iklan

Cara Titrasi Kimia Dan Indikator Titrasi

Laboratorium, baik medis atau industri, sering diminta untuk memilih konsentrasi yang sempurna dari zat tertentu dalam suatu larutan. Sebagai contoh, berapa konsentrasi asam asetat dalam sampel cuka? berapa konsentrasi zat besi, kalsium, dan magnesium ion dalam sampel air keras? Klasifikasi tersebut sanggup dilakukan dengan memakai teknik yang dikenal sebagai titrasi.
Dalam titrasi, volume  larutan diketahui dengan konsentrasi yang tidak diketahui direaksikan dengan, atau dititrasi oleh, volume tidak diketahui  larutan konsentrasi diketahui. Dengan mengetahui volume titrasi dan rasio mol di mana zat terlarut bereaksi, konsentrasi larutan kedua sanggup dihitung. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui mungkin mengandung asam (seperti asam lambung), basa (seperti amonia), ion (ion iodida seperti), atau zat-zat lain yang konsentrasinya harus ditentukan.


Ada beberapa persyaratan untuk titrasi analitis:

  1. Persamaan untuk reaksi harus diketahui, sehingga rasio stoikiometri sanggup dipakai dalam perhitungan. 
  2. Reaksi harus cepat dan lengkap. 
  3. Ketika reaktan telah digabungkan persis, harus ada perubahan terperinci dalam beberapa properti terukur dari adonan reaksi. Terjadinya perubahan ini disebut titik final reaksi. 
  4. Harus ada cara untuk mengukur secara akurat jumlah setiap reaktan, apakah reaktan yang awalnya dalam larutan atau padatan harus dibubarkan. 

Mari kita membahas persyaratan ini alasannya ialah mereka berlaku untuk titrasi tertentu, bahwa konsentrasi larutan asam sulfat dikenal dengan larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi yang tidak diketahui. Persamaan yang seimbang untuk reaksi asam-basa ini adalah:

2 NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2H2O

Natrium hidroksida mengionisasi dalam air untuk membentuk ion natrium dan ion hidroksida; asam sulfat mengionisasi untuk membentuk ion hidrogen dan ion sulfat. Reaksi antara ion hidroksida dan ion hidrogen cepat dan lengkap; dengan demikian, persyaratan kedua untuk titrasi analitis terpenuhi.

Apa perubahan yang terperinci akan terjadi ketika reaksi selesai? Misalkan larutan natrium hidroksida secara perlahan ditambahkan ke larutan asam. Karena setiap ion hidroksida ditambahkan, bereaksi dengan ion hidrogen untuk membentuk sebuah molekul air. Selama ion hidrogen bereaksi tetap dalam larutan, larutan bersifat asam. Ketika jumlah ion hidroksida ditambahkan persis sama dengan jumlah orisinil ion hidrogen, larutan menjadi netral. Jika ada ion hidroksida perhiasan ditambahkan, larutan menjadi basa. Bagaimana peng-eksperimen akan tahu kapan solusi menjadi basa? Nah inilah gunanya indikator. Jika indikator tersebut hadir dalam titrasi asam basa, perubahan warna ketika larutan berubah dari asam ke basa. Fenolftalein ialah indikator asam-basa yang tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda dalam larutan basa. Jika fenolftalein ditambahkan ke sampel orisinil dari asam sulfat, larutan tidak berwarna dan akan tetap demikian sementara ion hidrogen lebih. Setelah cukup larutan natrium hidroksida telah ditambahkan untuk bereaksi dengan semua ion hidrogen, penurunan berikutnya, basa akan memperlihatkan sedikit kelebihan ion hidroksida dan larutan akan menjadi merah muda. Dengan demikian, akan ada indikasi terlihat dan terperinci dari terjadinya titik akhir. Tabel berikut daftar tiga indikator yang sanggup dipakai dalam titrasi asam-basa.

Indikator Asam Basa Universal
IndikatorWarna dalam AsamWarna dalam Basa
phenolphthaleintak berwarnapink
methyl orangemerahkuning
bromothymol birukuningbiru

Persyaratan untuk mengukur secara akurat volume solusi yang dipakai dipenuhi oleh penggunaan glassware- volumetrik di burets tertentu, - untuk mengukur volume larutan. Ingat bahwa ketepatan buret yang merupakan salah satu bab per seribu. Gambar  menunjukkan setup titrasi khas.

rujukan titrasi asam-basa

Nah, sesudah titrasi ada hitung menghitungnya dong? iya banget (this part was the most uncomfortable for being a laboratory, qkqkqk)

Contohnya kayak gini...

Data from the titration of 0.108 M sulfuric acid with a solution of sodium hydroxide of unknown concentration
Equation
2 NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2 H2O
Data
Molarity of H2SO4: 0.108 M = 0.108 mmol/mL
 Trial ITrial IITrial III
Volume of 0.108 M H2SO4:25.0 mL25.0 mL25.0 mL
Volume of NaOH solution:
Buret readings: finish
start
34.12 mL
0.64 mL
39.61 mL
6.15 mL
35.84 mL
2.34 mL
Volume of NaOH at endpoint:33.48 mL33.46 mL33.50 mL
Arithmetic equation*
M NaOH = 25.0 mL H2SO4X0.180 mmol H2SO4
1 mL H2SO4
X2 mmol NaOH
1 mmol H2SO4
X1
33.48 mL NaOH
Answer
0.161 M NaOH
* The first three factors in the equation give the millimoles of H2SO4 used. Dividing by the volume of acid used gives the molarity (mol/L). The 1 in the last factor is a dimensionless number.

Sumber http://guide-prof.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Cara Titrasi Kimia Dan Indikator Titrasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel