iklan

✔ Umkm Ternyata Mempunyai Daya Survival Bisa Bertahan Hidup Di Tengah Aneka Macam Kesulitan



UMKM ternyata mempunyai daya surviva bisa bertahan hidup di tengah banyak sekali kesulitan ✔ UMKM ternyata mempunyai daya survival bisa bertahan hidup di tengah banyak sekali kesulitan
Sektor perjuangan menengah, kecil, dan mikro (UMKM) yang selama ini kurang diperhatikan justru bisa bertahan dalam kondisi krisis. Hal ini memperlihatkan bahwa sektor UMKM merupakan pilar utama perekonomian Indonesia pada masa krisis.
Terkait perjuangan pemerintah terhadap keseimbangan 
keuangan ekonomi global yang terjadi kini ini,
kebijakan menaikkan harga BBM tentunya akan sangat memberatkan dan berdampak pada sektor UMKM, khususnya pengusaha dan masyarakat. Bagaimanapun juga kenaikan harga BBM itu memaksa industri biar tidak mengalami kerugian.
Sekarang kenaikan harga BBM tinggal menunggu waktu saja dan pengaruhnya pastilah terasa. Bagi industri peningkatan biaya produksi akan meningkatkan harga jual dan pada gilirannya akan menurunkan daya saing di pasar internasional. Kompetisi pun semakin ketat dan pada hasilnya kecenderungan daya saing kita menurun.
Ada beberapa faktor yang akan terganggu jawaban naiknya harga BBM, di antaranya yaitu produksi, distribusi, dan pemasaran. Dari sisi produksi, mereka akan semakin kerepotan mendapat materi baku dan kesulitan dalam proses produksi sebab mahalnya harga BBM.
Sementara dari sisi distribusi akan tersendat sebab naiknya biaya transportasi. Lalu, dari sisi pemasaran akan semakin sulit mendapat konsumen sebab lemahnya daya beli masyarakat.
Karena itu, tidak berlebihan memang bila perhatian diarahkan pada UMKM. Sebab, UMKM ternyata memiliki daya survival yang tinggi dan bisa bertahan hidup di tengah banyak sekali kesulitan serta keterbatasan. Dalam hal ini, UMKM dengan caranya sendiri bisa mengatasi banyak duduk perkara secara lebih dinamis dalam menghadapi perkembangan pasar
Meski demikian, perlu disadari bahwa tunjangan kredit dari pemerintah terhadap pelaku perjuangan (khususnya pengusaha kecil) masih terbatas, sehingga pemerintah harus memilah-milah mana yang harus benar-benar  diprioritaskan. Salah satu teladan mengenai upaya membesarkan kredit yang kecil yaitu aktivitas kemitraan/bapak angkat, yang menyediakan dana untuk dikreditkan kepada mereka yang membutuhkan.
Tentulah sangat beruntung sekali pengusaha kecil yang mendapat pelengkap modal atau memperoleh belahan dari dana itu. Akan tetapi, sayangnya jumlah yang  mereka dapatkan sangat minim dibandingkan para pengusaha besar dan mungkin juga tidak akan menawarkan banyak kesempatan kepada sebagian besar pengusaha kecil.
Mungkin sebab ia kecil, maka pengusaha kecil tidak bisa bersuara. Dalam mendapat modal, ia harus melewati beberapa portal (jalan sempit kredit kecil). Jika mengalami kemacetan dalam pembayaran, jaminannya akan segera disita, tidak menyerupai yang besar. Meski utangnya sudah besar tidak akan dimacetkan, sebab bank pemerintah akan semakin rugi melakukan kebijakan itu.
Di sisi lain, kita juga dilarang berprasangka jelek terhadap upaya pembangunan yang telah dilaksanakan. Sudah waktunya pengusaha kecil bangkit dari tidur, melihat masa depannya serta mendukung upaya pemerintah dan membangun roda perekonomian Indonesia yang kokoh. Sehingga nantinya UMKM tidak dipandang sebelah mata lagi.
Dalam mendorong sektor UMKM, perbankan nasional juga telah banyak berkiprah dikala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan The International Microcredit Year 2005 di New York. Kita patut berbangga sebab Indonesia merupakan salah satu delegasi yang tampil di sana.
Hal ini memperlihatkan bahwa pengukuhan internasional atas upaya bangsa Indonesia dalam menawarkan layanan kepada masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah yang berada di sektor UMKM.
Adanya tugas pemerintah dalam pembangunan industri tentunya sangat diharapkan sebab pembangunan sektor industri itu tidak terlepas dari pembangunan sektor lain. Dalam hubungan timbal balik ini, peranan sektor industri yaitu memperluas lapangan kerja dan menghasilkan barang-barang kebutuhan. Sedangkan sektor lain menunjang tercipta iklim perjuangan yang aman bagi industri.
Karena itu, untuk mengatasi krisis tersebut, kita membutuhkan solusi, alternatif lain, dan menempatkan pada proses kepercayaan. Kepercayaan di dunia perjuangan (bisnis) merupakan harga mahal dan menjadi beban bagi UMKM. Karena UMKM harus memaksakan dirinya biar memperoleh kepercayaan dari penyalur kredit.
Sekarang yang dibutuhkan yaitu paradigma terbalik dari semua itu, yakni pihak penyalur kredit yaitu orang-orang yang dipercaya dan percaya kepada UMKM. Bukan UMKM yang harus berjuang mendapat kepercayaan, tapi mereka yaitu orang-orang yang dipercaya.
Di sisi lain, sektor perbankan syariah sebagai forum yang berorientasi terhadap kemaslahatan umat harus menempatkan dirinya sebagai forum yang berpihak terhadap perjuangan kecil. Karena berangkat dari yang kecil ini, usaha-usaha yang ada sanggup berkembang pesat dan menjadi besar.
Ketakutan terhadap bank konvensional dan image miring terhadap dunia perbankan yang berpihak sejatinya sanggup diambil alih oleh perbankan syariah sebagai forum pilihan alternatif masyarakat kecil.
Jangan hingga perbankan syariah yang sangat digembar-gemborkan justru menjadi menara gading yang sulit dijangkau. Besar namanya, namun minim dalam aksinya. Bentuk kepercayaan yang menjadi janji bersama dalam membangun perekonomian kita. Pro terhadap UMKM yaitu bentuk untuk membangun basis perekonomian yang bertumpu dari bawah. Perbankan syariah mempunyai potensi ke arah itu.
Program pemerintah terhadap pemberdayaan masyarakat kecil melalui ekonomi bergulir yaitu langkah yang tepat. Namun, di samping itu juga persepsi masyarakat terhadap tunjangan yang ada harus diubah. Bahwa tunjangan itu bukanlah ikan, tapi pancing. Yang mencoba menawarkan rangsangan terhadap masyarakat untuk lebih memandang masa depan dengan usaha-usaha yang keras.
Dengan semangat kompetitif, akuntabilitas, dan transparansi masyarakat kecil diajarkan untuk menyebarkan perjuangan yang selama ini mungkin terlena dengan angin-angin surga. Memberdayakan masyarakat dan memasyarakatkan pemberdayaan yaitu langkah nyata dalam menyebarkan ekonomi kita.
Ekonomi yang bertumpu pada kekuatan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM dan kreativitas masyarakat kecil. Kecil tapi banyak yaitu potensi, bukan dilemahkan dan diberangus dengan sistematis melalui kemiskinan terstruktur yang rapi.


Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Umkm Ternyata Mempunyai Daya Survival Bisa Bertahan Hidup Di Tengah Aneka Macam Kesulitan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel