√ Inilah 4 Jenis Alergi Yang Paling Sering Dialami Pada Bayi
Beberapa dari Anda mungkin pernah mengalami alergi dengan aneka macam reaksi, dari ringan hingga berat atau dirasa parah. Reaksi hipersensitivitas inilah yang disebut alergi. Lebih jelasnya lagi, yaitu suatu respon imun yang tidak sesuai terhadap suatu hal namun tidak membahayakan.
Sistem imun merupakan sistem pertahanan badan dalam melawan antigen (benda asing). Reaksi alergi terjadi pada beberapa individu, sistem imun sanggup bereaksi berlebihan terhadap antigen (benda asing) tertentu, dimana semestinya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Kebanyakan orang remaja sanggup cepat mengetahui kalau ada reaksi alergi pada badan mereka. Namun, bagaimana dengan bayi dan anak-anak?
Bayi dan bawah umur lebih rentan mengalami alergi sebab sistem imun yang dimiliki masih belum matang dan masih dalam tahap mengikuti keadaan dengan lingkungan sekitar. Alergen ini sanggup mengakibatkan reaksi alergi kalau mengalami kontak dengan kulit, dihirup, dimakan, atau diinjeksi.
Lalu, apa yang menjadi penyebab bayi mengalami alergi dan tanda-tanda apa yang sanggup dijadikan tanda supaya sanggup diwaspadai? Jenis alergi apa saja yang biasa dialami bayi? Simak jenis-jenis alergi dan tawaran pencegahan yang sanggup Anda lakukan di artikel ini.
4 Jenis Alergi Pada Bayi
1. Alergi Susu
Bayi mungkin mengalami alergi susu, dengan respon imun yang asing terhadap susu atau produk yang mengandung susu. Jika bayi mengalami alergi susu, gejalanya akan muncul setelah bayi disusui. Gejala yang biasa terjadi biasanya bentol-bentol, gatal (seringkali di seputar mulut), nyeri perut, mual dan muntah, atau sanggup juga mengalami diare.
ASI merupakan masakan terbaik untuk bayi dan jarang sekali menimbulkan alergi, sehingga berikan ASI pada bayi selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Ada baiknya selama menyusui, ibu menghindari masakan alergenik, menyerupai susu, ikan, dan kacang-kacangan. Jika bayi mempunyai riwayat keluarga alergi, sebaiknya jangan diperkenalkan dulu dengan jenis-jenis masakan alergenik hingga bayi mencapai usia tertentu.
2. Alergi Makanan
Bayi mungkin mengalami alergi masakan dengan respon imun asing terhadap beberapa jenis masakan tertentu. Gejala dan tanda yang dialami bayi sama menyerupai alergi susu, yakni bayi mengalami bentol-bentol, gatal (seringkali di seputar mulut), nyeri perut; mual dan muntah, atau diare. Namun, gejalanya sanggup terjadi setelah bayi diberi masakan yang mengandung susu, kacang, kedelai, gandum, dan atau kacang pohon (misalnya kenari).
Makanan alergenik, menyerupai susu sapi dan yang berasal dari susu sapi sanggup diberikan pada usia 12 bulan ke atas. Lalu, telur dan masakan yang mengandung telur sanggup diberikan pada usia 24 bulan ke atas. Sedangkan untuk kacang-kacangan, ikan, seafood sanggup diberikan pada usia 38 bulan ke atas.
3. Alergi Obat
Tanda dan tanda-tanda yang terlihat ketika bayi mengalami alergi obat yaitu bentol-bentol, kemerahan, mual dan muntah, hingga diare. Bayi mungkin mengalami alergi obat yang terjadi akhir respon asing badan terhadap obat-obatan tertentu.
Anda sanggup memastikan bayi sedang memakai obat-obatan atau tidak. Bayi sanggup saja alergi terhadap obat menyerupai antibitik (p3enisilin, sulfonamid), antikonvulsan (phenytoin, carbamazepine), yang mengakibatkan tanda-tanda kemerahan dan pembengkakan wajah.
Penghentian obat-obatan yang memicu alergi yaitu bentuk dari pencegahan. Segera hubungi dokter kembali ketika terdapat tanda-tanda bahwa bayi mengalami alergi obat, sehingga dokter sanggup memperlihatkan terapi yang tepat.
4. Rinitis Alergi
Bayi mungkin mengalami rinitis alergi yang terdiri dari sekumpulan gejala-gejala yang umumnya melibatkan hidung dan mata. Adapun alergi ini sanggup mengakibatkan ciri-ciri seperti, bersin dan batuk, bentol-bentol dan kemerahan pada kulit, mata merah gatal, dan berair, atau hidung meler.
Hal ini sanggup terjadi akhir reaksi sistem imun yang tidak biasa terhadap suatu zat (alergen), menyerupai serbuk bunga atau tumbuhan, bulu binatang, debu, asap, lumut, tungau, dan kutu binatang, serta parfum atau pewangi, dan serat. Reaksi alergi sanggup juga terjadi sebagai cuilan dari alergi musiman, contohnya menyerupai hay fever.
5. Alergi Anafilaktik
Reaksi alergi yang paling berbahaya yaitu Anafilaktik, disebut juga shock anafilaktik yakni reaksi alergi yang memengaruhi seluruh cuilan badan dan dianggap sebagai kondisi medis darurat. Reaksinya berpotensi mengancam jiwa dan sanggup terjadi dimana saja hanya dengan beberapa detik hingga menit setelah terpapar alergen.
Pada kasus shock anafilaktik sanggup mempunyai banyak gejala, sebab reaksinya yang berbeda dan sejumlah tanda-tanda sanggup muncul sekaligus. Gejalanya mungkin termasuk kulit kemerahan dan gatal, lisan dan tenggorokan gatal, kesulitan menelan, bibir dan pengecap bengkak, wajah panas dan kemerahan, serta drooling (ngiler). Jika tanda dan tanda-tanda anafilaktik muncul bawa segera ke rumah sakit terdekat, sebab sudah termasuk keadaan gawat darurat.
Cara Mencegah Alergi Pada Bayi
Kelima alergi di atas sanggup dicegah, sehingga tidak terulang kembali di lain waktu. Cara pencegahan alergi yang terbaik yaitu sedapat mungkin menghindari kontak dengan alergen. Seperti menempatkan hewan peliharaan di luar rumah, memasang saringan air, tidak memperlihatkan masakan tertentu yang dicurigai sanggup mengakibatkan alergi, serta menghentikan penggunaan obat-obatan yang memicu alergi. Beberapa tips mencegah alergi pada bayi dibawah ini sanggup Anda lakukan.
1. Membersikan Kasur, bantal, dan Selimut
Jika bayi alergi terhadap bubuk rumah, Anda perlu menyingkirkan benda-benda yang sanggup menjadi sarang debu. Mengganti seprei, bed cover, dan sarung bantal atau guling secara terjadwal supaya tidak dihinggapi bubuk dan tungau. Masih resah membersihkan kasur dari tungau? Langsung cek artikel Cara Membersihkan Kasur ini.
2. Jauhkan Bayi dari Binatang
Cara efektif untuk mengurangi pemaparan terhadap alergen dari hewan yaitu dengan memindahkan hewan peliharaan keluar rumah. Anda juga perlu menjaga supaya rumah tidak dimasuki serangga dan tikus. Kecoa seringkali dianggap sebagai salah satu pemicu asma pada bawah umur yang hidup di perkotaan. Anda juga sanggup baca artikel Cara Membasmi Kecoa di Rumah untuk menghindari kecoa dari anak Anda.
3. Hindari Pemaparan Jamur dan Lumut
Menghindari pemaparan terhadap jamur dan lumut yang biasanya terdapat pada tempat-tempat penampungan air yaitu pencegahan yang tepat. Mengapa? Karena jamur sanggup menjadi sumber bakteri.
Bersihkan susukan air dan perbaiki pipa air yang bocor atau rusak, simpan masakan dengan baik, dan tetap menjaga kebersihan secara rutin merupakan metode yang dianjurkan supaya serangga dan tikus tidak masuk ke dalam rumah.
4. Menjaga Kebersihan Rumah Secara Berkala
Selain itu, bersihkan karpet, korden, kawasan sampah, dan kamar mandi secara terjadwal dengan larutan detergent dan larutan pemutih 5%. Anda juga sanggup meningkatkan kebersihan udara di dalam rumah dengan mengurangi atau membatasi faktor-faktor yang sanggup mencemari udara, menyerupai asap rokok, dan lain-lain.
5. Konsultasikan dengan Dokter
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bayi dan bawah umur mempunyai sistem imun yang masih rentan dan belum matang, balasannya diharapkan perhatian ekstra untuk tindakan apa yang seharusnya diambil atau dilakukan, supaya tidak memperburuk alerginya.
Setelah mengetahui tanda-tanda yang terjadi pada bayi, hal pertama yang baik untuk dilakukan yaitu mengunjungi dokter seorang andal anak. Supaya jenis alergi dan terapi pengobatan yang diberikan sempurna dan aman. Selain memperlihatkan terapi yang tepat, dokter akan menjelaskan kondisi serta langkah apa yang sanggup Anda lakukan supaya hal serupa tidak lagi terjadi di lalu hari.
Menangani hal yang bersangkutan dengan bayi dan bawah umur memang sudah seharusnya serba hati-hati sebab keselamatan yaitu hal yang utama. Semoga artikel kali ini sanggup menambah pengetahuan Anda semua. Jika Anda mempunyai pertanyaan dan saran mengenai alergi, jangan sungkan menuliskannya di kolom komentar, ya.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ Inilah 4 Jenis Alergi Yang Paling Sering Dialami Pada Bayi"
Posting Komentar