iklan

Persiapan Dan Biaya Pra-Studi Di Jerman (Kursus Bahasa – Studienkolleg – Visa)


Halo semua!

Studi di Jerman merupakan keinginan dari banyak orang, termasuk bagi para pelajar Indonesia. Jerman mempunyai kualitas dan fasilitas yang sangat baik di bidang pendidikan dan penelitiannya. Oleh lantaran itu, negara ini menjadi salah satu destinasi kuliah paling favorit bagi para pelajar dari seluruh penjuru dunia.

Kuliah di Jerman membutuhkan usaha yang sangat besar, baik dari tenaga, waktu, dan uang. Banyak orang awam yang menyampaikan bahwa sekolah di Jerman itu gratis. Sebenarnya pernyataan ini tidak sepenuhnya benar lantaran biaya yang perlu dikeluarkan selama proses persiapan pun tidak sedikit. Iya benar bahwa berbagai agenda beasiswa untuk tingkat master (S2) dan doktoral (S3). Namun, untuk tingkat sarjana (S1) sangat jarang institusi yang memperlihatkan beasiswa, kemungkinannya bahkan sangat rendah. Jika dilihat dari uang kuliah, biayanya memang jauh lebih murah dari Universitas di Indonesia, yaitu sekitar 0 € - 500 € per semester atau setara dengan 0 IDR - 8.250.000 IDR (kurs 1 € = 16.500 IDR), kecuali negara belahan Baden-Württemberg dan Bayern yang sudah mewajibkan biaya sebesar 1.500 € per semester untuk Ausländer (warga asing). Uang kuliah ini sudah meliputi kemudahan dan transportasi selama satu semester, diskon makan di Mensa (kantin kampus), perpustakaan, dan museum. Namun, kita dilarang melupakan biaya hidup di Jerman yang terbilang cukup mahal dan bisa mencapai 2-5 kali biaya hidup di Jakarta, ya tergantung contoh hidup masing-masing juga sih.

Kali ini saya ingin menyebarkan pengalaman dan rincian biaya selama masa persiapan atau pra-studi untuk kuliah di Jerman. Ingat, ini rincian biaya menurut pengalamanku loh ya, bisa jadi ada yang lebih murah atau lebih mahal dari yang biasanya.


Kursus Bahasa Jerman

Untuk kuliah di Jerman, para pelamar wajib mempunyai tingkat kemampuan minimum Bahasa Jerman setara B1, bahkan ada beberapa Studienkolleg yang mewajibkan B2. Oleh lantaran itu, jikalau kalian benar-benar niat untuk kuliah di Jerman, sebaiknya berguru bahasa Jerman sedini mungkin dan jangan ditunda-tunda lantaran Bahasa Jerman merupakan bahasa yang cukup sulit dan mempunyai banyak Grammatik yang membingungkan.

Pilihan daerah kursus ada banyak. Ada yang privat dan ada forum resmi, salah satunya yakni Goethe-Institut. Dulu sih saya berguru sendiri di rumah dari tingkat A1-B1, maklum untuk menghemat biaya. Sehabis pulang dari IESO (bagi kalian yang belum tau, kalian bisa membaca pengalamanku ketika mengikuti IESO di sini), kira-kira pertengahan September, saya berguru Bahasa Jerman sendiri di rumah dari A1-B1, ya kira-kira membutuhkan waktu sekitar 3 bulan lebih dikit. Aku berguru menggunakan beberapa buku, untuk A1: Themen Neu 1 dan Studio D A1; untuk A2: Themen Aktuell 2; dan untuk B1: Themen Aktuell 3. Selain itu saya juga menonton Chanell-Youtube berbahasa Jerman, menyerupai EasyGerman, freeGermanlessons, Peter Heinrich, HalloDeutschschule, Deutsch lernen mit DW, LanguageSheep, dan Learn German with Anja. Untuk melatih mendengar, saya cukup sering mendengarkan lagu-lagu Jerman. Sebenarnya saya ada banyak E-book untuk berguru Bahasa Jerman, tetapi lantaran alasan hak cipta saya tidak akan menguploadnya di blog ini. Oya sehabis B1 selesai, saya memutuskan untuk kursus B2 di Goethe-Institut Jakarta.

Jika kalian telah mempunyai kemampuan Bahasa Jerman, maka kalian sanggup mengikuti Einstufungstest atau tes penempatan. Untuk mengikuti tes penempatan ini, kalian sanggup pribadi tiba ke Goethe-Institut dan mengambil antrian khusus. Tes ini meliputi tes lesen (membaca) dan hören (mendengar) yang berupa pilihan ganda, tes schreiben (menulis), dan tes sprechen (berbicara).
   Einstufungstest : 300.000 IDR (Januari 2018)
Hasil Einstufungstest B2
Bagi yang ingin kursus di Goethe-Institut, berikut ini link detailnya.
Aku mengambil kelas superintensif selama sekitar 2,5 bulan. Berikut ini yakni rincian biaya selama saya kursus di Goethe-Institut:
   Kursus : 8.700.000 IDR (B2-Superintensif – Januari 2018)
   Tambahan : 300.000 IDR (karena kelas kurang dari 12 orang)
   Buku : 720.000 IDR (Aspekte Neu B1+) + 560.000 IDR (Aspekte Neu B2)

Untuk menandakan tingkat kemampuan Bahasa Jerman, kalian wajib mengikuti ujian untuk mendapatkan akta bahasa. Kalian tidak wajib untuk mengikuti ujian ini di tiap jenjang kok. Sertifikat bahasa yang sanggup diterima oleh sekolah tinggi tinggi Jerman hanya akta yang dikeluarkan oleh Goethe-Institut dan telc (tidak ada di Indonesia). Jangan lupa, akta minimal yang wajib kalian miliki untuk masuk Studienkolleg yakni B1. Saranku sih, mending kalian usahain sanggup B2 lantaran lebih banyak kemungkinan dan peluang mendapatkan Zulassung (undangan). Untuk B1, sistem ujiannya yakni per modul. Apabila kalian tidak lulus di salah satu modul, contohnya mendengar, maka kalian akan mengikuti ujian perbaikan khusus di modul yang kalian tidak lulus, yaitu mendengar. Berbeda dengan B2 yang lebih ketat. Apabila kalian tidak lulus di salah satu bagian, maka kalian wajib mengulang semuanya. Nah pastinya kalian akan dikenakan biaya lagi dong. Maka dari itu kalian harus persiapan ekstra biar pribadi lulus sehingga sanggup menghemat biaya.

Setelah beberapa minggu, kalian akan mendapatkan informasi apakah kalian lulus atau tidak. Apabila lulus, jangan lupa untuk minta ratifikasi sertifikatnya yaa, biayanya 50.000 IDR per lembar. Pastikan jumlah legalisasinya cukup untuk mendaftar Studienkolleg, Universitas, dan pengajuan Visa. Waktu itu saya meminta 15 lembar.
   Ujian B2 : 1.800.000 IDR (Maret 2018)
   Legalisasi Sertifikat : 750.000 IDR (15 lembar)
Sertifikat B2 Goethe-Institut
Jadi, total pengeluaran untuk kursus bahasa Jerman beserta ujian dan legalisasinya sekitar 13.130.000 IDR. Ini tergolong murah lantaran saya berguru sendiri selama jenjang A1-B1. Bagi yang ingin kursus dari jenjang paling dasar, niscaya akan mengeluarkan biaya yang lebih besar, belum lagi kalau kalian gagal ujian sertifikatnya. Persiapkan diri sebaik mungkin ya, lantaran bahasa yakni dasar dari kalian melaksanakan acara di Jerman kelak.

Penerjemahan Dokumen-Dokumen

Untuk keperluan registrasi dan pengajuan visa, kalian perlu menerjemahkan semua dokumen ke dalam Bahasa Jerman. Kalian harus menerjemahkan dokumen ini di penerjemah tersumpah. Apabila kalian menerjemahkan dokumen ini di penerjemah tidak tersumpah, maka kalian wajib melaksanakan ratifikasi kembali di kedutaan dan perlu membayar biaya tambahan. Daftar penerjemah tersumpah sanggup kalian lihat di link ini.

Dokumen-dokumen yang perlu diterjemahkan adalah:
1.      Akte kelahiran (bagi yang belum berumur 18 tahun)
2.      Ijazah (2 halaman bolak-balik)
3.      Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional / SKHUN (2 halaman bolak-balik)
4.      Rapot kelas 12 Ganjil-Genap Sekolah Menengan Atas (2 halaman – yang ada nilainya saja)

Dulu saya menerjemahkan dokumen-dokumen ini di Ibu Dwi Nugraeni Soemarsono. Ibunya sangat ramah dan biayanya lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan penerjemah tersumpah lainnya. Kalian sanggup menghubungi dia di nomor (021) 736 3110 atau 0812 1287 4114. Setelah kalian menghubungi beliau, kalian sanggup mengirimkan berkasnya ke alamat dia di Jl. Kesehatan V No. 12 Bintaro, Jakarta Selatan 12330 via JNE, TIKI, kantor pos, atau ojek online. Setelah sekitar seminggu (atau bahkan sebulan, tergantung kesibukan dia dan banyaknya pesanan), kalian akan ditelpon oleh beliau. Namun lantaran dia sudah cukup berumur, kita harus mengambil dokumen tersebut ke rumahnya langsung. Berikut ini rincian biayanya (Maret 2018):
* Biaya per halaman terjemahan 160.000 IDR (termasuk gratis 2 set legalisasi) dan biaya ratifikasi per halaman 20.000 IDR
   Penerjemahan : 1.120.000 IDR (7 halaman)
   Legalisasi : 1.820.000 IDR (7 halaman, 13 set)

Jadi, total pengeluaran untuk proses penerjemahan yakni 2.940.000 IDR. Aku mendapatkan 15 set ratifikasi di mana 8 set dipakai untuk mendaftar Studienkolleg dan 2 set untuk pengajuan visa, kemudian sisanya dipakai untuk mendaftar Universitas di kemudian hari.

Pendaftaran Studienkolleg

Nah sebelum kalian bisa kuliah di Jerman, kalian harus melaksanakan penyetaraan Sekolah Menengan Atas di Studienkolleg. Hal ini disebabkan lantaran sistem wajib berguru di Indonesia yakni 12 tahun, sedangkan di Jerman yakni 13 tahun. Studienkolleg dibagi menjadi beberapa kelas pendalaman, menyerupai T-Kurs untuk teknik dan ilmu alam non biologi, M-Kurs untuk kedokteran dan ilmu yang bekerjasama dengan biologi, W-Kurs untuk ekonomi dan manajemen, dan G-Kurs untuk sastra dan filsafat. Kalian akan berguru di Studienkolleg selama 1 tahun. Apabila kalian tidak lulus di tahun pertama, maka kalian harus mengulang lagi 1 semester. Apabila kalian hingga 2 tahun tidak kunjung lulus, maka kalian akan dideportasi ke Indonesia. Untuk kini ini, saya hanya akan merinci biaya registrasi dan usang „penantian“ untuk mendapatkan Zulassung (undangan). Cara dan proses registrasi Studienkolleg secara detail saya akan bahas di post lainnya ya, so keep in touch yaa..

Pendaftaran Studienkolleg bermacam-macam. Kita bisa mendaftar secara pribadi (direkt) atau melalui biro resmi Uni-assist. Berdasarkan pengalamanku, mendaftar pribadi memang lebih yummy dan responsnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan Uni-assist, tetapi kelemahannya ya kita perlu mengeluarkan biaya embel-embel untuk mengirim via pos ke masing-masing Studienkolleg. Sedangkan kalau mendaftar melalui Uni-assist, kita perlu mengeluarkan biaya registrasi yang tidak murah dan responsnya terbilang cukup usang lantaran membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan, bahkan bisa 2-3 bulan. Walau begitu, kita hanya cukup mengirimkan 1 set dokumen ke Uni-assist, tidak perlu mengirimkan ke masing-masing Studienkolleg. Berikut ini yakni rinciannya:

Pendaftaran via online pribadi (direkt)
1.          TU Darmstadt – online dan kirim – dikirim 10 April 2018 – 691.200 IDR (DHL) – diterima 12 April 2018 – Zulassung: 20 April 2018 via online (8 hari)
2.          FSU Jena – online dan kirim –  dikirim 12 April 2018 – 691.200 IDR (DHL) – diterima 16 April 2018 – Zulassung: 17 April 2018 via online (1 hari)
3.          Uni-Göttingen – full online – 15 April 2018 bayar registrasi 40 € (700.000 IDR) – uang diterima 18 April 2018 – Zulassung: 27 April 2018 via online (9 hari)

Pendaftaran via pos pribadi (direkt)
1.          HS Kaiserslautern – dikirim 17 April 2018 – 581.700  IDR (DHL) – diterima 20 April 2018 – Zulassung: 25 Mei 2018 via pos (35 hari)
2.          HS Köthen-Anhalt – dikirim 17 April 2018 – 581.700 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung: 4 Mei 2018 via online (15 hari) dan pos (sebulan kemudian)
3.          ÖSW Bochum – dikirim 17 April 2018 – 581.700 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung: 23 Mei 2018 via pos (34 hari)

Pendaftaran via Uni-assist
Uni-assist yakni semacam biro resmi yang menghubungkan kita dengan pihak universitas. Kalian akan dikenakan biaya sebesar 75 € per Uni pertama dan 30 € per Uni berikutnya. Karena saya mendaftar ke dua Uni, maka biayanya yakni 75 € + 30 € = 105 €.
Uni-assist tahap 1 – online – 15 April 2018 bayar registrasi 105 € (1.837.500 IDR) – uang diterima 19 April 2018
Uni-assist tahap 2 – dikirim 17 April 2018 – 581.000 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung sementara: 12 Mei 2018 via online (23 hari) dan pos (58 hari)
TU Freiberg – Zulassung: 24 Mei 2018 via online (35 hari) dan pos (70 hari)
Uni-Halle – Zulassung: 9 Juli 2018 via pos (57 hari)

Karena waktu pembayaran, pengiriman, dan penantian Zulassung membutuhkan waktu yang cukup lama, lebih baik jikalau kalian mendaftar jauh-jauh hari sebelum Bewerbungsfrist atau batas selesai pendaftarannya. Semakin cepat kalian mendapatkan Zulassung, maka kalian sanggup lebih cepat mengurus Deutsche-Bank dan kemudian mengurus visa studi. Total biaya untuk mendaftar ke 8 Studienkolleg tersebut yakni 5.547.400 IDR.

Membuka Rekening Deutsche Bank

Setelah kalian mendapatkan Zulassung, kalian bisa mengajukan pembukaan rekening. Pembukaan rekening Jerman ini bisa dilakukan melalui Deutsche Bank, Fintiba, atau X-Patrio. Ada banyak plus-minus dari ketiga penyedia jasa keuangan ini. Untuk persyaratan lengkapnya kalian bisa d0wnl0ad di sini dan untuk formulirnya bisa d0wnl0ad di sini. Karena saya menggunakan jasa Deutsche Bank, maka saya akan membahas mekanisme pembukaan rekening di Deutsche Bank.

Syarat utama untuk pembukaan rekening yakni adanya tabungan minimal setara 8.640 € yang mengendap selama minimal 3 bulan di bank. Saranku kalian pribadi nabung dalam bentuk Euro untuk mencegah naik-turunnya nilai tukar rupiah-euro yang terkadang tidak terduga. Soalnya pas zamanku tuh Euro melonjak dari 15.800 IDR menuju nyaris 17.000 IDR hanya dalam beberapa bulan saja. Okei, kini kalian harus meminta rekening koran (account statement) selama 3 bulan terakhir di bank kalian (lebih baik berbahasa Inggris, tapi pas itu saya pakai Bahasa Indonesia masih diterima kok). Selain rekening koran, kalian juga harus meminta surat acuan bank (bank reference). Ini gratis kok, walau ada beberapa bank yang meminta biaya tambahan. Untuk surat acuan bank, kalian perlu menunggu kira-kira 1 hari atau bahkan seminggu, tergantung bank masing-masing (aku sih 3 hari). Nah kalau surat acuan bank ini wajib dalam Bahasa Inggris (Jerman juga boleh, tapi jarang ada bank yang mau kasi dalam Bahasa Jerman), kira-kira isinya begini (paragraf pertama diisi oleh bank dan paragraf kedua atas ajakan kita):

As per written request of NAMA PEMILIK REKENING (boleh orang renta atau saudara kalian kok), this letter serves to inform that the Customer has maintained account(s) with us since TANGGAL PEMBUKAAN REKENING. The balance of the account(s) is ___ IDR equivalent to ___ EUR.

The letter and the information contained herein is submitted to you upon the request of the Customer to fulfill the requirement to open Blocked Account in Deutsche Bank of his son MR. FRANSISKUS LITANI SANTOSO (aku pake rekening papaku).

Setelah kalian sanggup rekening koran dan surat acuan bank, kalian harus menunggu Zulassung kalian. Nah sesudah itu kalian sanggup mengisi form pembukaan rekening di sini. Setelah data terisi lengkap, kalian bisa bawa dokumen-dokumen lengkap kalian (jangan lupa fotokopi paspor yang ada data diri kalian dan belahan belakang paspor serta bawa paspor aslinya) ke kedutaan Jerman. Nanti kalian ngga perlu ikut antrian visa kok, ketika di lokasi kalian tinggal bilang ke satpamnya kalau kalian ingin membuka rekening Deutsche Bank, nanti kalian akan diarahkan ke belahan konsulat Jerman. Nantinya dokumen-dokumen kalian akan dikirimkan oleh pihak kedutaan ke Deutsche Bank. Oya, formulirnya JANGAN kalian tanda tangani di rumah ya, pihak konsulat ingin melihat pribadi pas kalian tanda tanganin formulirnya

Biayanya yakni 30 € (510.000 IDR) untuk keperluan ratifikasi dokumen dan 400.000 IDR untuk pengiriman, sehingga totalnya yakni 910.000 IDR. Setelah seminggu kemudian (atau bisa sebulan), kalian akan mendapatkan email dari Deutsche Bank apakah persyaratan kalian lengkap atau bahkan bisa ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan. Kalau permohonan pengajuan rekeningmu diterima, maka kau akan mendapatkan Kontonummer (nomor rekening) dan IBAN (nomor internasional). Setelah kalian mendapatkan itu, kalian harus mentransfer uang sejumlah minimal 8.640 € ke rekening gres kalian. Lebih baik jikalau kalian mengirimkan lebih dari jumlah minimum. Nanti sesudah seminggu atau lebih (tergantung bank pengirim kalian), kalian akan mendapatkan bukti penerimaan uang dari Deutsche Bank. Nah sesudah kalian sanggup bukti penerimaan uang (Geldeingangbestätigung), kalian sanggup mengajukan permohonan visa studi di kedutaan.

Asuransi Sementara

Sebenarnya ini bukan persyaratan wajib dari kedutaan Jerman, tetapi beberapa pihak imigrasi Jerman ada yang meminta asuransi sementara untuk syarat pengajuan visa. Oleh lantaran itu, pihak kedutaan Jerman pun menyarankan biar kalian punya asuransi sementara selama 3 bulan. Syarat dari asuransi sementara yang perlu kalian miliki yakni meliputi tanggungan 3 bulan pertama kalian di Jerman (90 hari) dengan jumlah tanggungan minimal 50.000 $.

Ada banyak penyedia jasa asuransi resmi yang diakui oleh Jerman dan kalian bisa lihat di sini. Aku sudah membandingkan semua penyedia jasa asuransi dan kesudahannya saya menentukan New Travel Safe dari  ACA Asuransi. Biaya preminya yakni 109.50 $ (1.533.766 IDR) untuk meliputi 93 hari dengan tanggungan 50.000 $.

Mengajukan dan Membuat Visa Studi Jerman

Tahapan terakhir sebelum kalian berangkat ke Jerman yakni mengajukan atau apply Visa. Sebelum kalian mengajukan permohonan pembuatan Visa, pastikan dahulu bahwa dokumen-dokumen kalian sudah lengkap. Berikut ini yakni ceklist dari syarat pembuatan Visa Studi Jerman:

Dokumen
Jumlah
Keterangan
Formulir permohonan
2
Pernyataan UU ijin tinggal
2
Pasfoto
3
Ukuran 3,5 x 4,5   keterangan tambahan
Paspor
2 + asli
Setidaknya masih berlaku 1 tahun dan ada sisa min. 3 halaman
Polis asuransi kesehatan
2 + asli
Tidak wajib, tetapi sebaiknya ada (90 hari)
Daftar riwayat hidup (CV)
2
Berbentuk tabel dan dalam Bahasa Jerman
Geldeingangbestätigung
2
Deutsche Bank, Fintiba, X-Patrio, atau mempunyai keluarga di Jerman
Zulassung
2
Surat pemberitahuan terakhir Uni-assist juga bisa digunakan
Ijazah
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
SKHUN
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
Rapor kelas 3 SMA
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
Surat motivasi
2
Jelaskan mengapa studi di Jerman, jurusan apa, dan Uni mana
Bukti korespondensi
2
E-mail kalian dengan Stk. atau Uni. atau Uni-assist
Sertifikat B. Jerman
2
Minimal B1
Akta lahir
2 + asli
Bagi yang belum 18+
Surat persetujuan orang tua
2 + asli
Bagi yang belum 18+

Ceklist visa nasional: d0wnl0ad
Kelengkapan ceklist visa studi: d0wnl0ad
Kelengkapan ceklist visa kursus bahasa: d0wnl0ad

Setelah dokumen kalian lengkap, buatlah perjanjian atau Termin di web Kedutaan Besar Jerman. Buatlah perjanjian jauh-jauh hari lantaran biasanya selalu penuh. Apabila kalian ingin membatalkan perjanjian, tolong batalkan melalui link yang dikirimkan ke kalian, lantaran kalian bisa kena blacklist tanggapan tidak memberi kabar kalau kalian batal menciptakan perjanjian Visa.

Setelah hari-H, kalian datanglah ke Kedutaan Jerman. Usahakan tiba 30 menit sebelum agenda kalian untuk menghindari suatu yang jelek terjadi. Nantinya kalian akan diarahkan oleh satpam kedutaan dan menunggu sesuai dengan agenda kalian. Setelah itu kalian akan melalui daerah pemeriksaan, jadi usahakan jangan bawa barang banyak-banyak untuk mempercepat investigasi lantaran pemeriksaannya pun cukup ketat.

Nanti kalian akan diarahkan lagi oleh petugasnya dan ditanya nama kalian. Lalu kalian urutkan dokumen-dokumen kalian sesuai dengan yang tertera di dinding kedutaan. Oyaa, jangan lupa bawa pulpen yaa, lantaran kedutaan tidak menyediakan pulpen. Tunggulah hingga nama kalian dipanggil. Kemudian kalian akan diwawancarai oleh petugas kedutaan. Jawabnya harus yang serius yah, jangan bercanda dan mengada-ada lantaran petugas kedutaan berhak menolak permohonan Visa kalian. Eits, jangan lupa senyum yaa.

Setelah sukses dalam pengajuan Visa, kalian perlu bersabar dan menunggu sekitar 6-8 ahad (tergantung kesibukan imigrasi di Jerman dan kelengkapan dokumen kalian). Lama banget kann, makanya kalian harus bikin visa jauh-jauh hari sebelum kalian berangkat ke Jerman. Aku bikinnya terlalu mepet lantaran uang tabunganku kurang :( Aku terpaksa membatalkan 4 Aufnahmeprüfung di Stk. Darmstadt, Stk. Kaiserslautern, Stk. ÖSW Bochum, dan Stk. Köthen-Anhalt. Meski begitu, Tuhan tetap bantu saya dan saya hanya perlu menunggu Visaku selama 32 hari (+ 4 minggu).

Biaya untuk permohonan Visa yakni 60 € untuk remaja dan 30 € untuk anak di bawah 18 tahun. Namun waktu itu (Mei 2018) saya terkena biaya 75 € atau setara 1.220.000 IDR. Pastikan uang kalian cukup dan bawa uang kecil juga.


Jadi, ini semua yakni tahapan yang perlu kalian lakukan di Indonesia sebelum kalian melanjutkan studi di Jerman. Nahh, ga “gratis” kan kalau mau kuliah di Jerman. Sebelum kalian berangkat aja butuh modal yang cukup besar. Rincian biaya ini menurut pengalamanku lohh yaa, jadi tiap orang niscaya berbeda-beda tergantung waktu dan cara masing-masing. Kurs IDR-EUR yang dipakai dalam tulisanku inipun merentang dari 16.200 IDR hingga 17.000 IDR per 1 €. Semangat ya buat kalian yang ingin mengejar mimpi kalian hingga ke Jerman. Dulu akupun harus bekerja keras dan nyambi kerja sekitar 1 tahun lebih untuk menutup segala kekurangan biaya. Gaada yang tidak mungkin kok jikalau kalian serius mengejar mimpi kalian, Tuhan niscaya akan bukakan jalan buat kalian.


Kita tahu sekarang, bahwa TUHAN turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang menyayangi DIA, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana TUHAN“ – Roma 8:28


Perjuangan meraih asa.

Sumber http://frsantoso.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Persiapan Dan Biaya Pra-Studi Di Jerman (Kursus Bahasa – Studienkolleg – Visa)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel