Penyakit Malaria Dan Siklus Hidup Benalu Plasmodium
Pengertian dan Penyebab Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi benalu protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Malaria pada insan sanggup disebabkan plasmodium oleh P.malariae, P.vivax, P.falciparum, dan P.ovale. Penularan penyakit malaria dilakukan oleh nyamuk betina dari genus Anopheles. Dari sekitar 400 spesies nyamuk Anopheles. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax sedangkan Plasmodium malariae ditemukan di Propinsi Lampung, NTT dan Papua. P. ovale pernah dilaporkan ditemukan di Papua (Depkes RI, 2006).
Malaria masih menjadi problem utama kesehatan di dunia terutama beberapa negara berkembang, terutama di negara-negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Terjadinya peningkatan masalah malaria dikaitkan dengan peningkatan resistensi. Resistensi ini telah menjadikan kegagalan terapi malaria bahkan menjadikan janjkematian terutama pada bawah umur dan ibu hamil.
Ciri- Ciri Terkena Malaria
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh nanah malaria ini bermacam-macam mulai dari ringan berupa demam demam (panas dan dingin), menggigil, nyeri persendian, sakit kepala, muntah-muntah, kerusakan retina, dan sakit kepala hingga keadaan berat berupa penurunan kesadaran, gagal ginjal dan multiple organ failure yang sanggup berakhir pada kematian. Penyakit malaria mempunyai gejala paling khas dari penyakit malaria yaitu tubuh terasa dingin yang kemudian diikuti dengan demam panas yang berlangsung sekitar empat sampai enam jam. Pada banyak kasus, tanda-tanda penyakit malaria sanggup sangat ibarat beberapa tanda-tanda yang ditimbulkan oleh penyakit lain mirip tifus, dan demam berdarah, sehingga memerlukan tes darah di laboratorium untuk mengetahui kepastian adanya benalu plasmodium dalam darah.
Siklus Hidup Parasit Malaria
Siklus hidup benalu malaria dimulai bila seseorang digigit nyamuk Anopheles (betina) yang mengandung sporozoit. Sporozoit-sporozoit yang masuk bersama ludah nyamuk masuk ke peredaran darah. Dalam waktu yang sangat singkat (30 menit) semua sporozoit menghilang dari peredaran darah, masuk ke sel-sel parenkim hati. Dalam sel-sel hati (hepatosit) sporozoit membelah diri secara asecual, dan bermetamorfosis skizon hati (skizon kriptozoik). Seluruh proses tersebut merupakan fase ekso-eritrositer primer (fase pre-eritrositik). Siklus tersebut memerlukan waktu antara 6-12 hari untuk menjadi lengkap, tergantung dari spesies benalu malaria yang menginfeksi. Sesudah skizon kriptozoik dalam sel hati menjadi matang, bentuk ini bersama sel hati yang terinfeksi pecah dan mengeluarkan antara 5.000-30.000 merozoit, tergantung dari spesiesnya, yang segera masuk ke peredaran darah tepi dan menyerang/masuk ke sel-sel darah merah. Tenggang waktu antara ketika pertama sporozoit masuk ke tubuh insan hingga ketika benalu malaria sanggup ditemukan di dalam darah tepi disebut masa pre-paten.
Dalam sel darah, merozoit-merozoit yang dilepas dari sel hati tadi bermetamorfosis trofozoit muda (bentuk cincin). Trofozoit muda tumbuh menjadi trofozoit dewasa, dan selanjutnya membelah diri menjadi skizon. Skizon yang sudah matang, dengan merozoit- merozoit di dalamnya dalam jumlah maksimal tertentu tergantung dari spesiesnya, pecah bersama sel darah merah yang diinfeksi, dan merozoit- merozoit yang dilepas itu kembali menginfeksi sel-sel darah merah lain untuk mengulang siklus tadi. Keseluruhan siklus yang terjadi berulang dalam sel darah merah disebut siklus erirositik asecual atau skizogoni darah. Peristiwa pecahnya skizon-skizon bersama sel-sel darah merah yang diinfeksinya disebut proses sporulasi, dan ini berkorelasi dengan munculnya gejala-gejala malaria, yang ditandai dengan demam dan menggigil secara periodik. Satu siklus skizogoni darah berlangsung lengkap antara 24-49 jam untuk P.falciparum, 48 jam untuk P.vivax dan P.ovale, menjadikan teladan periodisitas tertiana (tiap hari ketiga), dan 72 jam untuk P.malariae, menjadikan teladan kuartana (tiap hari keempat). Tenggang waktu semenjak ketika masuknya sporozoit ke tubuh insan hingga timbulnya gejala-gejala penyakit malaria disebut masa inkubasi (masa tunas) dengan waktu yang berbeda tergantung jenis Plasmodium yang menginfeksi dan status imunitas penderita.
Setelah siklus skizogoni darah berulang beberapa kali, beberapa merozoit tidak lagi menjadi skizon, tetapi bermetamorfosis gametosit dalam sel darah merah, yang terdiri dari gametosit jantan (mikrogametosit) dan gametosit betina (makrogametosit). Siklus terakhir ini disebut siklus eritrositik secual atau gametogoni. Jika gametosit yang matang diisap oleh nyamuk Anopheles, di dalam lambung nyamuk terjadi proses eksflagelasi pada gametosit jantan, yaitu dikeluarkannya 8 sel gamet jantan (mikrogamet) yang bergerak aktif mencari sel gamet betina (makrogamet). Selanjutnya pembuahan terjadi antara satu sel gamet jantan dan satu sel gamet betina, menghasilkan zigot dengan bentuknya yang memanjang, kemudian bermetamorfosis ookinet yang bentuknya vermiformis dan bergerak aktif menembus mukosa lambung. Di dalam dinding lambung paling luar ookinet mengalami pembelahan inti menghasilkan sel-sel yang memenuhi kista yang membungkusnya, disebut ookista. Di dalam ookista dihasilkan puluhan ribu sporozoit, menjadikan ookista pecah dan mengembangkan sporozoit-sporozoit yang berbentuk mirip rambut ke seluruh belahan rongga tubuh nyamuk (hemosel), dan dalam beberapa jam saja menumpuk di dalam kelenjar ludah nyamuk. Sporozoit bersifat infektif bagi insan kalau masuk ke peredaran darah. Seluruh fase perubahan yang dialami P.falciparum dalam tubuh nyamuk vektornya berlangsung antara 11-14 hari, 9-12 hari untuk P.vivax, 14-15 hari untuk P.ovale, dan 15-21 hari untuk P.malariae (Sandjaja, 2007)
0 Response to "Penyakit Malaria Dan Siklus Hidup Benalu Plasmodium"
Posting Komentar