√ 10 Cara Mengatasi Anak Badung Yang Benar Dan Efektif
Sebagai orang tua, terkadang kita gundah mengatasi anak yang mempunyai keinginan sendiri dan tidak mau diatur. Anak ibarat itu biasanya cenderung kita cap sebagai anak yang bandel. Jika kita tidak arif mengelola diri kita maka respon negatif yang akan sering kita berikan kepada anak kita. Bagaimanakah cara yang efektif untuk mengatasi anak yang “bandel’ versi bacaterus? Berikut simak ulasannya.
10 Cara Mengatasi Anak Bandel
1. Jaga Nada Bicara Pada Anak
Di ketika anak tidak mau mengikuti saran atau masukan dari orang tua, seringkali mereka meninggikan bunyi berkacak pinggang dan berteriak. Namun seringkali cara demikian tidak berhasil, tidak produktif dan malah memperburuk suasana. Anak seakan-akan merasa menang alasannya yakni orang bau tanah mengalah untuk bersabar dan berkomunikasi dengan nada yang netral.
Salah satu bentuk komunikasi produktif yakni berkomunikasi dengan nada yang tidak tinggi namun tegas, dengan menatap mata anak dan menyesuaikan posisi tubuh sejajar dengan anak. Jika dibutuhkan kita bisa duduk atau jongkok.
2. Gunakan Bahasa “I”
Gunakanlah bahasa “I” atau bukan “You”. Contohnya, di ketika kita merasa kesal ketika anak tidak membereskan kembali mainan yang beliau gunakan kita bisa memakai bahasa “Ibu merasa murung alasannya yakni rumah ini sangat awut-awutan dengan mainan-mainan yang tidak dibereskan, bisa tolong bereskan mainannya nak, ibu niscaya senang”.
Contoh bahasa “You” yakni “Kamu itu tidak pernah mendengar ibu ya, kalau sudah main ibu kan sudah bilang harus dibereskan, cepat bereskan mainannya kini kalau tidak ibu tidak akan beri uang jajan”.
Kedua kalimat rujukan di atas sama-sama mempunyai cita-cita biar anak membereskan mainan. Namun, bahasa “I” akan lebih mengena alasannya yakni tidak berfokus pada sifat jelek anak, namun pada perasaan kita dan cita-cita kita terhadap anak, tidak ada labelling yang disematkan pada anak. Kita berfokus pada duduk kasus dan solusinya.
3. Berikan Aturan yang Sederhana
Sebagian besar anak mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu dan energi yang tinggi. Kedua hal ini berdampak pada pergerakannya yang aktif, tidak bisa diam, penuh rasa penasaran, dan terus ingin mencoba sesuatu hal yang baru.
Seringkali, kita sebagai orang bau tanah tidak bisa menyadari bahwa anak perlu mencoba dan berbuat salah ketika belajar. Ketika anak berbuat salah sedikit, kita pribadi mencapnya anak bandel. Padahal, hal itu hanyalah buah dari rasa ingin tahunya, rasa ingin mencoba dan semangat mempelajari hal gres melalui acara bermain atau memainkan sesuatu.
Lalu, bagaimana biar anak bisa memahami apa yang kita harapkan? Tentukan hukum yang sederhana. Ketika anak bermain, berikan 1 atau 2 hukum saja. Misalnya, semua boleh dilakukan kecuali yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Sehingga anak tidak gundah dan merasa semua hal tidak diperbolehkan.
4. Berikan Peringatan dan Konsekuensi Tindakan
Anak perlu tahu akhir dari tindakan yang beliau lakukan. Jika beliau tidak sanggup diberitahu dengan pemahaman maka berikan beliau konsekuensi tindakan dan lakukan dengan konsisten. Seringkali anak yang kita cap nakal yakni anak yang belum paham tindakannya ataupun konsekuensi dari tindakannya.
Misalnya, di ketika anak memakai langgar fisik ketika bercanda atau iseng kepada adiknya atau temannya, ada kemungkinan beliau melakukannya berulang-ulang alasannya yakni tidak pernah diperingatkan ataupun paham akan konsekuensi dari perbuatannya. Berikan peringatan dan konsekuensi dengan tegas dan jelas.
5. Berikan Peran di Dalam Mengambil Keputusan
Sebagian anak yang kita cap nakal bahu-membahu yakni anak yang mempunyai potensi kepemimpinan yang tinggi. Karakter kuatnya yakni memengaruhi bukan dipengaruhi. Oleh alasannya yakni itu, kita perlu cukup menyediakan waktu dan kesempatan untuk anak tersebut biar sanggup mengasah kepemimpinannya.
Sebagai contoh, ketika kita ingin anak mengerjakan pekerjaan rumah, ibarat menyapu, membereskan buku atau pakaian, anak bisa dilibatkan dengan cara beliau menentukan sendiri pekerjaaan rumah yang beliau inginkan.
Jika kita yang memilihkan, kemungkinan besar anak akan malas melakukannya. Atau di ketika tertentu kita berikan titel untuk kiprahnya di dalam rumah ibarat manajer kebersihan atau manajer sampah. Hal ini akan menawarkan anak rasa “diakui’ akan tugas kepemimpinannya. Anak merasa beliau diberikan kesempatan untuk menentukan dan memutuskan.
6. Berikan Instruksi Sederhana dan Pendek
Anak-anak di dalam tahap usia tertentu belum bisa terlalu memahami kalimat yang panjang dan abstrak. Sebagai orang tua, kita perlu menyesuaikan bahasa yang kita gunakan. Salah satu cara yang sanggup dipakai untuk anak yang berkemauan keras/bandel yakni dengan menciptakan kalimat kita lebih sederhana dan singkat. Kalimat yang panjang hanya akan menghabiskan energi kita dan tidak berdampak apa-apa pada anak. Anak malah malas mendengarkan ocehan kita.
7. Berikan Pilihan
Anak yang kita cap nakal yakni anak yang cakap di dalam memilih. Di ketika kita menawarkan pilihan beliau ingin A atau ingin B maka insting “membuat keputusan” di dalam dirinya akan otomatis aktif.
Misalnya, di ketika anak bersikeras untuk berlama-lama di kamar mandi, sementara seharusnya pada ketika itu beliau sudah keluar, kita bisa memakai kalimat ibarat berikut : “Nak, Ibu perhatikan kau sudah terlalu usang di kamar mandi, Ibu khawatir kau sakit jikalau berlama-lama di kamar mandi. Kamu masih mau di kamar mandi berapa usang lagi? 2 menit atau 3 menit?”
Memberikan pilihan semacam itu menawarkan anak ruang untuk menentukan dengan keputusannya sendiri walaupun bahu-membahu kita menawarkan 2 pilihan.
8. Bermain Boardgame Bersama
Anak yang kerap dianggap nakal biasanya menyukai teka-teki dan permainan yang mengasah otak, alasannya yakni hal itu menantang baginya. Kita bisa mengajak anak kita untuk memainkan permainan ibarat catur, teka-teki silang, puzzle atau permainan lain yang bisa dimainkan bersama.
Dengan bermain boardgame, beliau akan berguru bahwa ada beberapa permainan yang perlu kompetisi namun ada juga permainan yang perlu kolaborasi. Dengan bermain boardgame, anak berguru untuk berlapang dada di ketika harus kalah ataupun di ketika idenya tidak lebih baik daripada yang lain. Selain itu, anak juga berlatih skill berkomunikasi, berempati, dan mengelola emosi.
9. Berikan Tantangan dan Hadiah
Anak yang nakal biasanya yakni anak yang konsisten untuk mencapai apa yang beliau inginkan. Sebagai orang tua, kita bisa melatih anak untuk bekerja keras dan bersabar dengan memberikannya tantangan dan hadiah sebagai apresiasi atas perjuangan kerasnya. Berikan tantangan yang masuk akal dan sanggup diselesaikan oleh anak sesuai usianya dan berikan hadiah yang berarti. Hadiah yang berarti tidak selalu hadiah yang mahal.
10. Akui Perasaan Anak di ketika Marah
Di ketika anak “bandel’ tidak mendapatkan keinginannya maka anak tersebut cenderung memperlihatkan sikap yang menciptakan kesal orang tua. Di ketika demikian, orang bau tanah perlu mengakui perasaan murka atau kesalnya.
Ucapan yang bisa dipakai contohnya “Ibu tahu kau marah, tetapi murka tidak akan menciptakan kau mendapatkan yang kau mau, silakan kalau kau mau murka ibu tunggu hingga kau reda marahnya gres kita bisa ngobrol lagi”.
Anak yang tidak diakui perasaannya di ketika murung atau kesal cenderung menjadi tantrum dan menguji kesabaran orang bau tanah dengan berteriak-teriak, memukul, atau merusak barang-barang yang ada di sekitarnya. Oleh karenanya, orang bau tanah perlu menegaskan jikalau mereka tahu dan mendapatkan perasaan anaknya dengan bahasa yang diucapkan.
Itulah 10 cara mengatasi anak nakal atau berkemauan keras berdasarkan Bacaterus. Anda tentu tidak akan mempunyai kesulitan menghadapi anak dengan tipe demikian jikalau Anda bisa memahami perkembangan dan aksara anak. Milikilah pandangan nyata pada anak kita.
Jika Anda berniat untuk membentuk aksara anak yang baik, maka Anda bisa menemukan tipsnya di artikel 10 Cara Membentuk Karakter Anak secara sempurna dan sederhana ini. Jika punya pengalaman lain mengenai permasalahan anak bandel, bisa ceritakan di kolom komentar, ya.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ 10 Cara Mengatasi Anak Badung Yang Benar Dan Efektif"
Posting Komentar