✔ Konsep Pengembangan Teknologi Untuk Umkm
Konsep Pengembangan Teknologi untuk UMKM - Hasil penelitian Kementerian Koperasi dan UMKM lebih jauh menginformasikan bahwa permasalahan pokok yang dihadapi oleh UMKM yakni rendahnya kualitas teknologi yang menyebabkan produktifitas dan kualitas produk UMKM juga menjadi rendah. Rendahnya kualitas produk UMKM menyebabkan mereka sulit memasarkan produknya ke pasar bebas,sehingga UMKM harus terus terikat pada pembeli tradisional yaitu kelompok pemilik modal. Kondisi ini lebih diperburuk lagi dengan sistem pasar input produksi dan produk UMKM yang umumnya bersifat oligopoli dan dikuasai oleh beberapa pedagang yang membentuk kartel.
Akibatnya baik dalam pengadaan materi baku maupun penjualan hasil produk UMKM hanya berperan sebagai akseptor harga
(price taker) yang menyebabkan pendapatan UMKM tidak pernah sanggup diperbaiki. Karena pendapatan yang rendah, UMKM tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kualitas teknologi. Rendahnya kualitas produk UMKM pada beberapa komoditas ibarat karet, kopi, dan kakao menjadi kesempatan bagi kalangan pemilik modal untuk mengambil laba dengan cara menetapkan harga pembelian secara sepihak. Hal ini menyebabkan UMKM terjebak dalam contoh kekerabatan patron client leadership.
Inti permasalahan dari ketertinggalan UMKM di bidang teknologi merupakan tanggapan dari tiga kondisi yang ada dilingkungan UMKM yaitu:
1. ketidakmampuan perjuangan membeli atau mengakuisisi teknologi dari perusahaan lain atau luar negeri karena margin profit yang kecil,
2. lemahnya “self learning” dan atau dalam bahasa lain kelemahan kewirausahaan (enterpreuneurship) dalam pembiasaan teknologi baru,
3. saluran untuk memperoleh atau info pasar (input dan output) dan teknologi masih kurang.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi publik, sangat beralasan pemerintah untuk melaksanakan intervensi yang bersifat “public investment” dibidang teknologi. Walaupun “social rate return” teknologi diketahui tinggi, hingga ketika ini pemerintah belum begitu tertarik mengadakan investasi jangka panjang tersebut. Argumen ekonomi dibalik perlunya peranan pemerintah dalam “public investment” ini yakni pemerintah sebagai “economic agent” lebih bersifat netral terhadap kegagalan inovasi.
Lebih lanjut dari hasil kajian Kementerian Koperasi dan UKM diketahui bahwa tiga bidang strategis yang sanggup dilakukan untuk mengatasi kelemahan teknologi dikalangan UMKM adalah:
Pertama : pembangunan infrastruktur transportasi dan unsur pendukung produksi ibarat listrik, irigasi dan air higienis supaya adopsi teknologi gampang dilakukan dan kemudian lintas barang, jasa, modal dan info sanggup diperbaiki. Membaiknya jaringan transportasi juga sanggup mendorong pertumbuhan perjuangan sebab jaringantransportasi mela hirkan ongkos transaksi murah (low transaction cost) sehingga sanggup memperbaiki posisi penentuan harga-harga produk UKM.
Kedua : pemerintah aktif melaksanakan promosi industri via pembentukan dan pengembangan derma modal tetap melalui pasar kredit, membangun pusat industri dengan pembaharuan konsep (pada masa kemudian model pusat industri telah gagal). Saat ini nampaknya model pusat produksi ini mau dihidupkan kembali (reborn) dengan nama pembangunan dan pengembangan “cluster” pada jenis industri tertentu (Rodriguez and Sandee, 2001). Konsep “cluster” mengandung arti kolektivisme industri yang sanggup mensubstitusi kelemahan tiap unit usaha. Kluster industri karena “proximity” lokasi yang berdekatan, memudahkan pemerintah dalam membangun infrastruktur, ketersediaan perbankan dan info pasar sekaligus jauh lebih gampang bagi UKM melakukan “self learning” baik dalam penemuan murni dan meminjam (borrowed) teknologi melalui sub kontrak atau melalui kerjasama dengan perjuangan lain.
Ketiga : pemerintah mempromosikan sektor swasta untuk membuatkan “trading houses” yang berperan sebagai katalisator dalam pembiasaan teknologi. Trading house dalam proses kerjasama pembelian dan penjualan selalu membawa desain dan teknologi dalam pesanan barang berkualitas yang ditujukan ke pasar luar negeri. Trading house (sebagai intermediate buyer/agent) biasanya mengajarkan desain barang yang diharapkan dan UKM (sebagai produsen yang menjadi patnernya) sanggup melaksanakan perbaikan teknologi melalui proses transfer teknologi, knowledge dan knowhow. Secara perlahan alih teknologi sanggup berjalan melalui perdagangan yang dimotori perjuangan perdagangan (trading houses) ini.
Sekian, semoga bermanfaat
Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com
0 Response to "✔ Konsep Pengembangan Teknologi Untuk Umkm"
Posting Komentar