4 Cara Gampang Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga
Apa yang dapat dilakukan menghadapi kenaikan harga ? Ada banyak cara, yang sebetulnya sangat gampang dilakukan, tapi sering dilupakan, untuk menghemat pengeluaran rumah tangga.
Naiknya harga barang pokok menciptakan kita seringkali ‘geram’. Biasanya mulai menyalahkan pemerintah yang dianggap tidak becus.
Apalagi, penghasilan atau honor tidak berubah. Alhasil, jatah untuk investasi terpaksa dipangkas dari yang kecil menjadi makin mengecil.
Tapi berkeluh kesah tidak akan memecahkan masalah, malah menjadikan energi negatif yang merusak mental.
Lebih baik mencari jalan keluar.
Salah satu tindakan paling realistis ialah menghemat pengeluaran rumah tangga. Dengan pengeluaran yang dihemat, kenaikkan harga tidak menciptakan jatah investasi harus dipotong.
Masalahnya, menghemat bukan topik favorit buat banyak orang.
Banyak yang defensif dikala diminta menghemat sebab menganggap gaya hidup yang kini sudah sederhana.
Perencanaan keuangan ternama pernah bilang, meminta klien menghemat pengeluaran itu sulitnya minta ampun. Indeed!
Sebenarnya, banyak hal sederhana dan mudah, yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengeluaran. Tidak sesulit yang Anda bayangkan.
1. Belanja di Pasar Tradisional
Pengeluaran untuk makan menyedot anggaran cukup besar. Hitungan saya dapat 50 sd 60 % dari honor bulanan. Karena itu, bila dapat dihemat, dampaknya akan sangat terasa.
Cari gampang menghemat ialah belanja di pasar.
Saya kaget ! Harga buah kiwi di supermarket lebih mahal 2x lipat dari harga di tukang buah pasar tradisional. Itu buah kiwi hijau impor NZ, barangnya sama persis, di supermarket 10rb per buah, di tukang buah harganya tidak hingga 5rb per buah.
Sejak tahu itu, saya rajin membandingkan harga antara pasar tradisional dan supermarket.
Saya tahu bahwa harga di pasar swalayan memang lebih mahal dari pasar tradisional. Tapi yang saya surprise, perbedaan harganya begitu signifikan, sehingga sangat worthed untuk menghemat pengeluaran rumah tangga.
Belanja di pasar tradisional tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang karena:
- Menjamurnya pasar modern dengan penataan lebih baik, higienis dan nyaman.
- Lakukan belanja 1x seminggu untuk keperluan 1 ahad kedepan. Cara ini dapat menghemat waktu.
Coba belanja di pasar tradisional. Anda akan mencicipi penghematannya.
2. Hemat Listrik
Listrik ialah pengeluaran yang menyedot dana cukup besar.
Selain sebab kenaikkan terencana tarif listrik, penggunaan barang elektronik yang makin bermacam-macam membutuhkan daya besar di rumah.
Ambil pola pendingin ruangan (AC). Di jakarta, saya amati hampir semua orang punya, paling tidak satu mesin pendingin ruangan di rumah. Belum lagi mesin basuh dan seterika , yang populer rakus energi, sudah jadi item wajib di rumah.
Tapi, banyak pengalaman bahwa pos pengeluaran ini dapat dikendalikan. Karena sangat bergantung pada pola konsumsi di di rumah.
Apa saja yang dapat dilakukan:
Pertama, gunakan produk ekonomis listrik. Meskipun produk ekonomis energi harganya lebih mahal, namun penghematan yang dihasilkan akan dengan cepat menutup harga beli tersebut.
Beberapa waktu lalu, saya survei harga TV, yang ternyata harganya cukup beragam. Harga TV yang lebih murah umumnya punya daya listrik besar dibandingkan TV model gres yang meskipun harga mahal, tapi ekonomis listrik.
Kedua, sikap disiplin anggota keluarga dalam memakai alat elektronik dan listrik di rumah.
Misalnya, salah seorang teman menerapkan hukum di rumahnya bahwa AC hanya boleh dihidupkan mulai jam 2 siang dan harus dimatikan jam 6 pagi. Siang hari lampu yang hidup hanya boleh minimal.
3. Biaya Kendaraan
Punya kendaraan beroda empat atau motor itu wajib di kota besar ibarat Jakarta, akhir transportasi umum yang masih jauh dari nyaman. Orang dapat punya kendaraan lebih dari satu, dapat dua atau bahkan tiga.
Rumah boleh kecil, dengan satu garasi, tapi mobilnya dua. Mobil terpaksa parkir di tubuh jalan. Itu pemandangan umum yang saya temukan di komplek rumah saya sendiri dan banyak perumahan lain.
Tapi apakah kita pernah berhitung secara rinci, berapa besarnya biaya mempunyai kendaaran.
Punya mobil, Anda harus membayar untuk biaya berikut:
- Bensin yang akan makin mahal sebab dihapusnya subsidi BBM menciptakan masa bensin murah sudah tidak ada lagi.
- Biaya pemeliharaan setiap bulan. Makin bau tanah usia mobil, makin besar biayanya.
- Biaya pajak kendaraan. Adanya pajak progresif – makin banyak punya kendaraan beroda empat makin besar pajaknya – menciptakan Anda harus bayar lebih besar untuk punya kendaraan lebih dari satu.
- Cicilan bulanan. Ini bila mobilnya dibeli dengan berhutang.
Nilai kendaraan beroda empat merosot setiap tahun, sehingga secara nilai asset kendaraan beroda empat makin kecil. Artinya, secara ekonomi, punya kendaraan beroda empat itu losing game sebab di satu sisi biayanya makin besar, sementara di sisi lain nilanya makin kecil.
Pikirkan lagi bila ingin beli mobil. Selain menciptakan jalanan makin macet, konsekuensi keuangannya tidak kecil.
4. Hidup Sehat
Menurut survei sebuah perusahaan asuransi, menurut klaim rumah sakit yang mereka bayar, biaya rawat inap tipus atau demam berdarah mencapai 3 sd 4 juta rupiah.
Jumlah yang tidak sedikit. Belum lagi penyakit lain yang lebih parah.
Jadi biaya kesehatan itu tidak murah. Bahkan dapat sangat signifikan. Dan sering tiba tiba – tiba.
Karena itu gaya hidup sehat itu bukan hanya baik untuk kehidupan tapi menyehatkan kantong Anda.
Memang hidup sehat, dampaknya tidak segera. Tapi dalam jangka panjang akan membuahkan sesuatu hasil yang signifikan.
5. Kurangi Jajan, Jalan di Mall
Kebiasaan kelas menengah nongkrong di coffee shop. Menjamurnya cafe-cafe anggun menciptakan ngopi atau ngeteh sudah jadi gaya hidup.
Sesekali tidak dilema sebagai pecahan dari pergaulan. Gak gaul, kata anak – anak muda.
Tapi kalau tiap hari beli kopi di cafe, itu menyedot uang Anda.
Rata – rata harga satu cangkir kopi ialah 25 rb. Kalau dalam 1 bulan, selama 25 hari beli kopi, total pengeluaran ialah 650 ribu. Itu gres satu cangkir, bagaimana bila dua atau tiga sehari. Belum lagi ditambah beli makanannya.
Pengeluaran jajan yang sepertinya kecil setiap hari (25 ribu), bila diakumulasi 1 bulan, jumlahnya tidak main-main.
Itu pengeluaran di hari kerja.
Di final pekan, berkunjung ke mall menyedot pengeluaran lebih besar lagi.
Jalan ke mall dengan 3 anggota keluarga, paling tidak menghabiskan biaya 500ribu. Kalau setiap final pekan ke mall, total biaya Rp 2 juta.
Dengan mengurangi jajan dan jalan di mall, Anda sudah dapat menghemat beberapa juta dalam sebulan.
Coba lihat lagi apa saja pengeluaran jajan selama ini. Saya yakin banyak yang dapat dihemat dari situ.
Kesimpulan
Berhemat bukan topik yang disukai banyak orang. Tapi itu langkah paling realistis menghadapi kenaikkan harga demi dana pendidikan, dana pensiun yang layak.
Jika tidak berhemat, jatah investasi niscaya yang paling dulu dipangkas. Akibatnya, dana pensiun berkurang dan dana pendidikan Anak terancam tidak cukup.
Ingin berguru lebih lanjut baca Cara Mudah Mengelola Keuanga Keluarga dan Panduan Berinvestasi Aman dan Untung.
Sumber https://duwitmu.com
0 Response to "4 Cara Gampang Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga"
Posting Komentar