✔ Cara Budidaya Ayam Pelung
Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat).
Budidaya Ayam Pelung:
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan tepat, yang meliputi antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan, Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi sangkar & vaksinasi berkala).
Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibididayakan secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi melestarikan dan berbagi ayam pelung dengan tidak harus merusak atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti mempunyai banyak sekali keunggulan.
Ayam pelung mempunyai sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya tampak menonjol. Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan mempunyai Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi konkret dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger tersebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan sampaumur mempunyai bobot tubuh berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg.
Nama ayam pelung umumnya masih belum banyak dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. kecuali masyarakat Cianjur dan Sukabumi lantaran ayam pelung berasal dari tempat tersebut. berdasarkan para pakar pelung, keberadaan ayam pelung sudah dikenal lebih dari satu abad. Ayam pelung ini banyak dikenal oleh masyarakat sekitar kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Mungkin, anda bertanya-tanya bahu-membahu apa keistimewaan ayam pelung?. Ayam pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang hingga hingga kini ini masih banyak dipelihara sebagai binatang kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi.
Keistimewaan ayam ini yakni bunyi kokok nya yang panjang dan merdu. berdasarkan pakar ayam pelung, kata pelung berasal dari kata melewung (basa sunda) yang artinya yakni bunyi besar yang mengalun panjang dan menggema. Ayam mahir pelung jikalau sudah berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan ada yang hingga menyentuh tanah.
Konon awalnya Ayam pelung Berasal dari salah satu kampung di Kecamatan Warung kondang yang terletak di kaki Gunung Gede. Pada tahun 1850, Mama Djarkasih pada suatu malam bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana. Dalam mimipinya Mama Djarkasih diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat mengambil seekor ayam, saat pergi ke ladang untuk bercocok tanam, dia melihat seekor anak ayam yang berbulu jarang.
Teringat pada mimpinya dia membawanya pulang ayam tersebut. Setelah ayam itu besar, temyata berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu. kemudian Mama Djarkasih menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung.
Bagi masyarakat Cianjur kokokan Ayam Pelung digunakan sebagai membuktikan bahwa waktu untuk shalat subuh sudah tiba. Ada juga sebagian penduduk yang mempercayai bahwa memelihara Ayam Pelung sanggup mendatangkan rezeki, ketentraman, dan kebahagiaan hidup, tentu jikalau Ayam Pelung tersebut dirawat dengan baik.
Maka dari itu Ayam Pelung menjadi ciri khas tempat Cianjur yang dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu binatang unggul orisinil Indonesia. Ayam Pelung mempunyai tiga sifat genetik, yaitu bunyi berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam pelung ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan sampaumur dan tingginya antara 40 hingga 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan hingga kini sebutan tersebut masih sering dipakai.
Kontes Dan Bursa Ayam Pelung
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam mahir pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan kini ini hampir semua aspek sudah mendapat evaluasi dalam suatu kontes : kontes bunyi khusus untuk mahir ayam pelung, kontes penampilan, bobot tubuh dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik bunyi dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam hingga ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), hingga kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes).
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam mahir pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan kini ini hampir semua aspek sudah mendapat evaluasi dalam suatu kontes : kontes bunyi khusus untuk mahir ayam pelung, kontes penampilan, bobot tubuh dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik bunyi dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam hingga ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), hingga kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes).
Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas lantaran pada umumnya mendapat bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan suplemen pengetahuan ihwal segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar.
Kongkur biasanya diadakan antara bulan April hingga Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian evaluasi mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara.
Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini yakni bunyi berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan bunyi berkokoknya yang begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan bunyi yang panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya,
Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di tempat pedesaan di Cianjur. Untuk mendapat bibit ayam ini bisa tiba ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapat ayam pelung yang sudah menghasilkan bunyi bagus, Anda harus merogoh kocek tidak mengecewakan besar, lantaran harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor.
Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu hingga 800 ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan menyayangi keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.
Memilih bibit ayam pelung yang bagus
Dalam pembudidayaan ayam pelung, permasalahan yang sering ditemui yakni penyediaan bibit ayam pelung unggul. Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan luarnya, juga seleksi ayam pelung yang berbasis konsep pemuliaan ternak, sehingga diperoleh bibit unggul, yang pada gilirannya sanggup meningkatkan produktivitas ternak. Ciri-ciri hibrida ayam pelung, yaitu:
#.Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, contohnya kaki utuh dan leher lurus
#.Otot gempal dan kuat,terutama dibagian paha dan dada.Tulangnya juga kuat
#.Susunan bulu teratur, saling menghimpit dan tampak mengkilat.Kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang baik pula.
#. Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
#. Gerakannya gesit yaitu gampang berontak bila dipegang.
#.Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
#.Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah,kepala tampak kokoh, paruhpendek, tajam dan kuat.
#. Jarak ujung tulang dada dengan dubur berjarak minimal tiga jari tangan.
Cara merawat ayam pelung
Cara memelihara ayam pelung bahu-membahu tidak berbeda dengan ayam kampong lainnya, hanya saja ayam pelung yang diperlukan kualitas suaranya, maka diperlukan perawatan khusus semoga diperoleh bunyi yang bagus.
cara yang pertama yakni harus dikasih makan yang bergizi terutamanya di kasih jagung yang sudah di lembutkan +beras merah , jangan lupa tiap pagi dan sore harus di bimbing pernapasanya dengan cara rutin olahraga, tak lupa juga dikasih lauk pauknya menyerupai ikan, belut, kodok sawah dan lain lain semoga tubuhnya kuat.
Jenis penyakit ayam pelung
Ayam Pelung termasuk jenis unggas yang tahan terhadap penyakit. Tetapi tidak berarti bahwa ayam Pelung tidak sanggup diserang oleh penyakit.
a. Tetelo (New Castle Desease:ND)
Penyakit tetelo (New Castle Desease:ND)merupakan penyakit ayam yang sangat berbahaya dan sulit ditanggulangi. Penularannya sanggup melalui banyak sekali media, antara lain : Kontak eksklusif antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Tempat makan dan minum yang kurang bersih, sehingga gampang ditempeli oleh virus penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan masakan ayam. Tingkat simpulan hidup jawaban penyakit ini sangat tinggi, sekitar 10-100%.
b. Pilek (snot)
Penyebab penyakit ini yakni basil (Hemophilus galiarum). Penularannya sanggup melalui banyak sekali media, antara lain :Kontak eksklusif antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Melalui udara, debu, masakan dan alat-alat dalam sangkar yang kurang bersih; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan masakan ayam. Tingkat simpulan hidup yang disebabkan oleh penyakit ini juga sangat tinggi.
c. Berak darah (Coccidiocis)
Berak darah (Coccidiocis) sanggup menyerang ayam segala umur. Penularannya sanggup terjadi melalui : binatang lain (seperti tikus, burung, ayam liar yang masuk kedalam kandang dan telah membawa bibit penyakit atau empat makan dan minum yang kurang bersih.
d. Sesak napas
Sesak napas penyebabnya yakni basil (Mycroplasma gallisepticum). Penyakit ini menyerang alat-alat pernapasan, sehingga ayam kesulitan untuk bernapas.
e. Berak Kapur
Berak kapur disebabkan oleh basil (Salmonella pullorum). Penyakit ini lebih suka menyerang anak ayam dan ayam dara. Penularannya melalui : Telur; Kontak eksklusif antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; peralatan penetasan dan peralatan-peralatan sangkar yang kurang bersih.
2. Cara Menanggulangi Penyakit
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan penyakit, peternak harus segera mengakaratina ayam yang dicurigai sakit, dukungan obat sesuai gejala, melarang atau membatasi tamu yang masuk ke kompleks peternakan. Disamping itu kebersihan peralatan kandang, menyerupai tempat pakan dan minum serta keadaan sangkar harus selalu diperhatikan.
Analisa Usaha Ayam Pelung
Modal yang diperlukan di budidaya ayam pelung umumnya tidak terlalu besar. Pengeluaran tertinggi yakni di pembelian bibit.
Investasi sangkar Rp 2.000.000
Pembelian bibit jantan
Rp 1.000.000
Pembelian bibit betina
Rp 250.000
Biaya pakan dalam satu tahun
Rp 2.500.000
Pengeluaran lain-lain Rp 500.000
Total Rp 6.250.000
Pendapatan
Dari satu indukan jantan dan betina bisa bertelur sebanyak 10 – 15 butir telur dalam 2 bulan dengan penetasan sekitar 80%. Harga anak ayam mempunyai kelipatan per bulan.
12 ekor anak ayam umur
3 bulan x Rp 200.000
= Rp 2.400.000
Dalam satu tahun ayam pelung
bisa 6 kali bertelur.
Rp 2.400.000 x 6 =
Rp 14.400.000
Rp 14.400.000 – Rp 6.250.000
Keuntungan pertahun = Rp 8.150.000
Modal yang diperlukan di budidaya ayam pelung umumnya tidak terlalu besar. Pengeluaran tertinggi yakni di pembelian bibit.
Investasi sangkar Rp 2.000.000
Pembelian bibit jantan
Rp 1.000.000
Pembelian bibit betina
Rp 250.000
Biaya pakan dalam satu tahun
Rp 2.500.000
Pengeluaran lain-lain Rp 500.000
Total Rp 6.250.000
Pendapatan
Dari satu indukan jantan dan betina bisa bertelur sebanyak 10 – 15 butir telur dalam 2 bulan dengan penetasan sekitar 80%. Harga anak ayam mempunyai kelipatan per bulan.
12 ekor anak ayam umur
3 bulan x Rp 200.000
= Rp 2.400.000
Dalam satu tahun ayam pelung
bisa 6 kali bertelur.
Rp 2.400.000 x 6 =
Rp 14.400.000
Rp 14.400.000 – Rp 6.250.000
Keuntungan pertahun = Rp 8.150.000
0 Response to "✔ Cara Budidaya Ayam Pelung"
Posting Komentar