iklan

Kenapa Ipv6 ?

IPv4 yang di APNIC sudah penuh sehingga perlu ekspansi alamat. Maka dikeluarkanlah IPv6 yang sangat panjang bitnya.

Pertumbuhan internet yang sangat cepat baik di segi pemakai internet di rumah, perkantoran, sekolah, instansi-instansi maupun perkembangan pesat perangkat telekomunikasi yang sudah mulai menggabungkan IP ke dalam teknologinya (convergence) di seluruh dunia telah menjadikan alamat IPv4 dengan format 32 bit binary yang sudah digunakan semenjak awal keberadaan internet, tidak dapat lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet sesudah jangka waktu 20 tahun kedepan atau bahkan lebih cepat dari itu.

Demikian hasil riset dan perhitungan para pakar dari komunitas terbuka internet (The Internet Engineering Task Force , IETF) menyebutkan.
Dengan hanya 32 bit format address hanya dapat menampung kebutuhan :
32
= 2 IPv4 Address
= 4,294,967,296 IPv4 Address

Bayangkan, penduduk dunia ketika ini yaitu 6,5 Milyard.
Jika nantinya masing2 punya satu komputer, 1 Lapotop (mobile), 1 PDA, 2 Handphone (GSM & CDMA).
Lalu setiap perangkat butuh 1 IP address untuk dapat connected each other.
Berapa jumlah IP yang diharapkan untuk taruhlah 3 Milyard penduduk dunia (bahkan dari 4 milyard IP versi 4 ini tidak keseluruhan dapat digunakan )?

Kekurangan alamat IPv4 ini tentu saja akan menciptakan perkembangan internet khususnya komunikasi data akan menjadi terganggu alasannya tidak ada lagi IPv4 yang dapat dialokasikan untuk setiap computer, perangkat lain yang akan terkoneksi baik ke internet maupun antar perangkat.

Langkah antisipasi awal bekerjsama sudah dilakukan dengan teknologi NAT (Network Address Translation) yang bekerja dengan cara melaksanakan penterjemahan satu alamat IPv4 public ke banyak IPv4 private.
Sehingga satu alamat IPv4 public dapat dipergunakan untuk banyak perangkat yang akan terkoneksi ke internet.

Teknologi ini sudah berkembang luas namun mempunyai keterbatasan untuk interkoneksi antar jaringan yang cukup besar dan berbeda kebijakan pengalamatan, berikutnya kebutuhan gateway untuk penterjemahan alamat, serta keterbatasan pengembangan protocol internet terutama untuk aplikasi yang eksklusif terhubung satu sama lain (peer-to-peer) menyerupai Peer-to-Peer Games dan VoIP contohnya yang membutuhkan IPv4 public untuk dapat bekerja dengan baik.

Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka internet membuka diskusi para pakar untuk mengatasi dilema ini dengan mencari format alamat IP generasi berikutnya sesudah IPv4 (IPng, IP Next Generation) yang kemudian menghasilkan banyak RFC (request for comments) yakni dokumen stardard yang membahas protocol, program, mekanisme serta konsep internet IPv6.
Setelah melalui pembahasan yang panjang, pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 alamat IP versi 6 sebagai IP generasi berikutnya (IPng) pengganti IP versi 4.
IPv6 ini memakai format 128 bit binary sehingga dapat menampung kebutuhan :
128
= 2 IPv6 Address
= 340,282,366,920,938,463,463,374,607,431,768,211,456 IPv6 Address


Pengembangan IPv6 hingga ketika ini sudah dilakukan oleh banyak pihak yang ada di seluruh dunia termasuk Service Provider, Internet Exchange Point, ISP regional, Militer serta Universitas.

Untuk Indonesia sendiri sudah dialokasikan 61 prefix IPv6 untuk aneka macam organisasi,
mobile operator, IXP dan ISP. Dan menurut data statistic dari tubuh pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga ketika ini yang aktif :



Sumber http://santekno.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kenapa Ipv6 ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel