✔ Siapa Target Dakwah Kita?
KODI Provinsi DKI Jakarta
SIAPA SASARAN DAKWAH KITA?
Oleh: SUNARDIN
a. Latar Belakang
Dinamika masyarakat Islam di Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai permasalahan keummatan terjadi silih berganti, tiba dan pergi. Masalah-masalah keummatan yang didasarkan dari aspek sosiologis hingga aspek permasalahan kepercayaan gampang didapatkan ditubuh ummat Islam belakangan ini. Ummat ketika ini membutuhkan bimbingan yang benar dalam hidup mereka dan mengarahkan kembali untuk sanggup mengentaskan solusi permasalahan yang dihadapinya. Terjadinya banyak permasalahan ummat masyarakat Islam tak sanggup dipungkiri bahwa hal itu mempunyai keterkaitan dengan para pendakwah yang berkualitas atau mungkin sasaran dakwah ini belum dimaksimalkan, adanya banyak sekali permasalahan keummatan yang terjadi tak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban kiprah mulia yaitu dakwah ilallah.
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Kebiasaan dari masyarakat modern ialah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai usang dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, muncullah praktek-peraktek kotor menyerupai nepotisme, korupsi, dan masih banyak persoalan lainnya yang menimbulkan penampilan mutu umat Islam yang amat rendah. Sehingga hal ini lah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pendakwah di zaman modern kini ini.
Dalam situasi masyarakat masa kini yang mengikuti alur perkembangan dalam masa globalisasi, dakwah perlu digerakkan sebagai membimbing insan ke jalan yang benar[1]. Oleh karena itu, setiap individu Muslim perlu bergandengan bahu untuk sama-sama melaksanakan dakwah, memberikan aliran Islam serta memperlihatkan kesadaran mengenai ketinggian Islam bagi mewujudkan masyarakat muslim yang terbaik.
Dakwah merupakan bab tak terpisahkan dari sejarah perkembangan Islam. Ajaran-ajaran Islam yang dianut oleh insan di banyak sekali belahan dunia merupakan bukti paling kongkrit dari acara dakwah yang dilakukan selama ini. Signifikansi dakwah ini akan terus berlangsung hingga selesai zaman, alasannya ialah dakwah merupakan perjuangan sosialisasi dan internalisasi ajaran-ajaran islam ke dalam banyak sekali aspek kehidupan umat manusia. Dakwah selalu hadir memperlihatkan solusi-alternatif terhadap banyak sekali problem keummatan.
Sebagai seorang muslim dakwah ialah kewajiban. Tanpa proses dakwah islam tidak akan tersebar Luas. Keadilan, dan kebenaran tidak akan tegak dimuka bumi. Karena dakwah sangat penting, maka Nabi menilai orang yang hanya bisa berdoa ketika melihat kemunkaran disebut selemah-lemah iman[2]. Maka dari itu sebagai seorang muslim perlu mengetahui seluk beluk dakwah. Mulai dari hakekat, dasar hukum, materi, sistematika, hingga kepada siapa sasaran kita berdakwah. Semakin baik pemahan terhadap dakwah, maka seseorang sanggup memosisikan diri dalam dunia dakwah. Akan berperan dalam hal apa? alasannya ialah dakwah tidak hanya kiprah para ustadz/ustadzah di PKM Provinsi DKI saja, atau mahasiswa jurusan agama Islam saja, melainkan kiprah sebagai seorang muslim. Selama masih menyandang gelar sebagai seorang muslim, maka kewajiban dakwah itu harus di jalankan.
Mengingat dakwah merupakan manifestasi dari kesadaran spiritual dalam bentuk ikhtiar muslim untuk mewujudnyatakan ajaran-ajaran Islam, maka diharapkan pemahaman yang tuntas dan komprehensif mengenai sasaran dakwah itu sendiri. pemahaman tentang sasaran dakwah sangat diharapkan alasannya ialah merupakan landasan filosofis dan normatif untuk menggerakkan dakwah seiring dengan tingkat dinamika sosial kemasyarakatan terutama dakwah dalam masyarakat modern saat ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis lebih fokuskan pembahasan ini mengenai “Siapa Sasaran Dakwah Kita?”
b. Pengertian Dakwah
Dakwah berdasarkan bahasa yaitu Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata: دعا – يدعو -دعوة (da’a, yad’u, da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. dan dakwah berdasarkan istilah yaitu Dakwah berdasarkan istilah yaitu mengajak insan kepada jalan Allah SWT (sistem islam) secara menyeluruh; baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai-nilai aliran Islam dengan realitas kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah) dan masyarakat (jama’ah) dalam segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah.
Dakwah ialah biro perubahan, dan pembaharuan insan yang mutlak dilakukan. Dakwah ialah suatu aktifitas yang berorientasi pada pengembangan masyarakat muslim [3]. Dalam pengertian agama, dakwah mengandung arti panggilan dari Allah dan Nabi untuk umat insan supaya percaya kepada aliran Islam dan mewujudkan aliran yang dipercayainya itu kedalam segala aspek kehidupan.
Sedangkan pengertian dakwah berdasarkan istilah ialah menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu, dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah[4]. Hal ini dikarenakan Islam ialah dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melaksanakan kegiatan dakwah dan mengentaskan segala permasalahan yang timbul di masyarakat indonesia.
Dari definisi di atas paling tidak sanggup diambil kesimpulan perihal dakwah: a. Dakwah itu ialah suatu perjuangan yang dilakukan dengan sadar dan terencana, b. Usaha dakwah itu ialah untuk memperbaiki situasi yang lebih baik dengan mengajak insan untuk selalu ke jalan Allah SWT, c. Proses penyelengaraan itu ialah untuk mencapai tujuan yang senang dan sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.
Sedangkan Objek/sasaran dakwah ialah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap insan tanpa membedakan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya, ialah sebagai objek dakwah. Hal ini sesuai dengan sifat keuniversalan dari agama Islam dan kiprah kerisalahan Rasulullah.
c. Bagaiman Berdakwah
Al-Quran telah menyebutkan banyak sekali tehnik atau metode dakwah yang sesuai dengan huruf manusia. Yaitu dengan hikmah, dengan nasehat yang baik, dengan obrolan yang baik, dan dengan kekuatan. Dalam praktiknya penggunaan metode tersebut harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai klarifikasi yang benar dan landasan dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh bijaksana.bertitik tolak dari firman Allah SWT. Dalam surat An-Nahl :125, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian:
1. Hikmah (Bijaksana); Hikmah artinya segala sikap, Dakwak dalam ucap dan tindakan yang dilakukan berdasarkan yang benar lantaran didorong oleh rasa keadilan serta pertimbangan yangi secama sambil memperhatikan situasi dan kondisi medan serta sasaran ddaam mencapai tujuan.
2. Mau'izhah Hasanah (nasehat yang baik); Mau'izhah Hasanah yaitu tutur kata, pendidikan dan nasehat yang baik-baik. da'wah dengan Mau'izhah Hasanah ini ialah yang paling gampang dilakukan dan paling cepat hingga pada sasaran serta paling murah biayanya, lantaran yang dipakai obyek da'wah hanyalah indra indera pendengaran dan indra penglihatan. Beberapa pola Mauizhah Hasanah sanggup berupa kegiatan: kunjungan keluarga, Sarasehan, penataran atau kursus-kursus, pengajian terjadwal di masjid ta'lim, ceramah, tabligh penyuluhan, dan Iain-lain.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Berdiskusi); yaitu bertukar fikiran dengan baik, mengindahkan isyarat etik atau kesopanan dan bukan untuk mencari kemenangan dan popularitas melainkan untuk mencari mutiara kebenaran. Bentu c-bentuk Mujadalah Billatii Hiya Ahsan diantaranya, contohnya ialah panel Diskusi, seminar, dialog, loka karya, debat, dan lain sebagainya.
Dalam praktiknya penggunaan metode tersebut harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai klarifikasi yang benar dan landasan dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh bijaksana.
Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan melalui pendekatan individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa. Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif menyerupai yang dilakukan ketika berdakwah ke Thaif dan pada demam isu haji.
Ada yang beropini bahwa berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami para dai dan muballigh. Artinya, jikalau pada satu daerah sudah ada yang melaksanakan dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jikalau dalam satu daerah tidak ada orang yang melaksanakan dakwah padahal mereka mampu, maka seluruh penghuni daerah itu berdosa di mata Allah. Dengan demikian bersama-sama dakwah merupakan kewajiban dan kiprah setiap individu. Hanya dalam pelaksanaannya diubahsuaikan dengan kemampuan dan kondisi di lapangan.
Jadi intinya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah, lantaran merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT. Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa.
d. Sasaran Dakwah
Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sangat luas, meliputi semua bidang kehidupan manusia. Tak hanya soal fikih dan ibadah, namun aliran Islam juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Dakwah atau menyuruh kepada yang ma’ruf merupakan salah satu prasyarat dalam membangun khairu ummah (umat pilihan). Pada dasarnya, setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 125:
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan pesan tersirat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui perihal siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk”(al-Nahl:125)
Ayat diatas terang memperlihatkan bahwa berdakwah merupakan perintah Allah SWT kepada umatnya, dan perintah Allah SWT itu wajib untuk dikerjakan. Masih banyak firman-firman Allah SWT yang menjelaskan perihal kewajiban berdakwah.Terdapat dalam surat Al-Imran ayat 104 yang artinya ”Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (Q.S. Ali Imran, 3 : 104).
Maksud ayat yang diatas yaitu jadilah kau sekelompok orang dari umat yang melaksanakan kewajiban dakwah. Kewajiban dakwah berlaku bagi setiap muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. ”Siapa pun yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya, kalau tidak bisa hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhori Muslim).
Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin harus tahu bahwa dakwah untuk menegakkan ajaran-ajaran Allah SWT merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT dan juga menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh kaum muslimin seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk berdakwah sesuai kemampuannya dan peluang yang dimilikinya. Oleh alasannya ialah itu wajiblah bagi kita untuk senantiasa bersemangat dan berpartisipasi dalam berdakwah mengembangkan Islam ke mana pun kita menuju dan di mana saja kita berada.
Berangkat dari klarifikasi tersebut bahwa objek dan Sasaran dakwah untuk memberikan aliran Islam pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah. Mereka membutuhkan pengajaran dan training yang bisa membimbing langkah maupun pergaulan sehari-hari.
Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u ialah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua insan tanpa pandang buluh, sebagaimana firman ALLAH SWT, Sumber utama yang menjadi dasar bagi sasaran dakwah adalah ayat berikut ini:[5]
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya: “Kamu ialah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imron: 110).
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang mengalah diri?” (Q. S. Fushshilat: 33).
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17).
Berdasarkan ayat-ayat diatas dapat dipahami bahwa objek dakwah atau sasaran dakwah secara umum ialah seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus sanggup ditinjau dari banyak sekali aspek. Secara khusus sebagai berikut :
1. Aspek usia : anak-anak, bakir balig cukup akal dan orang tua
2. Aspek kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3. Aspek agama : Islam dan kafir atau non muslim
4. Aspek sosiologis : masyarakat terasing, pedesaan, kota keci dan kota besar, serta masyarakat marjinal dari kota besar
5. Aspek struktur kelembagaan : Priyayi, abangan dan santri
6. Aspek ekonomi : Golongan kaya, menengah,dan miskin
7. Aspek mata pencaharian : Petani,peternak, pedagang,nelayan,pegawai,dll
8. Aspek khusus : Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna rungu, tuna wisma
9. Aspek komunitas masyarakat seniman, baik musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, dll
e. Tujuan
Sebagai bab dari kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan memberikan kebenaran aliran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak insan untuk mengamalkanya. Tujuan dakwah ini sanggup dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah.38 Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan insan sedunia. Sedangkan tujuan dakwah dilihat dari aspek materi, berdasarkan Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliput: Pertama, tujuan akidah, yaitu tertanamnya kepercayaan yang mantap bagi tiap-tiap manusia. Kedua, tujuan hukum, acara dakwah bertujuan terbentuknya umat insan yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah.
f. Penutup
Pada pembahasan ini adapun Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u ialah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua insan tanpa pandang buluh. Sasaran dakwah untuk memberikan aliran Islam pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah.
SUMBER RUJUKAN
Kementrian Agama RI, Syaamil al-Qur’an: 2010. Miracle The Reference, 22 Keunggulan Yang Memudahkan dalam 1 al-Qur’an Dengan Referensi yang Sahih, Lengkap, dan Komprehensif (Bandung: Sygma Publishing).
M.Munir & Wahyu Ilahi 2012, Manajemen Dakwah, Jakarta : Prenada Media
Fidian Rahman, Kemampuan Berdakwah, Sumber. mamapayish-online.blogspot.com/search?q=media-dakwah-elektronik_2485">mamapayish-online.blogspot.com/search?q=media-dakwah-elektronik_2485">https://rumaysho.com/2389-berdakwahlah-sesuai-kemampuan.html
Sumber http://sunardins.blogspot.com
0 Response to "✔ Siapa Target Dakwah Kita?"
Posting Komentar