√ Misteri Pulau Buton, Pulau Anggun Nan Misterius Di Sulawesi
Pulau Buton dikenal dengan produksi aspalnya. Walaupun dikenal sebagai kawasan untuk memproduksi aspal, Pulau Buton mempunyai daya tarik tersendiri, yakni berupa panorama pantainya. Selain itu, di sekitar Pulau Buton juga terdapat pulau-pulau kecil yang menjadi kawasan wisata. Singkatnya, Pulau Buton yang anggun ini memang sangat worth untuk dikunjungi.
Di balik kecantikan Pulau Buton, ternyata ada beberapa cerita misterius yang menaungi pulau ini. Salah satu misteri Pulau Buton yang paling populer yakni keberadaan lubang misterius yang konon katanya terhubung ke Ka’bah.
Nah, untuk mengetahui sejumlah misteri lainnya di Pulau Buton, Bacaterus akan mengajak Anda menggali lebih dalam lagi seputar misteri Pulau Buton secara lebih lengkap.
Lubang Misterius di Masjid Keraton Buton
Dari luar bangunan Masjid Keraton Buton nampak sederhana dan biasa saja. Masjid ini mengusung fondasi dari kerikil dan tidak ada ornamen atau arsitektur megah yang mempercantiknya. Namun, siapa sangka kalau di dalam masjid ini terdapat lubang misterius yang menjadi salah satu misteri Pulau Buton yang paling terkenal.
Dikisahkan bahwa dahulu kala, ketika perang panjang terjadi di Buton, tiba-tiba terdengar bunyi bedug dan adzan dari sebuah lubang. Padahal, pada ketika itu tidak ada masjid yang berdiri di sekitar itu. Lambat laun masyarakat menyadari bahwa bunyi bedug dan adzan berasal dari lubang. Masyarakat percaya bahwa bunyi tersebut berasal dari Ka’Bah yang berada di Mekkah, Arab Saudi.
Di tahun 1712, Sultan Buton yang ke-19, yaitu Sultan Sakiudin Darul Alam, alhasil membangun masjid di atas lubang tersebut. Setelah dibangun masjid, salah satu imam masjid yang sanggup mempunyai indera keenam menyampaikan ia sanggup melihat insiden di Masjidil Haram Mekkah. Hal tersebut tentu menambah kekhusukan umat ketika menjalani shalat lima waktu di Masjid Keraton Buton.
Akan tetapi, di tahun 1970 lubang mistik di dalam masjid telah ditutup dengan semen. Keputusan ini dilakukan oleh persetujuan tokoh watak dan imam masjid alasannya yakni sudah banyak masyarakat yang memakai lubang tersebut untuk meminta sesuatu. Mereka khawatir kalau masyarakat menjadi murtad atau selingkuh Tuhan alasannya yakni tergantung pada lubang tersebut.
Konon, lubang mistik yang sudah ditutup ini posisinya berada di bawah sajadah imam. Walaupun lubang mistik di Masjid Keraton Buton sudah ditutup dengan semen, tetapi masih banyak wisatawan yang tiba kemari untuk mengunjungi salah satu masjid bersejarah ini.
Naga Hijau di Pulau Buton
Kalau berkunjung ke Kota Bau-bau, Pulau Buton, Anda niscaya melihat sebuah ikon patung naga yang cukup besar. Namun, ada yang asing dengan patung naga hijau ini alasannya yakni yang telihat hanya kepingan tubuh dan kepalanya saja, lantas di mana ekor naga yang populer panjang?
Usut punya usut, patung ekor naga diletakkan dengan jarak 5 KM dari patung kepalanya. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa perut naga tertanam di dalam tanah Kota Bau-bau, Pulau Buton.
Pembuatan patung naga hijau ini sebetulnya merupakan sebuah simbol yang membuktikan hubungan kerjasama antara Kesultanan Buton dan Imperium Cina di masa lalu. Keberadaan patung ini membuktikan bahwa Bangsa Cina sudah hadir di Pulau Buton semenjak jaman kerajaan.
Meskipun sudah terang maksud pembuatan patung naga ini, tetapi ada misteri Pulau Buton yang berkaitan dengan naga hijau. Mitos penampakan naga hijau di Pulau Buton ini memang tidak terlalu santer terdengar di zaman modern menyerupai ini.
Akan tetapi, dahulu beberapa orang pernah melihat naga hijau besar yang terbang melintas di Buton. Entah benar atau tidak, konon orang-orang yang pernah melihat naga tersebut meninggal beberapa hari setelahnya.
Kisah La Ode Wuna
La Ode Wuna yakni makhluk dengan wujud mengerikan yang dipercaya sebagai penjaga Pulau Buton dan sekitarnya. Kisah perihal La Ode Wuna ini menjadi misteri Pulau Buton yang populer di kalangan warga setempat.
Meskipun mempunyai wujud yang mengerikan, La Ode Wuna ini sebetulnya anak seorang raja yang mempunyai gelar Omputusangia. Dikisahkan bahwa sang raja yang tinggal di Pulau Muna, pulau yang letaknya tidak jauh dari Buton, telah menikah dengan istrinya selama 70 tahun tapi tidak mempunyai anak.
Omputusangia yakni pemimpin yang baik dan mengabdikan dirinya untuk kerajaan, tetapi hal tersebut membuatnya lupa untuk mempunyai keturunan.
Suatu malam, Omputusangia merenung dan berpikir betapa hampa kehidupan pernikahannya tanpa kehadiran buah hati. Apalagi sang raja membutuhkan keturunan yang akan menjadi penerusnya. Bersamaan dengan problem tersebut, muncul seorang saudagar dari Arab yang berjulukan Saidhi Raba. Kehadiran Saidhi Raba di Muna bermaksud untuk berbagi pemikiran Islam.
Saidhi Raba ternyata bukan seorang saudagar biasa. Ia merupakan orang sakti yang tiba ke Pulau Muna dengan terbang melalui udara. Kabar perihal kesaktian Saidhi Raba hingga ke pendengaran Omputusangia sehingga raja tersebut memerintahkan anak buahnya untuk memanggil saudagar itu.
Akan tetapi, Saidhi Raba menolak panggilan raja karena di kawasan tinggal raja terdapat banyak babi. Raja memang memelihara babi. Mendengar hal tersebut, Omputusangia melepaskan semua babi-babinya dan memanggil Saidhi Raba untuk kedua kalinya. Kali ini, Saidhi Raba pun menyanggupi seruan raja dan tiba ke istana.
Untuk menguji kesaktian Saidhi Raba, Omputusangia meminta saudagar itu untuk membaca isi hatinya. Saidhi Raba pun mengungkapkan bahwa isi hati sang raja yakni mempunyai keturunan. Pada ketika itu, Saidhi Raba memanjatkan doa kepada Allah untuk memperlihatkan anak pada istri raja yang mandul.
Setelah beberapa hari berlalu, tak ada gejala bahwa impian raja terkabul. Raja pun mulai mencurigai kesaktian Saidhi Raba, tetapi raja itu tetap berdoa biar istrinya yang sudah renta itu sanggup hamil.
Akhirnya, doa tersebut terkabul dan istri raja mengandung. Sebelum meninggalkan Pulau Muna, Saidhi Raba memperingatkan Omputusangia bahwa bayi yang berada di perut istrinya yakni roh yang diberikan oleh Tuhan dengan terpaksa karena istrinya sudah sangat renta untuk mengandung.
Saat istri Omputusangia melahirkan, ternyata ucapan Saidhi Raba benar, anak tersebut lahir dengan wujud yang mengerikan, yakni separuh tubuhnya insan dan separuhnya lagi menyerupai ular. Anak itu diberi nama La Ode Wuna. Karena malu, raja menyembunyikan La Ode Wuna ketika ada tamu-tamu penting yang tiba ke istana.
15 tahun berlalu, La Ode Wuna tumbuh menjadi seorang cukup umur pria. Walaupun tubuhnya berbeda dari insan kebanyakan, impian biologisnya tetap sama. Ia mulai sering menarik hati gadis-gadis di lingkungan istana.
Bahkan, La Ode Wuna mengungkapkan keinginannya kepada sang raja untuk mempunyai kekasih. Kontan sang raja menolak impian anaknya dan justru mengasingkan anaknya di Unggumora dengan bekal 44 butir telur dan 44 buah ketupat.
Genap 40 hari di pengasingan, La Ode Wuna pun terbang ke langit-langit dengan tubuhnya yang bersinar. Sampai kini masyarakat setempat percaya bahwa La Ode Wuna masih hidup dan menjadi penjaga Pulau Muna dan Buton. Namun, ada mitos yang menyampaikan bahwa kalau insan berpapasan dengan La Ode Wuna, maka insan tersebut sanggup mati.
Demikian sejumlah misteri Pulau Buton yang menarik untuk dibahas. Pulau yang mungkin belum banyak dieksplor oleh wisatawan ini sebetulnya melupakan pulau yang kaya. Pulau Buton mempunyai kandungan aspal alam sebanyak 3,8 milyar ton yang artinya Indonesia sanggup memperoleh laba hingga 2.301 triliun rupiah dari hasil aspal tersebut.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ Misteri Pulau Buton, Pulau Anggun Nan Misterius Di Sulawesi"
Posting Komentar