✔ Renungan Diri
SUNARDIN
AMBILAH DUNIA JANGAN TINGGALKAN AKHIRAT
Berbicara problem kehidupan, tidak sanggup dilepaskan dengan harta, tahta, dan wanita, bahkan, orang menyatakan ketiganya harta, jabatan, dan perempuan sebagai kesenangan dunia.
Andai saja tiga hal tersebut tidak ada dan tidak menjadi primadona hidup, maka disatu sisi penjara-penjara akan sepi penghuninya, dan neraka tidak akan dipenuhi manusia-manusia rakus, tamak, iri, dengki, dan bakhil terhadap kenikmatan duniawi. Bukankah terjadinya perang, pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, kecurangan, penipuan. korupsi dan aneka macam fitnah, sering dipicu oleh perebutan tiga hal tersebut.
Disisi lain, seandainya harta,wanita, dan tahta tidak ada, pasti sejarah insan akan punah, perdaban tidak berubah, dunia ini tidak tertata, hidup tidak indah, dan surgapun akan sepi dari orang yang penyantun.
Al Qur an menginformasikan bahwa secara fitrah setiap orang berpotensi untuk condong dan berselera mengasihi wanita,tahta, dan jabatan. Allah berfirman (QS. Al Imran:14).
“Dijadikan indah pada (pandangan) insan kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah daerah kembali yang baik (surga).
Bahkan Nabi SAW, menjelaskan bahwa kebanyakan insan menginginkan yang lebih banyak daripada apa yang telah diterima. Seandainya sudah punya sepeda motor, tentu ingin punya mobil, seandainya sudah punya mobil, tentu ingin punya pesawat, seandainya sudah jadi guru, tentu ingin jadi kepala sekolah, seandainya sudah sanggup honor satu juta, tentu ingin lima juta dll.
Ibnu Zubair berkata, wahai manusia, bersama-sama Nabi SAW, bersabda.
“Seandainya anak adam itu diberi sebuah lembah yang penuh dengan emas, pasti ia menginginkan yang kedua. Seandainya ia diberi dua lembah, pasti ia menginginkan yang ketiga. Tidak ada yang sanggup memenuhi perut anak adam kecuali tanah, dan Allah mangampuni dosa-dosa orang-orang yang bertaubat ”
Harta sangat memikat, perempuan sangat mempesona, dan tahta sangat menarik hati bagi siapapun yang menginginkannya dengan penuh ambisi. Ketiganya sanggup membawa pada peristiwa alam dan celaka, tetapi juga sanggup menjadi jembatan emas, yang menggabungkan kepada kesejahteraan dan kebahagiaan sejati, tergantung bagaima kita menyikapinya.
Bapak/Ibu hadirin.................
Secara garis besar ada dua kelompok insan dalam menyikapi kenikmatan duniawi, yaitu.
1. Kenikmatan dunia sebagai Ghayah (Tujuan)
Mereka yang menentukan dan menetapkan bahwa peraihan sukses dunia, baik berupa harta melimpah, istri manis dan menawan, maupu tahta yang tinggi penuh misteri menjadi ghayah (tujuan) berarti ia telah berhasil mengambil dan membangun lumbung dunianya, tetapi menghancurkan akhiratnya, kalau mata dan hatinya telah fokus memandang dunia sebagai tujuan. Maka Allah akan memperlihatkan tanggapan semua pekerjaannya dengan tepat didunia, tetapi di alam abadi tidak mendapat apa-apa, kecuali neraka yang panas membara, bahkan sia-sialah yang mereka kerjakan dunia.
Allah berfirman dalam surah hud:15-16.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan tanggapan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan tepat dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di alam abadi kecuali neraka dan sia-sialah disana apa yang mereka usahakan saat hidupnya didunia dan terhapuslah apa yang mereka kerjakan ”
“Ketahuilah,sesungguhnya kehiduapan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan ”
Kebiasaaan hidup yang ditampilkan ialah selalu mengambil jalan pintas, dalam teori Machiavelli, menyebutkan, mengahalalkan segala cara, asalkan tujuan bahan tercapai. mereka mengabaikan martabat demi sesuap nasi, mereka menggadaikan keyakinan demi perempuan tercinta, mereka meremehkan idiolagi demi sebuah posisi.
Mentalnya telah diracuni sifat tamak, rakus, serakah, dan culas, terhadap kehidupan serta terobsesi biar cepat meraih kekayaan materi. Namun demikian, dalam hatinya ada ketakutan yang sangat terhadap kematian, alasannya ialah jikalau maut tiba maka mereka akan berpisah dengan, harta, wanita, dan jabatan.
Bagi mereka hidup didunia ialah kebebasan tanpa batas, semau gue, tanpa nilai, dan tanpa norma, hidupnya menyerupai binatang. (Allah berfirman Muhammad:12). “Sesungguhnya, Allah akan memasukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam nirwana yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Dan orang yang kafir menikmati kesenangan dunia dan mereka makan menyerupai hewan, dan nerakalah daerah tinggal mereka ”
B. Kenikmatan Dunia Sebagai Wasilah (Jembatan)
Jika kenikmatan dunia diyakini sebagai wasilah atau jembatan menuju kehidupan yang hakiki, maka harta, wanita, dan tahta tidak sanggup mengikat, menjerat, dan memperbudak hatinya. Seluruh nikmat yang diterima akan diletakkan sebagai penunjang keberhasilan ibadah dan dedikasi kepada Allah SWT. Semakin kekayaan melimpah maka kedermawanan bertambah, semakin umur bertambah, maka meningkatlah ibadah. Dan semakin meningkat ilmu meningkat pula dalam mencar ilmu dan membuatkan kebaikan amal yang shaleh.
”Abu Hurairah, menuturkan dalan sebuah hadits Qudsi, Rasulullah bersabda” Allah berfirman “Aku sediakan bagi hamba-hambaku yang shaleh aneka macam kenikmatan, yang mana mata belum pernah melihatnya, indera pendengaran belum pernah mendengarnya, dan hati belum pernah membayangkannya....”
Inilah citra kenikmatan yang akan diberi kepada orang-orang yang telah memenangkan aneka macam persaingan hidup. cara pandang menyerupai itu akan menampilkan perilaku hidup yang tidak malas, tidak rakus, tidak tamak, dan tidak culas dalam menyikapi kehidupan. Perbuatan sederhana apapun diyakini akan membawa efek tertentu, yang tentunya akan mendapat tanggapan sesuai bobot atau kualitas perbuatannya.
Inilah model hidup juhud yang telah dicontohkan oleh sahabat-sahabat Nabi sehingga menyebabkan mereka orang-orang yang dihormati pada masa itu sampai hari ini nama-nama mereka terus disebut-sebut.
Inilah belakang layar pemungkas biar kita dicintai Allah dan dicintai sesama manusia. disebutkan dalam sebuha hadist
“Telah tiba seseorang kepada Rasulullah dan bertanya, Wahai Rasulullah, Tunjukan kepada kami sesuatu amalan yang jikalau saya laksanakan Allah akan mencintaiku dan insan mencintaku pula’ Rasulullah menjawab, “berzuhudlah kau dalam urusan dunia, maka Allah mencintaimu, dan berzuhudlah kau pada apa-apa yang ada ditangan manusia, maka insan mencintaimu””.
Sebagai epilog khotbah ini, marilah kita bersyukur atas segala kenikmatan yang ada ditangan kita dan kenikmatan yang ada dihadapan kita. (Q.S. Ibrahim:7).
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikalau kau mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Sumber http://sunardins.blogspot.com
0 Response to "✔ Renungan Diri"
Posting Komentar