√ Rangkuman, Pola Soal Pembahasan Listrik Dinamis
Rangkuman Listrik Dinamis
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-7930840207405626"
data-ad-slot="5411244982"
data-ad-format="link"
data-full-width-responsive="true">
Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm
Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui penampang suatu penghantar per satuan waktu disebut berpengaruh arus listrik. Kuat arus listrik dirumuskan dalam persamaan berikut:
Keterangan:
i = berpengaruh arus (ampere)
Q = muatan (coulomb)
t = waktu (sekon)
Bunyi dari aturan Ohm yakni berpengaruh arus yang mengalir dari suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung–ujung penghantar, apabila suhu penghantar tidak berubah. Persamaan dari aturan Ohm adalah:
Keterangan:
R = kendala (ohm)
V = tegangan (volt)
I = berpengaruh arus (ampere)
Sedangkan besar kendala suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh:
- Jenis kawatnya sebagai kendala jenisnya ( )
- Panjang kawatnya (I)
- Luas penampang kawatnya (A)
Hubungan ketiga besaran tersebut akan diperoleh persamaan berikut:
Keterangan :
R = kendala (ohm)
ρ= kendala jenis (ohm meter)
I = panjang kawat (meter)
A = luas penampang kawat (m2)
Perubahan suhu akan mengakibatkan kendala suatu kawat jenis konduktor akan berubah sesuai dengan persamaan berikut:
Keterangan:
ρ = kendala jenis pada suhu T (ohm meter)
ρo = kendala jenis pada suhu mula-mula (ohm meter)
α = koefisien suhu (oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan kendala jenis. Oleh lantaran itu, nilai hambatannya pun ikut berubah. Persamaannya sanggup dirumuskan sebagai berikut:
R = Ro (1 + αΔT)
Keterangan :
R = kendala pada suhu T (ohm meter)
Ro = kendala mula-mula (ohm meter)
Rangkaian Hambatan
Hambatan dalam suatu rangkaian listrik sanggup disusun secara seri, paralel, dan adonan antara seri dan paralel.
Hambatan Seri
Gambaran bentuk rangkaian seri pada kendala menyerupai di bawah ini:
Beberapa ketentuan pada rangkaian seri yakni sebagai berikut:
- Hambatan pengganti rangkaian seri sama dengan jumlah setiap hambatan. Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn
- Kuat arus yang melalui setiap kendala bernilai sama dengan nilai berpengaruh arus yang melewati kendala pengganti.
IS = I1= I2= I3 = …= In - Tegangan pada kendala pengganti seri bernilai sama dengan jumlah tegangan pada setiap hambatan.
Vs = V1+V2+V3+…+Vn
Hambatan Paralel
Bentuk rangkaian paralel pada kendala menyerupai gambar di bawah ini:
Ketentuan pada rangkaian paralel berlaku sebagai berikut:
- Persamaan yang berlaku pada kendala pengganti rangkaian paralel yakni sebagai berikut:
- Pada setiap kendala jumlah berpengaruh arus sama besar dengan kaut arus yang mengalir melalui kendala pengganti yang disusun secara paralel.
IS = I1 + I2 + I3 +…+ In - Tegangan pada kendala pengganti paralel sama dengan tegangan pada setiap hambatannya.
VS = V1= V2 = V3 = … = Vn
Hambatan Campuran
Pada kendala campuran, dalam memilih besar hambatan, tegangan, serta arus diadaptasi dengan jenis kendala yang terjadi. Selain itu, kendala sanggup disusun dengan memakai rangkaian jembatan Wheatstone. Susunan jembatan Wheatstone yakni susunan penghambat sehingga tidak sanggup dijumlahkan secara eksklusif baik secara paralel maupun seri. Gambaran mengenai jembatan Wheatstone sanggup dilihat pada gambar di bawah ini:
Apabila R1 . R3 = R2 . R4 maka di G tidak ada arus yang mengalir. Kemudian untuk memilih besarnya kendala total sanggup dilakukan dengan merangkai R1 dan R2 secara seri yang akan menghasilkan RS1 dan merangkai R3 dan R4 dengan seri menghasilkan RS2. Sehingga untuk mengetahui kendala totalnya, RS1 dan RS2 dirangkai secara paralel.
Hukum Khirchhoff
Hukum Khirchhoff ada dua macam, yaitu:
Hukum I Khirchhoff
Hukum yang pertama menerangkan bahwa dalam rangkaian listrik yang bercabang, jumlah berpengaruh arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah berpengaruh arus yang keluar dari titik cabang. Maka rumusannya sebagai berikut:
Σimasuk = Σikeluar
Hukum II Khirchhoff
Hukum yang kedua mengenai tegangan, yang menjelaskan bahwa jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. Apabila dirumuskan akan menghasilkan rumusan sebagai berikut:
ΣV = 0
Gaya gerak listrik Î pada sumber tegangan mengakibatkan arus listrik mengalir sepanjang loop dan arus lstrik yang dihambat mengakibatkan penurunan tegangan. Maka dari itu, hasil penjumlahan dari jumlah ggl dalam suatu sumber tegangan dan penurunan tegangan sepanjang rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. Rumusan yang terbentuk adalah:
ΣE + ΣiR = 0
Keterangan:
E = ggl listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
R = kendala listrik (ohm)
Ketentuan dalam penggunaan Hukum II Khirchhoff, yaitu:
Dalam penggunaan Hukum II Khirchhoff, kita harus memperhatikan tanda untuk ggl sumber tegangan dan berpengaruh arus i berikut ini:
- Kuat arus akan bertanda positif apabila searah dengan arah loop yang sudah kita tentukan dan bertanda negatif apabila berlawanan dengan arah loop yang sudah kita tentukan.
- ggl akan bertanda positif, apabila kutub positif sumber tegangan dijumpai lebih dulu oleh arah loop. Kemudian, ggl akan bertanda negatif apabila kutub negatif sumber tegangan dijumpai lebih dulu oleh arah loop.
Alat Ukur Listrik
Berikut yakni alat ukur listrik dan fungsinya, yaitu:
Amperemeter
Amperemeter yakni alat yang digunakan untuk mengukur berpengaruh arus listrik yang di pasangkan secara seri oleh resistor, sehingga sanggup di gunakan untuk mengukur berpengaruh arus yang melalui resistor dalam suatu rangkaian yang sederhana. Perhatikan gambar di bawah ini:
Amperemeter sebaiknya mempunyai kendala yang sangat kecil untuk memilih berpengaruh arus yang terukur oleh amperemeter sama dengan berpengaruh arus yang melewati hambatan. Kemudian, batas ukur amperemeter sanggup di perbesar dengan menambahkan suatu kendala pararel yang sering disebut sebagai kendala Shunt. Hambatan shunt di pasang menyerupai pada gambar di bawah ini:
Hambatan shunt dan kendala dalam amperemeter sanggup di rumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
RA = kendala dalam amperemeter (ohm)
Sh = kendala shunt (ohm)
n = faktor pengali
Voltmeter
Voltmeter yakni alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan potensial atau tegangan listrik. Voltmeter dipasang secara pararel pada resistor dan digunakan untuk mengukur perbedaan potensial pada resistor dalam suatu rangkaian. Di bawah ini yakni sketsa pemasangan voltmeter sebagai berikut
Berbeda dengan amperemeter, voltmeter yang baik harus mempunyai kendala yang sangat besar. Pada voltmeter batas ukur kendala sanggup diperbesar dengan menambahkan suatu kendala seri yang sering disebut kendala depan. Hubungan yang terjadi antara kendala depan dan kendala dalam voltmeter yakni sebagai berikut:
Rp = (n – 1) Rv
Keterangan:
Rp = kendala depan (ohm)
Rv = kendala dalam voltmeter (ohm)
n = faktor pengali
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-7930840207405626"
data-ad-slot="8126346735">
Susunan Elemen
Dalam kehidupan sehari – hari sering kita temukan suatu rangkaian listrik yang sumber tegangannya sanggup disusun secara seri, paralel, atau gabungan antara seri dan paralel.
Susunan Seri Elemen
Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar di atas menerangkan bahwa n buah elemen masing-masing mempunyai GGL yang disusun secara seri. Hambatan dalam masing-masing elemen tersebut yakni r1,r2,r3,…rn. Kedua ujung susunan tersebut dihubungkan dengan rangkaian luar yang mempunyai kendala beban R. Apabila terdapat n buah elemen yang disusuns ecara seri, maka GGl total sama dengan jumlah GGL dari masing-masing elemen.
Ɛs = Ɛ1 + Ɛ2 + Ɛ3 +…+ Ɛn
Hambatan total sama dengan jumlah kendala dari masing-masing elemen.
rs = r1 + r2 + r3 +…..+ rn
Kuat arus listrik tersebut yang mengalir pada masing-masing elemen di atas bernilai sama besar. Kuat arus tersebut juga mempunyai nilai yang sama besar dengan berpengaruh arus listrik yang mengalir pada kendala R.
i1 = i2 = i3 =….= in = i
Apabila dari masing-masing elemen mempunyai GGL yang sama besar dan kendala dalamnya juga sama besar, maka GGL totalnya menjadi:
Ɛs = Ɛ + Ɛ + Ɛ +….+ Ɛ = nƐ
Kemudian, kendala totalnya menjadi:
rs = r + r + r +….+ r = nr
Maka kesimpulannya yakni berpengaruh arus listrik yang mengalir pada kendala beban R sanggup dirumuskan sebagai berikut:
Susunan Paralel Elemen
Perhatikan gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas kedua ujung dari rangkaian tersebut dihubungkan dengan rangkaian luar yang memliki kendala beban R. Sedangkan untuk n buah elemen identik yang disusun secara pararel, GGL totalnya sama dengan GGL salah satu elemen.
Ɛp = Ɛ
Maka p yakni GGL total untuk susunan paralel. Sedangkan kendala dalam salah satu elemen dibagi dengan banyaknya elemen. Perhatikan rumus di bawah ini:
Dapat disimpulkan bahwa berpengaruh arus listrik yang mengalir pada kendala beban R sanggup dirumuskan sebagai berikut:
Maka sanggup disimpulkan bahwa berpengaruh arus yang mengalir pada masing-masing cabang dalam kelompok paralel yakni sama besar. Nilainya sama besar dengan berpengaruh arus listrik yang mengalir pada kendala beban dibagi banyaknya elemen. Sehingga sanggup dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
im adalah berpengaruh arus pada cabang m (m = 1, 2, 3, …)
Daya dan Energi Listrik
Energi listrik dihasilkan dari sumber tegangan yang terpasang. Energi yang dikeluarkan digunakan untuk memindahkan muatan dari suatu ujung ke ujung yang lainnya. Energi disimbolkan dengan aksara W. Beberapa persamaan untuk energi yakni :
W=Vit atau W= atau W= i2 Rt
Keterangan :
W = energi listrik (Joule)
i = berpengaruh arus listrik (ampere)
R = kendala listrik (ohm)
t = waktu
Kemudian untuk daya listrik diartikan sebagai energi persatuan waktu.
P = atau P = Vi
P = atau P = i2R
Keterangan :
P = daya listrik (watt)
W = energi listrik (Joule)
V = beda potensial (volt)
i = berpengaruh arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)
Pada peralatan listrik contohnya lampu bertuliskan 40 W, 220 V pada salah satu penggalan lampu. Maksud dari goresan pena pada lampu tersebut yaitu lampu menyerap daya listrik 40 W apabila dipasang pada tegangan 220 V. Namun, apabila lampu yang dipasang pada tegangan yang kurang dari 220 volt, maka lampu akan menyala lebih redup dibandingkan keadaan normalnya.
Persamaan untuk pernyataan diatas yakni sebagai berikut:
P= P1
Keterangan :
P = daya listrik yang diserap (watt)
V2 = tegangan simpulan yang digunakan oleh peralatan listrik (volt)
V1 = tegangan awal yang digunakan oleh peralatan listrik (volt)
P1 = daya listrik awal yang digunakan peralatan listrik (watt)
DOWNLOAD RANGKUMAN & CONTOH SOAL LISTRIK DINAMIS DALAM BENTUK PDF KLIK DISINI
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-7930840207405626"
data-ad-slot="8126346735">
CONTOH SOAL & PEMBAHASAN
- 25 ohm secara seri
- 25 ohm secara pararel
- 20 ohm secara pararel
- 20 ohm secara seri
- 20 ohm secara seri dan 25 ohm secara pararel
PEMBAHASAN :
Sebuah lampu sanggup menyala dengan layak diharapkan kendala listrik R yang dipasang secara seri pada rangkaiannya. Hal tersebut sanggup diperhitungkan sebagai berikut:
VR = VS – VL = 125 – 25 = 100 volt
Sehingga besaran kendala listrik yang diharapkan bola lampu untuk menyala dengan layak adalah
Jawaban : A
- 0,25 A
- 0,5 A
- 1,0 A
- 1,5 A
- 2,0 A
PEMBAHASAN :
Pada gambar di atas kendala 3Ω dan 9Ω dirangkai secara seri sanggup dihitung sebagai berikut:
Rs = 3Ω + 9Ω = 12Ω
Kemudian hasil perhitungan dari kendala yang disusun seri tadi, diperhitungkan dengan kendala yang dirangkai pararel yaitu kendala 12Ω sehingg a perhitungannya sebagai berikut:
RP = 6Ω
Menurut aturan II Khirchoff, sanggup dihitung arus total yang mengalir pada rangkaian sebagai berikut:
∑E + ∑iR = 0
Apabila arah loop searah dengan arah arus maka sanggup dirumuskan sebagai berikut:
∑E + ∑iR= 0
(8V -18V)+ i (4+6) = 0
10i = 10V
i = 1A
Jawaban : C
- 0
- 10 V
- 6 V
- 4 V
- 12 V
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas rangkaian ditanahkan mengakibatkan tidak ada arus yang mengalir.
Vac = ∑ε +∑iR
-12 = Va – Vc
-12 = 0 – Vc
Vc = 12 volt
Jawaban : E
- 0,5A
- 1,0A
- 1,5A
- 1,8A
- 2,0 A
PEMBAHASAN :
Dari soal di atas kendala sebesar 5Ω dan 2Ω disusun secara seri sehingga diperhitungkan sebagai berikut:
RS = 5Ω + 2Ω =7Ω
Kemudian dua kendala masing-masing 18Ω disusun secara paralel sehingga diperhitungkan sebagai berikut:
RP = 9Ω
Untuk memilih arus yang mengalir pada rangkaian sanggup digunakan rumusan dari persamaan aturan II Khirchoff, yaitu:
∑E +∑iR = 0
Untuk arah loop yang searah dengan arus maka perhitungannya sebagai berikut:
∑E +∑iR = 0
(4 – 12) V + i Rp + Rs () = 0
-8V + i (7Ω + 9Ω) = 0
(16Ω)i = 8V
i = 8/16A = 0,5 A
Jawaban : A
- 8 ohm
- 12 ohm
- 15 ohm
- 20 ohm
- 40 ohm
PEMBAHASAN :
Ohmmeter tersebut berarus DC, sehingga nilai XL = 0 maka rangkaian tersebut tersusun menyerupai gambar berikut:
Pada penggalan atas kendala 10 0hm disusun secara paralel dengan hambataan 10 ohm pada penggalan bawah sehingga nilainya menyerupai di bawah ini:
RP = 5 Ohm
Hasil di atas membentuk rangkaian menyerupai di bawah ini:
Hambatan 5 ohm penggalan kanan dan penggalan kiri disusun secara seri sehingga kesudahannya adalah:
Rs = 5 + 5 = 10 ohm
Maka hasil tersebut disusun secara paralel dengan hambataan 40 ohm yang berada dibawah. Sehingga hasilnya:
Rtot = 8 Ohm
Jawaban : A
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-7930840207405626"
data-ad-slot="8126346735">
(1) panjang penghantar
(2) luas penampang penghantar
(3) kendala jenis
(4) massa jenis
Yang mempengaruhi kendala penghantar yakni ….
- (1), (2), dan (3)
- (1), (2), (3), dan (4)
- (1) dan (3)
- (2) dan (4)
- (4) saja
PEMBAHASAN :
Rumus untuk kendala penghantar dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan rumus tersebut sanggup diketahui apa saja yang mempengaruhi kendala penghantar, yaitu: panjang penghantar (I), kendala jenis (ρ), dan luas penampang penghantar (A).
Jawaban : A
Ini berarti bahwa arus yang timbul….
1). searah dengan arah putaran jarum jam
2). besarnya 1 ampere
3). sumber pertama memperoleh energi
4). sumber kedua mengeluarkan energi
PEMBAHASAN :
Misalnya arah arus pada gambar di atas dan arah loop searah jarum jam sehingga berdasarkan aturan aturan II khirchoff akan berlaku persamaan di bawah ini:
∑Î +∑iR = 0
(6-12)volt + i(0,2+0,5+5,3) = 0
-6 volt + 6i = 0
6i = 6
i = 1 ampere
Arus yang masuk ke sumber pertama bisa dikatakan yang pertama mendapatkan energi. Kemudian, arus yang keluar dari sumber kedua bisa dikatakan sumber kedua yang mengeluarkan energi.(pernyataan 1, 2, 3, dan 4 benar)
Jawaban : E
- 9,0
- 7,0
- 8,2
- 6,0
- 5,2
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas , diketahui bahwa rangkaian kendala disusun secara paralel dengan masing-masing bernilai 3Ω dan 2Ω, maka perhitungannya sebagai berikut:
RP = 6/5 Ω = 1,2 Ω
Dari perhitungan di atas, rangkaian dan kendala 4W dirangkai untuk menghitung besar kendala total. Sehingga perhitungannya menjadi sebagai berikut:
Rtotal = Rp + 4Ω = 1,2Ω + 4Ω = 5,2Ω
Jawaban : E
- 0,25 A
- 0,30 A
- 2 A
- 6 A
- 12 A
PEMBAHASAN :
Pada ketika kawat dipotong menjadi dua penggalan maka nilai hambatannya yakni R2 = ½ R1
Apabila kedua kendala tersebut diparalel menghasilkan nilai:
Menurut persamaan V = iR2, maka antara arus dan kendala berbanding terbalik menghasilkan:
ibaru = 2 Ampere
Jawaban : C
- 0,5 Ω
- 1,0 Ω
- 1,5 Ω
- 2,0 Ω
- 2,5 Ω
PEMBAHASAN :
Hubungan antara tegangan, hambatan, dan arus sanggup dirumuskan dengan persamaan V=iR. Maka, besarnya kendala ditentukan dengan persamaan R = .V/i. Perhitungan kendala listrik menjadi:
Jawaban : D
- 2,0
- 2,5
- 3,0
- 3,5
- 4,0
PEMBAHASAN :
Untuk polaritas yang searah akan berlaku persamaan sebagai berikut:
E1 + E2 = iRtotal
E1 + E2 = 4(R+r1+r2) … persamaan 1
Ketika salah satu polaritas dibalik akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
E1 – E2 = iRtotal
E1 – E2 = 2(R+r1+r2) … persamaan 2
Dari persamaan 1 dan persamaan 2 dieliminasikan menjadi:
E1 + E2 = 4(R+r1+r2) x 1
E1 – E2 = 2(R+r1+r2) x 2
Hasilnya yakni sebagai berikut:
E1 + E2 = 4(R+r1+r2)
2E1-2E2 = 4(R+r1+r2)
Kemudian persamaan 1 dikurangi persamaan 2 akan diperoleh hasil sebagai berikut:
3E2 – E1 = 0
E1 = 3E2
= 3,0
Jawaban : C
- 0,8 A dan 3,2 V
- 0,6 A dan 2,76 V
- 0,6 A dan 3,3 V
- 0,4 A dan 1,84 V
- 0,2 A dan 0,92 V
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas, besaran yang diketahui yakni sebagai berikut:
GGL= E = 3 Volt
Hambatan dalam = r = 0,4 Ω
Hambatan luar = R = 4,6 Ω
Perhitungan Kuat arus yang dihasilkan sanggup ditentukan dengan rumus aturan II Khirrchoff berikut:
∑E + ∑iR = 0
Besar arus listrik tersebut sanggup ditentukan apabila dalam rangkaian tersebut arah loop searah dengan arus listrik yang terjadi. Maka besar arus listrik pada gambar diatas yakni sebagai berikut:
∑E + ∑iR = 0
( -3) Volt + i(R+r) = 0
( -3) Volt + i(0,4 Ω + 4,6 Ω) = 0
5Ω(i) =3 Volt
i = 0,6 Ampere
Sementara itu, besar tegangan yang mengalir pada kendala R sebagai berikut.
V = iR
V =(0,6) (4,6)
V = 2,76 Volt.
Jawaban : B
- 18
- 16
- 4
- 2
- 0
PEMBAHASAN :
Perhatikan gambar di bawah ini:
Dari gambar tersebut berlaku:
i1 + i2 = i3
Loop l
∑ε + ∑iR = 0
(8+2)+(-i3) (0)+(-i1) (4)= 0
4i1 = 10
i1 = 2,5 Ampere
VR1 = i1R1 = (2,5)(4) = 10 volt
Loop II
∑ε + ∑iR = 0
(10 + 2 ) + (-i3)(0) + (-i2)(4)= 0
12 – 4i2 = 0
4i2 = 12
i2 = 3 Ampere
VR2 = i2 R2 = (3)(4) = 12 volt
Jadi, VR2 = VR2– VR1 = (12-10) volt = 2 volt
Jawaban 😀
- 10 watt
- 20 watt
- 40 watt
- 80 watt
- 160 watt
PEMBAHASAN :
Berdasarkan analisis rangkaian listrik, suatu beban listrik pada peralatan listrik menyerupai lampu pijar, TV, radio, dan peralatan lainnya mempunyai kendala tetap. Spesifikasi yang tertera pada peralatan listrik sanggup diketahui berapa besar kendala dalam peralatan listrik tersebut. Persamaan yang sesuai yakni sebagai berikut:
Diketahui besarannya,yaitu:
V1 = 220 volt
P1 = 40 W
V2 = 110 volt
Untuk menghitung berapa besarnya daya lampu sanggup ditentukan dengan persamaan berikut:
Jawaban : A
- 2 kali lebih lama
- 3 kali lebih lama
- 4 kali lebih lama
- 5 kali lebih lama
- 6 kali lebih lama
PEMBAHASAN :
Persamaan yang sesuai untuk menghubungkan antara tegangan dan waktu sanggup di tuliskan sebagai berikut:
W = Pt
Persamaan di atas mengatakan bahwa waktu berbanding terbalik dengan kuadrat tegangan. Oleh lantaran itu, waktu yang diharapkan untuk mendidihkan sejumlah air adalah
Jawaban : C
- 33
PEMBAHASAN :
Besar kendala pengganti apabila keempat resistor dirangkai secara paralel yakni sebagai berikut:
Jawaban : C
(1) daya AC tiga kali daya AB
(2) tegangan AB > tegangan BC
(3) daya AB < daya BC
(4) arus melalui lampu l paling besar
PEMBAHASAN :
Besarnya RAB = R, sedangkan RAC dapat dihitung sebagai berikut:
RAC = RAB + RBC = R + R/2 = 3/2 R
Sedangkan perbandingan untuk daya AC dan daya AB:
Sehingga relasi antara tegangan AB dan tegangan BC yakni VAB > VBC maka pernyataan no. 2 benar.
Untuk perbandingan antara daya AB dan daya BC:
Maka berdasarkan persamaan diatas PAB>PBC sehingga pernyataan no. 3 salah.
Menurut aturan Kirchhoff berlaku persamaan I1 = I2+ I3 sehingga arus pada lampu I paling besar. Oleh lantaran itu, pernyataan no. 4 benar.
Jawaban : C
- 5,5 watt
- 12,5 watt
- 25,0 watt
- 100 watt
- 250 watt
PEMBAHASAN :
Pada solder kendala yang terjadi tidak mengalami perubahan. Oleh lantaran itu, untuk menghitung daya ketika solder dipasang pada tegangan 110 volt yakni sebagai berikut:
Jawaban : B
- 1:1
- 1:2
- 2:1
- 1:4
- 4:1
PEMBAHASAN :
Dua buah kendala R jikalau disusun secara paralel besarnya daya yang dihasilkan sebagai berikut:
Sedangkan untuk dua buah kendala yang disusun secara seri akan menghasilkan daya sebagai berikut:
Rs = R + R = 2R
Untuk perbandingan daya P1 dan P2 adalah sebagai berikut:
Jawaban : E
- 3,10
- 3,01
- 1,03
- 0,33
- 0,03
PEMBAHASAN :
Pada gambar di atas kendala 6Ω dan 3Ω disusun secara paralel. Untuk menghitung besarnya kendala paralel di atas adalah:
Rp = 2Ω
Sedangkan untuk menghitung arus yang mengalir pada kendala tersebut sanggup diselesaikan dengan persamaan sebagai berikut:
ΣΕ+ΣίR=0
Jika arah arus searah dengan arah loop maka diperoleh arus sebagai berikut:
(-6 volt) + i( Rp + 3Ω + r) = 0
(-6) + i(2 + 3 + 1) = 0
6i = 6
i = 1 Ampere
Awalnya dan 3Ω dirangkai secara seri. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir di dan 3Ω besarnya sama dengan arus total yaitu 1 Ampere. Sehingga, besarnya tegangan pada sebagai berikut:
Vp = iRp
Vp = (1)(2) = 2 Volt
Sedangkan dalam rangkaian paralel, besar tegangan total mempunyai nilai sama dengan tegangan pada setiap hambatannya sehingga:
Vp = V6Ω = V3Ω = 2 volt
Maka, berpengaruh arus yang mengalir pada kendala 6Ω yakni sebagai berikut:
Jawaban : D
- 2,5
- 10
- 20
- 30
- 40
PEMBAHASAN :
Untuk membuktikan relasi antara daya dan tegangan pada lampu di tuliskan dalam persamaan berikut.
Dari persamaan di atas, daya berbanding lurus dengan kuadrat tegangan. Maka dari itu, daya sebuah lampu yakni sebagai berikut:
Sehingga daya empat buah lampu yakni sebagai berikut:
P = 4 × P₂ = 4 × 2,5 = 10 watt
Jawaban : B
- Rp 24,750,00
- Rp 19,800,00
- Rp 14,850,00
- Rp 9,900,00
- Rp 4,950,00
PEMBAHASAN :
Energi yang terpakai oleh pesawat TV dalam sehari:
Ε = Pt
Ε = Vit
Ε = (220 volt)(2,5 A)(6 jam)
Ε = 3.300 Wh = 3,3 kwh
Untuk Besarnya energi yang digunakan pesawat TV dalam satu bulan:
Ε = 3,3 kwh x 30 hari = 99 kwh
Sehingga biaya listrik untuk pemakaian TV dalam satu bulan :
Biaya = 99 kwh xRp 150 = Rp 14,850,00
Jawaban : C
PEMBAHASAN :
Sedangkan intensitas cahaya yang dihasilkan yakni sebagai berikut:
Jawaban : B
- 2 Ampere
- 3 Ampere
- 4 Ampere
- 6 Ampere
- 9 Ampere
PEMBAHASAN :
Besar kendala R Sebelum dirangkai dengan 4R yakni sebagai berikut:
V = iR
(12) = 3(2R+2R)
(12) = 3 (4R)
(12) = 12R
R = 1 Ω
Setelah dirangkai dengan kendala 4R diperoleh sebagai berikut:
Rp = 2R = 2(1Ω) = 2Ω
Sehingga berpengaruh arus yang dihasilkan adalah
Jawaban : D
- 5 KJ
- 11 KJ
- 15 KJ
- 22 KJ
- 33 KJ
PEMBAHASAN :
Untuk memilih waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kolam mandi sanggup ditentukan dengan persamaan debit air.
Q = Q
Sedangkan energi yang di butuhkan adalah:
W = Pt
W = V i t (0,5)(200) = 22.000 J = 22KJ
Jawaban : D
- 100 Volt
- 110 volt
- 150 volt
- 200 volt
- 220 volt
PEMBAHASAN :
Antara daya dan tegangan sanggup dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
Jawaban : B
- 5 menit
- 10 menit
- 15 menit
- 20 menit
- 25 menit
PEMBAHASAN :
Pada pemanas listrik untuk mengubah energi listrik menjadi energi panas, maka waktu yang diharapkan sanggup dihitung dengan memakai konsep efisiensi.
Jawaban : B
- 4 Ω
- 6,5 Ω
- 8,0 Ω
- 9,5 Ω
- 12,0 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui: V = 9 Volt dan r = 2Ω
Besarnya arus yang diperlihatkan oleh amperemeter adalah…
i = 1,5/5 x (3 Ampere) = 0,9 Ampere
Jadi, besar kendala total sanggup dihitung sebagai berikut:
V = i Rtotal
Rtotal = V/i
(R+r) = 9/0,9
R +2 = 10
R = 8,0Ω
Jawaban : C
- 15,7
- 19,8
- 21,3
- 23,3
- 25,7
PEMBAHASAN :
Dari soal di atas, air yang dialiri arus listrik akan menghasilkan perubahan energi listrik menjadi energi panas. Sehingga sanggup dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
Jawaban : B
- 0,25 A
- 0,30 A
- 0,36 A
- 0,45 A
- 0,50 A
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar: i1 + i2 =i3
Loop I
∑E + ∑iR = 0
-6 + 2i1 + 2i3 = 0
2i1 + 2i3= 6
i1 + i3 = 3
Jadi, persamaan untuk loop I (persamaan 1): i1 + i3 = 3
Loop II
∑E + ∑iR = 0
-8 + i2 + 2i3 = 0
i2 + 2i3 = 8
(i3 – i1 ) + 2i3 = 8
-i1 + 3i3 = 8
Jadi, persamaan untuk loop II (persamaan 2): -i1 + 3i3 = 8
Pada persamaan 1 dan persamaan 2 besaran di eliminasi sebagai berikut:
i1+i3 =3 dikalikan 3 menjadi 3i1+3i3= 9
-i1+3i3= 8 dikalikan 1 menjadi -i1+3i3 = 8
3i1+3i3= 9
-i1+3i3 = 8 –
4i1 = 1
i1 = 1/4
Sehingga besar i1 yakni 1/4 atau 0,25 A
Jawaban : A
- 1.342 watt
- 1.672 watt
- 1.834 watt
- 2.100 watt
- 2.455 watt
PEMBAHASAN :
Diketahui:
t = 10 menit = 600 sekon
V = 3 liter = 3×10-3 m3
Ketel listrik tersebut mengubah energi listrik menjadi energi panas. Persamaan yang memenuhi yakni sebagai berikut:
W = Q
Pt = mcΔT
Pt = pVcΔT
Jawaban : B
- 4
- 6
- 8
- 10
- 14
PEMBAHASAN :
Rparalel dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Rp = 6 Ω
Persamaan aturan khirchoff II, yaitu:
∑E + ∑iR = 0
Untuk arah loop dan arah arus searah jarum jam maka perhitungannya sebagai berikut:
(E1 – E2 ) + i(Rp+ R3 + R4 ) = 0
(6-12) + i(6+3+6) = 0
15i + 6 = 0
i = 2/5 A
Jawaban : D
- 4
- 6
- 8
- 10
- 14
PEMBAHASAN :
Pada soal di atas kendala 8 Ω dihubungkan secara seri dengan kapasitor tidak perlu dihitung lantaran tidak dilewati arus. sehingga rangkaiannya menjadi sebagai berikut:
Jadi, kendala pengganti titik A dan B, yaitu:
RAB = 2Ω + 3Ω + 5Ω = 10Ω
Jawaban : D
- 0,6 A
- 1,2 A
- 1,6 A
- 2,0 A
- 2,5 A
PEMBAHASAN :
Menurut Hukum II khirchoff, jikalau arah loop berlawanan arah jarum jam dan arah arus berlawanan jarum jam maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 + E2) + i(R1 + R2 +R3) = 0
(-20 – 12 ) + i(5 + 5 +10) =0
20i = 32
i = 1,6 A
Sehingga berpengaruh arus yang mengalir pada rangkaian tersebut yakni 1,6 A
Jawaban : B
- 5 W
- 10 W
- 15 W
- 20 W
- 25 W
PEMBAHASAN :
Dari gambar di atas R3 dan RL disusun secara paralel, dan nilai yang dihasilkan adalah:
Berdasarkan perhitungan di atas rangkaiannya menjadi sebagai berikut:
Sehingga tegangan lampu sanggup dihitung:
Sedangkan untuk daya lampu yang dihasilkan:
Jawaban : B
Besar berpengaruh arus yang mengalir pada rangkaian yakni ….
- 5/3 A
- 8/3 A
- 11/3 A
- 13/3 A
- 14/3 A
PEMBAHASAN :
Menurut aturan khirchoff II, jika arah loop dan arah arus arus searah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
( E1 + E2 ) + i( R1 +R2 + R3 ) = 0
(-12 – 12) + i(1+2+6) = 0
9i = 24
i = 8/3 A
Sehingga berpengaruh arus yang mengalir pada rangkaian tersebut yakni A
Jawaban : B
- 1 A
- 2 A
- 3 A
- 4 A
- 6 A
PEMBAHASAN :
Menurut aturan Khirchoff II, jikalau arah loop dan arah arus arus berlawanan arah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 +E2) + i(R1 + R2 + R3) =0
(-24 + 8) + i(3+3+2) = 0
8i = 16
i = 2A
Jawaban : A
- 3,02 V
- 2,80 V
- 1,70 V
- 1,60 V
- 0,85 V
PEMBAHASAN :
Hambatan 120 Ω dan kendala 60 Ω disusun dalam rangkaian secara paralel. Untuk perhitungannnya yakni sebagai berikut:
Adapun untuk menghitung arus total yang mengalir pada rangkaian:
ΣE + ΣiR = 0
-3,4 volt + i(40 Ω + 40 Ω + 5Ω) = 0
45i = 3,4
i = 3,4/45
Maka, tegangan yang dihasilkan oleh kendala 40 Ω adalah:
Jawaban : A
Bila kendala dalam sumber tegangan masing-masing 0,5 Ω, besar berpengaruh arus yang melalui rangkaian tersebut yakni …
- 0,5 A
- 1,5 A
- 1,8 A
- 4,5 A
- 5,4 A
PEMBAHASAN :
Menurut aturan Khirchoff II, jikalau arah loop dan arah arus arus searah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 + E2) + i(R1 + R2 +r + r) = 0
(-18 +9) + i(2 + 3 + 0,5 + 0,5) = 0
6i =9
i = 1,5 A
Sehingga berpengaruh arus yang mengalir pada rangkaian tersebut yakni 1,5 A
Jawaban : B
PEMBAHASAN :
Jika sebuah lampu dipasang dalam rangkaian secara seri. Masing – masing lampu hambatannya yakni sebagai berikut:
Jadi, kendala yang dihasilkan:
Pada gambar di atas, lampu A dan B disusun secara seri sehingga arus yang mengalir pada kedua lampu di atas sama, sedangkan tegangan pada lampu berbeda. Selain itu juga arus yang dihasilkan sama dan nilai kendala berbeda, daya pada setiap lampu yang dihasilkan akan berbeda pula. Sehingga daya pada masing – masing lampu yakni sebagai berikut:
Kesimpulannya pernyataan yang sempurna yakni pernyataan 2 dan 4.
Jawaban : C
Hambatan efektif antara titik A dan titik B sebesar 10 W.
SEBAB
Jika antara A dan B dipasang tegangan 10 V arus total yang mengalir pada rangkaian yakni 1 A.
PEMBAHASAN :
Dari gambar di atas, kendala 7 Ω dan 3 Ω disusun secara seri. Nilai kendala tersebut sanggup dihitung:
Rs = 7 + 3 = 10 Ω
Kemudian kendala seri tersebut disusun secara paralel dengan kendala 10 Ω. Sehingga sanggup diperoleh hasil:
Untuk hasil dari rangkaian paralel tersebut sanggup disusun menjadi rangkaian seri dengan kendala 5 Ω. Hasil perhitungannya sebagai berikut:
Rs = 5 Ω + 5 Ω =10 Ω
Hambatan total AB perhitungannya:
(pernyataan salah)
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada kendala jikalau diberikan tegangan 10 V maka:
(alasan salah)
Jawaban : E
Arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut.
SEBAB
Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
PEMBAHASAN :
Arus listrik mengalir dari beda potensial tinggi menuju beda potensial rendah, lantaran arah arus listrik pada kawat penghantar selalu berlawanan dengan arah gerak elektron.
Jawaban : D
- lampu A dan C
- lampu A dan D
- lampu C dan D
- lampu C dan E
- lampu D dan E
PEMBAHASAN :
Lampu A dan C akan menyala lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan arus mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Apabila lampu B dilepas, arus yang mulanya melewati lampu B akan berpindah melewati lampu A dan lampu C.
Jawaban : A
- 1,25 A
- 1,00 A
- 0,75 A
- 0,50 A
- 0,25 A
PEMBAHASAN :
Untuk kendala 1 Ω, 4 Ω, dan 5 Ω disusun dalam rangkaian secara seri.
Rs1 = 1 + 4 + 5 = 10 Ω
Kemudian kita susun secara paralel dengan kendala 10 Ω. Maka hasil perhitungannya sebagai berikut:
Hambatan Rp = 5 Ω disusunkan secara seri dengan kendala 3 Ω dan 2 Ω, maka perhitungannya:
Rs2 = (5 +3 + 2) = 10 Ω
Kemudian kendala Rs2 kita rangkaikan secara paralel dengan kendala 10 Ω, maka perhitungannya:
Hambatan Rp2 = 5 Ω susunkan secara seri dengan kendala 5 Ω dan 2 Ω, maka perhitungannya:
Rtotal = 5 Ω + 5 Ω + 2 Ω = 12 Ω
Sehingga arus total yang dihasilkan yakni sebesar:
Kesimpulannya:
Arus total yang melewati percabangan antara Rs2 dan 10 Ω maka diperoleh arus 10 Ω sebesar 0,5 A. Kemudian arus yang melewati kendala Rs1 dan 10 Ω nilainya sama sehingga arus yang mengalir yakni 0,25A.
Jawaban : E
DOWNLOAD RANGKUMAN & CONTOH SOAL LISTRIK DINAMIS DALAM BENTUK PDF KLIK DISINI
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-7930840207405626"
data-ad-slot="5411244982"
data-ad-format="link"
data-full-width-responsive="true">
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Rangkuman, Pola Soal Pembahasan Listrik Dinamis"
Posting Komentar