iklan

Awal Perkembangan Mikrobiologi

 Mikrobiologi dari Masa Ke Masa
Mikrobiologi adalah studi wacana organisme hidup yang terlalu kecil untuk sanggup dilihat dengan mata terlanjang. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan mikros yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi meliputi studi wacana basil (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus (virologi).
Di Indonesia sendiri, dunia mikrobiologi dikala ini telah berkembang pesat dan memiliki perhimpunan sendiri yakni Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) ialah suatu organisasi profesi ilmiah dalam bidang mikrobiologi yang beranggotakan ilmuwan, pakar dan teknisi yang memiliki keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mikrobiologi serta ilmuwan lain yang berminat dalam bidang mikrobiologi.

Mikrobiologi adalah suatu kajian wacana mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak sanggup dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme hanya sanggup dilihat dengan sumbangan mikroskop. Walaupun beberapa dampak mikroorganisme telah diketahui dan juga telah dimanfaatkan selama ribuan tahun, tetapi gres 300 tahun yang kemudian organisme- organisme mikroskopik terlihat dan dipelajari pertama kali.
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Pada tahun 1675 Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka binatang bersel satu dengan memakai mikroskop buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang sanggup bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga menemukan adanya binatang bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang bisa memperbesar 200- 300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya binatang yang sangat kecil yang kini dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan banyak sekali hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya ialah bentuk batang, coccus maupun spiral yang kini dikenal dengan bakteri. Pentingnya inovasi tersebut tidak dihargai pada dikala itu terlebih lagi Penemuan Leewenhoek wacana animalcules menjadi perdebatan darimana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu menyampaikan animalcules ada lantaran proses pembusukan tumbuhan atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang menyampaikan bahwa Makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini menyampaikan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya ibarat halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang hingga perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan banyak sekali macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.. Baru sesudah hampir 200 tahun berikutnya, spesialis Perancis, Louis Pasteur, Louis Pasteur (1822 – 1895) spesialis kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme, Oleh lantaran itu ia tertarik untuk meneliti tugas mikroba dalam industri anggur dan pembuatan alkohol dalam mempelajari proses fermentasi dan memperlihatkan bahwa mikroorganismelah penyebab rasa asam yang tidak dikehendaki pada beberapa jenis anggur. Kenyataannya, ada satu jenis mikroorganisme yang membantu pembuatan anggur, namun ada organisme lain yang mengakibatkan rusaknya minuman anggur. Setelah gagasan ini diterima studi wacana organisme dengan proses metabolisme menjadi ilmu yang penting. 
Antara tahun 1674 hingga 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan
dengan forum “ Royal Society” di Inggris.Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan miskroskop itu kepada forum tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Atas kecermatanketelitian pengamatan Leeuwenhock faktual sekali pada gambar–gambar tersebut.Kemudian ia membuat denah basil dengan bentuk bola (kokus), silindris atau bentuk batang (basillus), spiral (spirilum). Akan tetapi arti inovasi leeuwcnhock tidak dihiraukan sebelum tahun 1800, ketika orang belum menyadari benar bahwa mikroorganisme ialah penyebab banyak penyakit atau mengakibatkan perubahan kimia pada pahan – materi disekitar kita yang tidak terhitung banyaknya. Dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek sanggup dipandang sebagai peletak dasar utama atau bapak mikrobiologi.

 Mikrobiologi mencangkup pengetahuan wacana virus (virologi), pengetahuan wacana basil (bakteriologi), pengetahuan tetang binatang bersel satu (Protozoologi), pengetahuan wacana jamur (Mikologi), terutama yang meliputi jamur-jamur rendah ibarat Phycomycetes, dan juga Ascomycetes, serta Deuteromycetes. Lebih dari satu kala yang kemudian Louis Pasteur dan beberapa rekannya meyakinkan profesi medis bahwa sebetulnya organisme yang kecil inilah yang mengakibatkan penyakit. Informasi yang diperoleh dari mikrobiologi membawa kemajuan besar untuk mengawasi banyaknya penyakit menular. Disamping itu mikroorganisme telah dipakai untuk mempelajari banyak sekali proses biokimia yang diketahui terjadi pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Makara banyak fakta wacana metabolisme insan yang diketahui oleh sekarang, mula-mula diketahui terjadi pada   bukan hanya studi wacana mikroorganisme penyebab penyakit, tetapi merupakan studi wacana semua aktifitas hayati mikroorganisme.

Perkembangan Studi Mikroorganisme
Studi dampak dan pemanfaatan mikroorganisme, sebetulnya sudah berlangsung selama ribuan tahun, tetapi gres 300 tahun yang kemudian mikroorganisme dipelajari dan dikaji lebih mendalam.
  Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723)
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebetulnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebetulnya ialah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa memakai beling pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Mikroorganisme untuk pertama kali diketahui oleh Leeuwenhoek dengan memakai karya ciptaannya yaitu mikroskop. Dengan sarana ini ia mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, materi pengorekan dari sela-sela gigi, adonan yang sedang berfermentasi dan banyak sekali materi lainnya, kemudian ia menamakan binatang temuan pertamanya ini “hewan kecil” (animalcule).
  Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis
Teori Generatio Spontanea ini dikembangkan untuk menjelaskan adanya lalat pada daging yang membusuk. Tikus pada kuliner ternak yang terurai, dan ular yang membusuk pada air yang menggenang. Pada kala XIX, muncul informasi ilmu pengetahuaan mengenai asal–usul kehidupan. Setelah ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak tampak dengan mata telanjang membangun minat terhadap perbedaan mengenai asal–usul kehidupan yaitu dari manakah asal jasad – jasad renik ini muncul. Oleh lantaran itu muncullah kontradiksi dari para andal dan ilmuwan, sehingga melahirkan dua anutan atau tokoh yaitu anutan Non Vital dan anutan Vital. Pada zaman Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang kemudian (300 sebelum isa almasih) muncul suatu pendapat, bahwa kehidupan berasal dari materi atau benda mati yang mengalami penghancuran. Konsepsi ini dikenal sebagai teori sebagai impulsif atau abiogenesis (abio,”tidak hidup”: genesis “asal”). Aristoteles berpendapat, bahwa organisme hidup (mahluk –mahluk kecil) terjadi daribenda mati. Banyak orang pada masa yang kemudian tidak sependapat bahwa mikroorganisme berkembang menjadi melalui generasi spontan, tetapi tidak sedikit pula yang mendukung berlakunya generasi. Spontan bagi cacing, serangga,bahkan binatang ibarat tikus dan katak.Ilmuwan-ilmuwan yang juga mengamati teori Generatio Spontanea antara lain:
1. Francesco Redi
Francesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melaksanakan pembantahan teori generation spontania. Dia melaksanakan experimen dengan memasukkan daging ke dalam wadah yang ditutup dengan kain tipis yang berlubang halus untuk mencegah masuknyalalat, ia membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara mendadak pada daging yang membusuk. Lalatlah yang tertarik oleh daging yang membusuk, bertelur di atas kain tipis epilog wadah. Ketiadaan belatung yang tumbuh pada daging yang membusuk memperlihatkan bukti yang memilih untuk menentang perkembangan secara mendadak.. disamping itu ia melaksanakan serangkaian penelitian memakai daging segar yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat sela ia terdapat jauh dari sisa –sisa daging. Pada penelitiannya Redi memakai dua kerat daging segar yang diletakkan dalam dua wadah. Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging tidak tertutup mulailah keluar belatungbelatung. Sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung dari experimen itu maka Franscesco Redi menyimpulkan dan memperlihatkan bahwa ulat yang ada dalam daging amis ialah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio. Sehingga Tujuan dari penelitian Redi ini ialah untuk menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup perlu asal–usul dimana ia berasal. Teori Abiogenesis juga ditentang pula oleh Lazzaro Spallinzani.
2. John Needham (1713-1781)
Needhan (1713-1781), ialah seorang pendeta bangsa Irlandia. Selama tahun 1745-1750 ia mengadakan eksperimen–eksperimen atau percobaan dengan daging yang direbus. Ia juga mengadakan eksperimen-eksperimen dengan banyak sekali rebusan padi-padian, dan lain sebagainya. Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun timbulah mikroorganisme dengan kata lain menurutnya kehidupan sanggup timbul dari benda mati. Pendapat ini lebih dikenal sebagai teori Abiogenesis. Kemudian air tersebut disimpannyarapat- rapat dalam botol tertutup, dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan. Sehingga menyimpul bahwa jasad- jasad (mikroorganisme) tersebut terjadi secara impulsif dari daging. Dengan kata lain bahwa adanya animalcules berasal dari air kaldu hasil. perebusan daging namun teori necdhan ini kemudian dipatahkan oleh Lazzaro Spallanzani.
3. Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Lazzaro Spallinzani (1729 – 1799), seorang biologiwan italia, dalam usahanya untuk membantah dan membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Nedham itu tidak benar. Dia menyampaikan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol–botol berisi air rebusan yang dilakukan needham itu tidak sempurna. Kemudian Spallanzani melaksanakan percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat dan hasilnya memperlihatkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut, lantaran dengan menutup botol tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat diharapkan bagi kehidupan mikroorganisme. Makara ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Hal ini juga tetap tidak sanggup menyakinkan Needham bahwa mikroorganisme tidaklah muncul lantaran generasi spontan. Lazzaro menyimpulkan bahwa faktor yang memilih kehidupan ialah potensi faktor biologis. Namun Needham bersikeras dan membantah bahwa pemanasan yang oleh Spallanzani mengakibatkan materi makan makhluk hidup rusak, dan udara atau oksigen itu hilang lantaran dikeluarkan dari toples selagi percobaan pemanasan sehingga generasi impulsif mikroorganisme tidak sanggup hidup dan muncul.
4. Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882).
Hampir 100 tahun sesudah percobaan Needham ada 2 peneliti Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882). Mereka berdua yang mencoba memecahkan kontroversi wacana tugas udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam berpengaruh ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu yang dipanasi dan membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya. Maka baik Schultze maupun Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya alasannya ialah mikroba telah mati oleh adanya asam berpengaruh maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea beropini bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan mereka yang menyokong konsepsi abiogenesis terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut. Mereka menyampaikan bahwa udara yang lewat asam ataupun pipa panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan dan tidak mendukung timbulnya kehidupan makhlukmakhluk baru. Sampai jadinya tahun 1954 peneliti menuntaskan perdebatan tersebut dengan melaksanakan percobaan memakai tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea ialah salah.
5. H. Scroeder dan Th. Von Dusch
H. Scroeder dan Th. Von Dusch (1854) melaksanakan percobaan yang lebih meyakinkan dan memantapkan. Penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas yang steril menuju ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Dengan cara ini mikroorganisme disaring keluar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka ia tidak mendapat mikroorganisme (jasad renik) gres yang tumbuh di dalam kaldu tersebut. Dengan demikian tumbanglah teori abiogenesis.
6. Louis Pasteur dan John Tyndall
Louis Pasteur (1822-1895), spesialis kimia yang mendapat ratifikasi nasional tidak usang sesudah memulai karirnya ketika ia menemukan rumus berdiri asam tertarat. Kemudian Pasteur tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Melalui penelitian fermentasi gula, Pasteur menyampaikan bahwa faktor lingkungan sangat penting bagi kehidupan
mikroorganisme. Hal ini menunjukan berakhirnya kontradiksi konflik nonvital dan vital.
Berdasarkan hasil-hasil percobaan ilmuwan yang juga seorang biologiwan berjulukan Louis Pasteur ini, sanggup meyakinkan khalayak, bahwa tidak ada kehidupan gres yang sanggup timbul dari benda mati, maka muncullah teori “Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berarti “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup”. Louis Pasteur sebetulnya seorang sarjana kimia, akan tetapi berkat jasa-jasanya dalam bidang mikrobiologi demikian banyaknya, sehingga ia disebut seorang aktivis mikrobiologi.
@Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas pertanyaan “darimana asal bakteri?”. Sesungguhnya, bahwa pertanyaan ini hingga kini belum terjawab, pertanyaan ini identik dengan pertanyaan“darimana asal kehidupan”. Jawaban atas semua ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, dan dengan demikian terletak diluar bidang ilmu pengetahuan atau science. Seorang vitalist akan menjawab berlainan dengan paham gereja yang berlandaskan materialisme, sehingga akan mengakibatkan timbulnya pemisahan antara ilmu dengan urusan agama dimana paham vital yang mengarah pada peranan adanya organisme dan paham non vital yang peranannya mengarah pada faktor diluar organisme. Pada masa pasteur terdapat salah seorang penyokong yang penuh pengabdian terhadap generasi impulsif (Abiogenesis) pasteur ialah Felix Arhimede Pautcht, seorang naturalis Perancis. Dalam tahun 1859 ia menerbitkan laporan panjang lebar untuk membuktikan kejadiannya, tetapi ia tidak memperhitungkan sifat Louis Pasteur yang cerdik, keras kepala dan tak kenal lelah.Karena merasa jengkel akan kecerdikan dan data Pouchet, maka Louis Pasteur didalam tahun 1865 melaksanakan percobaan untuk lebih meyakinkan dan untuk mengakhiri pertikaian itu untuk selama-selamanya. Louis Pasteur mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk “leher angsa”. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel niscaya berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya memakai tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan dengan merebus larutan nutrien (kaldu) itu dan udara tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian dibiarkan lewat keluar masuk. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan itu. Pada prinsipnya udara bisa masuk ke dalam tabung, namun partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien lantaran partikel debu akan melekat dan mengendap dalam potongan lengkungan tabung “leher angsa” yang berbentuk abjad V dan anutan udara demikian berkurangnya sehingga partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak terbawa masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada potongan tabung yang berbentu U sehingga tidak akan sanggup mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganime terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Dari hasil experiment tersebut Pada tanggal 7 April 1864 ia menyampaikan bahwa: For I have kept them and am still keeping from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from them, the germ that float in the air, I have kept them from life.
Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis ialah bahwa panasang dipakai untuk mensterilkan udara atau materi juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis beropini bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka sanggup muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall menyampaikan udara sanggup dengan gampang dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melaksanakan percobaab dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U ibarat spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar sanggup masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis.
Di antara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun 1870-an, denan membuat sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka selama itu pula kaldu akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher belibis yang menuju ke dalam kotak, sehingga dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa mikroorganisme terbawa oleh partikel-partikel debu.
Disamping percobaan abiogenesis Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan atau perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Barulah sesudah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang mengakibatkan terjadinya fermentasi.
Dimana proses fermentasi terjadi lantaran enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang mengakibatkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu. Untuk masa berpuluh-puluh tahun tetap dianut ialah wacana proses fermentasi. Proses tersebut ialah suatu proses kimia.Karena jasad pemrosesannya tidak nampak. Serta kalaupun kemudian adanya pertumbuhan jasad (misal ragi) pada permukaan larutan dianggap sebagai jawaban proses fermentasi. Tetapi berkat penelitian tiga orang ahli, antara lain Pasteur pada tahun 1830, sanggup diketahui dan dipastikan bahwa proses fermentasi ialah proses biologis dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan. Ia sesudah membuktikan ketidakbenaran teori spontan, jadi memastikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab fermentasi, ia siap membantu para pembuat minuman anggur dan bir Perancis, yang acapkali menghadapi kesukaran untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Setelah mengusut banyak kelompok minuman anggur, maka ia menemukan banyak sekali macam mikroorganisme. Pasteur tetapkan bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroorganisme yang bersangkutan, maka sanggup dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan merata secara konsisten. Untuk mencapai hal ini, maka mikroorganisme yang sudah ada dalam sari buah harus dihilangkan dan fermentasi yang gres dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan mikroorganisme yang diambil dari tong anggur yang dinilai baik. Pasteur menyarankan semoga menghilangkan tipe-tipe mikroorganisme yang tidak diinginkan dengan pemanasan-yang tidak hingga merusaka aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Ia mendapati bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk mencapai hal tersebut. Kini proses ini, dinamai pasteurisasi, dipakai secara meluas pada industri fermentasi, tetapi yang paling kita kenal ialah yang dimanfaatkan di industri hasil susu, untuk membunuh jasad-jasad renik penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk susu. Bahkan sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa basil menjadi alasannya ialah beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit sanggup disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk sanggup dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain. 
Pada tahun 1762 von Plnciz dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga beropini bahwa banyak sekali jasad renik mengakibatkan bermacammacam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organism yang hidup pada atau didalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Dikarenakan keberhasilan Pasteur dalam memecahkan persoalan fermentasi maka pemerintah Perancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industri sutra yang penting di Negara tersebut. Ternyata persoalan itu rumit, dan selama bertahun mereka mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada jadinya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutra semoga mereka menyeleksi ulat–ulat / gres yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu. Kemudian pasteur (1877) menangani persoalan antraks. Penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah binatang yang mati lantaran penyakit tersebut. Maka ia menumbuhkannya dalam labu –labu di laboratorium. Walaupun semenjak jaman dulu sudah banyak andal yang memiliki keyakinan bahwa penyebab penyakit sanggup berpindah tempat dan menyebar dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara, melalui air. Ataupun melalui pembawa lainnya. Baru oleh Fracastorius (1478-1553) dasar-dasar yang meyakinkan wacana perpindahan dan penyebaran jasad penyebab penyakit, mulai diungkapkan. Serta lebih kurang satu setengah kala kemudian oleh Kircher (1602-1680) cara-cara yang niscaya wacana penularan, penyebaran dan perpindahan jasad penyebab penyakit lebihterperinci. Uraian, bahasan, dan batasan Kircher inilah yang kemudian sanggup mengungkapkan banyak sekali jenis penyebab penyakit serta cara penyebaran dan penularannya, ibarat yang kemudian dilanjutkan oleh Panum (1820-1885) andal kedokteran Denmark untuk penyakit campak, Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) wacana epidemi kolera Asia, dan sabagainya. Pada periode ini terjadinya tanda-tanda pembengkakan pada luka yang dibiarkan,kemudian diketahui, disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme pengubah darah menjadi nanah yang kemudia banyak hidup di sekitar dan didalam luka.
Menurut Pasteur, fermentasi asam laktat yang tidak ingin terjadi dari kontaminasi dengan basil berbentuk batang. Produksi etanol terjadi lantaran acara sel khamir. Menurut penelitian yang dilakukan Pasteur bahwa jenis basil bisa mengubah gula menjadi produk akhir. Makara suatu basil mengakibatkan pembentukan asam laktat dari gula. Jenis lain membentuk asam butirat dan seterusnya. Pasteur menemukan bahwa proses fermentasi terjadi tanpa adanya udara. Ialah yang pertama memakai istilah aerob (aerobic) dan anaerob (anaerobic) yang artinya proses yang memerlukan udara dan proses yang yang mustahil berlangsung kalau tidak ada udara.
7. Robert Koch (1843-1910)
Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang
tahunnya yang ke-28.. Koch ialah seorang dokter yang damai dan sangat teliti, ia terkadang melalaikan praktek dokternya untuk mengejar ilmu gres yang sangat memukau yaitu bakteriologi. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur. Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak  sapi dan domba di Eropa. Koch jadinya menemukan dari darah domba yang telah mati lantaran anthrax. Dengan sering meninggalkan prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa basil tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan basil untuk batang tersebut dari basil lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya memperlihatkan perkembangan menuju anthrax dan basil yang diisolasi dari tikus memperlihatkan kesamaan basil yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, sesudah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa ia telah menemukan basil penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, sesudah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh basil sanggup bertahan hidup selama berbulan-bulan di kawasan peternakan. Dengan inovasi anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan biro penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan basil penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma. Koch dan anggotanya banyak memberi donasi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya ialah mekanisme pengecatan basil untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya dan juga koch menemukan basil yang mengakibatkan tuberkolosis dan kolera. Khusus mengenai Robert Koch yang hingga kini namanya tetap dikenang dan dihargai lantaran jasajasanya besarnya di bidang mikrobiologi kedokteran dan kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab penyakit TBC, tifus, difteri, kolera dan gonorhu serta antraks, sanggup terungkap dan dipisahkan secara murni. Yang paling penting untuk diketahui ialah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi spesialis untuk mencari, menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam suatu wabah yang sedang berkecamuk. Tahap-tahap kerja Postulat tersebut memiliki 4 dalil, yaitu :
Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih sehat.
Bahwa mikroorganisme penyebab harus sanggup dibiakkan secara murni di dalam media tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
Bahwa biakan jasad yg sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada binatang percobaan, akan mengakibatkan tanda-tanda penyakit yang sama
Bahwa biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali serta kalau kemudian dibiakkan akan memiliki bentuk yang sama ibarat asal.
Dalam perkembangan berikutnya, nama-nama ibarat Ehrlich (1854- 1915), Von Behring dan Kitasato (1890), Metchnikoff (1883), Loeffer (1884) Park (1894) dan banyak nama-nama andal di bidang mikrobiologi, merupakan nama yang ditulis dengan tinta emas di dalam sejarah perkembangan mikrobiologi. Seperti secara khusus untuk bidang mikroorganisme penyakit di Amerika Serikat oleh Rush (1813), Webster (1843), Spencer (1851), Welch (1894), McCoy (1910) dalam bidang penyakit sipilis, pes, kolera, tifus dan difteri. Virus misalnya, sudah semenjak Pasteur dan Koch melaksanakan penelitian, masalahnya sudah ada dan di usahakan untuk diketahuinya. Tetapi gres ketika diumumkan hasil penelitian Iwanowski (1892) sarjana mikroorganisme Rusia, meneliti penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (yang dikenal dengan nama TMV/tobacco mosaic virus) Dimitri Ivanovski memperlihatkan bahwa biro yang mengakibatkan penyakit mosaik pada tembakau sanggup ditularkan melalui ekstrak tumbuhan yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui sanggup menyaring bakteri.
Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa biro tersebut memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Selanjutnya nama-nama andal ibarat Buist (1887), Negri (1903),Ricketts (1906), Woodruff dan Goodpasture (1930), Stanley (1937) banyak berkecimpung didalam penelitian dan pengembangan virus. Pada tahun 1900 spesialis bedah berjulukan Walter reed (1851-1902) dengan memakai insan sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut ialah mengurus air yang tergenang yang dipakai nyamuk untuk tempat berkembang biak. Pada massa periode modern ditandai dengan diraihnya beberapa hadiah Nobel oleh para andal mikrobiologi yang bergerak dalam bidang pengobatan dan kedokteran, ibarat oleh Domagk (1939) untuk inovasi obat-obat sulfa sebagai obat ampuh untuk infeksi bakteri, oleh Flemming, Florey & Chain (1945) untuk inovasi antibiotika p3enisilin, oleh Waksman (1952) untuk inovasi antibiotik sterptomisin, oleh Stanley (1946) untuk inovasi protein-virus secara murni, dan oleh Enders, Welle Beadle (1954) untuk inovasi virus poliomyelitis sehingga pembuatan vaksin polio memungkinkan untuk dilakukan. Metode pencegahan dan pengobatan yang telah dikemukakan untuk memberantas penyakit lantaran mikroorganisme meliputi imunisasi (misalnya vaksinasi), antisepsis (cara-cara untuk meniadakan atau mengurangi kemungkinan infeksi), kemoterapi (perawatan pasien dengan materi kimia), dan cara-cara kesehatan masyarakat (misalnya, pemurnian air, pembuangan limbah, dan pengawetan makanan). Pasteur melanjutkan penemuannya mengenai penyebab dan pencegahan penyakit-penyakit menular. Sekitar 1880 ia mengisolasi basil yang menjadi penyebab kolera ayam dan menumbuhkannya pada biakan murni. Untuk memperlihatkan bahwa benar-benar ia telah mengisolasi basil penyebab penyakit tersebut maka ia memakai teknik-teknik dasar yang dikemukakan Koch.
Pada tahun 1880, Pasteur dengan memakai teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan basil yang mengakibatkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik wacana percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan basil kolera pada ayam sehat dan menunggunya hingga ayam tersebut memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu lantaran ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang mengakibatkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan ia memakai biakan bau tanah ibarat yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok ialah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, basil kalau dibiarkan tumbuh menjadi biakan bau tanah menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk mengakibatkan penyakit. Tetapi basil avirulen ini masih sanggup menstimulasikan sesuatu dalam badan host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebut basil yang telah avirulen tersebut engan vaccin dari bahasa latin vaccayang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi (istilah yang diturunkan dari bahasa Latin vacca yang berarti “sapi”) dan imunisasi dengan biakan basil diatenuasi disebutnya vaksinasi. Dengan demikian Pasteur telah menghormati Edward Jenner (1749- 1823). Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses memfaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena copox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa lantaran terbiasa menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama dengan materi yang mengakibatkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan biro smallpox. Anak pria tersebut tidak memperlihatkan tanda-tanda smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti wacana mikroorganisme yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaksin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke insan melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur ialah spesialis kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies ialah belum diketahui, tetapi Pasteur memiliki keyakinan yang berpengaruh bahwa itu ialah mikroorganisma. Ia sanggup membuat kelinci terkena penyakit sesudah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan adonan tersebut sanggup terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak pria berjulukan Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut. Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang sesudah anak pria tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi populer dan memperoleh banyak dana yang kemudian dipakai untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
Dalam waktu yang bersamaan. Elie Metchnikoff (1845-1916) yang bekerja di laboratorium Pasteur, mengamati bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia, sanggup memakan basil penyebab penyakit yang ada dalam tubuh. Pelindung terhadap infeksi ini dinamakan fagosit atau “pemakan sel” dan prosesnya disebut fagositosis. Dalam pengertian umum, kata sepsis berarti infeksi, antisepsis berkenaan dengan cara-cara pemberantasan atau pencegahan infeksi. Telah dikemukakan mengenai diperkenalkannya oleh Semmelweis wacana caracara aseptik selama kelahiran semoga mengurangi terjadinya demam nifas lantaran mikroorganisme. Dalam tahun 1860-an spesialis bedah Inggris Joseph Lister (1827-1912) mencari cara-cara menjauhkan mikroorganisme dari luka dan torehan (insisi) yang dibentuk para andal bedah lantaran selesai hidup jawaban sebab-sebab   tinggi sekali. Dalam tahun 1864, misalnya, Lister mencatat 45 persen dari pasiennya sendiri meninggal sesudah pembedahan. Desinfektan pada waktu itu belum dikenal, tetapi asam karbolat (fenol). Sudah diketahui membunuh bakteri,maka Lister memakai larutan encer asam tersebut untuk merendam perlengkapan bedah dan menyemprot ruang bedah.Luka dan torehan yang dilindungi dengan cara ini jarang terkena infeksi dan dengan cepat menjadi sembuh. 
Demikian gemilangnya keberhasilannya itu sehingga tekniknya dengan cepat diterima oleh para andal bedah lain, dan praktek antisepsis inilah yang mendasari prinsip teknik asesptik masa kini yang dipakai untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka atau insisi. Sekarang banyak sekali macam zat kimia, ibarat alkohol dan larutan iodium, dan teknik fisik, ibarat contohnya saringan udara, dan lampu ultraviolet germisidal(dapat membunuh kuman), yang dipakai menurunkan jumlah mikroorganisme di tempat –tempat ibarat kamar bedah dan kamar anak- anak untuk bayi yang prematur. Pada peralihan kala ini telaah wacana mikrobiologi bercabang menjadi dua arah berbeda tetapi saling melengkapi; yang pertama berkenaan dengan penelitian lebih lanjut untuk menemukan kegunaan mikroorganisme dan yang kedua berkaitan dengan telaah terperinci ciri-ciri hayati jasad renik. Jasad-jasad renik ini acapkali diteliti untuk memperoleh informasi mengenai organisme lain yang tidak gampang diperoleh melalui percobaan-percobaan pribadi pada organism tersebut. Penelitian ini dengan jasad renik telah menghasilkan banyak sumbangan yang luar biasa bagi biologi, biokimia dan kedokteran. Mikrobiologi yang merupakan potongan dari bidang biologi, tersusun oleh banyak disiplin (sub bidang). Pembagian disiplin ini tergantung kepada arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi (susunan dan pengelompokan mikroorganisme), terhadap habitat (tempat hidup dan perkembangan mikroorganisme), terhadap problema (permasalahan yang ada atau ditimbulkan jawaban mikroorganisme), sehingga sedikitnya akan ada 21 disiplin/sub bidang mikrobiologi yang dikenal sesuai keberadaannya. Berdasarkan kepada disiplin didalam bidang mikrobiologi, akan nampak terang kaitan ilmu tersebut sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan. Sebagai ilmu dasar lantaran di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang bekerjasama dengan bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Sedang sebagai ilmu terapan, lantaran secara pribadi jasad-jasad yang terdapat di dalam sanggup berperan, baik di bidang yang menguntungkan ibarat proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organileptik materi makanan, industri farmasi, industri-kimia, bidang pertanian dan sebagainya. Juga secara pribadi peranan jasad-jasad sebagai penyebab penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, serta sebagai jasad penghasil toksin (racun) yang membahayakan. Bahkan peranan mikroorganisme di dalam lingkungan hidup, yang dikala ini mulai dikembangkan adalah:
Sebagai jasad yang secara pribadi ataupun tidak pribadi mempengaruhi lingkungan
Juga sebagai jasad yang secara pribadi ataupun tidak pribadi dipengaruhi oleh lingkungan, Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengembangan penggunaan mikroorganisme sebagai jasad parameter-alami (indikator–alami) terhadap perubahan didalam lingkungan, mulai banyak digunakan, khususnya jawaban adanya pencemaran domestik (dari rumah tangga) ataupun non-domestik (dari pabrik, industri, pertanian dan sebagainya).
 Sumber:  Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.

Sumber http://wanenoor.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Awal Perkembangan Mikrobiologi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel