iklan

Beberapa Ayat Al-Quran Landasan Akuntansi Syariah

Ayat Al-Quran Landasan Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah baik dalam simpel maupun teoritis harus selalu mengacu pada ketentuan-ketentuan yang bersumber dari aturan Islam. Sumber aturan Islam yang paling pertama dan utama yang dijadikan referensi akuntansi syariah yaitu Al Quran. Al Alquran yaitu kitab suci umat Islam, sebagai pedoman dalam semua kegiatan kehidupan (way of life) seorang muslim.

Dalam Al Alquran terdapat beberapa ayat yang sanggup dikaitkan dengan praktek akuntansi. Berikut ini yaitu beberapa Ayat Al-Quran landasan akuntansi syariah:

Akuntansi syariah baik dalam simpel maupun teoritis harus selalu mengacu pada ketentuan Beberapa Ayat Al-Quran Landasan Akuntansi Syariah

1. QS Al-Baqarah (2) Ayat 282

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kau bermu’amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kau menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kau menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah beliau menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah beliau bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah beliau mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jikalau yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak bisa mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jikalau tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang wanita dari saksi-saksi yang kau ridhai, supaya jikalau seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kau jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar hingga batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih bersahabat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jikalau mu’amalah itu perdagangan tunai yang kau jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kau tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kau berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jikalau kau lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu yaitu suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Penjelasan:

Merupakan ayat terpanjang dalam Al Alquran dan secara terang berisi perintah praktek pencatatan dalam transaksi ekonomi. Ayat ini merupakan ayat yang paling terang-terangan membahas praktek akuntansi, terdapat 8 kata yang berakar dari kata mencatat ( كتب ) dalam ayat tersebut, sedang mencatat merupakan potongan dari fungsi utama akuntansi.

2. QS An-Nisa (4) Ayat 58

“Sesungguhnya Allah menyuruh kau memberikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan aturan di antara insan supaya kau menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah yaitu Maha mendengar lagi Maha melihat”.

Penjelasan:

Walau tidak secara spesifik menjelaskan ihwal akuntansi, tapi ayat ini sanggup dijadikan landasan seorang akuntan dalam bekerja, yaitu mencatat suatu transaksi sesuai dengan posisinya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu biar kau sanggup mengambil pelajaran”.

3. Q.S An Nahl (16) Ayat 90

Penjelasan:

Dalam Ayat ini Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan kebaikan. Sifat adil dan benar sangat penting bagi seorang akuntan dalam menjalankan tugasnya. Bahkan ‘adalah / keadilan yaitu asas dalam akuntansi syariah. Adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai posisinya. Sedang kebalikan dari keadilan yaitu kedzhaliman.

4. Q.S Al Muthaffifin (83) Ayat 1-3

  1. kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
  2. (yaitu) orang-orang yang apabila mendapatkan dosis dari orang lain mereka minta dipenuhi,
  3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Penjelasan:

Ayat ini menjelaskan ihwal larangan berbuat curang. Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. Dalam akuntansi syariah tidak boleh dalam berbuat curang. Kita mengenal beberapa perkara kecurangan dalam akuntansi yang mengakibatkan suatu perusahaan pailit, yang populer perkara enron. Termasuk praktek earning management dilarang dalam akuntansi syariah kecuali untuk mendatang mashlahah dan menghindari mudharat.

5. Q.S An Nisa (4) Ayat 29

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kau membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah yaitu Maha Penyayang kepadamu”.

Penjelasan:

Ayat ini menjelaskan larangan mengambil harta orang lain dengan cara batil. Etika dalam akuntansi syariah melarang seorang akuntan untuk mengambil atau mengakui suatu aset pihak lain tanpa melalui transaksi yang sah menyerupai jual-beli.

Wallahua’lam

Originally posted 2016-07-25 02:35:52.


Sumber https://akuntansikeuangan.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Beberapa Ayat Al-Quran Landasan Akuntansi Syariah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel