iklan

Konsep Kronik Dalam Ilmu Sejarah

Konsep kronik dalam ilmu sejarah - Kata kronik sanggup ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti dari kerajaan Cina. Kronik merupakan sejenis kumpulan tulisan-tulisan dari dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina, menyerupai kronik dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung dan dinasti-dinasti lainnya.

Selengkapnya mengenai dinasti Cina sanggup di baca pada artikel : 10 dinasti yang pernah memerintah China


Pengertian Kronik Sejarah

Ilmu sejarah, Kronik itu merupakan suatu kumpulan goresan pena ihwal perjalanan seorang musafir atau seorang pujangga dan juga seorang pendeta. Para musafir atau pujangga akan menulis seluruh kejadian atau kejadian maupun hal-hal yang gres ditemukan saat melaksanakan perjalanannya.

 Kata kronik sanggup ditemukan dalam sejarah dinasti Konsep kronik dalam ilmu sejarah

Kronik tersebut sanggup dijadikan sebagai sumber sejarah dari suatu bangsa atau negara yang pernah dilalui oleh para musafir, pujangga atau pendeta tersebut. Para musafir, pujangga maupun pendeta mencatat segala kejadian yang pernah dilihat atau dialaminya pda kawasan yang pernah dilalui dan disinggahinya. Di manapun mereka singgah, maka kawasan dan kehidupan masyarakatnya menjadi titik tolak penulisannya.

Para pujangga atau musafir yang tinggal lebih usang pada suatu kawasan dipengaruhi oleh faktor keindahan alamnya, keramahan penduduknya, dan lain sebagainya.

Menetapnya para musafir, pujangga maupun pendeta pada suatu kawasan mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Mereka dapat menuangkan keindahan alam dan keramahan penduduknya itu dalam tulisannya. Sedangkan para pendeta menetap pada suatu kawasan dalam waktu yang tidak sanggup ditentukan.

Faktor Menetapnya Para Pendeta

Menetapnya para pendeta dalam suatu kawasan disebabkan oleh faktor harapan menyebarkan agama yang dianutnya atau ingin memeriksa lebih jauh atau memperdalam fatwa agama yang dianutnya.

Sebagai pola : Fa-Hien yakni seorang pendeta Cina yang terdampar di pantai utara pulau Jawa sekembalinya dari India menuju negeri asalnya. Dalam tulisannya, Fa-Hien menyatakan bahwa di kawasan pantai utara pulau Jawa cuilan barat, ia berhasil menemukan kehidupan masyarakat yang telah menerima efek India atau menganut agama Hindu.

Para hebat memperkirakan bahwa masyarakat yang dijumpai Fa-Hien merupakan masyarakat dari Kerajaan Tarumanegara (Jawa Barat).

Juga Hui-Ning (murid I-Tsing) bersama pembantunya yang berjulukan Yun-ki tiba ke Kerajaan Kaling atau Kerajaan Holing dalam rangka memperdalam fatwa agama Buddha. Dalam tulisannya, Hui-Ning menyatakan bahwa masyarakat kerajaan tersebut hidup kondusif dan tentram.

Hal ini disebabkan oleh Ratu Sima yang secara bijaksana memerintah kerajaan pada masa itu. Hui-Ning juga menulis bahwa di Kerajaan Holing terdapat seorang guru besar agama Buddha yang berjulukan Inanabhadra. Bahklan Hui-Ning menerima banyak pengetahuan ihwal fatwa agama Buddha dari Inanabhadra.

Juga banyak keberadaan kerajaan-kerajaan dan kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam segi politik, ekonomi, sosial budaya, dan doktrin terhadap agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.

Dengan demikian, kronik-kronik dinasti yang pernah berkuasa di Cina sanggup menjadi salah satu sumber bukti ihwal keberadaan masyarakat maupun bangsa Indonesia pada masa lampau.

Demikian Konsep kronik dalam ilmu sejarah, supaya menjadi catatan sejarah.

Sumber http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Konsep Kronik Dalam Ilmu Sejarah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel