iklan

✔ Sapi Ongole

adalah hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi Ongole dari India ✔ Sapi Ongole
Sapi Ongole adalah hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi Ongole dari India, dan merupakan salah satu sapi potong lokal yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging, alasannya mempunyai pembiasaan yang tinggi dan masih sanggup berproduksi walaupun dalam kondisi pakan yang terbatas. 


Bibit sapi potong Peranakan Ongole merupakan bibit sapi yang memenuhi persyaratan klasifikasi, spesifikasi dan persyaratan mutu bibit yang dibudidayakan untuk bibit dan mempunyai daya produksi dan reproduksi yang memenuhi persyaratan.

Pemeliharaan sapi potong selain bertujuan untuk pembibitan juga untuk memasok sapi bakalan untuk perjuangan penggemukan. Pada ketika ini kondisi sapi potong lokal telah mengalami degradasi produksi dan banyak didapatkan performan sapi yang kecil tanggapan seleksi negatif dan pemotongan betina produksi. 

Apabila kondisi ini dibiarkan, maka tidak tertutup kemungkinan sapi PO akan mengalami kepunahan, oleh alasannya itu diharapkan upaya untuk meningkatkan produktivitas sapi PO melalui jadwal pemuliaan dan pembibitan yang baik.

Selama ini perjuangan pembibitan sapi PO masih didominasi oleh peternakan rakyat yang sebagian besar berskala kecil. Namun demikian populasi sapi PO di Indonesia cukup besar dan mempunyai daya pembiasaan dan perkembangan yang cukup baik pada kondisi pemeliharaan sapi rakyat. Usaha pembibitan sapi potong lokal kurang diminati alasannya secara ekonomi kurang menguntungkan.

Untuk itu pembibitan sapi potong lokal di masa mendatang sanggup dilakukan dengan memajukan perjuangan pembibitan sapi rakyat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas bibit penghasil bakalan, sehingga sanggup meningkatkan pendapatan perjuangan pembibitan.

CARA PEMILIHAN BIBIT SAPI PO YANG BAIK
Pemilihan bibit sapi untuk perjuangan penggemukan sapi potong harus memenuhi persyaratan umum dan khusus.
Persyaratan umum ialah sebagai berikut :

1. Bakalan sapi untuk penggemukan berasal dari sapi lokal ataupun persilangan;

2. Sapi bakalan berumur satu hingga dua tahun, dengan berat 100 - 150 kg untuk sapi lokal dan 250 - 350 kg untuk sapi persilangan;

3. Sapi harus bebas dari penyakit menular ibarat penyakit ekspresi dan kuku, ngorok, rinderpest, brucellosis (keluron), anthrax (radang limpa), dan blue tangue (lidah biru);

4. Selain bebas dari penyakit menular juga bebas dari cacat fisik, yaitu untuk sapi bibit betina harus bebas cacat alat reproduksi, tidak mempunyai ambing absurd dan tidak menawarkan tanda-tanda kemajiran, sedangkan untuk sapi jantan harus bebas dari cacat alat kelamin dan mempunyai kualitas dan kuantitas semen yang baik serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik; 

5. Usaha peternakan sapi potong yang mengadakan aktivitas pembibitan wajib mengikuti petunjuk, pengarah, serta pengawasan dari instansi yang berwenang.
Persyaratan khusus untuk bibit sapi potong harus memenuhi persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Persyaratan kualitatif bibit sapi ialah :

1. Warna bulku putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata berwarna hitam;
2. Badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek;
3. Tanduk pendek
Sedangkan persyaratan kuantitatif bibit sapi PO ialah sebagai berikut :

1. Bibit sapi PO betina
a. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I ialah 143 cm, sapi kelas II = 137 cm dan sapi kelas III = 135 cm;
#Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I ialah 116 cm, bibit sapi kelas II = 113 cm dan bibit sapi kelas III ialah 111 cm;
# Panjang tubuh minimum bibit sapi kelas I ialah 123 cm, bibit sapi kelas II ialah 117 cm dan bibit sapi kelas III ialah 115 cm
b. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I ialah 153 cm, sapi kelas II = 139 cm dan sapi kelas III = 134 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I ialah 126 cm, bibit sapi kelas II = 121 cm dan bibit sapi kelas III ialah 119 cm;
# Panjang tubuh minimum bibit sapi kelas I ialah 135 cm, bibit sapi kelas II ialah 127 cm dan bibit sapi kelas III ialah 125 cm

2. Sapi bibit PO jantan
c. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I ialah 151 cm, sapi kelas II = 141 cm dan sapi kelas III = 138 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I ialah 127 cm, bibit sapi kelas II = 125 cm dan bibit sapi kelas III ialah 124 cm;
# Panjang tubuh minimum bibit sapi kelas I ialah 139 cm, bibit sapi kelas II ialah 133 cm dan bibit sapi kelas III ialah 130 cm
d. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I ialah 180 cm, sapi kelas II = 161 cm dan sapi kelas III = 154 cm;
#  Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I ialah 136 cm, bibit sapi kelas II = 131 cm dan bibit sapi kelas III ialah 130 cm;
# Panjang tubuh minimum bibit sapi kelas I ialah 145 cm, bibit sapi kelas II ialah 138 cm dan bibit sapi kelas III ialah 135 cm.

CARA MENENTUKAN UMUR SAPI PO MELALUI PENGUKURAN LINGKAR DADA, TINGGI PUNDAK DAN PAJANG BADAN
1. Pengukuran umur dilakukan dengan dua cara yaitu menurut catatan kelahiran dan menurut pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur menurut gigi seri permanen ditunjukkan dengan adanya (a) pergantian gigi seri permanen 1 (satu) pasang dengan istilah Po-el 
1, maka asumsi umur bibit sapi 1,5 - 2 tahun, (b) pergantian gigi seri permanen 2 (dua) pasang dengan istilah Po-el 2, maka asumsi umur bibit sapi ialah 2 - 3 tahun dan (c) pergantian gigi seri permanen 3 (tiga) pasang dengan istilah Po-el 3, maka asumsi umur bibit sapi ialah 3 - 3,5 tahun;

2. Pengukuran lingkar pundak dilakukan dengan cara melingkarkan pita ukur pada bab dada di belakang pundak yang dinyatakan dengan cm; 

3. Pengukuran tinggi pundak dilakukan dengan mengukur jarak tegak lurus dari tanah hingga dengan pundak gumba di belakang punuk, dinyatakan dalam cm, memakai alat ukur yang sudah ditera;

4. Pengukuran panjang tubuh dilakukan dengan mengukur jarak dari bongkol bahu/scapula hingga ujung panggul (procesus spinus), dinyatakan dalam cm.



Sumber http://peuyeumcipatat.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Sapi Ongole"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel