda-beda di tiap lokasi penjualannya. Yang di Eropa ini, rasanya amazing!
Kami melanjutkan tur ke museum geologi yang letaknya akrab dengan Námestie Svätej Trojice (The Trinity Square, lihat gambar di atas). Setelah sedikit googling, tampaknya nama museumnya yaitu Berggericht Mineralogic Exposition. Di museum ini, kami melihat macam-macam “batu akik”. Aku yang familiar dengan dunia kerikil akik dan permata, sangat tertarik untuk melihat-lihat jenis kerikil yang ada di sini. Di museum ini saya sanggup warta yang sangat excess perihal batu-batu permata. Di dunia dagang, saya hanya tahu nama, jenis, grade, origin, dan treatment. Di sini, saya sanggup menerima warta menyerupai yang sangat berfaedah sekali menyerupai rumus senyawa dan hasil X-ray Crystallography. Terlintas dalam hati pikiran bahwa: “Jangan-jangan nanti keluar di teori!1!1!” Aku pun memberi order Syaiful yang ketika itu bawa kamera untuk mengambil foto aneka macam klarifikasi batu-batu di sana yang kesudahannya tidak di baca wkwkwk :v
Hasil jepretan bang Ipul, silahkan dinikmati gan!
Kami kemudian bermain permainan tradisional yang pada dasarnya jikalau buka 2 kotak yang sama, maka dikeluarkan (ENTAH INI APA SEBUTANNYAAAAA!!!) disaksikan banyak orang 🙂
Kami kembali ke dorm dan makan di tengah-tengah perjalanan. Di suatu kawasan yang kami tidak tahu, kami berhenti sambil menikmati makan malam sembari memandang langit Eropa.
Day 3 berakhir di Mlýny Dormitory!
Sebelumnya: 50th IChO 2018 Day 2: Opening & Welcome Party
Next: 50th IChO Day 4: Action Park Čunovo & Party
0 Response to "50Th Icho 2018 Day 3: Banská Štiavnica"
Posting Komentar