Pembelajaran Berbasis Ict (Information Communication Technology)
A. Pengertian Pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)Pembelajaran berbasis ICT yaitu pembelajaran yang berasaskan konsep pembelajaran komputer dan multimedia. Pendidikan bebasis ICT (Information Communication Technology) dikala ini sudah berkembang pesat di banyak sekali daerah. Kebutuhan akan banyak sekali media interaktf semakin dirasakan, mengingat kondisi perkembangan teknologi warta semakin berkembang pesat. Dalam dunia pendidikan misalnya, siswa mulai pra-sekolah, SD, SMP, Sekolah Menengan Atas dan Sekolah Menengah kejuruan dituntut mengenal ICT semenjak dini.
Untuk mewujudkan sekolah dengan berbasis ICT tentunya diharapkan sarana prasarana yang menunjang. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka pembelajaran tidak akan sulit berjalan dengan sempurna. Sarana prasarana sekolah berbasis ICT adalah menyerupai Lab bahasa yang lengkap, komputer, LCD, dan koneksi internet. Untuk menunjang masuknya ICT di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan menawarkan perangkat hardware komputer sebagai alat peraktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (Bantuan Operasional Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran ICT dan penguasaan materi pelajaran umum dengan pemberian ICT.
Dengan demikian terang bahwa kebutuhan materi pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai ICT dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa, pembelajaran berbasis ICT juga sanggup mempermudah guru dalam memberikan materi pembelajaran, membiasakan guru untuk beradaptasi dengan perkembangan jaman yang semakin pesat dikala ini. Sudah saatnya guru bertahap membiasakan diri mengajar memakai media berbasis ICT, tidak hanya mengandalkan buku yang sudah banyak sekali generasi redaksinya hanya itu-itu saja sehingga sudah sangat hapal diluar kepala.
Iklim kognitif yang dicapai dari kelas berbasis ICT adalah pemahaman terhadap materi alasannya siswa diberikan kesempatan bereksplorasi dengan ICT untuk memecahkan dilema baik secara sintesis maupun analisis. Iklim afektif yang dicapai dari kelas berbasis ICT yaitu kemudahan siswa lambat dan cepat secara adil. Siswa yang lambat tidak akan menjadi materi ejekan temannya, alasannya keterlambatannya, alasannya ICT mempunyai kesabaran dalam mendapatkan pengulangan-pengulangan sesuai kehendak pengguna (user). Begitu pun siswa cepat, tidak akan merasa kurang, alasannya ICT bisa melayani semua rasa ingin tahunya dengan kecepatan sesuai seruan pengguna (user). Adapun iklim skill yaitu yang paling mayoritas tercapai. Penggunaan ICT membuat skill menulis, berkomunikasi, dan mengakses pengetahuan dengan cepat, mudah, dan tepat.
B. hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas berbasis ICT
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas berbasis ICT, diantaranya adalah:
1. Penggunaan ICT sebaiknya dibagi dalam tiga katagori, yaitu one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students.
2. Pengunaan ICT bersifat “one laptop for all student” dipakai pada dikala guru menawarkan konsep dasar yang harus dikuasai siswa secara menyeluruh. Adapun one student one laptop dan one laptop for four students dipakai untuk tahap pengembangan konsep, yang memerlukan aktifitas eksplorasi atau pemecahan masalah.
3. Penggunaan fasilitas hendaknya tidak terlalu sering bersifat individual, yaitu “one student one laptop“, tetapi sesekali harus diberikan fasilitas bersifat kerjasama, “one laptop for four student“. Ini semua sesuai dengan hakekat mencar ilmu aktif, berdasarkan Vygotsky [1896-1934] (1962), salah satu pencetus konstruktivisme sosial, yang populer dengan teori “Zone of Proximal Development” (ZPD). “Proximal” dalam bahasa sederhana bermakna “next“.
Vygotsky mengamati, ketika anak diberi kiprah untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika mereka bekerjasama. Selanjutnya Vygotsky menyatakan, setiap insan mempunyai potensi, dan potensi tersebut sanggup teraktualisasi dengan ketuntasan belajar, tetapi di antara potensi dan aktualisasi terdapat wilayah abu-abu. “Guru berkewajiban mengakibatkan wilayah abu-abu ini sanggup teraktualisasi, caranya dengan mencar ilmu kelompok. Dalam bahasa yang lebih umum, terdapat tiga wilayah “cannot yet do”, “can do with help“, and “can do alone“. ZPD yaitu wilayah “can do with help”, wilayah ini bukan wilayah yang permanen, kuncinya yaitu menarik pembelajar menjadi dari zona tersebut, dengan cara bekerjasama.
4. Guru harus tetapkan standar operasional mekanisme (SOP) dalam penggunaan ICT dikelas. SOP ini mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5. Guru merancang kelas yang berbasis ICT yang bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Harus dibedakan tempat duduk siswa ketika kebutuhannya one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students.
Demikianlah artikel tentang Pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology) semoga bermanfaat Sumber http://rijal09.blogspot.com
Untuk mewujudkan sekolah dengan berbasis ICT tentunya diharapkan sarana prasarana yang menunjang. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka pembelajaran tidak akan sulit berjalan dengan sempurna. Sarana prasarana sekolah berbasis ICT adalah menyerupai Lab bahasa yang lengkap, komputer, LCD, dan koneksi internet. Untuk menunjang masuknya ICT di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan menawarkan perangkat hardware komputer sebagai alat peraktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (Bantuan Operasional Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran ICT dan penguasaan materi pelajaran umum dengan pemberian ICT.
Dengan demikian terang bahwa kebutuhan materi pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai ICT dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa, pembelajaran berbasis ICT juga sanggup mempermudah guru dalam memberikan materi pembelajaran, membiasakan guru untuk beradaptasi dengan perkembangan jaman yang semakin pesat dikala ini. Sudah saatnya guru bertahap membiasakan diri mengajar memakai media berbasis ICT, tidak hanya mengandalkan buku yang sudah banyak sekali generasi redaksinya hanya itu-itu saja sehingga sudah sangat hapal diluar kepala.
Iklim kognitif yang dicapai dari kelas berbasis ICT adalah pemahaman terhadap materi alasannya siswa diberikan kesempatan bereksplorasi dengan ICT untuk memecahkan dilema baik secara sintesis maupun analisis. Iklim afektif yang dicapai dari kelas berbasis ICT yaitu kemudahan siswa lambat dan cepat secara adil. Siswa yang lambat tidak akan menjadi materi ejekan temannya, alasannya keterlambatannya, alasannya ICT mempunyai kesabaran dalam mendapatkan pengulangan-pengulangan sesuai kehendak pengguna (user). Begitu pun siswa cepat, tidak akan merasa kurang, alasannya ICT bisa melayani semua rasa ingin tahunya dengan kecepatan sesuai seruan pengguna (user). Adapun iklim skill yaitu yang paling mayoritas tercapai. Penggunaan ICT membuat skill menulis, berkomunikasi, dan mengakses pengetahuan dengan cepat, mudah, dan tepat.
B. hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas berbasis ICT
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas berbasis ICT, diantaranya adalah:
1. Penggunaan ICT sebaiknya dibagi dalam tiga katagori, yaitu one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students.
2. Pengunaan ICT bersifat “one laptop for all student” dipakai pada dikala guru menawarkan konsep dasar yang harus dikuasai siswa secara menyeluruh. Adapun one student one laptop dan one laptop for four students dipakai untuk tahap pengembangan konsep, yang memerlukan aktifitas eksplorasi atau pemecahan masalah.
3. Penggunaan fasilitas hendaknya tidak terlalu sering bersifat individual, yaitu “one student one laptop“, tetapi sesekali harus diberikan fasilitas bersifat kerjasama, “one laptop for four student“. Ini semua sesuai dengan hakekat mencar ilmu aktif, berdasarkan Vygotsky [1896-1934] (1962), salah satu pencetus konstruktivisme sosial, yang populer dengan teori “Zone of Proximal Development” (ZPD). “Proximal” dalam bahasa sederhana bermakna “next“.
Vygotsky mengamati, ketika anak diberi kiprah untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika mereka bekerjasama. Selanjutnya Vygotsky menyatakan, setiap insan mempunyai potensi, dan potensi tersebut sanggup teraktualisasi dengan ketuntasan belajar, tetapi di antara potensi dan aktualisasi terdapat wilayah abu-abu. “Guru berkewajiban mengakibatkan wilayah abu-abu ini sanggup teraktualisasi, caranya dengan mencar ilmu kelompok. Dalam bahasa yang lebih umum, terdapat tiga wilayah “cannot yet do”, “can do with help“, and “can do alone“. ZPD yaitu wilayah “can do with help”, wilayah ini bukan wilayah yang permanen, kuncinya yaitu menarik pembelajar menjadi dari zona tersebut, dengan cara bekerjasama.
4. Guru harus tetapkan standar operasional mekanisme (SOP) dalam penggunaan ICT dikelas. SOP ini mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5. Guru merancang kelas yang berbasis ICT yang bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Harus dibedakan tempat duduk siswa ketika kebutuhannya one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students.
Demikianlah artikel tentang Pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology) semoga bermanfaat Sumber http://rijal09.blogspot.com
0 Response to "Pembelajaran Berbasis Ict (Information Communication Technology)"
Posting Komentar