Pengertian Treasury Stock: Tujuan, Metode Pencatatan, Dan Contoh
Daftar isi
Treasury Stock yaitu salah satu model yang digunakan perusahaan untuk mengelola modal saham-nya.
Modal pendirian perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) diperoleh dari penjualan saham.
Modal saham dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan.
Namun demikian, walaupun sudah dicantumkan dalam akte pendirian, dalam perjalanannya, perusahaan masih sanggup merubah jumlah modal saham.
Salah satu perubahan jumlah modal saham yang sanggup terjadi yaitu adanya pembelian kembali saham yang beredar untuk sementara waktu atau selamanya. Itulah yang dikenal dengan treasury stock!
Selengkapnya mari ikuti pembahasannya berikut ini…
01. Pengertian Treasury Stock
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu.
Perbedaan antara saham yang belum beredar dengan saham yang dibeli kembali dari peredaran (treasury stock) yaitu saham yang belum beredar merupakan modal saham yang belum dijual atau belum diedarkan.
Sedangkan saham yang dibeli kembali dari peredaran yaitu modal saham yang beredar yang dibeli kembali.
Mengapa perusahaan membeli kembali sahamnya?
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai saham treasury bisa terjadi alasannya yaitu beberapa alasan, yaitu :
- Untuk menaikkan harga pasar saham
- Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan
- Akan dibagikan sebagai dividen
- Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal saham yang beredar.
Terkadang saham treasury diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan uang.
Bagaimana cara kerja saham?
Yuk sejenak simak video klarifikasi berikut ini:
02. Metode Pencatatan Transaksi Treasury Stock
Bagaimana cara mencatat jurnal transaksi treasury stock?
Ada dua metode untuk mencatat treasury stock atau transaksi saham yang dibeli kembali.
Dua pendekatan tersebut merupakan dasar dari metode pencatatan treasury stock sebagai berikut:
1. Metode Nilai Nominal:
Pembelian kembali saham yang beredar dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar.
2. Metode Harga Perolehan:
Pembelian kembali saham yang beredar dipandang sebagai komplemen terhadap elemen modal yang belum ditentukan penyelesaiannya.
Yuk kita menguliknya satu per satu dari 2 point di atas.
#1. Metode Nilai Nominal
Metode ini menganggap pembelian kembali saham yang beredar merupakan pelunasan kembali saham dari para pemegang saham.
Sehingga pemegang saham itu tidak lagi menjadi pemegang saham perusahaan.
Bila treasury stock ini dijual lagi maka penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru.
Ada 2 cara pencatatan terhadap transasksi treasury stock, yaitu :
- Mendebit rekening Modal Saham
- Mendebit rekening pembelian kembali saham beredar dan saldonya dilaporkan mengurangi modal saham beredar dalam neraca.
Debit dalam rekening Modal Saham atau saham hasil pembelian kembali dilakukan dengan jumlah sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli.
Selisih harga beli dengan nominal dicatat dalam rekening Agio, Disagio atau Laba Tidak Dibagi tergantung dari harga jualnya dulu dan harga belinya sekarang.
Berikut ini contoh-contoh transaksi dan cara pencatatan jurnal untuk mencatat perubahan saham yang dibeli kembali untuk tiap-tiap cara :
A. Cara #1:
Mendebit rekening Modal Saham dengan nilai nominal yang dibeli kembali
Keterangan:
Pada tahun 2015 saham yang beredar dibeli dengan harga Rp. 1.300. kalau dibandingkan dengan harga jualnya pada tahun 2014 (Rp. 1.200) maka terdapat selisih sebesar Rp. 100.
Selisih ini (Rp. 100 X 100 lembar) dianggap sebagai pembagian dividen dan dibebankan pada rekening Laba Tidak Dibagi atau Laba Ditahan.
Rekening Modal Saham di-debit sebesar Rp. 1.000 (nominal) X 100 lembar dan rekening Agio Saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang diperoleh pada dikala saham tersebut dijual tahun 2014 yaitu sebesar Rp 200 per lembar.
Penjualan kembali saham yang telah dibeli kembali pada tahun 2015 dengan harga Rp. 1.500 per lembar dicatat dengan cara biasa.
B. Cara #2:
Rekening Saham treasury stock di-debit dan saldonya dikurangkan pada modal saham
Perhatikan pencatatan akuntansi saham berikut ini:
Keterangan :
Contoh kasus saham treasury:
Cara ini hampir sama dengan cara #1, hanya rekening yang digunakan mencatat pembelian saham sendiri yang berbeda.
Pada cara #1, saham sendiri yang dibeli di-debitkan ke rekening Modal Saham sedangkan pada cara #2 yang didebit yaitu rekening Treasury Stock.
Demikian juga pada dikala penjualan saham treasury pada cara #1 yang dikredit yaitu rekening Modal Saham, sedangkan pada cara #2 yang dikredit yaitu rekening Treasury Stock.
Ada alternatif cerdas untuk melaksanakan pencatatan saham treasury, yaitu dengan menyusun SOP. Teknik-nya ada di artikel Accounting Tools & SOP Akuntansi Keuangan.
#2. Metode Harga Perolehan Saham Treasuri
Saldo Treasury Stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (mengurangi jumlah modal).
Modal yang menurut pada anggapan ini dibentuk dengan tujuan untuk mengatakan hal-hal sebagai berikut :
Saham Treasury yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif dan tidak usah diidentifikasi dengan elemen-elemen modal yang ada menyerupai modal saham atau keuntungan tidak dibagi.
Bila treasury stock tadi dilarang peredarannya dalam arti tidak dijual lagi maka saldo rekening ini akan dialokasikan ke elemen-elemen modal menyerupai pada cara #1 di atas.
Bila saham treasury ini dijual lagi maka penjualan ini dianggap sebagai penyelesaian terakhir dari saham-saham tersebut.
Jadi sesudah diputuskan apakah treasury stock itu akan dilarang peredarannya atau sesudah saham treasury itu dijual kembali, barulah sanggup diketahui jawaban dari transaksi saham treasury ini terhadap elemen-elemen modal yang ada.
Untuk menjelaskan penggunaan metode ini, perhatikan pola pencatatan jurnal transaksi saham treasuri dengan metode harga perolehan berikut ini:
Keterangan :
Pada cara ini saham treasuri/share yang dibeli dicatat dalam rekening Treasury Stock sebesar harga beli atau harga perolehannya.
Jika sebelum ada penjualan treasury stock dibentuk neraca maka ini akan mengurangi jumlah modal sebagai berikut :
Bagaimana kalau treasury stock dijual?
Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan:
- Harga jua lsaham treasuri lebih tinggi daripada harga perolehannya. Selisihnya dicatat dalam rekening Agio Saham atau rekening tersendiri yang akan dilaporkan menambah modal yang disetor.
- Harga jual saham treasuri lebih rendah daripada harga perolehannya. Selisihnya didebitkan ke rekening Laba Ditahan.
03. Pembatasan Laba Ditahan untuk Pemilikan Treasury Stock
Salah satu alasan pembatasan terhadap keuntungan ditahan yaitu untuk pembelian treasury stock.
Agar modal yang disetor tidak menjadi lebih kecil maka pembelian treasury stock harus mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening Laba Ditahan.
Untuk menjaga semoga Laba Ditahan tidak diminta oleh pemegang saham (sebagai dividen) maka bila perusahaan membeli sahamnya sebagai treasury stock keuntungan tidak dibagi akan dibatasi sebesar saham treasury yang dibeli.
Pembatasan keuntungan tidak dibagi ini yaitu untuk menjaga semoga modal yang disetor tidak berkurang, alasannya yaitu modal yang disetor ini yaitu jaminan bagi kreditur.
Ada beberapa mekanisme yang sanggup digunakan untuk melaporkan pembatasan keuntungan tidak dibagi dalam laporan neraca perusahaan.
Perhatikan pola soal jawaban saham treasury berikut ini:
Akun-akun modal pada PT Go Berkah yaitu sebagai berikut:
Modal Saham Biasa, 1.000 lembar dengan nominal Rp 1.000 = Rp 1.000.000
Agio Saham = Rp 150.000
Laba Tidak Dibagi = Rp 250.000
Note: Dalam Ribuan Rupiah
PT Go Berkah membeli 100 lembar sahamnya dengan harga @Rp 1.200 per lembar. Jurnal untuk mencatat pembatasan keuntungan tidak dibagi sebagai berikut:
(Debit) Laba Tidak Dibagi = Rp 120.000
(Kredit) Laba Tidak Dibagi untuk Pembelian Treasury Stock = Rp 120.000
Prosedur Pelaporan Pembatasan Laba Tidak Dibagi
Ada 4 mekanisme yang sanggup digunakan untuk melaporkan pembatasan Laba Tidak Dibagi dalam laporan keuangan neraca memakai metode harga perolehan untuk mencatat treasury stock, yaitu:
A. Prosedur #1:
Pembatasan Laba Ditahan ditunjukkan terpisah dari Laba Ditahan yang masih bebas.
Modal:
Modal Saham Biasa (1.000 lembar @Rp 1.000, 100 lembar dibeli sebagai treasury stock) = Rp 1.000.000
Agio Saham = Rp 150.000
Laba Tidak Dibagi:
Dibatasi – pembelian saham treasuri = Rp 120.000
Bebas = Rp 130.000
Jumlah Modal + Laba Tidak Dibagi – Harga Perolehan Treasury Stock adalah:
= Rp 1.150.000 + Rp 250.000 – Rp 120.000 = Rp 1.280.000
B. Prosedur #2:
Pembatasan Laba Ditahan dijelaskan dengan keterangan .
Cara ini tidak ada jurnal yang dibentuk untuk membatasi Laba Ditahan.
Modal:
Modal Saham Biasa (1.000 lembar @Rp 1.000, 100 lembar dibeli sebagai treasury stock) = Rp 1.000.000
Agio Saham = Rp 150.000
Laba Tidak Dibagi (Rp 120.000, dibatasi untuk pembelian treasuri stock) = Rp. 250.000
Jumlah Modal + Laba Tidak Dibagi:
= Rp 1.150.000 + Rp 250.000 = Rp 1.400.000
Dikurangi Harga Perolehan Treasury Stock adalah:
= Rp 1.400.000 – Rp 120.000 = Rp 1.280.000
C. Prosedur #3:
Pembatasan Laba Ditahan dijelaskan dengan Footnote (catatan kaki).
Melalui cara ini tidak ada jurnal yang dibentuk untuk membatasai Laba Ditahan.
Modal:
Modal Saham (1.000 lembar @Rp 1.000, 100 lembar dibeli sebagai saham treasuri) = Rp 1.000.000
Agio Saham = Rp 150.000
Laba Tidak Dibagi *) = Rp. 250.000
Jumlah Modal + Laba Tidak Dibagi:
= Rp 1.150.000 + Rp 250.000 = Rp 1.400.000
Dikurangi Harga Perolehan Treasury Stock adalah:
= Rp 1.400.000 – Rp 120.000 = Rp 1.280.000
Footnote:
*) Laba Tidak Dibagi dibatasi penggunaannya untuk pembelian saham treasuri sebesar Rp 120.000. Yang tersedia untuk pembagian dividen sebesar Rp 130.000.
04. Treasury Stock Diperoleh dari Sumbangan
Pemegang saham sanggup menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan.
Sumbangan ini mempunyai beberapa alasan, antara lain :
- Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara perusahaan menjual kembali saham yang disumbangkan tersebut.
- Sebagai hadiah untuk perusahaan.
- Menunjukkan pengembalian saham alasannya yaitu adanya evaluasi yang terlalu tinggi terhadap aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut.
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokan sebagai treasury stock.
Ada 3 metode yang sanggup digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan saham treasuri, yaitu :
A. Metode #1:
Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya yang terjadi ketika mendapatkan sumbangan)
Catatan memo ini mengatakan jenis saham, jumlah lembar saham, dan penyumbangnya.
Pada dikala saham treasury ini dijual, penerimaan uangnya dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas XX
Modal – sumbangan XX
B. Metode #2:
Saham Treasury didebit dengan harga pasar saham pada dikala penerimaan dan dikreditkan ke rekening Modal – Sumbangan.
Bila saham treasury dijual, rekening dikredit.
Jika harga jualnya berbeda dengan harga pasar pada dikala harga saham tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau dikreditkan ke rekening Moda – Sumbangan.
Perhatikan pola saham treasury berikut ini:
Tanggal 10 Juli 2019 diterima 100 lembar saham sendiri, harga pasar saham pada tanggal tersebut yaitu Rp 1.100 per lembar.
Pada tanggal 17 Agustus 2019 saham tersebut terjual @Rp 1.050.
Pencatatan akuntansi saham yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
10 Juli 2019:
(Debit) Treasury Stock = Rp 110.000
(Kredit) Modal Sumbangan = Rp 110.000
17 Agustus 2019:
(Debit) Kas = Rp 105.000
(Debit) Modal Sumbangan = Rp 500
(Kredit) Treasury Stock = Rp 110.000
C. Metode #3:
Rekening Treasury Stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan.
Agio / Disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan kreditnya yaitu rekening Modal – Sumbangan.
Jika saham dijual maka selisih harga jual dengan nominal ditambah atau dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke rekening Modal – Sumbangan.
Perhatikan contoh ini:
Misalnya tanggal 15 Agustus 2019 diterima sumbangan saham sendiri 100 lembar dengan nominal Rp 1.000. Saham-saham ini dulu dijual dengan harga Rp 1.200 per lembar.
Pada tanggal 15 September 2019 saham-saham ini dijual dengan harga @Rp1.100 per lembar.
Jurnal yang dibentuk untuk mencatat transaksi ini yaitu sebagai berikut:
15 Agustus 2019:
(Debit) Treasury Stock = Rp 100.000
(Debit) Agio Saham = Rp 20.000
(Kredit) Modal Sumbangan = Rp 120.000
15 September 2019:
(Debit) Kas = Rp 110.000
(Kredit) Saham Treasury = Rp 100.000
(Kredit) Modal Sumbangan = Rp 10.000
Bila saham yang disumbangkan ini alasannya yaitu adanya evaluasi terlalu tinggi terhadap aktiva yang diterima untuk menukar saham, maka sumbangan ini akan dicatat mengurangi nilai buku aktiva.
Pada dikala diterima saham dibentuk catatan memo dan pada dikala saham itu dijual, kreditnya yaitu Aktiva.
Perhatikan pola treasury stock yang ini:
Misalnya, PT MK Network mendapatkan 100 lembar saham biasa sebagai sumbangan, alasannya yaitu pada waktu pertukaran, aktiva dinilai terlalu tinggi. Saham-saham tersebut kemudian dijual @Rp 900 per lembar.
Transaksi-transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Memo:
Diterima 100 lembar saham biasa dari Pak Alex, nominal @Rp 1.000.
Penjualan Saham dengan harga Rp 900 per lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
(Debit) Kas = Rp 90.000
(Kredit) Aktiva = Rp 90.000
05. Kesimpulan
Penting bagi sebuah perusahaan untuk mengelola modal saham-nya dengan baik.
Saham perusahaan merupakan salah satu sumber dana yang sanggup digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bisnisnya.
Modal yaitu pendukung utama bagi perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya, termasuk dalam berekspansi melebarkan sayap bisnisnya.
Semakin berkembang acara bisnis, modal yang diharapkan juga semakin besar. Tidak cukup hanya mengandalkan modal sendiri.
Perusahaan yang berstatus High Growth Enterprise memerlukan pertolongan dana besar untuk terus menjalankan agenda korporatisasinya.
Dan yang paling mungkin yaitu dengan melantai di bursa efek.
Menawarkan saham perusahaan kepada masyarakat luas, sehingga tercipta crowding effect yang akan melambungkan perusahaan ke level yang lebih tinggi.
Perlu diperhatikan bahwa pembahasan materi saham treasury ini adalah sangat penting bagi mereka yang berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan dan bisnisnya.
Mudah-mudahan bermanfaat.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "Pengertian Treasury Stock: Tujuan, Metode Pencatatan, Dan Contoh"
Posting Komentar